BAB 9

...☃️☃️☃️☃️ Happy reading ☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

Geana menyusuri jalan, ia menyeka air matanya. Ia tak boleh menangis lagi, ia harus kuat demi anak-anak.

Langkah Geana terhenti saat melihat sebuah konter, ia melihat ponselnya dan berniat menjualnya saja untuk tambahan biaya rumah sakit.

"Mbak, aku mau jual ponsel, ini lalu berapa ya?" tanya Geana meletakkan sebuah ponsel di atas etalase konter.

"Ada kotaknya?" tanya penjaga konter tersebut.

Kotaknya ada, tapi di rumah. Ia tidak mungkin pulang ke rumah lagi kan karena akan memakan waktu lagi.

"Tidak ada," jawab Geana menggeleng.

"Sebentar ya Buk, biar kami proses," ucap penjaga konter itu.

Penjaga konter itu bertanya dengan pemilik konter untuk harga jual ponsel tersebut.

"Buk, ini laku terjual dengan harga satu juta saja, apa ibu mau menjualnya?" tanya penjaga konter itu.

"Iya saya mau." angguk Geana setuju, dari pada tidak lalu, ia benar-benar butuh uang sekarang.

"Sebentar ya Buk," ucap penjaga konter itu mengambil uang dari laci etalase tersebut dan memberikannya kepada Geana.

"Terima kasih banyak ya," ucap Geana menerima uang tersebut dan secepatnya menyimpan uang itu ke dalam sakunya.

Geana pun cepat-cepat agar ia sampai di rumah sakit, untuk melihat Zeky.

"Kamu udah makan belum?" tanya Albezro kepada Zeco.

Zeco mengeleng dengan malu-malu.

"Ya udah, Papa buatkan kamu makanan ya, kamu duduk di sini sebentar," ucap Albezro mendudukan Zeco di sofa dan ia menghidupkan TV-nya.

Melihat Zeco, Albezro merasa kasihan. Ia pun mengambil ponsel lalu menelpon asistennya.

"Yuda, kamu tolong belikan mainan anak laki-laki berusia 3 tahun, beli satu mobil ya," pinta Albezro.

"Siap Tuan." angguk Yuda.

"Hm ... apa Tuan ingin berbagi ke panti asuhan lagi ya, tapi kan ini udah malam," gumam Yuda.

Tanpa pikir panjang lagi, Yuda pun pergi masuk ke dalam mobil dan menuju toko mainan.

Zeco tampak diam sambil menonton TV, ia tidak banyak tingkah dan sangat penurut.

Albezro menuju ke dapur untuk membuatkan makanan, sebenarnya ia bisa membeli, tapi memilih untuk membuatkan sendiri, lagian juga tidak terlalu sulit baginya untuk masak makanan anak-anak.

Sebenarnya ia punya pembantu, tapi pembantu yang ia butuhkan hanya pembantu harian saja, ia lebih nyaman tinggal sendiri saat malam. Jadi pembantu itu jika sudah malam mereka pulang ke rumah.

Setelah memasak, Albezro meletakan makanan itu di atas meja.

"Ayo makan, bisa makan sendiri?" tanya Albezro.

Zeco mengangguk sambil melihat makanan yang sudah tidak sabar ia santap.

"Sebentar ya." Albezro mendekatkan meja ke sofa tersebut dan memberikan sendok kepada Zeco.

Zeco pun melahap, terlihat sekali jika ia sangat lapar. Ya, karena pekerjaan menumpuk dari pagi, Geana lupa memberi makan malam kepada Zeco, meskipun begitu, Zeco tidak merengek.

"Kamu sangat lapar ya," ucap Albezro tersenyum sambil mengusap kepala Zeco. Zeco terus melahapnya hingga ia tidak peduli sekitarnya.

Ting tong!

Ting tong!

Bel rumah berbunyi, Albezro berdiri dan melihat sebuah layar kecil, ia melihat jika Yuda yang datang.

Cklek!

Pintu pun terbuka.

"Ini Tuan Mainannya," ucap Yuda memperlihatkan sebuah mobil pickup yang penuh dengan mainan.

"Bawa masuk!" perintah Albezro.

"Cepat bawa masuk!" ucap Yuda kepada supir mobil pickup itu.

Mainan pun di bawa masuk ke dalam rumah, berbagai mainan di belikan oleh Yuda. Ada mobil, motor, kuda-kudaan, rumah-rumahan dan lain-lain sebagainya.

Yuda terkejut saat melihat seorang anak kecil yang sedang makan.

"Tuan, itu Anak yang Anda adopsi kah?" tanya Yuda.

"Bukan, dia anak pasien di rumah sakit ku," jawab Albezro.

"Eh, lalu kenapa Anda bawa ke sini?" tanya Yuda penasaran.

"Dia ingin ikut dengan ku," jawab Albezro lagi.

"Jadi ...."

"Papa!" panggil Zeco.

"Ya ada apa?" tanya Albezro berjalan mendekati Zeco.

"Alamak, dia panggil Papa?!" ucap Yuda terbelalak.

Dan yang lebih membingungkan Tuannya itu malah tidak menepisnya di saat ia di panggil Papa dan menurut saja.

Apa jangan-jangan Tuannya itu ingin segera punya anak? Tapi jangan kan anak? Calon istri saja dia belum punya.

Tidak menutup kemungkinan banyak wanita yang datang mendekat, hanya saja Tuannya itu masih belum ingin menikah karena ia juga sempat gagal dalam rumah tangga.

Ya, Albezro sudah sempat menikah dengan kekasih pujaan hatinya, waktu itu perusahaan masih perusahaan kecil-kecilan dan belum terlalu berkembang.

Sayangnya, istrinya malah bermain di belakangnya bersama pengusaha kaya dan ia di tinggalkan.

...☃️☃️☃️☃️☃️☃️☃️...

...☃️☃️☃️☃️ Bersambung ☃️☃️☃️☃️...

[Jangan lupa like, vote, komen, iklan dan hadiah ya gaes terima kasih]

Terpopuler

Comments

Sapna Anah

Sapna Anah

mudah mudahan berjodoh kasihan gesna dan anaknya

2024-04-26

3

Win26

Win26

inilah indahnya novel , bak cinderella ketemu pak direktur 😂

2024-05-03

0

guntur 1609

guntur 1609

jangan blng angel mantanya alberzo

2024-05-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!