BAB 6

...☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

Geana mengambil sisa uang yang ada di dalam tasnya, ia pun pergi berjalan kaki menuju ke rumah sakit.

"Zeky, Sayang kamu bertahan ya Mak," ucap Geana menangis.

Berharap Zeky tidak mengalami kejang di jalanan.

"Tuhan, selamat anak hamba mu ini. Tolong jangan biarkan dia kesakitan lagi," ucap Geana terus berjalan sambil meneteskan air matanya.

Geana pasang langkah kaki lebar, ingin naik ojek uangnya hanya cukup untuk berobat karena uang yang seharusnya buat jaga-jaga jika Zeky sakit di ambil oleh Bion dan diberikan kepada Lena.

Ini hanya sisa uang yang berhasil Geana simpan.

"Sayang bertahan ya, sebentar lagi kita sampai rumah sakit. Zeki anak kuat kan, bertahan ya Sayang," ucap Geana berharap dan penuh was-was.

Sedikit lagi sampai ke rumah sakit, tiba-tiba Zeky mengalami kejang-kejang.

"Dokter! Tolong anakku!" teriak Geana berlari sambil menangis.

Semua orang melihat ke arah Geana dan tiba-tiba kaki Geana terkilir membuat ia terjatuh.

"Dokter! Tolong anakku!" teriak Geana meraih kedua anaknya dan berusaha berdiri, tapi tidak bisa karena kakinya sakit sekali.

Seorang pria berlari ke arah Geana dan mengambil Zeky karena Zeky yang sangat butuh penanganan darurat dan secepatnya ia berlari masuk ke UGD.

"Dokter! Tolong anak ini cepat!" pinta pria itu.

Seorang dokter dan para perawat berlarian ke arah Zeky dan langsung di tangani.

Pria itu kembali keluar dari UGD untuk melihat Geana.

Terlihat Geana dibantu oleh orang yang sedang berobat di sana dan Zeco juga digendong oleh seorang ibu-ibu.

"Ibu tidak apa-apa?" tanya pria itu kepada Geana.

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa," jawab Geana menggeleng cepat, padahal ia berjalan saja dalam keadaan pincang.

"Bu, berikan anak ini kepada ku," pinta pria itu kepada seorang ibu yang menggendong Zeco.

Zeco pun di beri kepada pria tersebut dan pria itu menggendongnya. Ia juga membantu memegang tangan Geana tertatih-tatih berjalan.

"Bagaimana anakku? Apa dia sudah mendapatkan penangan?" tanya Geana tak sabaran.

"Sudah, ibu yang tenang ya. Tidak perlu khawatir, dokter pasti akan membantunya," ucap pria itu menenangkan Geana agar tidak panik.

"Suster, tolong ada satu pasien lagi!" teriak Pria itu.

Suster itu berlari ke arah pria tersebut.

"Siapa yang sakit?" tanya suster itu cepat.

"Tolong ibu ini juga, kakinya terkilir," jawab pria itu.

"Sebentar ya, tunggu dokternya keluar," ucap suster itu.

"Anakku di mana?" tahya Geana secepatnya ingin melihat Zeky.

Sebuah tirai terbuka, Geana melihat Zeky dengan tangan yang sudah di infus.

"Buk, anak ibuk harus di rawat ya," ucap dokter itu.

"Iya." Agguk Geana cepat meskipun ia keberatan, keberatan karena jantak punya uang, uang yang ia bawa hanya cukup untuk obat jalan saja.

"Dokter, tolong kali ibuknya juga," ucap pria itu mengingatkan.

"Oh, iya Direktur." Dokter itu mengangguk.

Dokter itu melihat kaki Geana dan terlihat bengkak.

"Kaki ibu ini terkilir, nanti saya kasih obat untuk menghilangkan rasa nyeri dan untuk mengurangi bengkaknya ya," ucap Dokter itu berjalan menuju mejanya dan mencatat resep obatnya.

Dokter itu menuliskan tulisan obat apa saja yang diperlukan oleh Geana.

"Ini catatannya, langsung ke apotik ya Buk," ucap dokter itu.

"Tapi dokter anakku bagaimana?" tanya Geana yang masih khawatir tentang anaknya.

"Anak ibuk biar aku urus ya, ibuk pergi aja ke apotik dulu," ucap pria itu.

"Tapi …." Geana masih ragu-ragu, bagaimana ia bisa meninggalkan anaknya dengan orang asing meskipun ia terlihat baik.

Pria itu melihat Geana terdiam dan terlihat ragu-ragu itu, pria itu pun mengerti.

"Begini saja, ibuk tinggal di sini dulu, obatnya biar aku yang ambil ya," ucap pria itu mengambil catatan di kertas tersebut dari tangan Geana.

"Biar saya aja yang ambilkan Direktur," ucap dokter itu.

"Tidak apa-apa, aku saja yang ambilkan," ucap pria itu melangkahkan kakinya lebar keluar dari ruangan tersebut dan tanpa sadar ia tetap mengendong Zeco menuju ke apotik.

"Eh itu anakku …!" Geana berusaha berteriak agar Zeco jangan di bawa tapi pria itu sudah keluar dari ruangan tersebut sehingga tidak mendengar teriakan Geana.

"Tidak apa Buk, dia adalah Direktur rumah sakit ini," ucap dokter itu agar Geana tenang.

Tapi Geana malah makin panik, bagaimana mungkin Direktur rumah sakit malah mengurus dirinya yang hanya seorang pasien.

"Anu ta-tapi …." Geana sungguh tak bisa berkata-kata dan ia tetap merasa khawatir.

Dengan perlahan-lahan, Geana mendekati brankar Zeky dan memeluknya.

"Sayang kamu nggak ngerasa sakit lagi kan?" tanya Geana mengelus rambut Zeky.

Geana mencium pipi Zeky terus menerus.

Pria itu bernama Albezro, ia bukan hanya Direktur rumah sakit, ia juga CEO sebuah perusahaan besar.

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️ Bersambung☃️☃️☃️☃️...

Terpopuler

Comments

Muri

Muri

semoga direktu rmh sakit itu baik dan tulus nolong km dan anak2 km biarkan saja kelg toxic itu ada ja karma utk mereka yg jahat.

2024-05-03

3

Rini Musrini

Rini Musrini

semoga ada orang baik yg mau menolong geana. suami sm mertua tak punya otak

2024-05-03

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑨𝒍𝒃𝒆𝒓𝒛𝒐 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝑮𝒆𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓 𝒅𝒓 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒕𝒐𝒙𝒊𝒄 𝒊𝒕𝒖 𝒚𝒂

2024-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!