Memutuskan Pertunangan

Diandra turun dari mobil yang di kemudikan Aditya, wanita itu melangkah menuju gerbang rumah keluarga Dimas.

Sekuriti yang melihatnya, langsung membukakan pagar untuknya, "Selamat datang mbak Dian, apa kabar?" sapanya ramah.

"Saya baik pak," sahut Diandra tersenyum, "Ibu Dewi ada kan?" tanyanya.

"Ada mbak, silahkan masuk,"

Usai mengucapkan terima kasih, Diandra melangkah, melewati halaman luas rumah dua lantai, dia melihat ada mobil yang biasa dipakai Dewi, didepan garasi.

Mendengar namanya dipanggil, Diandra menoleh, itu mbok Nah, salah satu asisten rumah tangga, yang kata Dimas sudah mengabdi pada keluarga ini, sejak Dessy masih kecil.

"Apa kabar mbok?" tanya Diandra tersenyum ramah.

"Alhamdulillah mbok baik, ayok mbak, masuk," perempuan paruh baya itu membukakan pintu, "Pagi-pagi ibu udah bilang, kalau calon menantunya mau datang, jadi mbok, udah masak istimewa buat mbak Dian,"

"Wah, saya jadi nggak sabar deh," keduanya melangkah menuju ruang tengah yang luas, mbok Nah mempersilahkan Diandra untuk duduk terlebih dahulu.

Tak lama, dari arah area kolam renang, Dewi datang, wanita paruh baya itu, tersenyum menyambutnya, Diandra menghampiri dan mencium punggung tangan wanita yang begitu dia hormati.

Dewi memeluk, calon menantunya, "Ibu kangen, kamu jarang main kesini," ujarnya, sembari melepaskan pelukan itu, dan mempersilahkan Diandra untuk kembali duduk.

"Kata kamu, ada hal yang ingin kamu bicarakan sama ibu, Ada apa? Apa Dimas menyakiti kamu lagi?" tanyanya.

Mereka duduk bersebelahan, Diandra menggeleng, "Nggak kok Bu, Dimas baik sama aku, cuman memang kita lagi sama-sama sibuk," jawabnya.

"Ibu memang menyuruh Dimas untuk membantu kakaknya, kamu tau bukan, kesehatan ibu kurang bagus, sementara Dessy tak mungkin menghandle semuanya sendiri, Denis juga masih kecil, ya terpaksa Dimas ikut bantu-bantu, setidaknya kalau dia sibuk, intensitas ngumpul sama teman-temannya yang nakal, jadi berkurang, maaf ya di,"

"Nggak apa-apa Bu, Dian juga lebih seneng, kalau Dimas sibuk, setidaknya dia harus mulai belajar bertanggung jawab, apalagi Dimas anak laki-laki,"

"Syukurlah kamu mengerti," Dewi bernafas lega, calon menantunya benar-benar pengertian sekali.

Diandra menghela nafas, "Jadi gini Bu, maksud kedatangan Dian ke sini, Dian mau minta maaf sama Ibu dan Dimas,"

"Loh kenapa sayang? Kamu nggak punya salah sama aku kok," sahut Dimas yang baru saja turun dari tangga, dia duduk disebelah tunangannya, sehingga Diandra duduk diapit oleh ibu dan anak.

"Maaf Dimas, kayaknya kita nggak bisa lagi melanjutkan hubungan kita," Dia melepaskan cincin yang ada di jari manisnya dan meletakkannya di tangan Dimas, meski rasanya dia gugup, tapi dia berhasil mengucapkannya.

"Apa maksud kamu? Kita nggak ada masalah apapun, apa kamu masih ga terima dengan perbuatan ku tempo hari?" Ujar Dimas tak terima, sementara Ibu Dewi hanya diam mendengarkan.

"Bukan masalah itu, yang itu aku udah maafin kamu," sangkal Diandra.

"Lalu kenapa? Kamu udah ga cinta sama aku?" Dimas mulai meninggikan suaranya, dia tak terima.

"Dimas pelan kan suara kamu, kita dengarkan alasan Dian dulu," Dewi berusaha menengahi.

"Tapi Bu, aku nggak mau, aku cinta banget sama Dian, bagaimana bisa aku terima Dian mau tinggalin aku?" Ucap Dimas kepada ibunya, "Aku ga mau Dian, pokoknya kamu harus pakai lagi cincin ini," Dimas berusaha memaksa Diandra untuk memakaikan cincin itu lagi.

"Maaf Dimas aku nggak bisa," Diandra berdiri menghindar, "Bu Dewi, dari hati yang paling dalam Dian minta maaf, Dian nggak bisa melanjutkan pertunangan ini," wanita itu berjongkok dan menyentuh kedua lutut Dewi yang tertutup celana panjang.

"Berdiri Dian, ibu nggak mau kamu begini," Dewi menyuruh Diandra bangun dan duduk di sebelahnya, "Jadi jelaskan ke ibu, apa alasan kamu memutuskan pertunangan ini?"

"Dian ingin mengejar impian, Bu!"

"Sayang tapikan kita kuliah di tempat yang sama, jadi nggak perlu putus juga," Dimas mencoba bersabar.

"Aku udah batalin Dimas, maaf aku nggak bilang kamu, aku harap kamu bisa terima keputusan aku, aku ingin kamu fokus meraih cita-cita kamu, tanggung jawab kamu besar, kalo memang jodoh kita pasti bisa ketemu, aku sayang kamu, tetapi aku ingin meraih mimpiku, aku mohon," pintanya.

"Sayang kita masih di kota yang sama, please jangan kayak gini, aku cinta banget sama kamu, atau kamu mau pindah dari kota ini, aku ikut kamu, pasti ibu setuju, iya kan Bu? Yang penting kita jangan putus ya!" Ucap laki- laki itu berjongkok sambil memegang kedua tangan wanita itu sambil menciuminya.

"Nggak bisa Dimas, kamu harus tetap lanjut kuliah di kampus itu, kamu harus selesaikan pendidikan kamu, kalo kita jodoh pasti kita akan bersatu," air mata Dimas luruh seketika, laki-laki itu sangat mencintai Diandra.

"Oh ya Bu, tolong sampaikan permohonan maaf Dian sama mbak Dessy, mudah-mudahan keluarga ini selalu sehat dan dilimpahkan keberkahan, maaf ya Bu, Dian pamit, sampai ketemu lagi," Diandra mencium tangan Dewi, beliau menangis kehilangan calon mantu kesayangannya, tapi perempuan tua itu tidak bisa menghalangi cita-citanya, Dewi menerima keputusan Diandra dengan lapang dada.

Sedangkan Dimas memeluk erat tubuh wanita yang di cintainya, "Jangan tinggalkan aku Di, aku ga sanggup kalo kamu tinggalin, aku cinta banget sama kamu, aku ga mau kehilangan kamu, please!" Dimas menangis dan memohon pada wanita itu .

"Dimas maafin aku, aku sayang kamu, aku nggak bakal lupain kamu," Diandra melepaskan pelukan itu dan berjinjit mencium kening Dimas dengan sepenuh hati, wanita itu sangat menyayangi laki-laki ini.

Diandra berlari keluar, tak peduli dengan panggilan dari Dimas.

"Pak, tolong kunci gerbangnya, jangan biarkan tunangan saya keluar," Teriak Dimas yang kini berada di teras.

Diandra melebarkan matanya, saat sekuriti mulai menutup gerbangnya, dia terus mempercepat larinya.

Sayangnya, gerbang sudah tertutup, dan sekuriti menghalangi langkahnya, "Pak tolong buka, saya mau keluar," pinta Diandra.

Dimas meraih tangan wanita itu, "Apa maksud kamu Dian, kamu mau lari dari aku?" untuk pertama kalinya dia begitu marah pada perempuan yang dicintainya.

"Aku nggak lari Dimas, aku mau pulang, kita sudah berakhir," Diandra menepis tangan besar yang memegang pergelangan tangannya.

"Berakhir kata kamu!" Dimas tersenyum kecut, "Berakhir itu kalau kedua belah pihak setuju, tapi aku nggak setuju, aku nggak terima kamu putuskan, apalagi karena masalah sepele, apa kamu masih nggak terima karena kesalahan yang aku lakukan tempo hari?"

"Aku udah maafin kamu,"

"Lalu kenapa kamu minta putus?" Dimas kembali berteriak.

"Aku mau mengejar cita-cita aku,"

"Bohong, kamu bohong, aku nggak percaya, pasti ada sesuatu yang kamu sembunyikan, katakan apa itu?"

Diandra menggeleng, dia tak mungkin mengatakan jika dia sudah tiga kali tidur dengan keponakan lelaki dihadapannya, "Nggak ada, jadi aku mohon, lepaskan aku,"

"Nggak, kamu nggak akan aku lepaskan," Dimas semakin terbakar amarah.

Suara klakson mobil terdengar, sekuriti membukakan pintu gerbang, dan Dimas memegangi tangan Diandra erat, tak akan membiarkan wanita itu lari.

Mobil sedan mewah berwarna hitam memasuki halaman, tak lama Dessy turun diikuti oleh putranya.

Diandra melebarkan matanya, ketika melihat lelaki yang semalam tidur bersamanya melangkah menuju arahnya.

Tubuhnya bergetar hebat, rasa takut mulai menjalar di sekujur tubuhnya, entah mengapa dia merasakan gugup luar biasa.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kalau memang kau cinta mati dengan Diandra tak mungkin kau melakukan perselingkuhan...ikut teman² mu...di situlah Diandra terluka... payah deh 2 lelaki 1 wanita...

2024-05-30

1

Umie Irbie

Umie Irbie

othoooor kapan update lagi

2024-03-09

1

Umie Irbie

Umie Irbie

gila 😱😱😱😱 makin rame ceritanya gaes 😍😍😍😍😍😍🤣🤣🤭

2024-03-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!