Terbongkar

Telpon di kamar Dimas berbunyi, itu dari pak Slamet satpam yang berjaga di depan, memberitahukan bahwa ada seorang wanita yang mencarinya.

Dimas berpikir, siapa yang mencarinya, Diandra pasti langsung diijinkan masuk.

Dimas melangkah menuju teras rumahnya, dia terkejut ketika mantan partner ranjangnya mendatanginya sampai ke rumah.

"Ngapain Lo kesini?" tanya laki-laki bercelana hitam selutut itu.

"Aku ga terima kamu tinggalin gitu aja, aku cinta sama kamu," Rosalina sengaja berteriak untuk mencari perhatian penghuni rumah itu.

Dimas menyeret wanita tak tau malu itu keluar dari gerbang rumahnya, "Denger Ros, gue ngelakuin itu ga pernah sedikitpun pake hati, di hati gue cuman ada Diandra, lagian bukannya elo udah biasa ngelakuin itu sama siapa aja yang mau bayar elo? Apa Lo nggak rela ngelakuin sama gue, karena selama ini gue nggak bayar jasa Lo alias gratis? Kalau elo mau minta bayaran, tinggal berapa lo sebut aja, gue kasih, tapi jangan pernah ganggu hidup gue,"

"Aku ga butuh uang kamu, aku cuman butuh kamu Dimas, aku cinta kamu," sahut Rosalina berkaca-kaca.

"Lo mau sampai nangis darah pun, gue ga bakal mau sama elo, perempuan gatel yang mau buka kaki sama siapa aja, emang Lo pikir gue nggak tau, Lo juga sering main sama temen-temen gue kan? Bahkan elo pernah threesome sama Aris dan Chiko kan?" Saking emosinya, Dimas menunjuk-nunjuk mantan teman tidurnya.

Raut wajah Rosalina langsung berubah, nyalinya ciut seketika, Dimas mengetahui banyak tentangnya.

"Sayang kamu kok bisa sama Rosalina," Tanya Diandra seolah-olah tidak tau apa-apa.

Dimas kaget dengan kedatangan pacarnya, "Nggak ada apa-apa, sayang, ini Rosalina mau nanya alamat rumah temen aku," dustanya.

"Oh ya udah, aku mau ketemu ibu kamu ada nggak?"

***

Dan disinilah mereka sekarang Diandra dan Rosalina, duduk di sofa ruang tamu, "Lo kenapa masih kesini? Elo ga mutusin Dimas," lirik wanita yang mengenakan mini dress berwarna merah itu.

Diandra tersenyum manis, "Emang kenapa? Ini rumah tunangan aku, aku bebas dong mau kesini kapan aja, terus kamu ngapain ke sini? Mau minta pertanggungjawaban tunangan aku? Yakin itu anaknya Dimas? Jangan Kamu pikir aku nggak tau, cewek macam apa kamu?" ujarnya dengan santai tapi penuh penekanan.

Rosalina makin tertantang dengan sikap Diandra, walau ada sedikit rasa takut dalam pikirannya, "Tapi ini anaknya Dimas," wanita itu menunjukkan perut ratanya.

"Kamu pikir ibu Dewi bakal terima kamu, kita lihat saja nanti," Diandra menyunggingkan senyumannya.

Tak lama kemudian Dewi datang diikuti Dimas dan Dessy serta mbak Nah yang membawakan nampan berisi minuman dan camilan untuk tamu majikannya.

"Menantu ibu Dateng, kangen tau," Dewi memeluk Diandra, sudah beberapa hari tak bertemu.

"Dian juga kangen sama ibu," Diandra balas memeluk wanita baik hati yang merupakan ibu kandung dari tunangannya.

"Mbak juga kangen sama adik ipar nih," Dessy tak mau ketinggalan, memeluk wanita yang sudah dia klaim sebagai anggota keluarganya.

"Loh ini siapa? Temen kamu Dian?" Tanya Dewi heran melihat ada perempuan asing yang berpakaian minim datang ke rumahnya.

"Oh ini Rosalina teman satu angkatan tapi beda jurusan, nggak ada urusan sama aku, urusannya sama Dimas katanya," Diandra tersenyum, sembari menjelaskan.

Dimas melotot mendengar ucapan Tunangannya, "Betul Dimas? Kok kamu bisa ada urusan sama perempuan kayak gitu? Kamu ada masalah apa?" Tanya Dewi bingung.

Diandra duduk diapit Dewi juga Dessy, di menatap calon mertuanya, "Jadi gini Bu, kemarin Rosalina nemuin Dian, katanya Rosalina lagi hamil anaknya Dimas, bahkan Dian di kasih tau foto mereka berdua lagi nggak pakai baju," jelas Dian tanpa beban.

"Apa?" Dewi terkejut bukan main, beliau mulai memegangi dadanya yang tiba-tiba sesak, dengan segera Dessy menyuruh Dimas untuk mengambilkan obat untuk ibunya, mereka semua panik termasuk Diandra, tapi wanita itu hanya berpura-pura, dia sudah tau hal ini akan terjadi.

Setelah kondisi Dewi stabil, wanita paruh baya itu mulai bertanya pada putranya, "Benar Dimas, kamu ada hubungan dengan wanita itu?"

Dimas menunduk dalam, ia sangat menyesali perbuatannya, "Jawab Dimas jangan diam saja," bentak Dessy, "Mbak nggak habis pikir sama kamu, kok bisa kamu ngelakuin hal rendah kayak gitu, kamu sama aja sama mantannya mbak, mbak kecewa sama kamu,"

"Tapi bukan cuman Dimas mbak yang main sama dia, temen-temen Dimas juga, bisa aja itu anak mereka" laki-laki itu berusaha membela diri.

Dewi menarik nafas, berusaha untuk tetap tenang, "Jadi apa mau kamu?" Tanyanya kepada Rosalina yang sedari tadi diam. "Kalo kamu meminta saya untuk merestui hubungan kamu sama anak saya, saya tegaskan selamanya saya tidak akan pernah merestui kalian, bahkan jika benar kamu mengandung benih anak saya, saya tidak peduli, bagaimana mungkin keluarga kami bisa menerima perempuan yang sudah membuka kakinya kepada banyak laki-laki, apa yang harus saya katakan kepada mendiang suami saya nanti, jika saya harus menerima wanita tidak benar macam kamu!" Ucapan pedas Dewi membuat mata Rosalina. berkaca-kaca.

"Jangan kamu pikir tangisan kamu, bisa meluluhkan hati keluarga kami, sampai kapanpun, kamu tidak akan diterima di keluarga kami, jika Dimas mau bertanggung jawab, silahkan, saya dan ibu saya tidak keberatan," Dessy melirik sinis wanita yang mengenakan mini dress berwarna merah itu, tatapannya beralih pada adiknya, "Dimas silahkan kamu angkat kaki, dari rumah ini, jangan pernah membawa apapun milik ibu sama mbak, soal Dian jangan khawatir, selamanya kamu akan jadi bagian dari keluarga kami, walau kamu ga jadi menikah dengan Dimas, masih ada anak mbak, setelah Denis lulus SMU kalian bisa langsung menikah, jangan pernah mau sama laki-laki yang sudah sembarangan celup sana-sini, bisa kena penyakit kelam*n kamu," ucap Dessy panjang lebar.

Diandra tersenyum samar, tak ada yang menyadarinya. Sedang Dimas tentu saja panik, dia tidak akan mau meninggalkan keluarganya, dan tunangan yang di cintai nya hanya demi, perempuan rendah seperti Rosalina. "Nggak Bu, ampuni Dimas, Dimas janji nggak bakal kayak gitu lagi," Dimas bersimpuh di kaki ibunya, "Maafin Dimas mbak, Dian maafin aku, aku khilaf, aku nggak bakal kayak gini lagi," Dimas mencium tangan mbak Dessy selanjutnya Dian tunangannya, "Di kamu mau maafin aku kan?"

"Sayang nggak perlu sampai kayak gini, aku udah maafin kamu, aku tau kamu masih muda, rasa penasaran kamu terhadap hal kayak gitu, begitu besar, memang caranya salah, yang penting hati kamu hanya buat aku," ucap Diandra bijak.

Hal itu membuat Dewi dan Dessy terharu, "Dian hati kamu terbuat dari apa sih? Mbak kagum sama kamu, makin sayang mbak sama kamu," Dessy memeluk Dian, Dewi tak mau ketinggalan, beliau memeluk calon menantunya itu.

Sudah tidak ada lagi celah untuk Rosalina, akhirnya wanita itu pergi dengan sendirinya.

Setelah beberapa saat, Diandra pamit untuk undur diri, wanita itu mengatakan ada janji dengan kawannya, Dimas mau mengantar, tapi Diandra bilang hari ini ingin bersama teman-temannya, Dewi dan Dessy memahami, mungkin Diandra ingin menghibur dirinya sendiri setelah kejadian tidak mengenakan tadi.

Diandra berlari menuju mobilnya yang terparkir di pinggir jalan, tak jauh dari rumah Dewi, sedari tadi ponselnya bergetar dari dalam Sling bag nya, dia sudah sangat terlambat bertemu dengan sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan di tangguh lagi Diandra,, putuskan saja pertunangan kalian...

2024-05-30

0

Umie Irbie

Umie Irbie

iiiiihhhh othoooor di luar expetasi,. kenapa diandra kenapa masih mau sama dimas siiiii,. iiiih sebel uuiih,. kenapa ngg sama denis😡😡😡😡😡😡😡😏😣😫😩

2024-03-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!