Bab 9. Sandera

...

Sinar sang surya telah sempurna menghilang di ufuk barat. Riuh nyanyian jangkrik sudah mulai memecah kesunyian. Di dalam sebuah pondok tua, sebuah lampu minyak berayun tertiup oleh kencangnya angin dari luar sana.

" Terus gimana selanjutnya? Kita gak mungkin terus nungguin dia disini" seorang algojo yang berjaga di luar menggumam. Ia tenggak botol minuman di tangannya hingga isinya berkurang hampir setengahnya.

" Rencana awal bos nyuruh kita ngabisin tuh anak. Tapi setelah dipikir-pikir, anak itu adalah putra mahkota dari salah seorang pengusaha sukses di tanah air. Sofia Kovalevskaya." Sahut temannya.

Terbit senyuman jahat di bibir sang algojo 1.

" Buset, bakalan dapet rejeki nomplok nih! Minta tebusan berapa?" Ia berseru gembira.

" Gue belum dapat infonya dari bos. Tapi menurut gue, lima miliar pun gak ada apa-apanya dibandingkan kekayaan ibunya. " Algojo 2 sudah menghayal jauh.

Sementara di dalam sana, seseorang tengah terikat di sebuah tiang dalam kondisi terduduk pingsan setelah tengkuknya mendapat hantaman keras sebuah kayu balok yang kokoh. Jika dalam kondisi normal, hal itu bisa saja menyebabkan ia koma atau bahkan langsung tewas di tempat.

Namun Tuhan belum menginginkan ruh nya kembali, sehingga ia masih diberi kesempatan untuk bernapas.

Perlahan kelopak matanya terbuka, untuk sesaat ia mencoba memperjelas pandangannya, dan akhirnya menyadari kalau dirinya sedang disekap.

Ia rasakan sakit yang luar biasa ketika ia angkat kepalanya untuk memperbaiki posisi duduknya. Ia berusaha untuk tetap tenang meskipun ia sadari bahaya apapun masih mengintainya.

Kedua algojo yang menjaganya segera mengetahui bahwa ia telah sadar dari pingsannya.

" Lo harus makan. Nyonya Sofia Kovalevskaya gak akan membuat kita-kita tajir kalo sampe lo mati" Algojo 1 menyodorkan beberapa potong roti dan sebotol air mineral.

Ia menatap penuh dendam, jika saja tangannya tak terikat, sudah pasti ia akan hajar pria itu habis-habisan.

" Gimana dia bisa makan kalo diiket gitu" protes algojo 2.

" Lo nyuruh gue lepasin ikatannya? Gila lo ya!" Maki algojo 1.

" Daripada kita yang harus suapin dia, mending lo buka satu tangannya. Dia diiket satu tangan juga gak bakalan bisa kabur. Lo liat aja tampangnya anak mami banget gitu. Kulitnya aja mulus banget kayak cewek. " Algojo 2 berkata dengan yakin, hingga algojo 1 pun menuruti perkataannya.

Sang anak mami hanya menggeram dalam hati, memilih untuk tidak gegabah dengan mengamuk di dalam kondisi terikat demikian. Ia pun mulai makan dalam diam, setidaknya ia butuh energi untuk tetap bertahan hidup.

" Udahlah tinggalin aja, udah gue bilang dia gak akan kabur, sekalipun kabur juga dengan mudah bisa kita tangkep lagi. Gue bahkan gak yakin dia berhasil nepok nyamuk sampe mati" algojo 2 tertawa ngakak oleh ucapannya sendiri di sambut oleh tawa jahat yang sama dari algojo 2.

Mereka kembali ke luar dengan mengunci si anak mami di dalam gubuk itu. Masih dalam kondisi satu tangan terikat, ia tak buru-buru menghabiskan makannya demi membuat bosan para algojo itu menungguinya.

Sang algojo tidak mengetahui kalau si anak mami ternyata tidaklah se'manis' tampangnya. Sikapnya yang diam tanpa pemberontakan hanyalah trik agar meninggalkan kesan bahwa dirinya tidak akan berbahaya.

Dua orang algojo yang dalam kondisi setengah mabuk minuman tak membuat si anak mami kesulitan untuk menghajarnya. Meski beberapa kali wajah rupawannya harus mendapat pukulan keras tapi itu tak berhasil membuat dendamnya mereda, ia hanya bertekad untuk kembali ke rumah secepatnya.

" Bos Togar yang nyuruh kita " dengan bibir pecah menahan sakit, algojo 1 menjawab rasa penasaran si anak mami. Sementara temannya sudah tumbang duluan dan terpental ke dalam semak-semak di sekitar pondok.

" Siapa itu Togar? Apa dia suruhan Frederick?!" Si anak mami mencengkram kerah baju si algojo.

Namun algojo tak mau mengaku, ia hanya menyebutkan satu nama saja. Si anak mami meninggalkannya setelah sempat menghantam kepalanya dengan sebuah batu.

Sementara itu di tempat yang berbeda, tiga orang perempuan tengah diliputi kegelisahan, menanti kabar dari pihak kepolisian.

" Mbak Ashen yang sabar ya, mas Mikha pasti pulang dengan selamat" Mbak Lasih menepuk pundak kekasih majikannya yang tak berhenti menangis sejak tadi.

Sementara nyonya majikannya mondar-mandir gelisah dengan sesekali melihat ponsel di tangannya.

Suasana tiba-tiba menegang saat ponsel sang nyonya berbunyi.

" Baik, saya akan kasih 10 Milyar itu kalau putra saya kembali dengan selamat" Wanita itu menyahuti ucapan penelfon, ia tak takut jatuh miskin demi mendapatkan putranya kembali dalam keadaan hidup. Namun selang beberapa menit kemudian, satu nomor asing kembali menghubunginya.

" Ma ... " Panggilan dan suara itu sangat di kenalnya, seketika membuat hati sang nyonya bahagia.

" Mikhail kamu baik-baik aja nak? Katakan dimana kamu berada?!" Sang nyonya berkata tak sabar, dua orang perempuan lainnya menghambur menghampirinya yang juga tak sabar menanti.

" Aku gak tau ini dimana. Tapi mama jangan cemas. Aku baik-baik aja kok. Ntar kutelfon lagi kalo udah berhasil keluar dari hutan ini" sahutan dari seberang sana membuat ketiga perempuan itu mengelus dada dengan lega. Ketiganyapun berpelukan dalam tangis bahagia.

.

.

.

YuKa/ 110324

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!