BAB 15

Gracio yang pulang sudah larut malam membuka pintu kamarnya, dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang tanpa membersihkannya lebih dahulu. dia mulai memejamkan matanya karna kelelahan hari ini. namun saat dia ingin terlelap Gracio mengingat wanita yang tadi pagi dia tinggalkan diumah ini, dia kembali berjalan namun bukan ke kamar mandi melainkan ke kamar Lena.

Gracio melihat tubuh Lena terbaring diatas ranjang, sama seperti semalam wanita ini tertidur selesai mengerjakan skirpsinya, mungkin sudah kelelahan sekali membuat Lena tidak lagi membersihkan tubuhnya dan langsung tidur begitu saja. Gracio mendekati Lena dan menatap wajah wanita itu, sungguh sangat damai ketika Lena tidur begini. wajahnya teduh dan matanya?, kenapa mata wanita ini sembab?.

Gracio menatap lebih intens lagi dan bisa menebak bahwa Lena pasti menangis tadi, sampai membuat mata wanita itu bengkak. Gracio kembali pada rasa bersalahnya namun tetap egois, tidak ingin meminta maaf pada Lena. tangan Gracio akhirnya terulur ingin menyentuh Lnea, namun wanita itu keburu bangun dan menatap Gracio dengan tangan yang mengambang di udara,

"apa yang tuan lakukan disini?' tanya Lena dengan suara khas bangun tidur. "emmm.. tidak ada, apa kau sudah mandi?" tanya Gracio. padahal awalnya ia berniat hanya ingin melihat keadaan Lena, namun entah kenapa ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya. "belum, astaga aku ketiduran. maaf aku beum masak makan malam" ucap Lena sambil bangun dari tidurnya, dia mengedarkan tatapannya ke jendela.

sudah gelap, itu artinya dia tidur cukup lama tadi " sudah jam berapa tuan?" tanya Lena. Gracio melihat jam tangannya yang masih bertengger ditempat. " jam delapan pas, aku mau mandi" ucap Gracio dengan kalimat ambigu. entah kenapa tatapannya seolah mengisyaratkan sesuatu kepada Lena. " ya sudah mandi saja tuan, saya juga harus mandi" ucap Lena, namun tangannya langsung dicekal Gracio.

"mandi bersama" ucap pria itu dan menggendong Lena masuk kedalam kamar mandi kamar itu. Lena hanya bisa pasrah, karna menolak pun sudah tidak bisa dan sia-sia membuang tenaganya saja. keduanya kembali melakukan sesuatu yang perlu di tuntaskan didalam sana. Gracio begitu terbuai setelah mengeluarkan kehangatan didallam sarang kenikmatan Lena, keduanya menghabiskan hampir satu setengah jam didalam sana.

"makan di kamar saja ya, saya ambilkan" ucap Gracio dengan dana yang lembut, entah kenapa pria itu snagat berbeda dari biasanya. Gracio turun kebawah setelah mengganti bajunya dan mengambil makan malam untuk mereka berdua, dia membawanya keatas untuk mereka nikmati. Lena yang melihat kehangat pria itu mulai luluh dan hatinya saat ini bimbang.

Lena yang sejak dulu tidak pernah sedekat ini dengan pria, satu-satunya teman pria yang dia miliki ada;ah Faiz. pria itu tidak pernah melakukan sentuhan fisik yang terlalu jauh pada Lena. bahkan memegang tangan Lena saja Faiz sangat enggan dan jarang, dia pasti akan minta izin Lena jika ingin menyentuhnya. namun sata ini, Lena begitu dengan dengan Gracio, menyentuhnya dan membawanya terbang tinggi.

tentu saja Lena melayang, dia mulai melihat sisi lain pria dingin ini. ternyata Gracio adalah pria yang cukup perhatian, sikapnya yang perhatian mampu mengalhkan bagaimana pandangan Lena awal mereka bertemu, dingin dan kejam. "apa skripsi mu sudah selesai?" tanya Gracio saat selesai makan malam, dia memanggil pelayan untuk mengambil piring kotor mereka.

"sekali bimbingan lagi selesai, aku akan sidang minggu depan" ucap Lena tersenyum. dia bangga atas pencapaiannya saat ini. "baguslah kalau begitu, oh ya besok kemungkinan aku tidak pulang sampai 3 hari kedepan" ucap Gracio, Lena hanya mengangguk sebagai jawaban kepada pria itu. "ya sudah ayo tidur kalau begitu, aku lelah hari ini" ucap Gracio membawa Lena kepelukannya.

entahlah, kenapa sikap Gracio sangat berbeda jauh dari sebelumnya. Lena merasa pria itu mulai memperhatikannya, bahkan sesuatu yang tidak pernah Lena dapatkan sebelumnya dari seorang pria. ia berfikir jika dirinya sudah mulai membuka hati pada pria dingin ini, diluar dari sikapnya yang dingin Gracio adalah pria yang cukup dewasa. wkwkw dewasalah kan sudah tuan hahahah

***

keesokan harinya, seperti yang dikatakan oleh Gracio bahwa pria itu akan pergi ke luar kota untuk melakukan pekerjaannya. tanpa ada Seanyang berada di sisinya, Gracio berangkat sambil menitipkan Lena pada sekretaris sekaligus sahabatnya. dia hanya percaya Sean untuk menjaga Lena. dia tidak yakin jika harus meninggalkan wanita itu sendirian dirumah meski ada pelayan, dan meski kepercayaannya tidak 100% penuh pada Sean.

"kau yakin akan menginap disana?, apadahal bisa saja kau pulang lebih cepat Cio" ucap Sean pada tuannya itu. namun Gracio menggeleng, dia menolak untuk cepat melakukan pekerjaannya, alasannya dia ingin menikmati pekerjaannya itu disana, toh juga ada Sean yang mengurus perusahaan disini sementara waktu. "ya sudah kalau begitu, hati-hati. aku sudah pesankan tiket dan sudah kirim ke nomormu" ucap Sean.

keduanya berpisah di perusahaan, dengan Sean melajutkan pekerjaanya dan Gracio berangkat menuju bandara. sedangkan Lena  ia kembali beraktivitas sepetrti biasanya. hari ini dia sudah janji dengan dosen pembimbingnya akan bertemu untuk bimbingan dikampus. juga Lena menerima telfon dari Faiz. pria itu tetap mengajaknya keluar untuk makan malam, tentu saja Lena tidak enak untuk menolaknya.

setelah Lena selesai dengan bimbingannya dan langsung mendaftarkan namanya untuk sidang minggu depan, ia kemudian pergi ke tempat kerja Faiz. keduanya sudah berjanji untuk ketemuan disana karna Lena sudah lama tidak kesana sekalogus menyapa teman-teman sekerjanya dulu. Lena mengendarai motor miliknya sambil mengenakan earphone miliknya, memutar lagu kesuakaannya.

"hallo Fa, lama tidak bertemu"  ucap Lena setelah melihat pria itu. Faiz hanya diam dan tersenyum. "langsung saja ya, aku malas ada papa didalam. pasti akan menyuruhmu untuk duduk dan bercerita disana" ucap Faiz. bukan tidak suka dengan papanya akan mengajak Lena bercerita, hanya saja Faiz ingin waktu yang mereka habiskan akan lebih banyak dan Faiz bisa mendekati Lena lebih cepat juga.

sesampainya mereka ketempat yang biasa mereka kunjungi, Faiz membeli beberapa cemilan untuk keduanya. beginilah mereka menghabiskan waktu, mereka akan bertukar cerita satu sama lain.hal inilah yang membuat Lena menjadi snagat nyaman bersama Faiz, pria itu snagat baik dan lembut tutur katanya. tidak pernah menyakiti Lena sedikitpun baik sikap dan cara bicaranya.

"bagaimana dirumahmu Na?, apakah papamu terus memukulmu atau lebih buruk lagi?' tanya Faiz, akhir-akhir ini Lena sudah jarang bercerita dengannya, bahkan memilih untuk resign dari tempat kerjanya dan juga semakin menjaga jarak dengannya. Faiz fikir ini ada kaitannya dengan papa Lena, secara pria itu tidak suka jika ada yang mendekati Lena, terlebih dirinya.

"tidak Fa... papa sudah sedikit baik padaku, dia sudah jarang bicara bahkan bertemu denganku. dia sangat sibuk akhir-akhir ini dan itu membuatku cukup lega karna tidak mendapat amukannya setiap hari" ucap Lena sambil tersenyum, dia berbohong. Lena tau itu bukan hal baik, namun dia juga belum siap jika bercerita tentang rumah tangga dan pernikahannya dengan Faiz saat ini.

"baguslah kalau begitu Na, aku khawatir samamu karna kamu selalu menghindariku bahkan aku pikir akku ada salah padamu sampai kamu memilih resign dari tempat kerja" ucap Faiz sambil menatap wajah Lena, sangat cantik dan membuat hatinya tenang kala mendengar jawaban gadis itu. "iya Fa, dan setelah aku wisuda kayaknya aku akan pergi dari kota ini deh Fa. aku sudah menyiapkan semuanya" jawab lena dengan nada lirih.

"ayo menikah dengan ku Na, aku mencintaimu Na" ucap Faiz dengan menyentuh tangan Lena dengan kuat, seolah dia tidak ingin berpisah dengan gadis didepannya ini. "jangan bercanda Fa, aku bukan wanita baik untukmu. carilah yang lain aku tidak bisa" ucap Lena langsung menolak ajakan Faiz. menurutnya Faiz bisa mencari wanita yang cocok untuknya, jauh melebihi dirinya.

"tidak Na.. aku mencintaimu dan itu sudah lama, bahkan setelah kita bertemu beberapa tahun lalu aku sudah menyimpan rasa ini padamu" ucap Faiz menjelaskan. " aku mencintaimu Na, aku sudah berjanji pada diriku bahwa aku akan menikahimu setelah lulus nanti" ucap Faiz menark wajah Lena, namun gadis itu menangis dengan suara yang tertahan namun terasa sangat pilu sekali.

~fid.ndr

~Next

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!