16. Mengobrol Semalaman

[REVISI]

.

.

.

Jika pengantin baru lainnya, mereka menginap di hotel untuk menikmati malam pengantin mereka. Tetapi untuk pasangan Qiana dan Chandra, mereka tidak.

Walaupun awalnya Chandra ada maksud ke arah sana, dengan kondisi Qiana yang masih tak nyaman dengan sentuhan tentu tidak memungkinkan. Ditambah Qiana yang mendapatkan tamu bulanannya, membuat mereka menikmati menginap mereka dengan mengobrol untuk mengenal satu sama lain.

Baik Qiana ataupun Chandra, mereka sama-sama memiliki rahasia yang mereka simpan rapat-rapat. Mereka sama-sama merasa masa lalu biarlah berlalu, masa sekarang yang paling penting bagi mereka untuk menata masa depan. Sehingga keduanya sama-sama tidak mencari tahu masa lalu masing-masing. Hanya saja mungkin masa lalu itu akan terbuka seiring berjalannya waktu.

Keduanya kini sedang merebahkan tubuh mereka. Qiana tidur terlentang, sedangkan Chandra miring ke arah Qiana sambil menggosok lembut perut istri kecilnya. Awalnya Qiana menolak, tetapi setelah dipaksa ia merasa nyaman dengan kehangatan yang dihasilkan dari gosokan tangan suaminya.

"Dek... Kamu pilih rumah kontrakan permanen, semi permanen atau kayu?" tanya Chandra.

"Apa saja, Mas. Yang terpenting akses ke tempat kerja gampang. Tapi, sebenarnya Mas kerja apa?” tanya Qiana yang masih tidak tahu pekerjaan suaminya seperti apa.

“Aku seorang mekanik alat berat di sebuah perusahaan rental alat berat, Dek. Pekerjaanku tidak menetap, jadi setiap beberapa tahun sekali aku akan di mutasi atau dikirim ke cabang lain. Dan sekarang, aku bekerja di Kalimantan Tengah. Di cabang-cabang yang sebelumnya, aku akan menetap di mess karyawan yang disediakan perusahaan penyewa yang ada di area tambang atau “site”. Jika di sana aku bisa melakukan pekerjaanku pulang pergi. Tetapi untuk cabang yang sekarang, aku tidak bisa. Mungkin ada kalanya aku akan pulang pergi dan akan ada kalanya aku akan pergi selama 3 hari, 1 minggu, bahkan 2 minggu baru bisa pulang.” Jelas Chandra.

“Mengapa bisa seperti itu, Mas?”

“Kantor yang sekarang ada di perkotaan, Dek. Dan pekerjaan yang dilakukan sudah pasti di area tambang yang ada di tengah hutan. Untuk ke sana, bisa menghabiskan waktu selama 1 hari penuh atau bahkan 2 hari perjalanan dan untuk perbaikan menyesuaikan tingkat perbaikan yang dilakukan. Jika ringan sehari selesai, jika berat dan menunggu pembelian suku cadang akan membutuhkan waktu lama.”

“Bagaimana makan dan tempat tinggalnya jika seperti itu?”

“Jika di tambang resmi, mereka memberikan akomodasi mess. Tetapi jika tambang tersebut masih berskala kecil atau perorangan yang menyewa, makan saja yang diakomodasi dan kami tidur di dalam mobil.”

“Berbeda dengan Ilham ya, Mas?”

“Jelas beda, sayang. Ilham itu operator, dia bekerja dengan kontraktor. Sedangkan suamimu ini dealer yang menyewakan alat berat ke kontraktor.”

“Jadi, Ilham yang mengoperasikan alat berat, Mas yang memperbaiki alat beratnya?”

“Ya, seperti itu. Nanti ketika aku berada di pelosok, kemungkinan aku tidak bisa dihubungi, Dek.”

“Mengapa?”

“Jika sudah berada di tempat yang jauh, akses sinyal akan sulit, Dek. Aku tidak akan bisa mengabarimu ataupun dihubungi.” Dengan menceritakan pekerjaannya, Chandra berharap istri kecilnya bisa mengerti dan sabar menunggunya jika ia tidak bisa pulang.

"Tak apa, Mas. Aku sudah memutuskan untuk mengikutimu ke mana pun kamu pergi. Maka aku akan menanggung semuanya. Aku tak apa ditinggalkan sendiri, aku bisa jaga diri." Qiana meyakinkan sang suami.

"Tapi apakah yakin kamu mau tinggal bersama Mamak sementara waktu? Jika tidak, kamu bisa kembali ke Rembang dulu, nanti aku jemput ketika cuti."

"Tidak, Mas. Aku tinggal di sini dulu saja. Hitung-hitung aku mengabdi dengan Mamak sebelum mengikuti, Mas."

"Baiklah, tetapi jika kamu berubah pikiran kamu bisa ke sana kapan pun."

“Iya, Mas. Tenang saja.” Qiana meyakinkan suaminya.

Topik pembicaraan pun berganti mengenai kakak Chandra. Ia menceritakan jika hubungannya dengan sang kakak mulai tidak harmonis semenjak sang kakak menikah dan memutuskan untuk meminta istrinya mengenakan cadar. Pandangan sang kakak mengenai Islam berbeda dengan pandangannya. Hal inilah yang membuat hubungan mereka, kakak beradik menjadi tidak sama lagi.

Chandra berpesan, apa pun yang Qiana lakukan nanti sebisa mungkin untuk tidak bersinggungan dengan sang kakak. Takutnya, Qiana akan di kecam karena tidak sama dengan mereka. Tetapi Qiana memastikan dirinya akan bisa membaur dengan mereka dan beradaptasi. Apalagi Mamak menerimanya dengan baik dan selama Qiana membantu bersih-bersih setelah acara kemarin, tidak ada yang aneh dari sikap kakak iparnya.

Chandra bisa tenang meninggalkan Qiana di rumah bersama Mamak. Ia tidak bisa langsung membawanya karena ia masih tinggal di mess perusahaan. Untuk keluar mess, ia perlu mengurus beberapa surat yang menyatakan jika ia membawa keluarganya dan mengganti statusnya yang "single" menjadi status berkeluarga. Belum lagi ia harus mencari kontrakan untuk mereka tinggali nantinya.

Semuanya perlu proses, meskipun sebenarnya ia bisa membawa Qiana dan membuatnya menginap di hotel terlebih dahulu. Tetapi tidak ia lakukan karena pekerjaannya yang tidak menentu. Takutnya saat ia membawa Qiana tanpa persiapan, ia justru harus meninggalkan Qiana sendiri di hotel untuk pergi ke tempat yang jauh.

"Mas, aku boleh tanya?" Chandra menganggukkan kepalanya.

"Apakah Mas masih ada hubungan dengan perempuan? Pacar mungkin?" tanya Qiana ragu.

"Tidak, mengapa?"

"Aku sempat melihat ada foto perempuan di lemari pakaian." cicit Qiana yang takut menyinggung suaminya.

"Astagfirullah. Maaf kan aku, Dek. Aku lupa membersihkannya. Kamu buang saja jika menemukan foto itu nanti."

Qiana sudah menyiapkan mentalnya. Ia yang bersalah karena menikah dengan Chandra secara tiba-tiba tanpa tahu suaminya itu memiliki kekasih atau tidak. Ia pun menguatkan hatinya.

"Mas, jika kamu masih punya hubungan dengan perempuan itu. Kamu bisa mengakhirinya baik-baik, aku akan menunggu."

"Sudah tidak ada hubungan, Dek. Demi Allah." takut Qiana salah paham, akhirnya Chandra pun menceritakan masalah perempuan tersebut.

“Namanya Novi, ketika aku baru saja di pindahkan dari Jakarta ke Banjarmasin. Secara kebetulan aku membantunya mengumpulkan kertas tugasnya yang tercecer karena kantong plastik yang robek. Karena aku merasa pekerjaanku sudah mapan dan penghasilan stabil, aku memutuskan untuk berhubungan dengan serius dengannya yang masih berstatus pelajar. Umur bagiku tidak masalah dan orang tua Novi menyambut baikku kala itu, sehingga aku menyanggupi segala kebutuhannya.” Chandra berhenti sejenak sebelum melanjutkan ceritanya.

“3 tahun aku menjaga, melindungi dan memenuhi semua kebutuhannya. Akan tetapi, ketika lulus ia meminta waktu untuk merasakan dunia kerja. Karena memang dari awal aku tidak menginginkan istri yang bekerja, aku memberikannya waktu selama setahun. Tetapi Novi ingkar di tahun kedua ia bekerja, jadi tidak ada alasan bagiku untuk melanjutkannya karena targetku menikah di umurku yang ke 25. Setelah itu aku ada menyukai rekan kerja di Batulicin karena sifatnya yang tenang ditengah-tengah pekerjaan yang mayoritas laki-laki. Tetapi seiring berjalannya waktu, sifatnya berubah menjadi perempuan yang dekat dengan laki-laki sana-sini.” Chandra mengakhiri cerinya.

“Kamu adalah satu-satunya prioritasku, Dek. Tidak ada perempuan lain!” Chandra meyakinkan istri kecilnya.

Qiana percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya karena selama bercerita, mata Chandra tidak lepas dari pandangannya. Ia bisa melihat tidak ada keraguan di sana, justru Qiana tersentil dibuatnya. Ia masih memiliki ganjalan di hatinya, yaitu Iqbal. Meskipun Qiana tidak menyanggupi perasaan Iqbal, janji yang di ucapkan Iqbal masih berlaku. Entah bagaimana Qiana akan menyelesaikan simpul tersebut.

"Mas..." Qiana mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap ke arah suaminya.

"Ya..."

"Ada sesuatu yang ingin aku ungkapkan." tiba-tiba ponsel Chandra berdering.

Ia pun beranjak dari tempat tidur untuk mengambil ponsel yang ia letakkan di meja samping tempat tidur. Tertera nama "foreman" nya di sana. Ia pun menjawab panggilan tersebut.

Qiana merasa saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengungkapkan masalah Iqbal. Ia pun melihat jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul 11.30 malam dan ia juga sudah merasakan kantuk. Qiana membenarkan selimut dan mengamati suaminya yang sedang berbicara dengan seseorang membahas peralatan yang tidak ia mengerti sampai ia menutup matanya.

Pembicaraan Chandra masih berlangsung lama karena banyak masalah yang perlu ia pecahkan berdasarkan informasi yang diberikan oleh "foreman" tersebut, membuatnya tidak sadar jika istri kecilnya telah terlelap.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Mungkin Chadra kaget

2024-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 1. Menikah di Bawah Tangan
2 2. Tidur di Lantai
3 3. Chandra
4 4. Resign
5 5. Polyphonic
6 6. Belanja
7 7. Cincin
8 8. Masa Lalu Qiana
9 9. Ibu Ningsih
10 10. Membawanya ke Jogja
11 11. Keluarga Suami
12 12. Tidur Lagi?
13 13. Beringharjo
14 14. Makan Siang
15 15. Malioboro
16 16. Mengobrol Semalaman
17 17. Diamnya Chandra
18 18. Iqbal
19 19. Banyak Saingan
20 20. Tengah Malam
21 21. Melepas Pakaian
22 22. Ditinggal Pergi
23 23. Tanpa Suami
24 24. Melayat
25 25. Belanja dengan Mertua
26 26. Mengurus Surat Nikah
27 27. Isbat Nikah
28 28. Membeli Hadiah
29 29. Memberi Kejutan
30 30. Selamat Ulang Tahun
31 31. Suntik
32 32. Sebelum Hari H
33 33. Acara
34 34. Mengintip
35 35. Bubur Sumsum
36 36. Tuno
37 37. Jujur atau Tidak?
38 38. Jujur atau Tidak? (2)
39 39. Kota Pati
40 40. Menginap
41 41. Seperti Pacaran
42 42. Kunjungan Singkat ke Borobudur
43 43. Kuatkan Aku, Ya Allah..
44 44. Jangan Diambil Hati
45 45. Masih Gagal
46 46. Cincin Pasangan
47 47. Pertama Kali Naik Pesawat
48 48. Menunda Perjalanan
49 49. Titik Pemicu
50 50. Batamu Ading
51 51. Ainun
52 52. Mabuk Perjalanan
53 Maaf
54 53. Respons yang Semestinya
55 Terima kasih
56 54. Sosok Adik
57 55. Training
58 56. Kekhawatiran Chandra
59 57. Siasat
60 58. Tidak Seperti Ini
61 59. Bagaimana Keadaan Istriku?
62 60. Perjanjian
63 61. Takut
64 62. Sudah Memaafkan
65 63. Anak Siapa?
66 64. Persepsi
67 65. Adu Jotos
68 66. Bersalaman
69 67. Alasan Heru
70 68. Siput Tanpa Cangkang
71 69. Hadiah dari Heru
72 70. Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung
73 71. Matikan Lampu
74 72. Konsultasi
75 73. Kesabaran Chandra
76 74. Penampilan Qiana
77 75. Menebak
78 76. Positif, Mas!
79 77. Rasa Sayang Heru
80 78. Mengorek Informasi
81 79. Siring
82 80. Menginap di Rumah Abah
83 81. Keguguran
84 82. Pindahan
85 83. Tanpa Istri
86 84. Demam
87 85. Diminta Pulang
88 86. Sendang Kapit Pancuran.
89 87. Rencana Qiana
90 88. Heru dan Alvin
91 89. Berkeliling
92 90. Mata Air
93 91. Ngajak Gelut!
94 92. Donny
95 93. Parijata
96 94. Merasa Kecewa
97 95. Oleh-oleh?
98 96. Manja dengan Heru
99 97. Seperti Batu?
100 98. Meluapkan Uneg-uneg
101 99. Gerakan Samar
102 Maaf semuanya...
103 100. Merasa Tidak Puas
104 101. Hadiah untuk Simbah
105 102. Uma Kalap
106 103. Qiana di Ingatan Ibu Ningsih
107 104. Rumah Pemberian Abah
108 105. Permintaan Ibu Ningsih
109 106. Pindah ke Rumah Baru
110 107. Hal yang Tidak Terduga
111 108. Ibu Ningsih Murka
112 109. Qiana!
113 110. Rekaman CCTV
114 111. Rahim Diangkat
115 112. Menangislah
116 113. Menjemput Ibu Ningsih
117 114. Dikejutkan Bertubi-tubi
118 115. Serangan Panik
119 116. Chandra Meluap
120 117. Menurunkan Ego
121 118. Tidak Terbiasa
122 119. Qiana Pulang dari Klinik
123 120. Orang tua, Mertua dan Orang tua Angkat
124 121. Aqiqah Ardhan
125 Maaf semuanya..
126 122. Chandra Lupa
127 123. Pantai Batakan
128 124. Orang Tua dan Mertua Akur
129 125. Ending
130 Part Extra 1 - Kabar Duka
131 Part Extra 2 - Mak Comblang
132 Part Extra 3 - Mengungkapkan Masa Lalu
133 Part Extra 4 - Kecelakaan
134 Part Extra 5 - Heru Lucu
135 Part Extra 6 - Beri Aku Waktu
136 Part Extra 7 - Calon Ayah Sambung
137 Part Extra 8 - Hilang!
138 Part Extra 9 - Diamankan
139 Part Extra 10 - Laris Manis
140 Part Extra 11 - Bertanya Ustadz
141 Part Extra 12 - Dipinjam ke Tanjung
142 Part Extra 13 - Sampai Tanjung
143 Part Extra 14 - Obrolan Kolam Renang
144 Part Extra 15 - Menabrak
145 Part Extra 16 - Gara-gara Injector
146 Part Extra 17 - Heru Kembali
147 Part Extra 18 - Yes!
148 Part Extra 19 - Tersenyum Bersama
149 Part Extra 20 - Dipercepat
150 Part Extra 21 - Her..
151 Part Extra 22 - Saling Terbuka
152 Part Extra 23 - Berusaha dan Berani
153 Part Extra 24 - Jalani dulu saja, Kak!
154 Part Extra 25 - Terimakasih Qiana
155 Part Extra 26 - Lega
156 Part Extra 27 - Mengikuti Chandra
157 Part Extra 28 - Kasturi
158 Part Extra 29 - Diganggu Orang Gila
159 Part Extra 30 - Babak Belur
160 Part Extra 31 - Menghapus Jejak
161 Extra Part 32 - Mengumumkan
162 Extra Part 33 - Kabur
163 Part Extra 34 - Resign
164 Part Extra 35 - Pusat Oleh-oleh
165 Part Extra 36 - Kelahiran
166 Part Extra 37 - Ke Rembang
167 Part Extra 38 - Tidak Nyaman
168 Part Extra 39 - Kambing
169 Part Extra 40 - Sabar
170 Part Extra 41 - Acara
171 Part Extra 42 - Melawan Balik
172 Part Extra 43 - Luapan Qiana
173 Part Extra 44 - Siap Bertempur
174 Part Extra 45 - Ditangkis
175 Part Extra 46 - Detail
176 Part Extra 47 - Balai Desa
177 Part Extra 48 - Hasil
178 Part Extra 49 - Maling
179 Part Extra 50 - Jogoboyo
180 Part Extra 51 - Menahan Diri
181 Part Extra 52 - Rujak Ceprot
182 Part Extra 53 - Jalan-jalan
183 Part Extra 54 - Fitri dan Iqbal
184 Part Extra 55 - Plak!
185 Part Extra 56 - Inferior
186 Part Extra 57 - Merasa Kalah
187 Part Extra 58 - Huru-hara
188 Part Extra 59 - Itu Sudah Lama
189 Part Extra 60 - Mengajak Jalan-jalan
190 Part Extra 61 - Ulang Tahun
191 Part Extra 62 - Berkecil Hati
192 Part Extra 63 - Mengulang Pemikiran
193 Part Extra 64 - Meninggikan Suara
194 Part Extra 65 - Tak Sanggup Mendengar
195 Part Extra 66 - Maldives
196 Part Extra 67 - Massa Abnormal
197 Part Extra 68 - Simpul Terurai
198 Part Extra 69 - Melewatkan
199 Part Extra 70 - Alhamdulillah
200 Part Extra Penutup - Hidup Tetap Berlanjut
201 Karya Baru
202 Bonus
203 Promo novel baru
Episodes

Updated 203 Episodes

1
1. Menikah di Bawah Tangan
2
2. Tidur di Lantai
3
3. Chandra
4
4. Resign
5
5. Polyphonic
6
6. Belanja
7
7. Cincin
8
8. Masa Lalu Qiana
9
9. Ibu Ningsih
10
10. Membawanya ke Jogja
11
11. Keluarga Suami
12
12. Tidur Lagi?
13
13. Beringharjo
14
14. Makan Siang
15
15. Malioboro
16
16. Mengobrol Semalaman
17
17. Diamnya Chandra
18
18. Iqbal
19
19. Banyak Saingan
20
20. Tengah Malam
21
21. Melepas Pakaian
22
22. Ditinggal Pergi
23
23. Tanpa Suami
24
24. Melayat
25
25. Belanja dengan Mertua
26
26. Mengurus Surat Nikah
27
27. Isbat Nikah
28
28. Membeli Hadiah
29
29. Memberi Kejutan
30
30. Selamat Ulang Tahun
31
31. Suntik
32
32. Sebelum Hari H
33
33. Acara
34
34. Mengintip
35
35. Bubur Sumsum
36
36. Tuno
37
37. Jujur atau Tidak?
38
38. Jujur atau Tidak? (2)
39
39. Kota Pati
40
40. Menginap
41
41. Seperti Pacaran
42
42. Kunjungan Singkat ke Borobudur
43
43. Kuatkan Aku, Ya Allah..
44
44. Jangan Diambil Hati
45
45. Masih Gagal
46
46. Cincin Pasangan
47
47. Pertama Kali Naik Pesawat
48
48. Menunda Perjalanan
49
49. Titik Pemicu
50
50. Batamu Ading
51
51. Ainun
52
52. Mabuk Perjalanan
53
Maaf
54
53. Respons yang Semestinya
55
Terima kasih
56
54. Sosok Adik
57
55. Training
58
56. Kekhawatiran Chandra
59
57. Siasat
60
58. Tidak Seperti Ini
61
59. Bagaimana Keadaan Istriku?
62
60. Perjanjian
63
61. Takut
64
62. Sudah Memaafkan
65
63. Anak Siapa?
66
64. Persepsi
67
65. Adu Jotos
68
66. Bersalaman
69
67. Alasan Heru
70
68. Siput Tanpa Cangkang
71
69. Hadiah dari Heru
72
70. Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung
73
71. Matikan Lampu
74
72. Konsultasi
75
73. Kesabaran Chandra
76
74. Penampilan Qiana
77
75. Menebak
78
76. Positif, Mas!
79
77. Rasa Sayang Heru
80
78. Mengorek Informasi
81
79. Siring
82
80. Menginap di Rumah Abah
83
81. Keguguran
84
82. Pindahan
85
83. Tanpa Istri
86
84. Demam
87
85. Diminta Pulang
88
86. Sendang Kapit Pancuran.
89
87. Rencana Qiana
90
88. Heru dan Alvin
91
89. Berkeliling
92
90. Mata Air
93
91. Ngajak Gelut!
94
92. Donny
95
93. Parijata
96
94. Merasa Kecewa
97
95. Oleh-oleh?
98
96. Manja dengan Heru
99
97. Seperti Batu?
100
98. Meluapkan Uneg-uneg
101
99. Gerakan Samar
102
Maaf semuanya...
103
100. Merasa Tidak Puas
104
101. Hadiah untuk Simbah
105
102. Uma Kalap
106
103. Qiana di Ingatan Ibu Ningsih
107
104. Rumah Pemberian Abah
108
105. Permintaan Ibu Ningsih
109
106. Pindah ke Rumah Baru
110
107. Hal yang Tidak Terduga
111
108. Ibu Ningsih Murka
112
109. Qiana!
113
110. Rekaman CCTV
114
111. Rahim Diangkat
115
112. Menangislah
116
113. Menjemput Ibu Ningsih
117
114. Dikejutkan Bertubi-tubi
118
115. Serangan Panik
119
116. Chandra Meluap
120
117. Menurunkan Ego
121
118. Tidak Terbiasa
122
119. Qiana Pulang dari Klinik
123
120. Orang tua, Mertua dan Orang tua Angkat
124
121. Aqiqah Ardhan
125
Maaf semuanya..
126
122. Chandra Lupa
127
123. Pantai Batakan
128
124. Orang Tua dan Mertua Akur
129
125. Ending
130
Part Extra 1 - Kabar Duka
131
Part Extra 2 - Mak Comblang
132
Part Extra 3 - Mengungkapkan Masa Lalu
133
Part Extra 4 - Kecelakaan
134
Part Extra 5 - Heru Lucu
135
Part Extra 6 - Beri Aku Waktu
136
Part Extra 7 - Calon Ayah Sambung
137
Part Extra 8 - Hilang!
138
Part Extra 9 - Diamankan
139
Part Extra 10 - Laris Manis
140
Part Extra 11 - Bertanya Ustadz
141
Part Extra 12 - Dipinjam ke Tanjung
142
Part Extra 13 - Sampai Tanjung
143
Part Extra 14 - Obrolan Kolam Renang
144
Part Extra 15 - Menabrak
145
Part Extra 16 - Gara-gara Injector
146
Part Extra 17 - Heru Kembali
147
Part Extra 18 - Yes!
148
Part Extra 19 - Tersenyum Bersama
149
Part Extra 20 - Dipercepat
150
Part Extra 21 - Her..
151
Part Extra 22 - Saling Terbuka
152
Part Extra 23 - Berusaha dan Berani
153
Part Extra 24 - Jalani dulu saja, Kak!
154
Part Extra 25 - Terimakasih Qiana
155
Part Extra 26 - Lega
156
Part Extra 27 - Mengikuti Chandra
157
Part Extra 28 - Kasturi
158
Part Extra 29 - Diganggu Orang Gila
159
Part Extra 30 - Babak Belur
160
Part Extra 31 - Menghapus Jejak
161
Extra Part 32 - Mengumumkan
162
Extra Part 33 - Kabur
163
Part Extra 34 - Resign
164
Part Extra 35 - Pusat Oleh-oleh
165
Part Extra 36 - Kelahiran
166
Part Extra 37 - Ke Rembang
167
Part Extra 38 - Tidak Nyaman
168
Part Extra 39 - Kambing
169
Part Extra 40 - Sabar
170
Part Extra 41 - Acara
171
Part Extra 42 - Melawan Balik
172
Part Extra 43 - Luapan Qiana
173
Part Extra 44 - Siap Bertempur
174
Part Extra 45 - Ditangkis
175
Part Extra 46 - Detail
176
Part Extra 47 - Balai Desa
177
Part Extra 48 - Hasil
178
Part Extra 49 - Maling
179
Part Extra 50 - Jogoboyo
180
Part Extra 51 - Menahan Diri
181
Part Extra 52 - Rujak Ceprot
182
Part Extra 53 - Jalan-jalan
183
Part Extra 54 - Fitri dan Iqbal
184
Part Extra 55 - Plak!
185
Part Extra 56 - Inferior
186
Part Extra 57 - Merasa Kalah
187
Part Extra 58 - Huru-hara
188
Part Extra 59 - Itu Sudah Lama
189
Part Extra 60 - Mengajak Jalan-jalan
190
Part Extra 61 - Ulang Tahun
191
Part Extra 62 - Berkecil Hati
192
Part Extra 63 - Mengulang Pemikiran
193
Part Extra 64 - Meninggikan Suara
194
Part Extra 65 - Tak Sanggup Mendengar
195
Part Extra 66 - Maldives
196
Part Extra 67 - Massa Abnormal
197
Part Extra 68 - Simpul Terurai
198
Part Extra 69 - Melewatkan
199
Part Extra 70 - Alhamdulillah
200
Part Extra Penutup - Hidup Tetap Berlanjut
201
Karya Baru
202
Bonus
203
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!