BAB 7

...☃️☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

Albezro meletakan catatan tersebut di atas sebuah wadah dan menekan bel menandakan jika ada seseorang meletakan catatan obat.

Ia pun duduk di kursi tunggu.

"Papa," ucap Zeco.

"Astaga!" Albezro terkejut karena ada anak yang ia gendong.

Zeco menatap Albezro dengan mata indahnya.

"Kamu tadi panggil saya apa?" Tanya Albezro.

"Papa," ulang Zeco.

Albezro tersenyum dan memeluk Zeco.

"Kamu jangan sembarang panggil orang dengan sebutan Papa ya, bagaimana kalau Om orangnya jahat, nanti kamu diculik," ucap Albezro tersenyum.

"Papa," ulang Zeco lagi.

Albezro terdiam saat Zeco mengucapkan kata Papa untuk ketiga kalinya.

Albezro mengira pasti anak yang ia peluk itu kurang kasih sayang ayahnya, atau jangan-jangan ayahnya sudah meninggal, jika masih ada pasti ayahnya datang mengantar juga. Tapi nyatanya ibunya sendiri bersusah payah datang dengan menggendong kedua anaknya yang cacat itu.

"Nona Geana!" Panggil pegawai itu memanggil nama Geana. Tapi yang datang Albezro.

"Eh Direktur," ucap pegawai itu menundukkan kepalanya memberi hormat.

"Berikan obat yang bernama Geana itu," pinta Albezro.

"Ini Direktur." Pegawai itu memberikan obat tersebut kepada Albezro.

Dengan langkah lebar, Albezro pun berjalan menuju kembali ke UGD.

"Buk, ini obatnya, ini di minum 3x sehari ya, terus ini juga ada obat untuk mengurangi bengkak," ucap Albezro.

"Terima kasih Pak, eh Direktur," ucap Geana menerima 1 kantong plastik berisi obat.

"Bawa langsung anaknya ke ruang VIP!" Perintah Albezro.

"Eh anu tapi Pak, eh Direktur, sa-saya tidak punya uang untuk bayar ruang VIP," ucap Geana terlalu jujur.

"Udah nggak apa-apa, Anda beruntung hari ini karena aku sedang ada di sini, jadi jangan pikirkan masalah bayaran," ucap Albezro tersenyum.

Geana sempat terpesona dengan senyum manis pria asing yang tampan di depannya itu, tapi ia langsung menundukkan kepalanya karena nggak baik seorang wanita bersuami malah tergoda dengan pria lain.

"Terima kasih banyak Direktur," ucap Geana pelan.

Para perawat pun menyiapkan 2 kursi roda untuk membawa Geana dan Zeky ke rumah VIP.

"Anu Direktur, berikan Zeco kepada saya, biar saya yang membawanya," ucap Geana mengulurkan tangannya.

"Tidak usah, biar aku yang bawa, lagian dia sangat senang bersama ku," ucap Albezro tersenyum melihat ke arah Zeco. Zeco juga nyaman bersama pria itu.

"Terima kasih Direktur," ucap Geana lagi.

Geana pun duduk di kursi roda sambil memeluk Zeky. Sekuriti membantu mendorongkan kursi roda menuju ruang tersebut.

Saat di jalan, Geana sesekali melihat ke arah Zeco yang digendong oleh Albezro, anak itu malah tampak anteng saja. Biasanya anak kecil itu akan berontak bila digendong orang lain. Tapi kenapa Zeco sangat nyaman? Geana merasa amat sedih, anak-anaknya butuh perhatian dari ayahnya, tapi Papanya malah pergi entah kemana sekarang.

Apa karena mereka cacat? Cacat juga seorang anak yang butuh perhatian, mereka butuh seseorang untuk tempat sandaran mereka.

Sesampainya di sebuah ruang, pintu pun di buka, ruangan itu bahkan sama besar dengan ruang tamu rumahnya.

Pantas saja harganya mahal, bahkan ruangnya itu di lengkapi kulkas, sofa, Tv besar bahkan ada mesin cuci dan pengering baju.

'Wah, ruang sakit ini sangat berbeda dari ruang sakit lainnya ya, pantas saja banyak yang berobat di sini,' batin Geana.

Zeky pun di angkat ke atas brankar, Geana juga berusaha berdiri, Albezro mendudukan Zeco ke atas sofa lalu membantu Geana untuk duduk di sofa.

"Terima kasih banyak Direktur," ucap Geana merasa tidak enak hati.

"Tidak perlu sungkan," ucap Albezro.

"Ibuk kalo ada apa-apa kasih tau suster aja ya, suster ada 24 jam menunggu, telpon aja pake telpon yang ini ya," ucap Albezro menunjukkan ke arah sebuah telpon di atas meja, telpo5iu hanya khusus untuk menghubungi para perawat saja.

"Iya, terima kasih Direktur," ucap Geana lagi.

"Ya udah, saya pamit dulu ya," ucap Albezro.

"Papa," panggil Zeco kepada Albezro membuat Geana terkejut.

"Maafkan anak saya Direktur, Zeco kamu nggak boleh panggil Papa," ucap Geana merasa jadi serba salah.

Bagaimana kalau pria itu sudah punya istri mendadak ada istrinya datang dan mendengar anaknya memanggil pria asing itu Papa, bakal habis dirinya.

"Tidak apa-apa, tadi dia juga sudah panggil Saya Papa, ini yang ke empat kalinya," ucap Albezro tersenyum.

"Apa!" Geana benar-benar merasa malu sekali, ingin rasanya ia menggali lubang dan sembunyikan kepalanya agar Albezro tidak melihat wajahnya.

"Maafkan anak saya Direktur," ucap Geana berusaha bangun dan membungkukkan badannya beberapa kali.

"Tidak apa-apa, saya tidak masalah kok," jawab Albezro. "Ya udah, saya permisi dulu ya," ucap Albezro pamit.

"Papa! Ikut!" Pinta Zeco mengulurkan tangannya minta di gendong.

Seketika Geana jadi batu. Bagaimana mungkin anak introvert seperti Zeco bisa dekat dengan orang asing, selama ini ia juga tidak pernah meminta Bion untuk menggendongnya.

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️☃️...

Terpopuler

Comments

Muri

Muri

iya anak itu merasa nyaman dgn orng yg tulus dr pd sama orng yg penuh kepalsuan

2024-05-03

3

Siti Sumarni

Siti Sumarni

zeco merasa nyaman dg alberzo..

2024-05-05

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒁𝒆𝒄𝒐 𝒕𝒉 𝑨𝒍𝒃𝒆𝒓𝒛𝒐 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒂𝒊𝒌

2024-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!