Mari kita lanjutkan halu kita wkwkwk
Gracio masih tetap berada diatas Lena, pria itu tidak bergerak ataupun melepaskan penyatuan mereka. dia masih berusaha menetralisir degup jantungnya kala merasakan bagaimana susahnya membobol pertahanan gadis bodoh ini dan hal yang paling membuat Gracio terkejut adalah saat merasakan sesuatu mengalir dibawah sana. hangat dan membuat Gracio menjadi tidak karuan, ingin melepaskan namun gairahnya sudah di ujung.
"kau masih perawan?" tanya Gracio menatap Lena. malam ini Lena sah menjadi wanita, bukan seorang gadis yang tidak pernah disentuh lagi. "kau pikir aku seperti wanita yang kau temui diluar sana!!, aku berbeda dengan mereka tuan yang terhormat!!" ucap Lena dengan berteriak dibawah Gracio, sakit hati dan juga seolah perkataan Gracio penghinaan untuknya. padahal selama ini Lena tidak pernah dekat bahkan pacaran dengan pria manapun.
"maafkan aku, aku sudah merenggut kesucianmu" ucap Graio sambil menatap Lena dengan tangannya terulur mengusap pipi wanita itu. namun Lena membuang wajahnya dan tidak membalas tatapan Gracio. setelah ini dia tidak tau akan kemana, pernikahan mereka hanya kontrak karna pria ini membeli dirinya. bahkan selama ini Lena sudah membuar rencana setelah berpisah akan pergi sejauh mungkin dari pria dan keluarganya.
"apa yang perlu disesali, percuma saja toh kau sudah mendapatkannya dan sekarang lanjutkan saja" ucap Lena. penyatuan mereka belum lepas, dan Gracio juga masih ingin melajutkannya. pria itu hanya diam dan mulai bergerak pelan. dalam hatinya masih merasa menyesal namun juga bahagia karna ternyata dia pria pertama yang menyentuh istrinya itu.
lama mereka bergulat diatas ranjang, sampai akhrinya keduanya mencapai pelepasan bersama. Lena tidak begitu menikmati penyatuan mereka malam ini, yang ada rasa sakit yang tertanam dalam dirinya. Gracio yang sudah selesai langsung membawa Lena untuk membersihkan tubuh mereka, tidak ada suara diantara keduanya. masih diam dalam pikiran masing-masing.
setelah mandi, Gracio kembali meletakkan Lena diatas ranjang. dia menatap wanita itu yang masih terus berderai air mata. bahkan Lena enggan untuk melihat wajahnya. "maafkan aku, aku tidak tau kalau kau masih perawan. tapi ini juga tidak salah kan?, aku adalah suamimu, dan aku berhak meminta hak ku atas kamu" ucap Gracio sambil duduk ditepi ranjang, menatap Lena dengan sejuta rasa yang ada dalam hatinya.
"tidak ada yang perlu dimaafkan, kau benar. aku istrimu dan kau berhak melakukannya, tapi setidaknya biarkan aku menikmati apa yang seharusnya, bukan malah menyiksaku dengan kata-kata yang seharusnya tidak aku dengar. untukmu mungkin pernikahan adalah main-main, namun untukku tidak"ucap Lena sambil menatap netra pria itu. mereka masih sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing.
"aku tau aku salah, tapi aku juga tidak bisa berbagi apa yang sudah menjadi milikku" ucap Gracio, kembali mengingat foto Lena dirangkul oleh pria yang tidak ia kenal. "sudahlah, semua sudah terjadi. aku tidak menyalahkan siapa siapa disini, hanya saja aku berfikir pernikahan ini semoga segera berakhir" ucap Lena dan langsung turun dari ranjang. ia kembali ke kamarnya dan mengunci pintu.
Lena menangis didalam kamarnya, sunggun jika ada pilihan Lena ingin semuanya ini berakhir.. ia sudah muak dengan kehidupannya yang kacau, tidak ada harapan lagi untuknya setelah lepas dari Gracio. "hikss..hiks... kenapa semuanya jadi begini, kenapa semesta sangat jahat padaku, apa salahku" ucap Lena menangis sesenggukan. dia memikirkan bagaimana hidupnya jika Gracio menceraikan dirinya.
pagi hari menjelang, Lena belum turun dari kamarnya. sedangkan Gracio sudah pergi ke kantor sejak tadi. pria itu seolah melupakan semuanya apa yang terjadi semalam. dia sudah seperti biasa melakukan pekerjaannya dengan request ditemani oleh wanita bayarannya, meskipun Gracio tidak pernah melakukan penyatuan dengan wanita bayaran itu, namun tetap saja Gracio selalu minta dipuaskan sendiri.
seperti hari ini, Gracio meminta Sean untuk membawa wanita itu padanya. awalnya Gracio metrasa suntuk dengan pekerjaannya, ditambah lagi mertuanya selalu menghuungi dirinya dengan beralasan bahwa perusahaan mereka butuh dana membuat Gracio muak dengan Liamus dan keluarganya. " puaskan aku sekarang!!" ucap Gracio pada wanita itu, tentu saja dengan senang hati wanita itu melakukannya.
dia mulai membuka resleting Gracio dan langsung melakukan apa yang seharusnya. Gracio menikmati setiap sentuhan wanita itu sampai mendessah tidak karuan diatas kursinya. wanita itu terus menggerakkan tubuhnya samapi Gracio mencapai pelepasan. dia membersihkan wajahnya dan menatap Gracio yang masih memejamkan mata, menikmati setiap desiran darah yang mengalir.
"keluarlah, dan minta pada Sean bayaranmu!!!" ucap Gracio pada wanita itu. dia mengangguk dan langsung keluar dari ruangan Gracio. pria itu masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
***
Lena menatap jam di ponselnya. tidak terasa bahwa sudah siang dan pastinya pria itu sudah pergi ke kantor. Lena masih merasakan perih diarea bawahnya, dia tidak langsung bergerak turun namun masih diam diatas kasurnya dan bermain ponsel. dia juga hari ini rencananya akan menyelesaikan skirpsinya dan bimbingan terkahir dengan dosen dua hari lagi. tidak ingin menunggu terlalu lama.
Lena membuka ponselnya dan melihat pesan dari Faiz, pria itu mengajak dirinya untuk keluar sore nanti untuk sekedar menghabiskan waktu. Lena tidak langsung menjawabnya, dia masih memikirkan tubuhnya yang masih remuk akibat pergulatan dirinya dan Gracio malam tadi, dan Lena juga berfikir mulai sekarang harus menjaga jarak dengan Faiz, takut Gracio melihat mereka dan salah paham.
"lebih baik aku mandi dulu saja" ucap Lena dan beranjang dari ranjang. "auuuww.. sakit sekali, aku menyesal memberikan mahkotaku pada pria gila itu, sakit sekali" ucap Lena namun tetap bergerak ke kamar amndi untuk membersihkan tubuhnya, sudah siang dan juga perutnya minta diisi.
setelah selesai mandi dan makan, Lena kembali ke kamar dan membuka laptopnya. dia baru ingat semalam dia belum mematikan laptop itu karna ketiduran, tapi sekarang laptop itu tersusun rapi dimeja belajarnya dan juga, hmmm Lena ingat kenapa bisa begini, semalam pria itu datang ke kamarnya dan membawa dirinya untuk ditiduri. Lena hanya menghela nafas pelan sambil membuka laptopnya.
dia melihat profil laptop itu dengan senyuman yang tipis, Faiz pria lembut dan sangat pengertian padanya. bahkan selalu mengutamakan Lena saat butuh sandaran, pria yang selalu membuat Lena bisa tertawa dan melupakan beban yang dia rasakan. Lena menangis dan menyesali dirinya tidak bisa sedekat dulu dengan Faiz, padahal dalam hatinya sudah terisi dengan nama pria itu.
"kau harus hidup bahagia Fa, kau tidak boleh hanya melihatku sebagai wanita yang ingin kau dekati, kau berhak mendapatkan yabg lebih baik dariku" ucap Lena dan mngusap airmatanya. dia membuka file skirpsinya dan langsung menatap dengan heran, entah kenapa disana banyak sekali tulisan yang diwarnai dan juga beberapa dibawahnya ada tulisan yang bertambah dengan font italic dan bold.
"apakah pria itu yang melakukannya?, untuk apa dia membuat ini?, apakah ini artinya skiprsiku yang dia tandai harus aku revisi?" ucap Lena sambil membaca pelan-pelan tulisan yang direvisi oleh pria itu. "hemmm.. ini mungkin sudah membantu banyak" ucap Lena dan langsung mengekseskusi skripsinya. dia juga tidak lupa untuk membalas pesan Faiz dengan menolak halus ajakan itu.
"hah.. akhirnya selesai. semoga saja dospemku tidak banyak revisi setelah ini dan aku bisa langsung sidang saja" ucap Lena merebahkan tubuhnya diranjang. dia kembali tertidur setelah berapa jam duduk mengerjakan tugasnya. dia kelelahan dan juga tidak semagat untuk melakukan apa-apa lagi. kalau biasanya dia bekerja tapi saat ini Lena sudah mengundurkan diri dari tempat bekerjanya.
~fid.ndr
~Next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments