BAB 4

Disinilah mereka, Lena masuk kedalam sebuah butik yang sangat mewah dan beru pertama kali dia masuki. matanya tetegun melihat koleksi baju yang ada didalam sana. sangat cantik, tidak ada baju yang tidak bagus dimata Lena. dia bahkan tertarik untuk mencoba baju itu, setidaknya mencoba meskipun tidak akan membelinya.

"mari nona saya bantu pilihkan gaun pernikahan untuk anda" ucap seorang pelayan butik itu sambil membawa Lena masuk keruang ganti. Lena tidak menyangka jika Gracio sudah berada disana, entah sejak kapan laki-laki dingin itu sampai ke tempat ini, Lena hanya mengikuti intruksi dari pelayan butik itu.

"silahkan nona coba beberapa gaun yang sudah kami siapkan atas perintah tuan Gracio" ucap pelayan dan menunjukkan kepada Lena. ada sekitar 4-5 gaun disana terpampang jelas. tentu saja Lena melongo melihatnya, meski hanya pernikahan jadi-jadian ternyata pria dingin itu masih punya hati membelikan dirinya gaun pengantin.

"terimakasih, boleh meninggalkan saya disini sendiri?, saya akan panggil jika butuh anda" ucap Lena tak enak hati. dia enggan untuk membuka baju jika masih ada pelayan disana, meskipun pelayan itu adalah wanita tetap saja Lena malu karna selama ini dirinya tidak pernah dekat atau sedekat itu dengan orang lain.

Lena mulai mencoba gaun yang menurutnya cocok untuk dirinya dan melihat kearah kaca. dia tersenyum kala melihat dirinya dari pantulan cermin, andai saja pernikahan ini bukan pernikahan kontrak pasti Lena akan bahagia dan akan bersyukur bisa mencoba gaun semewah ini namun dengan penikahan yang palsu.

sedangkan diluar, Gracio menunggu Lena untuk keluar. entah kenapa pria itu sangat ingin melihat Lena mengenakan gaun yang sudah dia pesan sebelumnya, dia ingin melihat gadis bodoh itu memakai gaun pernikahan mereka. pernikahan?, hahaha itu kata yang terlalu berlebihan menurut Gracio.

lama menunggu akhirnya Gracio bangkit dari duduknya dan memilih untuk masuk kedalam ruang ganti. dia tidak sabar melihat Lena mengenakan gaun itu. namun ketika Gracio ingin membuka pintu ruang ganti tiba-tiba suara cempreng Lena menggelegar diseluruh ruangan, untungnya Gracio cepat menutup pintu.

"kenapa harus berteriak?, kau pikir saya hantu apa!!" ucap Gracio sambil menatap Lena. tatapan yang tidak biasa dia berikan kepada orang lain. ada sesuatu yang mendesir dalam nadinya, namun Gracio tidak peduli. "kenapa tuan tiba-tiba masuk kedalam?, saya kaget" ucap Lena sambil menutup bagian dadanya.

entah kenapa waktu tidak bersahabat dengannya, ketika Lena sedang mencoba gaun yang sangat terbuka disemua bagian, Gracio malah masuk kedalam. "tidak ada yang perlu mengatur saya, bukan kau dan siapapun juga, saya bebas masuk kemana saya mau" jawab Gracio dan melangkah mendekati Lena.

tentunya dengan hati-hati dan langkah pelan Lena mundur kebelakang, ia masih menutup dadanya dnegan satu tangan dan tangan lainnya mengangkat gaunnya, pria didepannya ini sangat menyeramkan. tatapan tajamnya membuat Lena tidak sanggup untuk menatap terlalu lama.

"tu..tuan.. jangan begini" ucap Lena terbata, entah kenapa dia ingin lari rasanya dari depan Gracio. sangat takut dan canggung dalam posisi begini. hingga akhirnya Lena mentok ke dinding ruangan dan Gracio masih tetap dengan langkahnya semakin mendekat, sorot matanya tidak pernah teralihkan.

"kenapa hmm.. apakah saya saya salah masuk kedalam?, kau mulai banyak bicara dan mengatur" jawab Gracio sambil meraih dagu Lena. pria itu semakin menakutkan dimata Lena. "tu..tuan..jangan begini.. tolong lepaskan saya" ucap Lena dan mengalihkan pandangannya. sungguh saat ini Lena hanya ingin menghilang saja rasanya.

"kenapa?, kau tidak nyaman,atau kau tidak suka dengan diriku" ucap Gracio. dia kembali menatap Lena, namun tatapannya langsung teralihkan dengan bibir gadis bodoh ini, sangat menggoda dimata Gracio. "tidak tuan, mana saya berani bersikap begitu" ucap Lena. namun yang ada dalam hatinya berbanding terbalik dengan apa yang dia ucapkan itu.

"ingat satu hal, jadilah istri yang tidak banyak bicara dan lakukan apa perintahku. kau sudah kubeli!!' ucap Gracio dan membuang wajah Lena dengan kasar. dia tidak mau berlama-lama didalam ruangan ini, sungguh pun Gracio merasa darahnya sangat mendidih saat bersentuhan langsung dengan kulit Lena.

"cepatlah pilih gaun mana yang kau sukai dan kita akan mengadakan pemberkatan nikah" Gracio langsung meninggalkan Lena dari ruangan itu. gadis itu langsung bernafas lega, dia berfikir pria dingin itu akan melakukan macam-macam padanya, ternyata tidak. pria dingin itu masih berhati nurani.

tempat yang seharusnya menjadi angan-angan setiap orang yang bermimpi membangun keluarga tapi kini didalam hati Lena tempat ini sama halnya seperti rumah biasa. tidak ada yang menarik, jika dulu dia bermimpi datang ketempat ini untuk mengucapkan janji suci didepan pemuka agama, namun sekarang menjadi hal yang sangat ingin Lena singkirkan.

bukan soal tidak mau menikah atau tidak, hanya saja Lena kecewa dengan dunia. kecewa dengan takdirnya yang begitu menyedihkan. dari dulu dia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh siapapun, dia hanya menikmati masa-masa dimana dirinya bertemu dengan pria yang sampai saat ini menjadi nama yang tertulis dalam hati Lena. Faiz Vlerian, pria yang selama ini menjadi penolong untuk Lena.

namun karna pernikahan ini, mau tak mau Lena akan menguburkan perasaan itu bersama dengan waktu yang akan berjalan. dia tidak mungkin mendapatkan pria itu karna dirinya pun sudah terikat dengan pria dingin disampingnya saat ini. saat kata pendeta bahwa kami sudah sah menjadi suami istri, sejak saat itulah Lena berjanji akan melupakan Faiz, meski hatinya akan sakit.

Gracio hanya menatap Lena sekilas, janji suci yang sudah mereka ucapkan didepan pendeta seketika hilang begitu saja dari benak Gracio. pria itu langsung pergi meninggalkan Lena ditempat yang seharusnya mereka masih menikmati momen ini, Lena dititipkan kepada sekretarisnya.

"apakah nona sudah selesai?, kalau sudah saya akan antarkan kerumah" ucap Sean menatap Lena. gadis itu hanya duduk sejak tadi. pikirannya melayang dan kosong, dia tidak menyangka hari ini statusnya sudah berubah menjadi istri orang meskipun tidak dianggap keberadaannya. Lena mengusap airmatanya dan tersenyum.

"sekarang saja pak, aku ingin istirahat dirumah, besok harus kuliah dan kerja lagi" jawab Lena dan membuka sanggul dirambutnya. untuk apa pria dingin itu menyiapkan semua ini jika hanya akan pergi begitu saja, mengundang beberapa rekan bisnisnya untuk menghadiri pernikahan mereka.

menyuruh orangnya untuk menyiapkan semuanya yang diperlukan Lena untuk acara ini, penata make up sampai rambut, sampai gaun pun harus dipersiapkan dengan baik. padahal acaranya tidak sampai 1 jam. Lena menghela nafas pelan dan mengikuti Sean keluar dari tempat itu.

sedangkan Gracio sengaja pulang lebih awal agar menetralkan pikirannya, sejak tadi ia hanya membayangkan leher jenjang gadis bodoh itu, apalagi saat mereka berdua didalam ruang ganti butik. Gracio tidak tahan jika harus berlama-lama dengan gadis itu, melihatnya saja darah Gracio langsung mendidih dan naik.

"aarrghhhh sial!!" Gracio menatap dirinya yang menurutnya bodoh. padahal sah-sah saja jika dirinya memaksa gadis bodoh itu untuk melayaninya malam ini, namun entah kenapa dalam hati kecilnya mengatakan tidak. Gracio enggan untuk menyentuh Lena, bahkan tidak ingin membuat gadis bodoh itu terluka.

"ada apa denganku, kenapa aku tidak bisa melihat wajahnya yang sedih seperti itu?" Gracio mengacak rambutnya dan merebahkan tubuhnya ke kasur. pikirannya menerawang jauh, sejak bertemu dengan gadis itu Gracio merasakan ada hal aneh yang mulai hidup dalam dirinya yang selama ini tidak pernah ia rasakan.

~fid.nch

~Next

Terpopuler

Comments

Elfristiani Nduru

Elfristiani Nduru

bacanya cuma satu detik aja rasanya thor😔double up dobg thor

2024-03-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!