Wajah cantik glowing yang sudah dari sananya. Tetapi disangka ke salon oleh Asyima yang kini menjadi mama Sarah itu belum seberapa. Malam ini, Sarah menambahkan sedikit polesan natural hingga wajahnya tampak 'Wow' tanpa bantuan MUA.
Tetapi wajah itu tidak bahagia selayaknya gadis yang akan dilamar oleh seorang pria. Andai saja yang melamar pria yang dia cintai tentu saja Sarah akan berdandan lebih cantik lagi, selayaknya putri Sinderela dalam dongeng. Dijemput pangeran tampan yang tak lain adalah Rafi. Tetapi sekarang hanya tiinggal mimpi.
"Di depan Haris nanti, kamu tersenyum ya. Jangan cemberut begini," nasehat Asyima yang menemani Sarah berdandan.
"Ma..." satu kata yang terlontar dari mulut Sarah, wajahnya menunduk sedih.
"Apa sayang..." Asyima memegang kedua pipi gadis yang dia sangka putrinya itu tersenyum bangga. Tidak menyangka anak binalnya kini berubah menjadi anggun dan lembut. Walaupun Asyima tidak yakin putrinya akan berubah secepat ini, tetapi nyatanya setelah menghilang selama sehari, Salma telah berubah.
"Sebenarnya... aku sudah punya pacar." Kata Sarah, matanya mengembun jika berkedip sedikit saja air matanya pasti menetes.
"Salma... jika pacar kamu orang baik, tidak akan membiarkan kamu pulang sekolah kelayapan, malam-malam suka keluar pulang hingga larut. Percayalah, jika kamu menjadi istri Haris, dia akan membimbing kamu lebih baik lagi," Nasehat Asyima panjang lebar, dan tidak bisa dibantah lagi.
Dengan balutan gaun mewah dan elegan yang Asyima pilih dari butiknya sendiri. Menambah penampilan Sarah seperti model papan atas.
***************
Di dalam mobil, seorang pria tengah bersandar di jok depan, tepatnya di samping sopir. Sunyi, walaupun di mobil tersebut ada empat orang. Pria itu melipat tangan di dada, tatapan matanya kosong ke depan.
Bayangan gadis malas belajar, nilai matematika selalu jeblok. Setiap jadwal pria itu mengajar selalu mengusir satu murid bebal yang tak lain adalah Salma.
Tetapi bukan menyadari kekeliruannya, di luar kelas, Salma justru tertawa hingga terdengar dari dalam. Ingin rasanya melempar dengan penghapus papan tulis. Tetapi sayangnya tidak diperbolehkan. Mengajar murid yang susah diatur seperti Salma adalah ujian terberat baginya. Tidak jarang juga murid bandelnya sering bolos hanya karena tidak mau dia yang mengajar.
Pria itu menarik napas berat, mengapa kedua orang tuanya yang duduk di jok belakang menjodohkan dirinya dengan wanita macam itu? Murid yang tidak ada bagus-bagusnya sama sekali menurutnya. Yang menjadi pertanyaan adalah? Apakah karena Salma anak orang kaya, hingga orang tuanya ngotot menjodohkan dirinya. Ini yang selalu menjadi pertanyaan, tetapi belum ada jawabnya.
Padahal jika mau, teman seprofesi banyak yang menyukainya, cantik-cantik pula. Bahkan tidak sedikit juga siswi-siswi yang jatuh hati padannya.
Tapi Salma. Bajunya jarang dimasukkan, selalu tidak rapi, bahkan bau ketek dari jauh sudah terendus. Najis tralala. Bagaimana kalau sudah menikah nanti? Apa mungkin, jika tidur dalam satu kamar, harus memencet hidung? Kesal, setiap kali mengingatnya.
"Kalau kamu sudah menjadi istri Salma, sebaiknya ambil perumahan di komplek saja Ris. RSS tidak apa-apa. Malu kalau tinggal sama mertua kamu yang kaya raya itu," pak Maman memecah keheningan.
"Terserah Abah saja," hanya itu jawaban Haris, tiap kali orang tuanya mengajak bicara masalah pernikahan yang menurutnya memupus masa depannya.
Orang tua Haris memang tidak kaya seperti orang tua Salma. Pedagang ikan asin keliling, itulah pekerjaannya. Namun begitu, mampu menyekolahkan Haris hingga tamat SMA. Sementara untuk biaya kuliah, Haris berjuang sendiri hingga lulus dan saat ini menjadi guru.
"Terimakasih Bang," Haris memberikan uang tarif mobil sewaan kepada sopir ketika sudah tiba di depan rumah mewah berlantai dua.
.
Di ruang tamu yang luas, mereka sudah duduk di sana. Asyima menyambut kedatangan calon besan dengan ramah. Kemudian berbincang-bincang tetapi belum ke hal yang serius.
Di sofa yang terpisah dari orang tuanya, Haris sibuk dengan benda pipih di tangan. Sejak tiba di tempat itu malas memandangi bocah kecil yang dia kira Salma, tengah duduk di sebelah Asyima.
Sementara Sarah sesekali melirik pria yang akan dijodohkan dengan Salma. Bukan naksir, tetapi hanya ingin tahu seperti apa pria yang membuat Salma sampai kabur dari rumah.
"Wajahnya sih lumayan, tapi kok angkuh begitu." Batin Sarah. Bagi Sarah tidak ada pria yang tampan dan ramah seperti Rafi.
Dua remaja itupun sibuk dengan dunianya sendiri. Padahal pihak orang tua sudah membicarakan mereka. Abah Maman minta putranya agar menyelipkan cincin ke jemari Sarah. Namun, rupanya Haris tidak mendengar perintah abah.
"Haris... kamu tidak mendengar Abah?" Pertanyaan yang agak meninggi itu baru bisa membuat Haris berpaling dari handphone.
"Iya Bah" Haris letakkan handphone di atas meja, kemudian mendekati ibunya. Setelah menerima kotak berwarna merah yang diberikan sang ibu, kemudian mendekati Sarah yang dia kira Salma.
Aroma parfum semerbak wangi, membius hidung Haris. "Aroma minyak wangi siapa ini? Tidak mungkin siswi yang bau ketiak itu" Batin Haris, menatap Sarah yang masih menunduk.
"Kamu tidak mau berdiri," perintah Haris. Nada bicaranya seperti memerintah Salma ketika di dalam kelas.
Kedua orang tua Haris melirik Asyima, malu melihat sikap putranya yang ketus kepada Sarah.
Sarah lalu berdiri, memberikan jari manisnya kepada Haris. Haris mau tak mau menatap wajah Sarah yang seperti model papan atas itu terkejut. "Kok cantik, apa aku salah lihat? Wangi pula," Batin Haris.
*****************
Pagi hari di rumah Sarah, yang saat ini ditanggali Salma. Sejak subuh, suara ibu tirinya seperti lolongan serigala. Namun, Salma justru menutup telinga dengan bantal.
"Saraaahh... cepat bangun buat sarapan, cuci baju, nyapu ngepel, terus cuci piring!" Perintahnya. Begitulah yang dilakukan Bianca setiap pagi. Tetapi Salma, bukan Sarah yang mau ditindas.
"Bangun!" Bianca menarik selimut dan bantal lalu melempar ke lantai.
Salma pun akhirnya bangun kemudian duduk, cuek dengan omelan yang terus membombardir dirinya.
Belum lagi suara adik tirinya yang tak kalah keras seperti suara sapi kelaparan. "Saraaaah... baju seragam gue belum disetrika!"
Salma pun akhirnya bangun, tetapi bukan mau menuruti kata mereka. Memilih mengambil handuk kemudian ke kamar mandi. Namun, bajunya ditarik kasar oleh Rania.
"Heh! Gue bukan babu loe! Mulai saat ini kita mengerjakan tugas masing-masing! Ngerti?!" Sinis Salma sambil mencengkeram tangan Rania, kemudian menghepaskan sebelum ke kamar mandi.
"Hari ini gue tidak mau terlambat" Salma segera mandi, tidak mau mengecewakan Sarah yang saat ini sudah menggantikan dirinya. Namun, tidak ada kamusnya jika dia mau diperbudak oleh mama dan adik tirinya.
15 menit kemudian.
"Ma... bagi ongkos," tangan Salma menengadah ke arah Bianca yang masih marah-marah karena pagi ini gadis yang dia kira Sarah itu tidak mau mengerjakan perintahnya.
"Tidak ada uang jajan, jika kamu tidak mau mengerjakan apa yang saya perintahkan," Omelnya sambil menceplok telur untuk sarapan Rania.
Tidak ada sahutan, Bianca menoleh. Rupanya sudah tidak ada Salma di belakangnya. Matanya menyipit kala uang 20 ribu yang dia letakan di atas meja untuk uang jajan Rania pun leyap. "Apa Rania sudah ambil uangnya? Bukanya dia masih di kamar," Gumam Bianca.
Sementara Salma sudah jauh meninggalkan rumah. "Hahaha... gue dilawan" Salma cengengesan sambil berjalan menuju jalan raya. Uang 20 ribu sudah dalam genggaman. Bukanya mau niat mencuri. Uang jajannya pun masih banyak. Tetapi lagi-lagi orang seperti mereka harus diberi pelajaran.
Ketika sedang menunggu angkutan di pinggir jalan, tiba-tiba motor besar berhenti.
"Sarah... ayo bareng," Seorang pria hendak membuka helm.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Eka elisa
yeyy.. 💃💃💃💃good joob salma....
2024-03-11
1
Eka elisa
salma di lawan... /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/bkln mreka yg syok tu dpt blesan dari slma... /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
2024-03-11
1
Eka elisa
ya jels wangi dong hariss ini sarah.. mskipun kmrin pke prfum harga limaribu aj dia smkin wangi cntik pa lgi skrang pke prfum mhl autho tmbh kluar aura kcntikn nya sarah.. harisa... dia itu gdis pintr dn rajin tau bukn salma gdis tomboy bau bawang yg bar"....itu... tau.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
2024-03-11
1