BAB 2

"Sudahlah, aku ingin makan," ucap Bion tidak terlalu peduli berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur.

Bion mengambil makanan sendiri, kali ini Bion ambil makanan sendiri karena Geana tidak sempat menyiapkannya.

Bion makan sendiri di dapur dengan wajah yang sedikit masam. Ya, biasanya ia di temani sekarang apa-apa ia lakukan sendiri.

Geana sama sekali tidak menggubris suaminya yang makan sendiri, hatinya terlalu sakit karena ucapan mertuanya barusan. Ia butuh menenangkan diri, ia butuh kewarasan demi anak-anaknya.

"Sayang ayo main ke halaman belakang rumah, kita lihat bunga yang cantik di sana," ajak Geana.

Geana mengendong Zeky dan mendorong kursi roda Zeco keluar dari kamar menuju ke halaman rumah belakangnya.

"Mau kemana lagi sore-sore begini?" tanya Bion menekuk Alisnya.

Geana Dian dan tidak menyahutinya, seharusnya Suaminya mengerti kenapa ia marah.

"Mas bicara kok nggak di jawab!" ucap Bion dengan suara meninggi, ia merasa tak di hargai lagi.

"Ke halaman belakang," jawab Geana singkat dan padat.

"Dari pada kamu main ke halaman belakang lebih baik kamu pergi ke rumah Kak Wina. Cobalah berdamai dengan kakak-kakak ku, mereka semua tampak akur, tapi kamu malah menjauh. Apa keluarga ku sangat buruk di mata mu?" tanya Bion.

Langkah Geana tertahan, dadanya sangat sesak sekali. Ingin ia menumpahkan segala kekesalannya kepada Bion, tapi ia tahan. Pada akhirnya ia juga di salahkan, jadi untuk apa bercerita dengan orang yang tidak akan mendengarkan ucapannya.

Geana udah kapok ke sana kalau pada akhirnya ia di singgung juga, ia di sindir juga. Anaknya yang cacat bukannya mereka kasihan, malah jadi bahan nyiyiran dan olokan mereka saja. Apa salah dari anak cacat, mereka juga tak mau begini, mereka juga ingin seperti anak lainnya, tapi ini takdir.

Geana menekan dadanya yang sesak, ia menarik nafasnya agar merasa longgar sedikit. Geana pun melangkahkan kakinya menuju halaman belakang tanpa mempedulikan Bion lagi.

"Di bilangin malah nggak ngerti," ucap Bion kesal yang langsung masuk ke dalam kamarnya.

Ia duduk di kursi dan membiarkan Zeco bermain dengan bunga, ia memeluk Zeky yang saat itu tidak bisa apa-apa, duduk aja ia masih kesulitan karena ia masih seperti anak bayi.

"Sayang, kalian adalah nyawa Mama, kalian adalah kekuatan Mama, jadi jangan tinggalin Mama ya," lirih Geana mencium Zeky dengan berlinang air mata.

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

Saat malam tiba, Geana sedang menidurkan kedua anaknya, ia pun hampir saja terlelap. Bion saat itu sedang duduk di kursi menghadap ke layar laptopnya karena ingin menyelesaikan pekerjaannya.

Triring! Triring!

Triring! Triring!

"Halo Ma," jawab Bion mengangkat ponselnya.

"Kamu datanglah ke rumah," pinta Lena.

"Ada apa? Aku sedang ada kerja ini," jawab Bion.

"Ish! Nanti pulang kan bisa di kerjain, datang saja ke rumah, ada seseorang yang ingin bertemu kamu," ucap Lena.

"Iya aku ke sana sekarang," jawab Bion memutuskan panggilannya.

"Mas pergi sebentar," ucap Bion memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Kemana?" tanya Geana dengan yang sudah mengantuk.

"Ke rumah Mama," jawabnya melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Geana hanya bisa menatap punggung yang sudah hilang dari balik tembok itu. Kalau di bilang iri, Geana pasti sangat iri dengan mertuanya. Giliran Mamanya yang minta ini itu pasti langsung di lakukan oleh Bion, giliran ia yang memintanya, ia harus menunggu cukup lama sampai ia kesal, akhirnya apa-apa ia melakukan sendiri tanpa minta bantuan dari Bion lagi.

Terdengar suara stater mobil dan suara itu pun bergerak menjauh. Geana pun memilih untuk tidur saja tanpa menunggu suaminya pulang.

"Tu Bion udah sampai," ucap Lena tersenyum kepada seorang wanita.

Wanita itu tersenyum, rasanya sudah lama tidak bertemu dengan Bion sejak hari ia keluar negeri.

Bion memarkirkan mobilnya di depan rumah Lena dan berjalan masuk ke dalam.

"Ada apa Ma?" tanya Bion.

"Cepat Masuk ke dalam!" ucap Lena melambaikan tangannya dengan senang.

Bion masuk ke dalam dan ia terkejut karena ada seseorang yang ia kenal.

"Angelista, kamu ...."

Bion duduk di sofa dengan perasaan yang campur aduk.

Dulunya, Angelista adalah teman sekolah Bion waktu SMA, ia sering juga main ke rumah Bion. Hanya saja saat itu tiba-tiba Angelista memutuskan untuk keluar negeri dan mencari pekerjaan di sana dan menemukan jodoh. Angelista pun memilih untuk menikah lebih duluan 2 tahun, hanya saja Angelista lama dapat anak sehingga anak Bion dan Angelista seumuran.

"Mas Bion, apa kabar?" tanya Angelista mengulurkan tangannya.

Bion pun menyalami tangan Angelista, tangannya sangat lembut dan halus, sangat berbeda dari tangan Geana.

"Dia baru pulang dari luar negeri lho, menyempatkan diri main ke sini," ucap Lena sangat senang.

Ya, dari pakaian Angelista juga sangat mahal, baju musim panas dari luar negeri. Rambut pirang panjang bergelombang sangat cocok untuk seorang Angelista yang cantik dan putih itu.

Ia bukan seperti orang kampung, tapi ia benar-benar sudah menjadi orang luar negeri.

"Ini anak kamu?" tanya Bion melihat ke arah seorang anak kecil yang rambutnya pirang, karena papanya orang bule.

"Iya." angguk Angelista tersenyum dengan menawan.

"Usianya sama lho dengan Zeco. Lihatlah, dia bukan hanya tampan, tapi dia juga sangat pintar dan lincah. Aduh gemesnya Mana, pengen banget dia jadi cucu Mama," ucap Lena memegang dagu anak Angelista dengan senangnya.

"Papanya Mana?" tanya Bion.

"Aku dan Mr. Alan sudah bercerai Mas, makanya aku pulang ke sini, padahal ada pekerjaan ku di sana yang aku tinggalkan," ucap Angelista sedih.

"Ya ampun, pekerja kenapa kamu tinggalkan, kan sayang banget pekerja di luar negeri itu pasti pekerjaan yang sangat bagus yang nggak di dapatkan di sini," ucap Lena antusias.

"Soalnya nggak ada yang jaga Almer, aku di sana sibuk banget," jawab Angelista.

"Ya udah biar Mama aja yang jaga Almer," ucap Lena bersedia.

"Hm ... rencana aku usaha yang ada di sana mau aku bawa ke sini aja, cuma aku butuh tempat untuk usaha ku itu."

"Ya udah, Bion yang carikan nanti untuk kamu. Iya kan Bion," ujar Lena cepat.

Terpopuler

Comments

Emak Kam

Emak Kam

sebenarnya kisah novel ini bisa dijadikan pembelajaran,
1. walaupun sibuk ngurusin Keluarga jangan lupa ngurus diri sendiri.
2. itulah kita juga seorang perempuan harus bisa mencari uang sendiri. jadi kalau terjadi seperti Geana. kita bisa minta pisah 😁

2024-05-03

2

Soraya

Soraya

Geana kmu hrus pinter pinter nyimpen uang sendiri untuk anak anak mu jangan ksh tau bion

2024-05-03

0

Muri

Muri

dasar mama2 suka mata duitan

2024-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!