Bab 3. Hanya Berteman

POV. Ashenda Reamurthi

---

Ada chat masuk tanpa nama pengirim. Kutanya ia siapa, ia jawab Edelweis 3 #1. Oh aku langsung mengerti itu kode untuk sang senior yang kemarin melakukan kunjungan ke kelas Edelweis 1. Kak Frederick Taylor yang ganteng itu.

Oh Tuhan aku sungguh merasa terhormat mendapat pesan darinya. Karena tidak semua cewek memperoleh keberuntungan itu. Sedangkan aku berhasil mendapatkannya tanpa perjuangan apapun.

Ia memberitahukan agar nanti sore aku menemuinya di sekretariat Edelweis karena ada hal penting yang akan di bahas. Dan disana nantinya aku tidak sendirian, akan ada duta lainnya juga dari Edelweis 2 dan 3.

Aww! Aku sontak menjerit saat Mikhail dengan iseng menarik ujung rambut panjangku.

" Lo kenapa sih!" Ku balas dengan menyepak sepatunya.

" Dapet chat dari siapa lo sampe senyum-senyum sendiri gitu?! Kayak orang stress aja." Tanya Mikhail penasaran.

" Kak Fred yang dari Edelweis 3 kemaren" Aku menjawab dengan penuh rasa bangga sambil sibuk senyum-senyum sendiri.

" Ngapain?" Ia tampak begitu ingin tahu. Alis tebal nan hitamnya bertaut serius.

" Tar sore gue disuruh ke sekret Edelweis. " Aku menjawab dengan jujur.

" Hati-hati lo, tuh cowok kayaknya gak bener. Dan biasanya tebakan gue gak meleset " Tiba-tiba saja keluar kata-kata itu dari mulut Mikhail, padahal sebelumnya ia tidak pernah begitu.

" Lo jangan ngaco ya! Kak Fred orangnya sopan kok. Gak sedikitpun ada tanda-tanda kalo dia gak bener." Bukannya mempercayai Mikhail yang telah lama menjadi sahabatku, Aku malah membela orang yang baru saja aku kenal.

" Sopan dari mana. Gue bisa baca dari tatapannya ke lo. Gue tau arah tatapannya tuh kemana. Dasar lo tuh polos apa bego sih." Kunilai Mikhail sudah sangat kelewatan kali ini. Aku tak mengerti untuk apa ia sok protektif begitu terhadapku.

" Emang kemana?!" Aku melotot geram kearahnya dengan berkacak pinggang. Tapi ia malah berpaling dariku.

" udah deh shen, gue ini juga cowok. Dimana-mana pikiran cowok tuh gak jauh beda kalo udah liat cewek cantik. " Mikhail bergumam.

" Ohh berarti sekarang lo ngakuin kalo gue cantik dong." aku berkata dengan penuh rasa bangga, lalu berpose-pose sok imut di hadapannya. Terang saja itu membuat Ia melirikku dengan sewot. Dan ku nilai lucu sekali ekspresinya kalau sedang kesal begitu.

Bibirnya yang kemerahan itu maju beberapa senti tapi terlihat sangat seksi, lirikan matanya nampak tajam tapi penuh perhatian. Gemas sekali aku melihatnya bertingkah demikian hingga tak mampu aku menahan diri untuk tidak mengg*git bibirnya itu.

Ia berteriak kaget sekaligus kesakitan. Dan aku hanya bisa tertawa puas sambil berlari meninggalkannya sebelum ia melakukan serangan balik.

Pukul tiga sore kelas pun berakhir, aku meminta kepada Mikhail untuk pulang lebih dulu karena aku harus bertemu dengan Kak Frederick di sekretariat Edelweis. Aku tak tau apa yang akan dibahas disana nantinya sehingga aku pun tak bisa tentukan pertemuan itu akan memakan waktu sebentar atau lama.

" Gue tungguin lo di depan ya. Jadi kalo sampe ada apa-apa gue bisa langsung bertindak." Mikhail mulai lagi. Aku tak mengerti kenapa ia begitu memandang buruk Kak Frederick. Tentu saja lama-lama aku merasa terganggu dengan sikap overprotektif nya itu.

" Terserah lo deh" aku jadi tak bisa berkata-kata lagi, ku tinggalkan ia segera untuk melenggang menuju sekretariat Edelweis.

Aku sudah dinantikan oleh Kak Frederick bersama dengan tiga orang lainnya. Telah hadir disana dua orang siswa dan satu orang siswi. Dan kedatanganku disambut dengan sangat baik oleh mereka meskipun baru saja kenal. Hingga aku tak merasa canggung lagi berada di tengah mereka.

Satu jam kami mengobrol menjadi tak terasa, suasana akrab dan hangat yang mereka ciptakan sungguh membuatku nyaman. Hingga tak lama satu persatu dari kami mulai meninggalkan ruangan setelah menerima tugas dari Kak Frederick. Dan kini tinggallah aku sendirian.

" Kamu karena masih baru, jadi saya belum kasih tugas" Kak Frederick mulai membuka obrolan selanjutnya ketika hanya tersisa kami berdua saja di ruangan itu.

" Jadi aku boleh pulang sekarang nih kak?" Tanyaku sambil mengemasi barang-barang ku.

" Iya kamu boleh pulang, tapi sebelum itu ..."

Aku kaget saat cowok itu tiba-tiba menyentuh pundakku, sesaat aku berpikir dugaan Mikhail benar. Jantungku berdegup sangat kencang saat sentuhan tangannya kini bergerak ke area leherku.

" Kamu anak manis, sampai jumpa besok ya" tiba-tiba cetus Kak Frederick sambil menepuk-nepuk pundakku yang seketika membuyarkan kekhawatiranku sekaligus membantah tudingan buruk Mikhail atas dirinya.

Aku bergegas meninggalkan gedung sekolah. Tak sabar rasanya aku bertemu Mikhail untuk membuatnya menyadari kekeliruannya. Dan ternyata ia masih setia menungguku tak jauh dari area parkir.

" Lama banget, ngapain aja?!" Ia kembali menodongku dengan nada tak suka dan penuh curiga. Aku cemberut, ia bukakan pintu mobilnya untukku.

" Lo tuh ya jadi orang jangan banyak su'udzon. Buktinya gue baik-baik aja tuh gak di apa-apain. Kak Fred itu sopan banget gak mungkin lah dia macem-macem sama gue." Aku tentu saja semakin bersemangat membela Kak Frederick setelah membuktikan sendiri kalau kak Fred dan yang lain memperlakukanku dengan sangat baik dan tak terdapat hal mencurigakan sedikitpun.

" Iya iya, gue ngaku salah deh. Sorryyy." Mikhail melunak akhirnya.

" Pokoknya besok lo gak perlu nungguin gue. Gue bisa pulang sendiri" tegasku dengan yakin.

" Jadi besok lo mau ketemuan lagi sama dia?!" Cowok itu kembali menegang dengan tatap penuh curiga yang lebih dari sebelumnya.

" Iya emangnya kenapa? Lo gak perlu overprotektif gini ke gue Mikh. Kita tuh cuma temenan. Lagian gue bisa kok jaga diri gue sendiri!"

Aku meradang mendapat reaksi demikian darinya. Dan mungkin setengah tak sadar aku berucap sekasar itu padanya hingga membuat ia terdiam seketika.

Tak ada suara yang kami ciptakan selama di dalam perjalanan menuju pulang ke rumahku. Bahkan Mikhail tak berpamitan untuk pulang setelah mengantarkanku di depan pagar rumah

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!