Pacar Pertama Naina

Senin Pagi. Hari yang segera ingin dilewati oleh hampir seluruh Manusia. Termasuk oleh siswa-siswi di SMA Tunas Bangsa. Tiga jam mata pelajaran telah berhasil dilewati. Dan bell istirahat baru saja berbunyi.

.

Kriiiingg..... Kriing.....

.

"Gaes! Makan soto yuk! dedek usus lagi ngidam soto sama gorengan nih". Anin menghampiri Naina dan Nadine yang duduk dibangku paling depan.

"Hayuuu atuh. Aku juga udah laper nih! nggak sempet sarapan tadi pagi", jawab Nadine yang tengah menatap cermin ditangannya untuk menata poni doranya.

"Yaudah dikantin Bundadari aja ya. biar ada soto sama nasi kucingnya. Soalnya aku lagi pengen makan nasi kucing nih!, usul Naina

"Lah...Dira mana? kok udah nggak ada sih?" sambung Naina yang baru selesai merapikan bukunya mencari keberadaan sahabat satunya lagi.

"Dira udah cabut duluan, Nay. Tadi dia inisiatif buat booking tempat duduk langsung. andai aja kita bisa reservasi by chat, kan enak ya! nggak perlu rebutan sama yang lain", kata Anin yang terlanjur modern. Berharap kantin sekolahnya bisa di reservasi, sebenarnya mengharap seperti itu rasanya seperti berharap ujian sekolah bisa open book. alias hal yang sangat tidak mungkin.

Bukan diluruskan. Tapi Naina dan Nadine justru manggut-manggut tanda setuju sambil membayangkannya langsung. Pasti mereka akan booking meja yang dekat kipas angin dan dekat jendela. Biar bisa lirik-lirik kakak kelas yang kece-kece. Hehee

Jika Naina memiliki beberapa sahabat lainnya. Hal itu justru berbeda dengan Laura. Gadis cantik itu memang tidak memiliki sahabat selain Billy, Naina dan Nicho. Hanya teman sebangku yang kerap kemana-mana bersama saja. Tapi tidak sampai bersahabat.

"Dooorrrr. Hayoo Pacaran mulu!" Naina cengengesan karena baru saja mengagetkan Laura dan Nicho yang ternyata juga berada di kantin tersebut.

Biasanya mereka berdua jarang sekali ke kantin. Tapi berhubung hari ini saat upacara cuacanya terik. Menjadikan banyak siswa-siswi ke kantin untuk menyegarkan tenggorokan mereka.

"Ya iya dong, pacaran. Namanya juga punya pacar. Beda sama yang jomblo.weeekkk! Makanya cari pacar,Nay. Biar nggak gangguin orang pacaran. haha", ejek Laura sembari mencubit pipi Naina.

"Yaudah Nay. Pacaran sama aku aja yok! Biar nggak diejek lagi tuh sama si Laura". Tiba-tiba Malik teman dekat Billy langsung saja nimbrung obrolan mereka.

Sebenarnya ucapan Malik bukan sekedar bercanda. karena memang Malik sudah mulai menyukai Naina dari awal Naina masuk di Sekolah ini. Apalagi sebagai teman sekelas yang dibilang cukup dekat dengan Billy, ia sering berjumpa dengan Naina. Hanya saja Naina terlalu cuek dan tidak menganggap serius perasaannya.

"Boleh! tapi pacarannya sekarang aja ya. Pas istirahat ini. nanti kalau sudah bell masuk kelas kita putus", ucap Naina santai tanpa peduli tatapan tajam dari Nicho yang mengarah kepadanya.

Menurut Nicho. Ia tidak menyukai perkataan Naina bukan karena apa-apa. Hanya saja sebagai orang yang tahu jika Naina tidak ingin pacaran, Nicho berusaha memperingatkannya lewat tatapan mata itu.

Meskipun kode sudah dikirim. Tapi karena cueknya, Naina bahkan tidak sadar jika ditatap Nicho seperti itu.

"Serius, Nay? Nggak papa deh kalau cuma istirahat aja pacarannya. Seengaknya aku yang jadi pacar pertama kamu", kata Malik yang saking antusiasnya sampai tanpa sadar merangkul bahu Naina.

Jangan ditanya Malik tahu dari mana soal Naina belum pernah pacaran. Tentunya sebelum melakukan pendekatan, Malik sudah mencari banyak informasi soal Naina.

"No! Nggak ada hubungan main-main seperti itu. Meskipun hanya bercanda, tolong hargai komitmen sebuah hubungan. Jadi batalkan rencana aneh kalian", hardik Nicho jengkel karena kodenya sama sekali tidak terbaca oleh Naina. Apalagi mendengar kalau Malik akan menjadi pacar Naina. Sebagai seorang yang memposisikan diri menjadi kakak Naina, tentunya dia tidak ikhlas.

"Ih apa sih, Mas Nicho nih. Orang kita bercanda juga. Halah! Bilang aja aku nggak boleh punya pacar biar cewek Mas Nicho yang cantik ini bisa ngejek aku terus. Huft!", ujar Naina sedikit jengkel karena Nicho tidak bisa diajak bercanda.

"Hahaha. Ya inilah enaknya punya pacar beneran. Jadinya ada yang belain. Iri bilang Nay, wkwkwk", kata Laura mengejek Naina sambil merangkul tangan Nicho.

"Dasar, ngeselin lu pada." Naina pergi menuju meja yang telah dipilihkan Dira setelah berhasil mengambil sekotak takoyaki milik Laura.

Sedangkan Malik melongo atas kepergian Naina, karena merasa ter php oleh gadis menyebalkan yang menarik hatinya itu.

"Si Malik kenapa, La? Sampai melongo gitu?, tanya Billy yang baru datang lalu bergabung dengan Laura dan Nicho.

"Biasa, kak. Jadi korbannya si Naina. Haha. Nggak cuma kak Malik aja yang jadi korbannya. Tapi kita juga. Takoyaki baru datang sudah langsung dibawa kabur aja tuh sama si adek kesayangan kamu". Kata Laura tertawa dan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Ya elah, si bocil itu! Jadi wajah Nicho nih suntuk gara-gara takoyakinya di ambil Naina?" Kini Billy terfokus pada Nicho yang dari ia datang tadi wajahnya sudah tidak bersahabat.

"Iya kali. Tau nih! Laura pesenin aja ya, kak. Wajahnya jangan sebel gitu dong. Nyebelin gitu tapi Naina kan kesayangan kita", tutur Laura yang juga mengira jika Nicho sebal karena takoyakinya diambil Naina.

"Nggak usah, Laura. Kakak tiba-tiba kenyang. Laura saja ya yang makan", kata Nicho menatap Laura dengan memaksakan senyumnya. Tapi beberapa detik kemudian, ekor matanya melihat Malik yang kini justru ikut satu meja dengan Naina dan teman-temannya.

Malik, Naina dan teman-temannya terlihat saling melempar candaan sembari makan. Bahkan sekarang Naina dan Malik makan krupuk dari bungkus yang sama. Bukan sepiring berdua, tapi sebungkus berdua.

Tidak sadar saja mereka jika ada tiga pasang mata yang melihat interaksi mereka. Tapi dengan ekspresi dan perasaan berbeda. Billy yang biasa saja, karena sudah hafal kelakuan Naina dan Malik. Lalu Laura yang terlihat senang karena melihat Naina tertawa dan nyaman dengan Malik. Sedangkan yang paling berbeda adalah Nicho yang melihat mereka seperti harimau ingin menerkam mangsanya.

.

.

.

Kamar Naina. Jam 20.20 WIB

📩 Abraham Nicholas

- Ingat Nay, fokus ke tujuan kamu. Kalau memang nggak ada niat pacaran. Ya jangan permainkan perasaan orang-

^^^Naina yang sedang mempersiapkan persentasi untuk besok, menjadi kaget karena membaca pesan dari Nicho yang tiba-tiba seperti itu. Ada hal yang membuatnya tidak nyaman dari pesan yang ia dapat. Selain karena ia tidak suka jika Nicho ikut campur. Ia juga kesal karena dituduh mempermainkan perasaan orang lain. ^^^

^^^"maksud Mas Nicho apa ya? Naina nggak paham! kalau maksud Mas Nicho adalah soal Kak Malik. Please, jangan menuduh Naina sembarangan kalau tidak tau kenyataannya"^^^

^^^^^^balas Naina^^^^^^

📩 Abraham Nicholas

- Maksud dari tidak tau kenyataannya apa ya? Maksud kamu kenyataannya itu adalah tentang kamu yang juga memiliki rasa dengan Malik. Makanya kamu merasa tidak mempermainkan dia? katanya nggak mau pacaran. Tapi kok?.... :) -

^^^"Sudah ah! terserah deh sama asumsi Mas Nicho. lagian juga nggak ada pengaruhnya sama Naina. Mau Mas Nicho nilai Naina seperti apa juga terserah. Just think whatever you want!"^^^

📩 Abraham Nicholas

- Jangan berkata masa bodoh seperti itu lagi Naina. karena itu sama saja semakin banyak perasaan orang yang kamu permainkan! Termasuk perasaanku karena peduli denganmu.-

Naina hanya membaca pesan terakhir Nicho tanpa membalasnya. Ia akui semenjak beberapa kali interaksi terakhir mereka berdua. Ada rasa yang semakin tumbuh kepada seseorang yang ia anggap sebagai kakak laki-lakinya, rasa ke Nicho itu sama sebagaimana perasaannya ke Billy.

Hanya saja meskipun ia telah menyayangi Nicho sebagai kakaknya. Tetap saja ia merasa sebal jika harus diikut campuri seperti itu.

Tak ingin lama-lama dengan perasaan sebalnya. Naina kini sudah di kasur kesayangannya dan bersiap untuk tidur.

Sedangkan di Kamar yang bernuansa abu-abu. Pria tampan itu sedang tidak karuan karena menunggu balasan pesan dari Naina, yang sepertinya harus pasrah karena pesannya memang tidak dibalas

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Sekian untuk hari ini 🌹

Terpopuler

Comments

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

sdh ada rasa nih si Nicho tp dia salah mengartikan aja...dikira suka sebagai KK pdhal enggak

2024-03-15

0

Mina

Mina

Gila, plot twist-nya bikin gak bisa berhenti baca, author Keep it up!

2024-03-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!