Bab 7

"Tuan Eric perkenalkan ini putri saya," ucap Tuan Rico sambil menunjuk putrinya yang berdiri di sebelahnya.

"Eric," ucapnya dengan dingin sambil menyodorkan tangannya.

"Narin," seraya menjabat tangan Eric dengan jantung yang berdebar.

Disela meeting berlangsung Narin mencuri curi pandang ke Eric, karena ini adalah hal pertama kali buat Narin duduk satu meja dan berhadapan langsung dengan pria itu. Sungguh Narin tidak menyangka jika hari ini dia bisa bertemu dengan pria yang sangat dia cintai.

Waktu terus bergulir, hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang tiba, sehingga membuat mereka memesan makanan untuk makan siang bersama setelah meeting selesai.

☘️☘️☘️

Setelah pertemuannya tadi dengan Eric, Narin hanya melamun dan memikirkan kenapa dia bisa bertemu kembali dengan Eric, disaat dia sudah mulai mengubur perasaannya terhadap pria itu.

Tuan Rico yang melihat putrinya melamun terus, akhirnya membuka suara untuk memecah keheningan di dalam mobil.

"Sayang, kamu kenapa ? Kok sedari tadi papa lihat kamu diam saja, setelah pertemuan kita dengan Tuan Eric," tanya papa Narin, penasaran dengan perubahan sikap putrinya yang mendadak berubah jadi diam.

"Narin gak pa-pa kok pa," sahut Narin.

"Narin, apa kamu kenal sama Tuan Eric ?" tanya papa Narin kembali, masih belum puas dnegan jawaban yang di berikan putrinya.

"Ng-nggak kok pa, Tuan Eric cuma sekedar teman kampus Narin saja," jawab Narin.

"Oh, papa kira kamu mengenalnya dekat, soalnya kelihatan banget dari ekspresi kamu tadi pertama melihatnya," sahut papa Narin.

"Nggak kok pa, Narin gak sedekat itu sama Tuan Eric."

☘️☘️☘️

Di tengah perjalanan menuju ke rumah, ponsel Eric berdering tertera nama Brenda yang menelpon nya, tanpa menunggu lama akhirnya Eric mengangkatnya.

"Halo sayang, aku kangen nih," ucap Brenda dengan nada manja.

"Iya sayang aku juga kangen sama kamu."

"Kamu mau gak nemenin aku ke mall hari ini ?" tanya Brenda penuh hati hati

Tanpa berpikir lama, Eric langsung mengiyakan permintaan Brenda barusan, karena pria itu tidak ingin membuat gadis yang dia cintai merasa sedih karena penolakannya.

"Ya sudah aku jemput kamu sekarang ya, kebetulan aku lagi arah mau pulang," ucap Eric.

Sambungan telpon pun terputus, Eric segera meletakkan kembali ponselnya di dalam saku jasnya.

☘️☘️☘️

Di lain tempat Brenda tersenyum puas, karena setiap apapun yang Brenda minta pasti Eric akan mengabulkannya sehingga membuat Brenda menyalahgunakan kebaikan Eric.

Setelah lima belas menit kemudian, akhirnya Brenda selesai dengan ritual make up-nya. Brenda bergegas turun, tak disangka jika Eric sudah tiba dirumahnya, dan Brenda segera menyambut kedatangan Eric dengan senyum manisnya seraya memeluk erat Eric.

"Sayang kamu sudah datang, maaf ya udah buat kamu nunggu lama," ucap Brenda dengan raut sedih.

"Sudahlah sayang, aku sama sekali tak mempermasalahkan hal itu, aku mau kamu harus tetap bahagia selama bersama denganku, dan aku tak ingin melihat wajah sedihmu itu," sahut Eric sembari memeluk erat Brenda dan sesekali mengelus kepala Brenda dengan lembut.

Di dalam mobil, Brenda bergelayut manja terus ke Eric dan tanpa sadar mobil yang mereka naiki sudah sampai di mall milik Eric. saat mereka melewati , tatapan Brenda tertuju pada sebuah tas branded yg limited edition, membuat Eric yang peka langsung membelikan untuk Brenda .

Tak terasa sudah dua jam lebih Eric yang menemani Brenda belanja di mall, hingga akhirnya mereka pun pulang.

☘️☘️☘️

Di tempat lain, seorang laki laki paruh baya sedang berbincang di telpon yang membahas perjodohan antara putra putri mereka, guna untuk mengembangkan perusahaannya satu sama lain, Dan tidak sengaja Meta mendengar obrolan sang suami.

"Papa lagi telpon siapa kok kedengarannya serius banget, pake acara jodohin segala lagi." tanya mama Meta.

"Ini ma papa lagi ngobrol sama sahabat papa dulu waktu di kampus, papa mau jodohin Eric sama anak sahabat papa, mama setuju kan ?"

"Mama sih gak masalah, asal gadis yang papa jodohkan dengan putra kita itu dari keluarga yang baik, tapi apa Eric sudah tau mengenai perjodohan ini paa ?" tanya mama Meta cemas.

"Sudah mama gak perlu khawatir, serahkan ini semua kepada papa, biar papa sendiri yang bicara sama Eric. Pasti Eric setuju dengan gadis pilihan papa, apalagi ini kan menyangkut perusahaan kita supaya lebih berkembang."

☘️☘️☘️

Setelah menempuh perjalanan yang hampir lumayan lama, Tak terasa mobil yang di bawa oleh Eric sudah tiba di depan lobby rumah, lalu Eric bergegas turun dan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah.

Ketika Eric melewati ruang keluarga, ternyata sudah ada kedua orang tuanya yang sedang menonton tv, mendengar suara derap sepatu yang bergesekan dengan ubin marmer, sontak membuat papa Eric mengalihkan pandangannya ke Eric yang baru saja masuk ke ruang keluarga, lalu tanpa berpikir panjang papa Eric memanggilnya untuk menghentikan derap langkah kakinya.

"Eric kemarilah, papa mau bicara sebentar sama kamu, Ada hal penting yang harus papa sampaikan,"

"Memangnya hal penting apa yang mau papa sampaikan, sepertinya serius kali," tanya Eric sambil mengernyitkan keningnya.

"Papa mau jodohin kamu sama putri sahabat papa, papa gak mau dengar alasan apapun dari kamu. Lusa kita datang kerumah sahabat papa sekalian melamar putrinya."

"Tapi paa Eric sudah punya kekasih, dan Eric sangat mencintainya," tolak Eric.

"Putuskan dia secepatnya dan segera nikahi putri dari sahabat papa, pokoknya perjodohan ini harus tetap berjalan dengan lancar, guna untuk perusahaan kita bisa berkembang dengan pesat."

Eric pun diam tak bisa melawan apa pun yang sudah papanya katakan, karena Eric tak mau mengecewakan papanya apalagi ini menyangkut dengan perusahaannya.

☘️☘️☘️

Di sebuah kamar yang luas bernuansa pink, tampak sosok gadis yang merenungi nasibnya, karena kedua orang tuanya sudah bertekad untuk menjodohkan dirinya dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal. Namun ternyata Narin masih belum tau siapa sosok pria yang akan dijodohkan dengannya itu.

Pikirannya terus berputar bagai kaset yang rusak, pada sosok pria yang akan menjadi calon suaminya nanti, bahkan Narin sangat takut jika nasibnya seperti di drama korea, dimana pria tersebut sosok yang kejam dan arogan.

Narin yang hanya membayangkannya saja sungguh bergidik ngeri, apalagi jika itu beneran terjadi di kehidupannya kelak. Sungguh Narin tidak bisa menolak dengan permintaan kedua orang tuanya. Rasanya Narin bagaikan buah simalakama, menolak pun sama tapi jika dirinya menerima perjodohan itu, artinya dirinya harus siap menerima semua perlakuan kasar dari calon suaminya nanti.

Ya Tuhan, kenapa kau harus hadapkan aku dengan pilihan yang terberat ini...

Terpopuler

Comments

✍️⃞⃟𝑹𝑨〈⎳Mama Mia

✍️⃞⃟𝑹𝑨〈⎳Mama Mia

astojim , kok JD aku yg flasback sih OMG . error bener otakku

2024-06-26

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨〈⎳Mama Mia

✍️⃞⃟𝑹𝑨〈⎳Mama Mia

ya ampun. aku dari td bingung. ini versi flasback rupanya.

2024-06-26

0

🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂

🔵꧁ঔৣ⃝𝐊ꪶꪖ𝘳ꪖ❦꧂

Eric lah../Facepalm/

2024-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!