BAB 6

Markas Besar, Milan

Gracio dan Sean sekretarisnya sampai ke Markas Besar mereka. Gracio masuk kedalam dan langsung menuju ruangan pribadi miliknya. mungkin hanya beberapa orang yang bisa masuk kedalam sana. semua alat-alat yang dibutuhkan untuk berperang ada disana, Gracio tidak pernah tertinggal untuk mendapatkan senjata itu. selalu saja dia yang mendapatkan pertama.

"Sean, cepat cari tau dimana mereka terakhir meninggalkan jejak, aku yakin dia pasti masih berada disekitaran kita" ucap Grcaio dan langsung membuka komputer miliknya. dia melihat CCTV yang ada di markas. entah apa yang dia buka namun dilayar sudah terlihat dua orang yang menyelinap masuk kedalam markas. " hmm.. mungkin mereka sepele karna selama 2 tahun aku tidak ada disini" ucap Gracio melihat hal itu

"tuan saya sudah mendapatkan lokasi mereka, terakhir mereka berada di pantai Sestri Levante, disana mereka terlihat sedang melakukan sesuatu.namun setelah saya mengirimkan orang kesana tempat itu sudah tidak perpenghuni. bahkan jarang ada orang disana" Sean memberitahu dan menunjukkan ke layar yang ada didepan.

"kapan terakhir mereka disana Sean?" tanya Gracio. jika perkiraannya benar, musuh mereka pasti sedang mencari tempat persembunyian dan Gracio yakin tidak jauh dari tempat mereka sekarang berada. " tiga hari yang lalu tuan" jawab Sean memberikan bukti CCTV dan juga beberap foto yang dia dapatkan.

"suruh 2M untuk menyelidiki daerah sekitaran kita ini, aku yakin mereka masih berada disini. apalagi mereka tidak tau akan kedatangan kita" Gracio menatap Sean. keduanya sepemikiran untuk hal ini. musuh tidak akan pergi atau selesai dengan rencananya jika belum mendapatkan apa-apa. untuk kasus penyerangan kiriman mereka itu adalah siasat musuh untuk mengecoh mereka.

"jangan sampai kita terperdaya dengan kelicikan mereka, sudah cukup kita belajar dari pengalaman dulu" ucap Gracio menatap Sean. keduanya kembali sibuk dengan komputer masing-masing. tanpa mereka sadari ada sesuatu yang sedang mengincar mereka. seseorang dari balik pintu sempat merekam apa yang mereka bicarakan didalam ruangan. Sean tidak sadar dirinya tidak mengunci pintu dengan benar saat masuk kedalam tadi.

sementara di tempat lain, seorang pria tersenyum penuh arti saat mendapat kabar dari orang suruhannya. dia tidak bisa berhenti tertawa sejak mendapatkan rekaman suara Grcaio dan Sean. dia sungguh senang mendapat musuhnya kini berada satu kota dengan dirinya. " hahahhaha... kau tidak akan bisa lepas dariku Gracio!! sebelum kau mati seperti tua bangka itu!' teriak pria itu dengan emosi yang sangat marah.

"mari kita bersiap untuk bersembunyi lebih dulu, biarkan Mark yang ada disini untuk mengurus semuanya. dia akan mengirimkan kabar lagi jika mereka sudah bergerak" ucap pria itu. dia adalah Xavender, orang yang merencanakan pembunuhan untuk guru sekaloigus orang yang sudah mengangkat derajatnya sepertoi sekarang, namun karna sakit hati Xavender rela melakukan hal yang keji, sampai menghilangkan nyawa gurunya sendiri.

flashak on

Xavender melihat pria muda yang baru datang ke markas milik mereka. pria itu lebuh muda sekitar 3 tahun dari dirinya, namun ketika melihat ke akraban gurunya dengan pria muda itu membuat Xaven sedikit curiga. tidak biasanya guru mereka sebaik itu pada orang baru. tidak pernah memperlakukan orang lain dengan baik dan lembut. Xaven malah kaget ketika gurunya membawa pria muda itu kedalam ruangan rahasia gurunya.

sejak saat itu Xaven mulai tidak suka dengan Gracio. pria itu mulai menunjukkan ketidaksukaannya melalui cara bicaranya yang sangat ketus jika Gracio bertanya padanya. atau sekedar Gracio mengajaknya untuk berlatih bersama. Xaven membenci Gracio karna berfikir bahwa gurunya lebih mementingkan Gracio dan lebih memperhatikan Gracio ketimbang dirinya.

sampai hari dimana Xaven akan melakukan aksi mereka, dan ini adalah tragedi pertama yang dilakukan oleh Gracio turun langsung ke lapangan. keduanya sepakat untuk bekerjasama menyelesaikan masalah ini. namun ketika Gracio akan turun ke lapangan, Xaven sengaja meninggalkan dirinya untuk menghadapu musuh sendirian. tentu saja Gracio yang baru pemula melakukan hal ini sangat ketakutan sampai akhirnya dia terkena peluru dari musuh.

Xaven yang tadinya hanya melihat saja, turun tangan dan memang masalah selesai. tapi tidaak hanya sampai disitu saja, guru mereka melihat hal itu dan sangat marah pada Xaven, yang seharunya bisa menjaga dan membantu Gracio saat musuh menembak malah hanya diam dan melihat bagaimana peluru itu masuk ke tubuh Gracio. saat itu guru mereka sangat marah dan mulai mengabaikan Xaven dan fokus pada pengobatan Gracio.

mendapat perlakukan tidak baik dari gurunya membuat Xaven semakin membenci Gracio dan gurunya. dia menaruh dendam pribadi pada Gracio, ingin menyingkirkan Gracio selamanya. diam-diam Xaven membentuk geng sendiri diluar dari geng mereka. dia mulai memperkuat geng mereka dan membuat rencana ingin menjatuhkan gurunya sendiri.

sampai hari dimana Xaven sendiri yang mengajukan keluar dari geng yang saat itu masih dipegang oleh guru mereka sebelum diambil alih oleh Gracio. " maafkan aku guru, aku hanya ingin fokus menata masa depanku. tidak mau lagi hidup tidak jelas seperti ini" ucap  Xaven tepat didepan gurunya. saat itu Gracio yang mendengar pun kaget, karna menurutnya Xaven adalah orang yang paling dipercaya gurunya disini.

"baiklah kalau itu keputusan tepat yang kau ambil, aku tidak pernah melarang siapapun yang mau keluar dan melanjutkan hidup baik diluar sana" ucap gurunya dan menatap Xaven. "Gracio aku percaya kau tidak akan seperti dia!" ucapan terakhir dari pria tua itu sebelum meninggalkan Gracio dan Xaven diruangan itu.

setelah Xaven keluar dari geng itu, dia fokus untuk membangun gengnya sendiri dan bertekad untuk megalahkan geng Corxen  yang saat itu sudah dipegang oleh Gracio. Sandeo yang bisa dipanggil guru oleh mereka memberikan jabatan sebagai ketua geng Corxen kepada Gracio. sejak saat itulah Gracio yang memimpin geng tersebut sampai saat ini.

pembantaian yang dialami oleh Corxen adalah hasil dari rencana Xaven yang ingin melihat geng tersebut mati dan digantikan oleh dirinya. namun ternyata perkiraannya salah, selama dia merancang rencana itu, Gracio pun memperkuat geng Corxen sampai akhirnya Sandeo mau menyerahkan nyawanya demi melindungi Gracio dalam penyerangan itu. membuat Gracio selalu terbayang akan pesan dari papa angkat sekaligus penolong hidupnya itu.

flashback off

Xaven membawa anah buahnya untuk menjauh dari tempat iitu, setelah tau Gracio sudah berada di kota itu membuat dirinya sedikit beraga-jaga. karna Gracio bukan lawan yang mudah untuk dikalahkan. dia juga harus mempersiapkan rencana yang matang untuk bisa melihat kelemahan pria itu, selama ini Gracio tidak punya kelemahan yang terbilang cukup penting dalam hidupnya.

ditempat bekerja Lena

"satu americano dingin ya Fa" ucap Lena kepada Faiz yang menemaninya kerja hari ini. jadwal kuliahnya lebih cepat dari perkiraan membuat Lena lebih awal datang ke tempat kerjanya, ternyata Faiz sudah lebih dulu berada disana. "oke nona siap dibuatkan" jawab Faiz dengan bercanda dan tertawa.

setelah memberikan pesanan custumer itu, Lena kemballi ke meja kasir dan fokus melayani custumer lain. namun setelah orang-orang berkurang Lena menarik nafas dalam, teringat akan pria dingin yang sampai saat ini tidak pulang kerumah. sedikit banyak Lena tau siapa orang yang sudah dia nikahi. pria yang katanya pebisnis handal dan sangat maniak dalam berhubungan dengan wanita.

bukan hal yang baru bagi Lena akan hal itu, wajar sana jika pria dingin itu sering membayar wanita atau pacaran dengan bebas diluar sana. toh juga pria itu sudah sangat dewasa dan mudah baginya untuk menunjuk wanita mana saja yang dia mau, namun Lena menjadi sedikit awas pada pria itu, takut jika Lena akan terkena dengan sentuhan seperti kemarin saat pria itu tiba-tiba datang ke dapur.

"lagi mikirin apa Na?" tanya Faiz dengan lembut. pria itu selalu berhasil membuat Lena senyum sendiri karna suara lembut dan perhatiannya. "gak ada Fa, lagi mikirin tugas kuliah aja, bentar lagi mau wisuda, gak kerasa ya" ucap Lena berbohong. padahal pikirannya sedang tertuju pada pria dingin yang satu rumah dengannya

"ohh begitu, kamu harus fokus Na, jangan sampai kerja ini bikin kamu terkendala. memang butuh uang sih buat nyelesaiin semuanya tapi ingat lagi, kamu juga harus mencapai finish studymu baru terjun lagi ke dunia kerja ini" ucap Faiz sambil mengelus kepala Lena.

"hahaha iya siap aman, kamu gimana kuliahnya Fa?" tanya Lena. saat ini hatinya sedang toidak baik-baik saja karna perlakukan manis Faiz. astaga kenapa pikiran Lena sangat jauh, padahal sekarang dirinya sedang berstatus istri orang.

~fid.ndr

~Next

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!