Empat bubur candil itu ludes dalam waktu begitu cepat. Meskipun Nicho gagal menikmatinya, imbas dari Naina yang mengatakan akan berlibur ke Singapore.
"Sama kita aja nggak pernah vacation. Tapi sama The Gacors malah holiday sampai ke Singapore", Laura menunjukkan protes pada sahabatnya yang akan berlibur tanpanya.
"Iya deh iya. Kapan-kapan kalau kita sama-sama free. Nanti kita menginap ke Villa Opa Abbas aja gimana?" Naina merayu Laura supaya berhenti cemberut.
"Kalau nginep ke Villa Opa. Yang ada Opa nyusul, Nay. Dan kita nggak jadi staycation. Tapi malah jadi kerja rodi. Males banget kalau disuruh nyari makan buat kambingnya yang nggak ngikutin program KB pemerintah. Beranak terus kambingnya." Billy bergedik ngeri membayangkan pengalaman terakhir kali menginap disana.
"Ya itu disuruh cari makan buat kambingnya Opa karena Bang Billy jahil sih. Masa kambing jantan dipakein roknya Naina. Kan menyalahi kodrat, Bang." Naina kembali mengingatkan Billy ke masa kelam dimana ia menjahili kambing Opanya yang bernama Michael. Dengan sengaja Billy memakainan Michael menggunakan rok Naina dan nama dileher Michael gantinya dengan nama Michelle.
"Terus kenapa dadakan liburannya? kenapa nggak kasih tau kami dulu?" tanya Nicho memandang wajah Naina yang berhadapan dengannya.
"Lha kenapa harus ngasih tahu sebelumnya? Emangnya Mas Nicho, Laura sama Kak Billy mau ngasih uang saku buat Naina holiday? hehehe". jawab Naina yang berharap demikian
"Ya nggak gitu juga Nay. tapi kami kan khawatir sama kamu." wajah Nicho yang tadi santai kini berubah mulai kesal setelah mendengar jawaban Naina yang tidak serius.
"Lahh... gue mah nggak khawatir! Ngapain gue khawatir sama bayi segede Naina?" kata Billy dengan wajah menyebalkan. Yang ingin sekali Nicho memukulinya.
"Laura juga nggak khawatir tuh! Penting kan dibawain oleh-oleh sama Naina." Laura si sekutu baru Billy pun hadir.
"berarti cuma Kak Nicho yang khawatir. wkwkwkw" Laura memperjelasnya dan membuat Nicho mati gaya.
Nicho yang diperlakukan seperti itu hanya diam tanpa berani menoleh ke arah Naina lagi. Sedangkan Naina yang ikut merasa salah tingkah berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Ehemmm! itu kue bawangnya dimakan. Di bawa pulang juga boleh". Kata Naina mengalihkan pembicaraan.
Hening sesaat dan hanya suara cekikikan kecil dari mulut Laura. Sampai akhirnya suara mobil berhenti didepan gerbang rumah Naina
"Okay.... Waktunya aku pulang! supir pribadiku udah jemput tuh didepan" Laura terlihat mempersiapkan diri sebelum berpamitan.
Meskipun Laura dan Nicho sempat memiliki hubungan. Tapi keduanya sama sekali tidak malu atau sungkan untuk mengekspresikan perasaan mereka terhadap pemilik hatinya masing-masing.
"Lu mau kemana, La?" tanya Billy menghentikan bermain game di Handphone nya.
"Mau nongki sama anak SMA Bakti. Tuh Radit udah nunggu didepan" jawab Laura yang tengah memoleskan make up nya.
"Ada siapa aja?" tanya Billy antusias dengan acara yang akan Laura datangi selanjutnya.
"Tinggal tanya aja! Ada Agista nggak? Gitu aja kok berbelit", Naina menyela tidak sabaran melihat Abangnya gengsi tapi mau.
"Ya ada lah. Agista aja lagi manggung di cafe yang mau kita datengin" Laura sudah menyelesaikan meka up nya dan berdiri.
"Gue ikut" Billy meloncat cepat mengambil tas nya.
"Dih... Kena pelet kali ya! Habis pelukan jadi demen gitu", Ucap Naina asal yang berakhir tabokan halus dari Billy ke mulutnya.
"Jaga tuh omongan. Nicho kali yang kena pelet kamu. Makanya maksa Abang sama Laura buat sidak dadakan rumah kamu tadi". Billy yang sudah membocorkan rahasia sahabatnya itu langsung kabur memasuki mobil Radit.
"Hahaaa....Ups! Ketahuan deh!" kata Laura tanpa rasa berdosa, sembari mencium pipi Naina dan menjulurkan lidahnya mengejek Nicho yang terlihat menahan malu.
"Byeee...! Enjoy your time yaaa!" Laura melambaikan tangan ke arah Nicho dan Naina yang masih terdiam bengong di kursi masing-masing.
.
.
Demi mencairkan suasana. Akhirnya Nicho dan Naina pun memilih memutari kota sembari sesekali berhenti untuk jajan dipinggiran jalan.
Suasana sudah mencair semenjak mereka memutar lagu dan seperti biasa, carpool karaoke bersama. Hal kecil yang sering dirindukan Nicho.
"Besok sama siapa aja, Nay?" tanya Nicho di sela lagu my location unknown diputar.
"cuma berempat, Mas. Kan kita berempat lagi sama-sama jomblo semua. Jadi nggak ada cowok yang tiba-tiba join ke acara kita" Naina menghentikan menyanyinya dan fokus mengobrol dengan Nicho.
"Emang biasanya gimana?" tanya Nicho penasaran.
"Ya biasanya hampir nggak pernah benar-benar pergi berempat. Ada aja cowok yang join. Entah pacar Anin, pacar Nadine atau pacar Dira. Bahkan sebulan lalu sempet ketiganya ngajak cowok mereka". jawab Naina yang mengarahkan posisi badannya ke arah Nicho yang sedang mengemudi.
"terus Naina nggak ngajak pacar Naina sekalian?" pertanyaan bodoh yang Nicho lontarkan ini sebenarnya sudah Nicho ketahui jawabannya. Hanya saja entah kenapa hatinya tergelitik tetap ingin bertanya.
"Dihh apaaan sih? Udah tau jawabannya apa! pake tanya segala", Naina menyilangkan tanganya karena malas dengan pertanyaan Nicho.
"Lah kan Mas Nicho mastiin", kekeuh Nicho.
"Ya sebenarnya Ada pengennya juga! Apalagi ngeliat para pacar sahabat Naina itu pada bucin. Dikit-dikit mereka difotoin. candid ala-ala gitu. Huaaa" jelas Naina yang sebenarnya ngiler dengar nasib sahabatnya beberapa bulan lalu.
Kalau sekarang mana ada Naina ngiler. Yang Ada Naina ngetawain mereka yang galau akut gara-gara putus berjamaah. Putus yang menular lebih tepatnya.
"Kalian terbang jam berapa? nginep dimana?" tanya Nicho beruntun tanpa melanjutkan obrolannya yang tadi.
"Bentar... Naina lupa. Naina lihat lagi" Naina kini mengambil Handphonenya yang bercase gambar sinchan itu.
"Emm... wait" Kata Naina yang sedang melihat semua file tentang keberangkatannya ke Singapore.
"Sini Mas Nicho lihat!"! Nicho yang tidak sabaran langsung merebut Handphone Naina. Yang membuat sang pemilik protes.
Di file yang tadi Naina buka ada semua data yang Naina pakai untuk liburan. Dari Scan KTP, Passport, E-boarding, sampai voucher hotel dan lainya.
"cuma lihat aja pelit!" Nicho kini mengembalikan Handphone Naina.
"Besok Selasa Mas Nicho antar ke airportnya. Bukan pertanyaan jadi nggak usah di jawab. Dan ini paksaan! makanya Mas Nicho nggak Terima penolakan" kata Nicho sembari menyetir menatap kedepan sedangkan bibirnya tersenyum tipis sampai tak terlihat.
Lagi-lagi Naina hanya bengong tanpa bisa menolak atau berkata apapun dengan perlakuan menyebalkan laki-laki yang ada di sampingnya ini.
"jangan sampai mereka lihat gue dianter Mas Nicho. Bisa jadi bahan gibah dalam group nanti" batin Naina ngeri.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ida Dida Sendawa
berasa jadi anak SMA lagi huhuhu
2024-03-25
0
Efvi Ulyaniek
lha bukannya posisi lg dirumah ya kok Moro"lg mengemudi....wkwkwkwk
2024-03-15
0