Bab 4: Kencan Pertama dan Terakhir

Usai bermain ice skating, Victor membawa Seruni menonton film, dilanjut dengan makan malam di sebuah restoran cepat saji yang juga berada di mall itu. Terakhir, mereka berada di rooftop sebuah gedung pencakar langit, untuk menutup hari paling menyenangkan itu. Hari itu mereka membayar tunai semua hal yang selama ini tak pernah mereka lakukan.

"Vic, ayo pulang. Ini udah malem. Gimana kalau kita kekunci di sini?" Ajak Seruni.

"Gak akan, Babe. Kita aman mau pulang jam berapa juga."

"Jangan bilang gedung ini punya ayah kamu juga." Tebak Seruni.

Victor tersenyum penuh arti. Ia mendekat pada Seruni dan memeluk Seruni dari arah belakang.

"Victor... Nanti kalau ada yang lihat gimana?" Seruni salah tingkah.

"Emang kita ngapain, Babe. Kita cuma pelukan kayak gini. Di sini anginnya kenceng. Kamu pasti kedinginan."

Seruni pun membiarkannya. Pelukan itu memang membuat tubuhnya yang sedikit kedinginan menjadi hangat.

"Babe..."

"Hm?" Sahut Seruni dengan gumaman.

"Kamu yakin kita bisa LDR-an?"

Hati Seruni terasa tercubit mendengar pertanyaan itu. Victor sampai sekarang belum mengetahui mengenai kesepakatan yang dilakukan oleh Seruni dengan Emran, yang diwakili oleh Sean. Victor masih berpikir bahwa mereka akan tetap berpacaran, hanya saja mereka akan dipisahkan oleh jarak.

Mata Seruni mulai memanas. "Kita... pasti bisa. Selama ini tiga tahun, kita lebih banyak ngobrol via telepon dan video call daripada ketemu. Semuanya baik-baik aja 'kan?"

"Aku tuh pengennya kita selalu ketemu, ngelakuin semuanya bareng-bareng. Ngedate kayak gini kapanpun kita mau. Kapan coba kita bisa kayak gini lagi? Kayaknya ada aja ya rintangan buat kita?" Keluh Victor.

"Kan aku udah bilang dari awal, kita tuh beda sama orang lain. Semuanya bakal kerasa lebih sulit buat kita. Tapi kamu maksa mau kita tetep pacaran."

Victor memajukan sedikit bibirnya dan menyatukan kedua alis tebalnya. "Jadi kamu nyesel kita pacaran?"

Seruni tersenyum gemas. Ia melepaskan tangan Victor yang melingkar di perutnya dan berbalik menghadap ke arah Victor. Seruni merengkuh tubuh Victor dan memeluknya dengan erat. "Aku gak nyesel. Aku seneng banget karena kita punya perasaan yang sama."

Victor sedikit terhenyak, pasalnya tak pernah Seruni melakukan inisiatif seperti ini. Selama ini saat bertemu, Seruni selalu menjaga sikapnya. Ia tak pernah membiarkan Victor lebih dari memegang tangannya. Perlahan Victor membalas pelukan itu. "Kok, tiba-tiba kamu meluk aku kayak gini sih, Babe? Aku jadi makin males berangkat ke Inggris."

Seruni tak menyahut. Victor malah merasakan basah pada baju seragam yang digunakannya. "Babe?" Dilepaskannya pelukannya untuk memastikan penyebab dari basah di bajunya. Dan benar saja, air mata Seruni yang membuat seragam Victor basah.

Seruni kembali merengkuh tubuh Victor, kini ia terisak cukup keras, membuat Victor khawatir. "Ya ampun. Aku bener-bener gak bisa lihat kamu nangis kayak gini, Sayang." Victor memeluk tubuh Seruni lebih erat lagi.

Dalam hitungan minggu, Seruni harus melepaskan Victor. Seperti janjinya pada Sean, saat acara pesta kelulusan, itu akan menjadi hari terakhir dirinya bertemu dengan Victor sebagai sepasang kekasih. Setelah itu Seruni harus merelakan semuanya.

***

Mobil Victor berhenti di bahu jalan, tepat di depan gang rumah Seruni. Seruni melepaskan sabuk pengamannya. "Makasih ya, kamu udah anter aku pulang."

"Ini impian aku dari dulu, tahu. Aku selalu pengen nganter kamu pulang, tapi kamu selalu gak mau." Gerutunya.

"Abis aku takut orang lain tahu."

"Terus kenapa sekarang kamu ngebiarin aku nganter kamu?"

"Karena sepeda aku 'kan di sekolah. Terus seenggaknya sekali aku pengen dianterin sama kamu."

Victor menatap wajah Seruni yang nampak sedih saat mengatakannya. "Kok, aku ngerasa kamu kayak yang mau pergi?"

"Pergi?" Seruni mengerutkan dahi. "Pergi kemana? Justru kamu yang bakal pergi. Bentar lagi kamu pergi ke Inggris."

"Masih beberapa bulan lagi, Babe. Dua minggu lagi kita prom night, terus kita perpisahan dan nerima ijazah, setelah itu masih ada sekitar dua bulan aku ada di sini. Jadi masih bisa aku anter jemput kamu. Terus nanti juga tiap liburan aku bakal pulang. Kita puas-puasin ketemu sebelum aku balik lagi ke sana. Ya?"

Sekuat tenaga Seruni menahan air matanya agar tidak keluar. Ia merengkuh tubuh Victor karena ternyata air matanya gagal ia bendung dan mengalir ke pipinya, dan Seruni tak ingin Victor melihatnya. Seruni pun segera menyeka air matanya saat ia memeluk Victor.

'Semua itu gak akan bisa terwujud, Victor.' Lirih Seruni dalam hati.

"Ya ampun, Tuan Putri. Aku seneng kamu jadi manja gini sama aku. Dikit-dikit peluk." Ujar Victor sumringah seraya membelai rambut hitam panjang Seruni. "Aku bakal kangen terus sama kamu kalau kayak gini."

Setelah memastikan tak ada air mata yang tersisa di pipinya, Seruni pun menjauh dan menyelami kedua manik Victor yang hangat. "Aku udah pernah bilang belum, kalau aku tuh sayang banget sama kamu, Vic."

"Belum." Victor menggelengkan kepalanya sambil tercengang. "Ini pertama kali kamu bilang gitu."

Seruni tersenyum dan meraih tangan Victor. "Kalau gitu aku mau kasih tahu kamu. Victor, aku sayang banget sama kamu. Selama ini walaupun kita jarang ketemu, kamu sering ngeluh sama sikap aku yang cuek, tapi di hati aku, di pikiran aku, itu selalu penuh sama kamu."

Victor tertawa gemas. "Babe, kamu bikin aku makin bucin tahu gak." Ujarnya salah tingkah. "Kalau gitu, aku juga pengen bilang sesuatu. Seudah aku lulus kuliah, aku bakal balik ke Indonesia. Dan tepat saat itu..."

Victor tak melanjutkan kata-katanya, ia malah menatap Seruni lekat. Seruni pun bertanya, "saat itu apa?"

"Saat aku balik lagi kesini, kita nikah."

Seruni hanya bisa mematung. Bukan rasa bahagia yang muncul di hatinya, justru rasa perih yang semakin menjalar.

Victor tertawa. "Mungkin kecepetan aku ngomong gitu. Terus rasanya masih jauh banget, tapi aku pengen kamu tahu kalau aku serius sama kamu, Babe. Bagi aku, kamu adalah yang pertama dan terakhir."

Air mata Seruni pun lolos begitu saja. Ia tak bisa menahannya.

"Ya ampun, kamu sampai terharu gini." Victor menyeka air mata di pipi Seruni dengan ibu jarinya. "Pokoknya, itu janji aku sama kamu. Dan aku pastikan aku akan tepatin janji aku."

***

Keesokan paginya Seruni bersama sang ibu membereskan kue-kue yang akan dijualnya ke dalam etalase gerobak.

"Maaf ya, Bu. Kemarin aku pulang malam dan gak bantu ibu bikin kue."

"Gak apa-apa, Runi. Ibu 'kan udah bilang kemarin malam. Ibu malah merasa bersalah, seharusnya kamu punya banyak waktu buat diri kamu sendiri di masa-masa remaja kamu ini. Tapi kamu malah sibuk bantu ibu setiap hari." Keluh Erna merasa bersalah.

"Gak apa-apa, Bu. Runi janji suatu hari Runi bakal dapet kerja yang gajinya besar. Jadi kita bisa segera lunasin hutang dan kita gak perlu cape-cape lagi kayak gini."

"Ibu hanya bisa mengaminkan, Nak. Semoga ada rejekinya. Kamu bisa dapetin beasiswa seperti yang kamu mau."

"Aamiin. Doa ibu pasti dikabulkan, Bu."

Tiba-tiba seorang pria yang Seruni kenal datang. Ia berdiri di depan pagar rumah. "Selamat pagi." Sapanya.

"Pak Sean..." Perasaan Seruni langsung tidak enak.

"Selamat pagi. Cari siapa ya?" Sahut Erna seraya mendekat pada pria itu dan membukakan pintu.

Kemudian mereka kini sudah berada di ruang tamu. Sean dan Seruni duduk saling hadapan, dan Erna berada diantara mereka.

"Saya kesini untuk menyampaikan pesan dari Pak Emran."

"Pak Emran? Pak Emran siapa ya?" Erna kebingungan, ia menatap pada Sean dan Seruni bergantian.

Seruni meremas kedua tangannya dengan gelisah.

"Pak Emran ingin kamu pergi hari ini juga ke tempat yang sudah ditentukannya."

Terpopuler

Comments

Erni Fitriana

Erni Fitriana

horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler

2024-06-07

1

Asep Saepudin

Asep Saepudin

pak emran benar2 keterlaluan,sabar seruni..

2024-04-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!