BAB 4

...☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

Ya, dia menikah dengan Bion memang hanya bawa diri. Tapi pihak pria yang memang harus menyiapkan segala sesuatu, bukan pihak wanita. Lalu kenapa mertuanya mengungkit, lagian dia pernah nikah dan bukannya tidak tahu hal begini, lalu kenapa ia mengungkitnya?

Geana sangat ingin menjawabnya, tapi suara itu tertahan di tenggorokannya. Geana memilih untuk pergi saja dari hadapan Lena dan masuk ke dalam kamarnya.

Di dalam kamar, Geana memeluk kedua anaknya menangis dalam hati, rasanya sangat sakit sekali. Ia tidak bisa membendung kesedihannya, ingin rasanya ia berteriak agar hatinya lega.

Zico terbangun karena ada air mata yang menetes di wajahnya.

"Mama." Zeco melihat Geana menangis. Geana langsung menyeka air matanya agar Zeco tidak melihat ia menangis.

"Eh Sayang, kamu udah bangun. Mau mam apa?" tanya Erline.

"Mam mie," jawab Zeco.

"Sayang di sini dulu ya, Mama buatkan mie, jaga adek ya," ucap Geana mencium kening Zeco.

"Iya Ma." angguk Zeco mengerti.

Geana masuk ke kamar mandi terlebih dahulu untuk mencuci mukanya agar tidak terlihat jika ia habis menangis. Rasanya tidak sudi keluar dari kamar untuk mendengarkan suara mereka, ini ia lakukan hanya untuk memasak mie untuk anaknya.

Geana sama sekali tidak minat ke arah mereka saat melewati ruang tamu, Geana langsung menuju ke dapur tanpa melihat mertua dan wanita itu. Ingin rasanya ia mengusir kedua orang yang menggangu itu, tapi ia tak mampu.

Dari ucapan mertuanya sungguh sangat jelas jika ia hanya menumpang, entahlah kenapa suaminya malah membela sang ibu.

"Lihat tuh, lewat bukanya nyapa, nggak ada sopan santunnya sama sekali," ucap Lena ketus menatap Geana dengan mata tajam dan mimik wajah masam.

Geana kembali menangis dan secepatnya menghapus air matanya. Ia secepatnya membuatkan mie untuk Zeco.

"Istri macam apa dia? Aku malah meragukannya apa dia pantas di sebut istri atau hanya numpang makan dan tempat tinggal? Wanita itu harus punya karir kayak Nak Angelista, bisa punya usaha dan bisa urus anak juga, ini baru cocok di sebuah seroang istri, bukan hanya duduk goyang kaki nggak jelas gitu," ujar Lena sengaja membesarkan suaranya agar Geana yang ada di dapur terdengar.

Geana diam sambil meneteskan air mata, matanya tertutup oleh air mata hingga ia tidak sengaja memegang air panas.

"Aduhh," keluh Geana memegang tangannya yang sudah mulai memerah.

"Benar-benar menyesal Mama menikahkan dia dengan Bion, benar-benar nggak guna," celetuk Lena menambahkan.

...*****...

Saat Bion pulang, ia masuk ke dalam kamar dan meletakan tas di atas meja dan melihat ke arah Geana yang duduk di tepi ranjang dengan mata memerah.

Bion membuka dasinya sambil melihat wajahnya di cermin.

"Mas, kita pindah dari sini aja ya, kita ngontrak aja," pinta Geana tiba-tiba.

Bion menekuk Alisnya karena permintaan istrinya.

"Kamu ngomong apa sih? Kenapa kita harus pindah? Ini kan rumah ku, lagian kalau kita pindah dan cari kontrakan uang dari mana? Untuk makan aja kita pas-pasan, ini kamu mau ngontrak pula, emangnya kamu sanggup bayar? Kamu aja nggak punya pekerjaan saat ini," tampik Bion kesal.

"Tapi Mama kamu bilang aku cuma numpang makan dan tempat tinggal di sini! Aku istri mu Mas, yang melahirkan anak untuk mu! Yang mengerjakan semua pekerjaan rumah dan mengurus mu! Aku bukan orang asing! Orang asing aja bisa seenaknya di rumah ini, lalu aku ini apa!" teriak Geana mulai menangis hingga terdengar suara paraunya.

"Angelista bukan orang asing! Dia lebih lama ku kenal sebelum kamu! Dan kamu jangan bawa-bawa soal Mama ku, dia adalah wanita yang paling aku sayangi dan paling aku hormati! Sekali lagi kalau kamu menyebut Mama dalan pertengkaran kita, kamu tahu akibatnya!" ucap Bion mengingatkan dengan menunjuk jadi telunjuknya ke depan wajah Geana.

"Tapi Mas ...."

"Cukup! Berhenti berteriak dan bicara yang bukan-bukan!" bentak Bion.

Geana langsung terdiam dan tidak bisa melanjutkan ucapannya. Bion langsung pergi masuk ke dalam mobil dan pergi entah kemana.

Tapi ia sudah pasti pergi ke rumah Mamanya. Lagian pertengkaran mereka di mulai karena Mamanya, tapi Bion tetap melindungi Mamanya.

Geana kembali duduk di ujung ranjang sambil memegang dadanya. Rasanya sangat sakit.

"Mama, Mama." Zeco memeluk Geana dan ikut menangis.

Geana memeluk Zeco dan menangis sejadi-jadinya, ingin rasanya ia pergi tapi bagaimana dengan anak-anaknya yang masih butuh kasih sayang Papanya. Ia memilih bertahan karena anaknya.

"Mama janan nanis, hu-hu-hu." Zeco memeluk Geana dan ikut menangis.

"Iya Mama nggak nangis lagi, Zeco juga jangan nangis ya Sayang," ucap Geana terisak menyeka air mata Zeco.

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️...

Terpopuler

Comments

Kartini Kartini

Kartini Kartini

gak mertua gak ipar gak teman suami gak tetangga sama" toxix mending pindah kumpulin uang tapi tanpa sepengetahuan suami buat masa depan anak kamu pergi dari sana ,ya kamu ama anakmu mu itu butuh ketenangan keyamanan lingkungan sehat

2024-04-23

3

Soraya

Soraya

jgn cuma nangis geana kmu hrus kuat jgn lemah ksihan anak kmu

2024-05-03

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒚𝒈 𝒑𝒆𝒅𝒖𝒍𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑮𝒆𝒂𝒏𝒂 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒄𝒖𝒎𝒂 𝟏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 🤔🤔

2024-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!