BAB 8

...☃️☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

"Apa Ibu tidak keberatan jika saya membawa anaknya? Sepertinya dia sangat ingin ikut dengan saya," ujar Albezro meminta izin.

"Ta-tapi …."

"Ikut," ulang Zeco lagi.

Geana menarik nafasnya dan pasrah.

"Ya sudah bawalah, tapi kalau dia rewel atau apa pun itu antarkan saja dia ke sini Direkrut, saya benar-benar minta maaf atas perilaku anak saya," ucap Geana dengan wajah memerah karena menahan malu.

"Terima kasih. Kemarilah Sayang, Papa akan menggendongmu," ucap Albezro mengangkat tubuh Zeco dan menggendongnya.

Ia membawa Zeco keluar dari ruangan tersebut tanpa melihat ke arahnya.

"Anakku, kau ketemu dengan orang asing kok malah lupa sama Mama sih, apa tanda-tanda kau akan di miliki orang? Ah tidak jangan sampai," ucap Geana benar-benar khawatir.

"Semoga aja kamu rewel," ucap Geana penuh harap agar Zeco kembali kepadanya.

*****

Saat itu Bion baru saja pulang ke rumah dan melihat rumah itu kosong.

"Kemana dia pergi?" tanya Bion terlihat kesal.

Padahal saat jalan-jalan dengan Angelista ia terlihat bahagia, tapi saat pulang ke rumah wajahnya kembali cemberut karena ia pasti akan di hadapi dengan tingkah istrinya yang menyebalkan itu.

Bion meraih ponselnya dan melihat ada 2 panggilan tak terjawab, ia pun kembi menghubungi Geana.

Tuuut! Tuuut!

Tuuut! Tuuut!

Triring! Triring!

Triring! Triring!

Ponsel aiti berdering di atas kasur, Bion menekuk alisnya dan mengambil ponsel Geana.

"Bahkan dia tidak membawa ponselnya pergi, lalu kemana dia pergi?" tanya Bion sedikit kesal.

Karena melihat rumahnya kosong, Bion masuk ke dalam mobil kembali dan pergi menuju ke rumah Mamanya.

"Lho kenapa kamu ke sini lagi?" Tanya Lena.

Saat itu Angelista tersenyum saat melihat Bion datang, rasanya ia masih rindu dengan Bion dan tidak ingin berpisah.

"Aku nggak tau kemana Geana pergi, rumah juga kosong. Saat aku telpon malah ponselnya tinggal di rumah," jawab Bion duduk di sofa.

"Alah, paling dia lagi cari kontrakan baru, biarkan saja dia pergi dan nggak usah di pedulikan. Lagian uang dari mana dia mau ngontrak? Benar-benar nggak penting," ucap Lena mengibaskan tangannya.

Karena Bion ada di sana, Angelista dan Bion lanjut mengobrol di teras rumah. Sedangkan Almer sudah ditidurkan oleh Lena di kamarnya. Beberapa hari ini Angelista terus di rumah Lena atas permintaan Lena sendiri.

"Suster, bisakah tolong a

Jaga anak ku sebentar, aku ingin pulang untuk mengambil pakaian," pinta Geana kepada perawat yang sedang berjaga di sana.

"Ya udah, biar saya jaga anak ibuk," ucap perawat itu.

Geana pun secepatnya pergi dari rumah sakit meskipun kakinya dalam keadaan sakit luar biasa. Dengan tertatih-tatih ia terus berjalan.m, ia harus kuat, ia harus cepat sampai di rumah dan berharap jika suaminya ada di rumah untuk memberi tahu jika anaknya masuk rumah sakit.

Tak lama kemudian, ia pun sampai di rumah, Geana mengambil semua baju untuk Zeco dan Zeky. Ia melihat ponselnya yang tadinya di atas kasur kini sudah pindah ke atas meja. Itu menandakan jika Bion tadi sempat pulang.

Geana kembali menghubungi Bion, tapi tetap tidak diangkat.

"Apa jangan-jangan Mas Bion menggunakan silent sehingga ia tidak mendengar dering ponselnya?" tanya Geana.

Dengan membawa tas cukup besar, Geana pun berjalan menuju ke rumah mertuanya yang berjarak 500 meter itu.

Malangnya setelah sampai di sana, dari kejauhan ia melihat Bion sedang asik ngobrol bercanda dengan Angelista. Bahkan Angelista tidak segan-segan melingkarkan tangannya di pinggang Bion. Bion juga tidak merasa terganggu, ia malah terlihat senang dengan bergurau Senda.

Lagi-lagi tanpa sadar air mata itu kembali menetes dengan sendirinya, perlahan-lahan hatinya benar-benar pupus dan hancur melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain dia mana anaknya dalam keadaan sakit dan ia juga sangat kelelahan.

Pantas saja Zeco malah memanggil orang lain dengan sebutan Papa, ia tahu mana yang tulus dan mana yang tidak. Ternyata Papanya seorang lelaki bejat, dia sungguh tidak pantas di sebut sebagai seorang ayah.

"Anak-anak ku, kalian benar-benar sial karena mendapatkan Papa seperti Bion, di saat kalian sakit tapi Papa kalian malah menemani wanita lain di banding kalian, aku berharap kalian tidak menurun sifat Papa kalian Nak," gumam Geana menyeka air matanya yang terus menetes.

Hatinya benar-benar seperti sedang di iris-iris dengan pisau yang sangat tajam. Geana balik badan, ia tak sanggup melihat kemesraan mereka lebih lama lagi, dengan kaki yang pincang, Geana pun pergi dari tempat tersebut.

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️☃️...

Terpopuler

Comments

Kartini Kartini

Kartini Kartini

bangkit jamu harus jadi wanita yang kuat mandiri jangan bergantung lagi sama orang lain

2024-04-23

3

niktut ugis

niktut ugis

mama nya juga akan di miliki oleh orang lain

2024-05-15

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑮𝒆𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒂𝒌" 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒑𝒕 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂

2024-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!