Salah Peluk!

Tangan Laura ditarik paksa oleh Naina untuk menjauh dari kerumunan. Naina tidak peduli dengan pertandingan yang sebentar lagi dimulai. Yang Naina butuhkan hanyan penjelasan dari Laura.

"Kenapa kalian nggak ada yang ngasih tau aku? Aku kaya orang bodoh yang nggak tahu tentang apa yang terjadi sama sahabatku sendiri." Ingin rasanya Naina marah. Tapi ia sendiri juga salah. Karena terlalu mengabaikan kabar mengenai putusnya Laura dan Nicho.

"Sebenarnya hampir semua orang juga tahu, Nay. Tapi kamu yang terlalu tutup telinga dengan kabar yang beredar. Selain itu juga karena Kak Nicho meminta kami untuk merahasiakannya sementara dari kamu. Sampai kamu akhirnya sadar sendiri", ucap Laura jujur.

"Kenapa harus merahasiakannya dari aku?" tanya Naina bingung.

"Kak Nicho takut kalau kamu membenciku, Nay". Laura menundukkan kepalanya mengingat kesalahan yang ia lakukan pada Nicho.

"Memangnya kamu berbuat apa sampai aku akan membencimu, La?" tatapan tajam Naina kini mengarah pada Laura yang masih menunduk.

"Aku berselingkuh, Nay" lirih Laura bahkan hampir tak terdengar suaranya.

Deggg..... Rasanya hari ini banyak sekali yang membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Setelah dibonceng oleh Mas Nicho tadi. Kini jantung Naina dibuat berdetak lebih kencang karena pengakuan sahabatnya.

"Kenapa kamu tega melakukan hal itu, La? Tapi jika hal itu terjadi. Kenapa sampai sekarang kalian tetap terlihat baik-baik saja?" Naina bingung mengingat kembali kebersamaan mereka berempat yang terlihat tidak ada masalah apapun.

"Karena kita sama-sama sudah mengikhlaskan, Nay. Persahabatan kita lebih penting dari rasa sakit kita". Laura menarik tangan Naina untuk digenggamnya.

"Dan entahlah. Mungkin ada alasan lain kenapa awalnya Kak Nicho ingin merahasiakannya perihal ini darimu", Laura memang masih belum bisa menebak pasti tentang hal itu.

.

.

Mereka kembali ke pangku penonton setelah Laura menjelaskan semuanya tanpa sedikitpun yang tertinggal. Termasuk niat awal Radit yang sebenarnya ingin mendekati Naina.

Permainan sudah berlangsung hampir setengah pertandingan. Beberapa kali pula Nicho dan Radit mencari keberadaan wanita yang mengisi hatinya masing-masing.

"Go.... Bakti Go. Bakti Go! Go... Bakti Go. Bakti Go"

teriakan yel-yel dari team cheerleaders SMA Bakti sesekali terdengar. Baju berwarna biru dan gerakan yang seru membuat sedikit hiburan ditengah pertandingan yang menegangkan.

"Lah, Nay... Itu kan Agista". tunjuk Laura pada siswi yang sepertinya menjadi kapten cheerleaders.

"Oh iya, La. Ya ampun, Multi-fungsi juga tuh anak wkwkwk" , Naina cekikikan karena merasa lucu melihat sahabatnya yang biasanya suka nyeleneh itu terlihat serius dengan berbagai gerakannya.

"Yeeeesssss!"

"Mantap Kak Nicho"

"SMA Tunas Bangsa Jaya.. Jaya.. Juara"

Suara yel-yel dan sorakan itu menggema di area bangku mereka karena Nicho berhasil menambah tiga poin untuk team mereka.

"Dengan gerakan shoot yang keren. Pastilah akan banyak fans yang bertambah setelah ini" pikir Naina yang tiba-tiba mengarah ke hal itu.

Entahlah. Kak Nicho yang sudah tidak lagi menjadi pacar Laura, membuatnya campur aduk. Jika beberapa waktu lalu karena masih mengira jika Nicho masih bersama Laura, ia merasa biasa saja jika dekat dengan Nicho. Tapi setelah tahu mereka putus. Rasanya jadi aneh.

Mungkin alasan Nicho ingin merahasiakan sementara hal itu adalah karena takut Naina berubah.

.

.

Pertandingan akhirnya selesai dengan kemenangan di pihak SMA Tunas Bangsa setelah beberapa kali Nicho dan Billy bergantian menambah Poin.

Kini kedua team tengah berkumpul menjadi satu di pinggir lapangan. Anak-anak cheerleaders pun juga ada disana untuk sama-sama beristirahat meluruskan kaki mereka. Radit beberapa kali memberi kode agar Laura mendekat, mengajak Naina juga tentunya.

Kedatangan dua siswi cantik itu tentulah mencuri perhatian banyak orang. Laura yang cantik dengan sedikit malu-malu. Sedangkan Naina yang cantik, ramah dan penuh percaya diri.

"Ajarin dong kak, gerakan laa-laa-yeyeye nya". goda Naina yang berhasil menghampiri Agista.

"Nggak ah! Capek ngajarin kamu. Jadinya bukan gerakan cheer, tapi malah jadi gerakan topeng monyet", jawab Agista asal.

"Iya ya! Bener juga. Kan nanti aku yang jadi topengnya dan kamu yang jadi monyetnya. weekkk.... " kata Naina yang berlari karena tiba-tiba dikejar oleh Agista yang sebal dengan perkataannya.

Dua sahabat itu saling mengejek dan mengejar sampai tidak peduli lagi banyak orang ikut tertawa melihat tingkah konyol mereka.

"Abang..... tolong aku", kini Naina bersembunyi dibelakang Billy yang sedang berdiri.

"Cemen ah! beraninya ngadu dan sembunyi ke abangnya", kata Agista yang masih masih tetap berusaha mencari celah untuk mendapatkan Naina.

"Nay... udah dong! Malu nih dilihatin Orang-orang" Billy merasa sebal dengan Naina. karena sekarang banyak mata juga ikut memandangnya.

"Serahin Naina ke aku, Bang. Biar cepet beresnya. Perlu dikasih pelajaran nih anak rese!" kini Agista berusaha menjadikan Billy sebagai sekutunya.

Setelah mempertimbangkan. Sepertinya Billy setuju dengan Agista. Jika selama ini Laura dan Nicho yang menjadi Sekutu Naina. Kini akhirnya ada orang yang mau bersekutu dengannya.

"Bang! Jangan dong. Agista pasti mau gelitikin Naina. kan Abang tahu kalau Naina nggak suka digituin". Naina merajuk sambil masih bersembunyi menarik kaos Billy untuk melindunginya.

"Hap... Dapet nih", Billy berhasil mendapatkan tubuh Naina. Dan Agista pun dengan cepat bersiap memeluk tubuh Naina untuk ia gelitik.

Tapi kok?

"Cieee-cieee... Malah pelukan nih ye! haha-haha" Naina bersorak riang mengejek Agista yang tanpa sengaja berpelukan dengan Abangnya. Tentu saja itu terjadi karena Naina yang tiba-tiba berhasil melarikan diri.

Beberapa orang di lapangan ikut menggoda mereka setelah menyaksikan moment langka tak sengaja itu.

Billy yang biasanya selalu percaya diri kini terlihat salah tingkah. Apalagi Agista, wajahnya sudah merah merona karena malu dan deg-degan di waktu yang sama.

Sialnya yang menjadi biang kerok justru tengah tertawa puas.

"Dasar! adik tidak tahu di untung. Pulang sana nanti naik angkot", kata Billy yang berjalan kabur dari lapangan karena malu.

"Naina.... Aku kasih kamu SP 1 sebagai sahabat aku", Agista yang kesal pun tanpa sadar juga meninggalkan lapangan dan berjalan sejajar dengan Billy.

"Ciyeeee.. Jalan bareng gitu! kayanya mau dilanjutin ditempat lain nih pelukannya!" ejek Naina yang gemas dengan kelakuan dua manusia kesayangannya.

Billy dan Agista pun terkejut setelah menyadari posisi mereka. Karena tanggung, akhirnya mereka melanjutkan keluar dari lapangan.

"Nanti pulang sama siapa, Nay?" tanya Aksara menghampiri Naina sembari menyerahkan sebotol minuman dingin.

"Bareng, Gue". Bukan Naina, tapi justru Nicho yang menjawab ketus.

"Terus Laura gimana, kak?" tanya Naina polos.

"Laura sudah aman sama pawangnya", tunjuk Nicho kearah Laura yang sedang mengelap keringat Radit.

Naina yang melihat sahabatnya bucin itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sedangkan Aksara terlihat kecewa karena tidak memiliki kesempatan mengantarkan Naina.

"Nay... Mumpung ketemu. Gimana kalau kita lanjutin diskusi yang semalam tertunda? " Aksara tidak menyerah dan berusaha menggunakan cara lain untuk berdekatan dengan Naina.

"Nggak bisa! Gue mau ngajak balik Naina sekarang. Ada perlu!" kata Nicho yang berdiri dan langsung menarik posesif tangan Naina.

Naina yang bingung hanya sempat melambaikan tangan kepada Aksara, Laura dan Radit.

Ditempatnya, Laura membalas lambaian tangan itu sembari tersenyum melihat sikap Nicho kepada Naina. Sikap yang tidak pernah Nicho tunjukkan kepadanya.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

K. N. A. P

K. N. A. P

Sa ae si Billy

2024-03-27

0

Ida Dida Sendawa

Ida Dida Sendawa

semangat thor

2024-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!