5. Polyphonic

[REVISI]

.

.

.

"Ini ponselnya, Mas." Qiana menyerahkan ponsel dan kantong plastik warna hitam kepada Chandra.

"Apa ini?"

"Celana dalam." bisik Qiana dengan malu-malu.

"Memangnya kamu tahu ukuran ku?" tanya Chandra yang tidak habis pikir dengan istri kecilnya yang membelikannya celana dalam.

"Kira-kira saja, Mas." Chandra hanya tersenyum melihat sikap istri kecilnya yang menundukkan kepalanya.

Sebenarnya, Qiana mengira-ngira tinggi badan Chandra sebagai gambaran untuk pedagang underwear. Dari gambaran Qiana, pedagang underwear menyarankan untuk mengambil ukuran L. Jadi, Qiana tidak sepenuhnya berbohong, tetapi ia juga tidak berani mengungkapkan kebenarannya karena malu. Merasa suaminya hanya diam, Qiana segera pamit untuk memasak.

"Kabur dia." gumam Chandra yang membawa kantong kresek ke dalam kamar.

Di dalam kantong plastik yang diberikan Qiana tidak hanya berisi celana dalam, ada celana pendek dan kaos oblong serta kemeja dan celana bahan. Chandra terkesan dengan pilihan sang istri. Ukurannya pas untuknya dan warnanya juga sesuai seleranya. Ada pula charger type C untuk ponselnya. Yang menjadi pertanyaannya sekarang ini adalah uang yang digunakan Qiana untuk belanja.

Setelah Qiana pergi bekerja pagi ini, Chandra yang di rumah sendiri merasa bosan tidak ada kegiatan. Ponsel pun di bawa Qiana untuk diisi daya. Ia memutuskan untuk membersihkan rumput yang ada samping-samping rumah Qiana. Rumah yang terletak di antara danau dan tanah pertanian itu sangat asri, tetapi karena rumput ilalang yang tinggi di samping rumah membuatnya terlihat tidak terawat. Ia pun membersihkan rumput dengan alat seadanya yang ia temukan di dapur, sampai adik Qiana, Afifah pulang sekolah.

"Mas sedang apa?"

"Jangan banyak tanya, mending bantu-bantu sini."

"Tidak mau. Gatal!" Afifah pun berlari masuk ke dalam rumah.

Tetapi tak lama kemudian, Afifah kembali dengan membawa segelas es teh ditangannya yang kemudian ia letakkan di sebelah Chandra. Tanpa sungkan Chandra segera meminum es teh tersebut setelah mengucapkan terima kasih. Es teh di hari yang panas ini memang sangat pas.

Afifah tidak beranjak dari sana, dengan alasan berteduh di bawah pohon kersen ia justru menemani kakak iparnya sampai selesai. Ketika Chandra selesai menumpuk semua rumput yang telah ia potong, ia pun duduk di sebelah Afifah yang asyik memainkan game di ponselnya. Iseng-iseng, Chandra membuka percakapan untuk mencari tahu tentang Qiana dari Afifah. Afifah pun bercerita tentang kakak perempuan yang paling ia takuti.

“Mbak Qiana itu pendiam dan jutek di mata orang lain. Tapi kalau sama aku, Mbak Qiana itu super galak! Aku salah sedikit saja, diomeli habis-habisan sama Mbak Qiana.” Jelas Afifah.

“Apa kamu tidak diomeli, Ibu?” tanya Chandra yang mencoba menyinggung Ibu Ningsih.

“Tidak. Ibu tidak pernah mengomeliku. Mbak Qiana yang sering buat Ibu marah dan mengomel.” ucap Afifah dengan bangga.

“Apa yang membuat Ibu mengomeli, Qiana?” Chandra semakin penasaran.

Afifah menjawab, entah itu karena kakaknya pulang telat, tidak memasak atau bersih-bersih, membantah dan lain-lain. Jika sang Ibu sudah mengomel, kakaknya hanya akan diam dan menangis diam-diam di malam hari.

"Begitu kah kehidupan istri kecilku selama ini?" batin Chandra miris.

Dan dari penuturan Afifah, kakaknya bisa sekolah sampai SMK karena mendapatkan beasiswa dan kakak pertama mereka yang membantu uang pendaftaran. Sedangkan sekolahnya sekarang adalah hasil dari kakaknya bekerja dan sang ibu yang terkadang membawa dagangan ke pasar. Selama kakaknya bekerja, gaji sang kakak akan diserahkan kepada sang Ibu setengahnya dan sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan ongkos transportasi bekerja.

Mendengar penuturan Afifah tersebut, Chandra tidak percaya jika uang 600 ribu bisa digunakan selama sebulan. Dilihat dari masakan yang disajikan Qiana beberapa kali, setidaknya dalam sebulan pengeluarannya akan tembus 1 juta. Bagaimana cara Qiana menghematnya? Dan barang-barang yang dibelikan untuknya tidak kurang dari 300 ribu.

"Nanti saja aku tanyakan, sekarang aku harus mengabari Mamak terlebih dahulu." gumam Chandra yang kemudian menyalakan ponselnya.

Beberapa notifikasi serempak masuk ke dalam ponselnya, termasuk debit dari rekeningnya senilai 5,6 juta. Ia tahu jika itu adalah pembayaran resign istrinya sehingga ia mengabaikannya.

"Ngapuntene, Mak. Aku isih ning Rembang. Aku nemu jodoh ning kene,dadi urung iso mulih."

(Maaf Mak, aku masih ada di kota Rembang. Aku menemukan jodoh disini, jadi belum bisa pulang.)

"Iyo, Mak. Nek urusan bojo ku ning kene wis bar, secepete aku balik. Cuti ku juga kari wolung dino meneh."

(Iya, Mak. Setelah urusan istri ku selesai, aku akan segera pulang. Lagipula cutiku hanya tersisa 8 hari lagi.)

Chandra menutup panggilannya bersama Mamak, bertepatan dengan Qiana yang masuk ke dalam kamar mengantarkan kopi dan sepiring pisang goreng. Inilah kesempatan Chandra.

"Tunggu Dek. Duduk sini dulu." Qiana menurut dan duduk disamping Chandra.

"Masukkan nomor ponselmu, agar aku bisa menghubungimu sewaktu-waktu."

Qiana menurut dan memasukkan nomor ponselnya di kontak suaminya. Tetapi ketika Chandra melakukan panggilan ke nomor Qiana, ia dibuat terkejut dengan ponsel Qiana. Perempuan seumur Qiana yang bahkan sudah bekerja, mengapa ponselnya kalah canggih dengan ponsel yang dimiliki Afifah, adiknya. Jaman sekarang, yang menggunakan ponsel polyphonic hanyalah para orang tua yang buta teknologi.

"Aku punya banyak PR rupanya." batin Chandra.

"Kenapa Mas?" tanya Qiana heran dengan diamnya Chandra.

"Tidak. Besok kita jalan-jalan ke kota bagaimana?" tanya Chandra mengalihkan pikirannya.

"Boleh, Mas. Tidak apa-apa kan kalau naik angkutan umum?" tanya Qiana ragu.

"Apa tidak ada penyewaan motor?" Bukan Chandra tidak mau menggunakan bus. Jika ingin jalan-jalan, menggunakan bus itu tidak efisien seperti menggunakan motor.

"Coba aku tanya teman ku dulu, Mas."

Qiana menghubungi seseorang dengan ponselnya. Setelah beberapa menit, Qiana menganggukkan ke arah Chandra dan mengakhiri teleponnya. Lalu mengatakan kepada Chandra jika mereka bisa menggunakan motor temannya yang saat ini bekerja di pulau Kalimantan. Qiana pamit ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan Chandra merebahkan tubuhnya sambil menyusun rencana untuk besok.

Terlebih dahulu, ia mencari wahana wisata, tempat makan, dan tempat belanja di sekitar kota Rembang dan rute yang harus ia lalui melalui aplikasi Map. Tak lupa membuat catatan apa saja yang harus ia beli untuk Qiana besok. Tidak seperti Jogja yang mempunyai Mall atau Pasar Beringharjo, Rembang hanya memiliki satu pasar kota. Jika membawa Qiana ke pasar, tidak menutup kemungkinan Qiana akan menawar harga yang ditawarkan oleh pedagang karena sudah familiar. Chandra akhirnya memutuskan untuk menandai beberapa toko rekomendasi aplikasi pencarian.

Qiana yang sedang mencuci pakaian di kamar mandi, dihampiri oleh Ibu Ningsih yang mengatakan jika uang yang diberikan Qiana minggu kemarin sudah habis untuk membeli dagangan. Tetapi dagangan tidak bisa langsung dijual karena Ibu Ningsih membeli pisang yang masih ada di pohon. Menurut beliau, sekitar 2 minggu lagi baru bisa dipanen.

"Nopo boten rugi, Bu?" tanya Qiana khawatir.

(Apa tidak rugi, Bu?)

"Kuwe ngerti opo? Justru nek tuku saiki, ora ono nek bakal ngerebut."

(Kamu tahu apa tentang dagangan? Justru kalau di beli sekarang, tidak akan ada berani merebut.)

Ya. Semakin hari, orang yang terjun menjadi pedagang seperti Ibu Ningsih semakin banyak dan bersaing. Ibu Ningsih yang tidak memiliki alat transportasi sendiri, menjadi kalah cepat dengan mereka yang memilikinya. Keputusan beliau untuk membeli pisang di pohon pun menjadi pilihan agar ketika waktunya panen, beliau tinggal menyewa ojek untuk mengambilnya.

“Regi pisang boten saget dados patokan, Bu. Menawi mangke regi pisang anjlok, njenengan saget rugi.” Qiana mencoba memberi pengertian.

(Harga pisang tidak stabil, Bu. Misalkan nanti harga pisang anjlok, Ibu akan rugi.)

“Wes tho, ra sah ngurusi. Arep rugi arep untung, urusan mburi.”

(Sudahlah, tidak usah ikut campur. Mau itu rugi atau untung, urusan belakangan.)

Sejak SMP, Qiana sudah ikut membantu Ibu Ningsih menjual dagangan ke pasar. Pisang, kelapa, jagung, ayam, atau apa pun itu akan di bawa ke pasar pukul 02.00 pagi. Sampai pasar, jika beruntung akan mendapatkan pembeli yang memborong semuanya, jika tidak maka mereka akan menjual eceran sampai habis. Jika tidak habis, Qiana akan pulang terlebih dahulu setelah adzan subuh. Sedangkan Ibu Ningsih bisa sampai pukul 09.00 baru sampai rumah.

"Membantah pun percuma." batin Qiana.

Qiana pun mengatakan jika dirinya masih memiliki uang, nanti setelah selesai mencuci Qiana akan memberikannya kepada sang ibu. Segera setelah Qiana selesai bicara, Ibu Ningsih berlalu begitu saja meninggalkan Qiana tanpa repot untuk membantu.

Percakapan Qiana dan Ibu Ningsih tidak sengaja didengarkan oleh Chandra yang kebetulan ingin pergi ke kamar mandi. Chandra hanya bisa menghela nafas melihat istri kecilnya diperlakukan tidak adil oleh ibunya sendiri.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Chandra lagi pede kate sama istri dadakannya

2024-06-06

3

Nabilah

Nabilah

masoh kurang lengkap ka, tb bb goldar /Joyful/

2024-06-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menikah di Bawah Tangan
2 2. Tidur di Lantai
3 3. Chandra
4 4. Resign
5 5. Polyphonic
6 6. Belanja
7 7. Cincin
8 8. Masa Lalu Qiana
9 9. Ibu Ningsih
10 10. Membawanya ke Jogja
11 11. Keluarga Suami
12 12. Tidur Lagi?
13 13. Beringharjo
14 14. Makan Siang
15 15. Malioboro
16 16. Mengobrol Semalaman
17 17. Diamnya Chandra
18 18. Iqbal
19 19. Banyak Saingan
20 20. Tengah Malam
21 21. Melepas Pakaian
22 22. Ditinggal Pergi
23 23. Tanpa Suami
24 24. Melayat
25 25. Belanja dengan Mertua
26 26. Mengurus Surat Nikah
27 27. Isbat Nikah
28 28. Membeli Hadiah
29 29. Memberi Kejutan
30 30. Selamat Ulang Tahun
31 31. Suntik
32 32. Sebelum Hari H
33 33. Acara
34 34. Mengintip
35 35. Bubur Sumsum
36 36. Tuno
37 37. Jujur atau Tidak?
38 38. Jujur atau Tidak? (2)
39 39. Kota Pati
40 40. Menginap
41 41. Seperti Pacaran
42 42. Kunjungan Singkat ke Borobudur
43 43. Kuatkan Aku, Ya Allah..
44 44. Jangan Diambil Hati
45 45. Masih Gagal
46 46. Cincin Pasangan
47 47. Pertama Kali Naik Pesawat
48 48. Menunda Perjalanan
49 49. Titik Pemicu
50 50. Batamu Ading
51 51. Ainun
52 52. Mabuk Perjalanan
53 Maaf
54 53. Respons yang Semestinya
55 Terima kasih
56 54. Sosok Adik
57 55. Training
58 56. Kekhawatiran Chandra
59 57. Siasat
60 58. Tidak Seperti Ini
61 59. Bagaimana Keadaan Istriku?
62 60. Perjanjian
63 61. Takut
64 62. Sudah Memaafkan
65 63. Anak Siapa?
66 64. Persepsi
67 65. Adu Jotos
68 66. Bersalaman
69 67. Alasan Heru
70 68. Siput Tanpa Cangkang
71 69. Hadiah dari Heru
72 70. Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung
73 71. Matikan Lampu
74 72. Konsultasi
75 73. Kesabaran Chandra
76 74. Penampilan Qiana
77 75. Menebak
78 76. Positif, Mas!
79 77. Rasa Sayang Heru
80 78. Mengorek Informasi
81 79. Siring
82 80. Menginap di Rumah Abah
83 81. Keguguran
84 82. Pindahan
85 83. Tanpa Istri
86 84. Demam
87 85. Diminta Pulang
88 86. Sendang Kapit Pancuran.
89 87. Rencana Qiana
90 88. Heru dan Alvin
91 89. Berkeliling
92 90. Mata Air
93 91. Ngajak Gelut!
94 92. Donny
95 93. Parijata
96 94. Merasa Kecewa
97 95. Oleh-oleh?
98 96. Manja dengan Heru
99 97. Seperti Batu?
100 98. Meluapkan Uneg-uneg
101 99. Gerakan Samar
102 Maaf semuanya...
103 100. Merasa Tidak Puas
104 101. Hadiah untuk Simbah
105 102. Uma Kalap
106 103. Qiana di Ingatan Ibu Ningsih
107 104. Rumah Pemberian Abah
108 105. Permintaan Ibu Ningsih
109 106. Pindah ke Rumah Baru
110 107. Hal yang Tidak Terduga
111 108. Ibu Ningsih Murka
112 109. Qiana!
113 110. Rekaman CCTV
114 111. Rahim Diangkat
115 112. Menangislah
116 113. Menjemput Ibu Ningsih
117 114. Dikejutkan Bertubi-tubi
118 115. Serangan Panik
119 116. Chandra Meluap
120 117. Menurunkan Ego
121 118. Tidak Terbiasa
122 119. Qiana Pulang dari Klinik
123 120. Orang tua, Mertua dan Orang tua Angkat
124 121. Aqiqah Ardhan
125 Maaf semuanya..
126 122. Chandra Lupa
127 123. Pantai Batakan
128 124. Orang Tua dan Mertua Akur
129 125. Ending
130 Part Extra 1 - Kabar Duka
131 Part Extra 2 - Mak Comblang
132 Part Extra 3 - Mengungkapkan Masa Lalu
133 Part Extra 4 - Kecelakaan
134 Part Extra 5 - Heru Lucu
135 Part Extra 6 - Beri Aku Waktu
136 Part Extra 7 - Calon Ayah Sambung
137 Part Extra 8 - Hilang!
138 Part Extra 9 - Diamankan
139 Part Extra 10 - Laris Manis
140 Part Extra 11 - Bertanya Ustadz
141 Part Extra 12 - Dipinjam ke Tanjung
142 Part Extra 13 - Sampai Tanjung
143 Part Extra 14 - Obrolan Kolam Renang
144 Part Extra 15 - Menabrak
145 Part Extra 16 - Gara-gara Injector
146 Part Extra 17 - Heru Kembali
147 Part Extra 18 - Yes!
148 Part Extra 19 - Tersenyum Bersama
149 Part Extra 20 - Dipercepat
150 Part Extra 21 - Her..
151 Part Extra 22 - Saling Terbuka
152 Part Extra 23 - Berusaha dan Berani
153 Part Extra 24 - Jalani dulu saja, Kak!
154 Part Extra 25 - Terimakasih Qiana
155 Part Extra 26 - Lega
156 Part Extra 27 - Mengikuti Chandra
157 Part Extra 28 - Kasturi
158 Part Extra 29 - Diganggu Orang Gila
159 Part Extra 30 - Babak Belur
160 Part Extra 31 - Menghapus Jejak
161 Extra Part 32 - Mengumumkan
162 Extra Part 33 - Kabur
163 Part Extra 34 - Resign
164 Part Extra 35 - Pusat Oleh-oleh
165 Part Extra 36 - Kelahiran
166 Part Extra 37 - Ke Rembang
167 Part Extra 38 - Tidak Nyaman
168 Part Extra 39 - Kambing
169 Part Extra 40 - Sabar
170 Part Extra 41 - Acara
171 Part Extra 42 - Melawan Balik
172 Part Extra 43 - Luapan Qiana
173 Part Extra 44 - Siap Bertempur
174 Part Extra 45 - Ditangkis
175 Part Extra 46 - Detail
176 Part Extra 47 - Balai Desa
177 Part Extra 48 - Hasil
178 Part Extra 49 - Maling
179 Part Extra 50 - Jogoboyo
180 Part Extra 51 - Menahan Diri
181 Part Extra 52 - Rujak Ceprot
182 Part Extra 53 - Jalan-jalan
183 Part Extra 54 - Fitri dan Iqbal
184 Part Extra 55 - Plak!
185 Part Extra 56 - Inferior
186 Part Extra 57 - Merasa Kalah
187 Part Extra 58 - Huru-hara
188 Part Extra 59 - Itu Sudah Lama
189 Part Extra 60 - Mengajak Jalan-jalan
190 Part Extra 61 - Ulang Tahun
191 Part Extra 62 - Berkecil Hati
192 Part Extra 63 - Mengulang Pemikiran
193 Part Extra 64 - Meninggikan Suara
194 Part Extra 65 - Tak Sanggup Mendengar
195 Part Extra 66 - Maldives
196 Part Extra 67 - Massa Abnormal
197 Part Extra 68 - Simpul Terurai
198 Part Extra 69 - Melewatkan
199 Part Extra 70 - Alhamdulillah
200 Part Extra Penutup - Hidup Tetap Berlanjut
201 Karya Baru
202 Bonus
203 Promo novel baru
Episodes

Updated 203 Episodes

1
1. Menikah di Bawah Tangan
2
2. Tidur di Lantai
3
3. Chandra
4
4. Resign
5
5. Polyphonic
6
6. Belanja
7
7. Cincin
8
8. Masa Lalu Qiana
9
9. Ibu Ningsih
10
10. Membawanya ke Jogja
11
11. Keluarga Suami
12
12. Tidur Lagi?
13
13. Beringharjo
14
14. Makan Siang
15
15. Malioboro
16
16. Mengobrol Semalaman
17
17. Diamnya Chandra
18
18. Iqbal
19
19. Banyak Saingan
20
20. Tengah Malam
21
21. Melepas Pakaian
22
22. Ditinggal Pergi
23
23. Tanpa Suami
24
24. Melayat
25
25. Belanja dengan Mertua
26
26. Mengurus Surat Nikah
27
27. Isbat Nikah
28
28. Membeli Hadiah
29
29. Memberi Kejutan
30
30. Selamat Ulang Tahun
31
31. Suntik
32
32. Sebelum Hari H
33
33. Acara
34
34. Mengintip
35
35. Bubur Sumsum
36
36. Tuno
37
37. Jujur atau Tidak?
38
38. Jujur atau Tidak? (2)
39
39. Kota Pati
40
40. Menginap
41
41. Seperti Pacaran
42
42. Kunjungan Singkat ke Borobudur
43
43. Kuatkan Aku, Ya Allah..
44
44. Jangan Diambil Hati
45
45. Masih Gagal
46
46. Cincin Pasangan
47
47. Pertama Kali Naik Pesawat
48
48. Menunda Perjalanan
49
49. Titik Pemicu
50
50. Batamu Ading
51
51. Ainun
52
52. Mabuk Perjalanan
53
Maaf
54
53. Respons yang Semestinya
55
Terima kasih
56
54. Sosok Adik
57
55. Training
58
56. Kekhawatiran Chandra
59
57. Siasat
60
58. Tidak Seperti Ini
61
59. Bagaimana Keadaan Istriku?
62
60. Perjanjian
63
61. Takut
64
62. Sudah Memaafkan
65
63. Anak Siapa?
66
64. Persepsi
67
65. Adu Jotos
68
66. Bersalaman
69
67. Alasan Heru
70
68. Siput Tanpa Cangkang
71
69. Hadiah dari Heru
72
70. Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung
73
71. Matikan Lampu
74
72. Konsultasi
75
73. Kesabaran Chandra
76
74. Penampilan Qiana
77
75. Menebak
78
76. Positif, Mas!
79
77. Rasa Sayang Heru
80
78. Mengorek Informasi
81
79. Siring
82
80. Menginap di Rumah Abah
83
81. Keguguran
84
82. Pindahan
85
83. Tanpa Istri
86
84. Demam
87
85. Diminta Pulang
88
86. Sendang Kapit Pancuran.
89
87. Rencana Qiana
90
88. Heru dan Alvin
91
89. Berkeliling
92
90. Mata Air
93
91. Ngajak Gelut!
94
92. Donny
95
93. Parijata
96
94. Merasa Kecewa
97
95. Oleh-oleh?
98
96. Manja dengan Heru
99
97. Seperti Batu?
100
98. Meluapkan Uneg-uneg
101
99. Gerakan Samar
102
Maaf semuanya...
103
100. Merasa Tidak Puas
104
101. Hadiah untuk Simbah
105
102. Uma Kalap
106
103. Qiana di Ingatan Ibu Ningsih
107
104. Rumah Pemberian Abah
108
105. Permintaan Ibu Ningsih
109
106. Pindah ke Rumah Baru
110
107. Hal yang Tidak Terduga
111
108. Ibu Ningsih Murka
112
109. Qiana!
113
110. Rekaman CCTV
114
111. Rahim Diangkat
115
112. Menangislah
116
113. Menjemput Ibu Ningsih
117
114. Dikejutkan Bertubi-tubi
118
115. Serangan Panik
119
116. Chandra Meluap
120
117. Menurunkan Ego
121
118. Tidak Terbiasa
122
119. Qiana Pulang dari Klinik
123
120. Orang tua, Mertua dan Orang tua Angkat
124
121. Aqiqah Ardhan
125
Maaf semuanya..
126
122. Chandra Lupa
127
123. Pantai Batakan
128
124. Orang Tua dan Mertua Akur
129
125. Ending
130
Part Extra 1 - Kabar Duka
131
Part Extra 2 - Mak Comblang
132
Part Extra 3 - Mengungkapkan Masa Lalu
133
Part Extra 4 - Kecelakaan
134
Part Extra 5 - Heru Lucu
135
Part Extra 6 - Beri Aku Waktu
136
Part Extra 7 - Calon Ayah Sambung
137
Part Extra 8 - Hilang!
138
Part Extra 9 - Diamankan
139
Part Extra 10 - Laris Manis
140
Part Extra 11 - Bertanya Ustadz
141
Part Extra 12 - Dipinjam ke Tanjung
142
Part Extra 13 - Sampai Tanjung
143
Part Extra 14 - Obrolan Kolam Renang
144
Part Extra 15 - Menabrak
145
Part Extra 16 - Gara-gara Injector
146
Part Extra 17 - Heru Kembali
147
Part Extra 18 - Yes!
148
Part Extra 19 - Tersenyum Bersama
149
Part Extra 20 - Dipercepat
150
Part Extra 21 - Her..
151
Part Extra 22 - Saling Terbuka
152
Part Extra 23 - Berusaha dan Berani
153
Part Extra 24 - Jalani dulu saja, Kak!
154
Part Extra 25 - Terimakasih Qiana
155
Part Extra 26 - Lega
156
Part Extra 27 - Mengikuti Chandra
157
Part Extra 28 - Kasturi
158
Part Extra 29 - Diganggu Orang Gila
159
Part Extra 30 - Babak Belur
160
Part Extra 31 - Menghapus Jejak
161
Extra Part 32 - Mengumumkan
162
Extra Part 33 - Kabur
163
Part Extra 34 - Resign
164
Part Extra 35 - Pusat Oleh-oleh
165
Part Extra 36 - Kelahiran
166
Part Extra 37 - Ke Rembang
167
Part Extra 38 - Tidak Nyaman
168
Part Extra 39 - Kambing
169
Part Extra 40 - Sabar
170
Part Extra 41 - Acara
171
Part Extra 42 - Melawan Balik
172
Part Extra 43 - Luapan Qiana
173
Part Extra 44 - Siap Bertempur
174
Part Extra 45 - Ditangkis
175
Part Extra 46 - Detail
176
Part Extra 47 - Balai Desa
177
Part Extra 48 - Hasil
178
Part Extra 49 - Maling
179
Part Extra 50 - Jogoboyo
180
Part Extra 51 - Menahan Diri
181
Part Extra 52 - Rujak Ceprot
182
Part Extra 53 - Jalan-jalan
183
Part Extra 54 - Fitri dan Iqbal
184
Part Extra 55 - Plak!
185
Part Extra 56 - Inferior
186
Part Extra 57 - Merasa Kalah
187
Part Extra 58 - Huru-hara
188
Part Extra 59 - Itu Sudah Lama
189
Part Extra 60 - Mengajak Jalan-jalan
190
Part Extra 61 - Ulang Tahun
191
Part Extra 62 - Berkecil Hati
192
Part Extra 63 - Mengulang Pemikiran
193
Part Extra 64 - Meninggikan Suara
194
Part Extra 65 - Tak Sanggup Mendengar
195
Part Extra 66 - Maldives
196
Part Extra 67 - Massa Abnormal
197
Part Extra 68 - Simpul Terurai
198
Part Extra 69 - Melewatkan
199
Part Extra 70 - Alhamdulillah
200
Part Extra Penutup - Hidup Tetap Berlanjut
201
Karya Baru
202
Bonus
203
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!