"Iihh... ngapain Pak Haris pegang-pegang saya," Sungut Sarah. Segera bangkit dari lengan kekar yang sejatinya menolong ketika dirinya hendak jatuh ke lantai.
"Sudah ditolong bukan terimakasih malah ngomel-ngomel kamu," Haris mendorong dahi Sarah perlahan dengan jemari.
"Iihh... nyebelin memang," Sarah merengut, lalu menuju lantai atas di mana mama Salma menunggu.
Dalam diam Haris membuntuti Sarah, tidak ada yang berkata-kata hingga tiba di depan ruangan Asyima. Dengan mudah Sarah menemukan ruangan tersebut karena sudah di tunjukkan oleh Asyima melaui ancer-ancer.
Tok tok tok.
Sarah mengetuk pintu, ketika menunggu dibuka, tanpa Sarah tahu, Haris memandangi tengkuk mulus milik Sarah. Sebab, rambut Sarah dikuncir kuda.
Dingin terasa tengkuk Sarah, gadis cantik pun menoleh hingga kepalanya membentur wajah Haris. Pria itu meringis kesakitan kala dia iseng meniup tengkuk Sarah, justru kwalat.
"Lagian Pak Haris, ngapain juga... dekat-dekat begitu," Sarah berdecak kesal.
Mulut Haris sudah terbuka hendak mengucap sesuatu, tetapi pintu pun terbuka. "Oh... kalian sudah datang... masuk Nak. Lama menunggu ya? Soalnya Mama lagi di kamar mandi," Wanita paruh baya yang berpakaian setelan setengah lengan t-shrit, masih tampak cantik dan segar, minta anak dan calon menantunya masuk.
"Tidak apa-apa Ma, kami baru datang kok," Sarah menyahut lalu masuk bersama Haris.
"Kalian datang bersama, memang tadi boncengan ya?" Asyima berharap demikian.
"Tidak Ma"
"Tidak Tante" Haris bersama Sarah menjawab bersamaan, mengundang tawa Asyima.
"Kalian duduk dulu, biar Mama ambilkan minum," Asyima ke belakang hendak ambil minuman yang sudah dia siapkan.
Tetapi secepatnya Sarah menyusul. "Biar aku saja Ma," Sarah tentu tidak membiarkan mama Salma repot melayani dirinya.
Asyima tersenyum memandangi Sarah yang tengah membuka kulkas. "Alhamdulillah... putriku kini telah berubah lebih baik," Asyima membatin.
Sementara Haris duduk di sofa mewah. Netranya memindai sekeliling ruangan Asyima. Betapa merasa kecil di hadapan calon mertua. Merasa tidak sebanding dengan kehidupan orang tuanya yang hanya pedagang ikan asin keliling.
Entah ada rencana apa di balik perjohan ini. Orang sekelas Asyima bisa mencarikan jodoh konglomerat untuk putrinya. "Kenapa Harus aku?" Pertanyaan gemuruh di hati Haris.
"Minum Pak," Tiga gelas sirup tengah Sarah letakkan di depan Haris.
"Terimakasih" Haris pun tersadar dari lamunan.
"Kok manggilnya Pak, sih Salma... Mas dong..." Asyima mengusap kepala Sarah ketika sudah duduk bertiga.
Sarah tersenyum kecut. Sungguh sedih hatinya menatap Asyima. Dia merasa berdosa lantaran sudah menipu orang sebaik mama Salma.
Setelah minum dan ngobrol sebentar, Asyima mengukur tubuh Sarah. "Karena baju ini untuk putri Mama dan calon menantu Mama... Mama yang akan membuat sendiri untuk kalian," Asyima bersemangat. Selesai mengukur Sarah, Asyima mengukur tubuh Haris.
"Terimakasih, Ma"
"Terimakasih, Tante..."
"Ma... aku numpang toilet" Izin Sarah. Karena sudah menahan sesuatu.
Asyima hanya mengangguk lalu melingkarkan meteran ke pinggang Haris yang sejak tadi hanya diam.
"Haris... Mama minta maaf, karena telah lancang menjodohkan kamu dengan Salma. Mama tahu Ris, anak Mama tidak sempurna untuk kamu," Asyima menitikkan air mata.
"Tidak apa-apa Tante... saya mengerti. Tante jangan khawatir, saat ini Salma sudah berubah kok" Haris menuturkan jika saat ini Salma serius belajar, bahkan sudah berubah.
"Tante... jika diizinkan, saya akan mengajak Salma main ke rumah," Haris ingin Salma tahu keadaan rumah orang tuanya bahwa bukan orang kaya seperti Salma.
"Tentu saja boleh Ris,"
************
"Sekarang kamu membonceng motor saya," kata Haris ketika mereka sudah di halaman butik.
"Nggak usah, saya membawa motor sendiri kok," tolak Sarah cepat, lalu melenggang menuju motornya. Setelah naik, kemudian memasukkan kunci ke lubang.
"Dengar dulu Salma... Aku sudah izin Tante Asyima, akan mengajak kamu ke rumah Abah" Haris kali ini berbicara selayaknya calon istri, bukan antara guru dan murid.
"Nggak mau..." Entah mengapa Sarah merasa berat datang ke rumah Haris yang baru dia kenal. Sementara ke rumah Rafi yang sudah lama menjalin hubungan pun Sarah selalu menolak ketika diajak ke apartemen.
"Salma..." Haris memegang tangan Sarah yang sudah menggenggam stang.
"Jangan pegang-pegang Bapak," Ketus Sarah, mencoba melepas tangan Haris.
"Makanya ayo, ibu saya menunggu kamu," Sebisa mungkin Haris meyakinkan Sarah. Tangan Sarah terus saja bergerak-gerak ingin lepas dari tangan kekar Haris, tetapi pria itu sengaja tidak melepaskan agar Sarah menjawab lebih dulu.
"Makanya lepas dulu Pak Haris..." Sarah mendelik gusar. Tetapi Haris bukan marah, justru terkekeh.
"Nggak ada yang lucu" Sarah membuang wajah ke samping.
"Baiklah... saya mau ke rumah Bapak. Tetapi dengan satu syarat. Kita menggunakan motor masing-masing" tegas Sarah.
"Memang kenapa?" Haris menatap lekat wajah Sarah.
"Saya tidak mau hubungan kita diketahui oleh orang lain. Kalau sampai ada anak yang melihat kita berboncengan, akan menjadi gosip nanti," Persyaratan Sarah panjang lebar.
"Berarti kamu sudah mengakui, kalau kita sekarang ada hubungan," Haris bergurau. Tetapi kena tatapan tajam mata Sarah.
"Sudah... tidak usah pamer mata. Karena mata kamu itu seram" Haris lalu menarik mundur motornya dari tengah motor para pengunjung butik.
"Sekarang motor kamu jalan lebih dulu. Aku akan mengawalmu jangan sampai belok sebelum tiba di rumah," Rafi lagi-lagi terkekeh.
Tanpa banyak bicara lagi, Sarah menjalankan motornya lebih dulu. Sepanjang jalan berpikir, entah esok atau lusa, tetap saja akan berkunjung ke rumah orang tua Haris.
Tiba di lampu merah, motor Sarah berhenti. Di balik helm ia menoleh ke kanan mencari Haris. Tetapi bukan Haris yang dia lihat. Dua orang tengah berboncengan, yakni pria dan wanita. Pria yang di depan jelas tertutup helm, tetapi fostur tubuhnya tentu saja tidak Sarah lupa. Sementara wanita yang membonceng, tertawa lepas kedua tangannya berpegangan punggung pria tersebut.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Lee
Itu pasti Rafi sma Salma .😱
2024-03-13
0
Eka elisa
psti itu slma ma arif kn....?
jgn cmburu sarah itu cumn sndiwara dn klian brdua bkln trprangkap dlm sndiwara itu...
2024-03-11
1
Eka elisa
dia putri mu yg lsin bu syima...
2024-03-11
1