Singapore! We're coming....!

Rumah Naina 06.40 WIB

Mobil tipe SUV berwarna hitam terlihat memasuki pekarangan rumah Naina. Laki-laki tampan dengan memakai kaos polo hitam dan celana jeans turun dari mobil tersebut untuk mengantarkan sahabatnya ke Bandara pagi ini.

"Assalamu'alaikum Om!" Nicho menyalami tangan Papa Ali yang basah terkena air.

"Wa'alaikumsalam. Eh calon mantu sudah datang. Masuk, Nic. Naina masih siap-siap", sambut Papa Ali yang sedang menggantikan tugas Mama Alya menyiram bunga.

"aamiin" batin Nicho karena disebut calon mantu.

"Iya, Om. Nicho tunggu sini saja. Biar Naina selesai sekalian. Ini tadi Mama nitip Kue lapis legit untuk Om dan Tante." Nicho menyerahkan sekotak kue yang tadi dibawanya.

"Wahh... Mantul sekali. Alhamdulillah! Ini kue dari Diana untuk sahabatnya. Apa kue dari Mama kamu untuk calon besannya. Hehe". Papa Ali menyerah untuk melanjutkan menyiram tanaman milik istrinya. Kalah godaan sama lapis legit yang segera ingin digigit. hehe

Tiga potong lapis legit sudah tandas. Tanpa berdosa Papa Ali tidak menolak sama sekali ketika Nicho menawarkan diri untuk menggantikannya menyelesaikan tugas sang istri.

Sedangkan dikamarnya Naina sudah terlihat cantik dengan celana jeans panjang dengan atasan vest hitam tanpa lengan. warna senada persis dengan yang Nicho pakai.

Naina dengan bergegas menuruni tangga. Karena mendegar mobil Nicho sudah datang.

"Astagfirullah. Papaaa....! Kok malah Mas Nicho yang nyiram bunganya sih? Naina aduin Mama lho." Suara Naina yang menggelegar tiba-tiba datang dari balik pintu utama.

"Kenapa sih Nay? Mau ngadu apa memang?" Mamanya yang mendengar teriakan Naina langsung menyusul ke teras rumah, meninggalkan opor ayam yang sedang dimasaknya.

"Ya Allah, Papaaaa...! Kok malah jadi Nak Nicho yang nyiram bunganya?" Mama Alya ikut geram karena melihat tugas yang ia berikan pada suaminya justru dikerjakan oleh tamu mereka. Sedangkan sang suami terlihat bersantai sembari memakan kue lapis legit dan menyeruput kopi.

"Nggak apa-apa tante. Nicho juga dirumah biasa bantuin Papa nyiram bunga Mama kok". jawab Nicho jujur. Bukan sekedar membantu menyiram bunga. Bahkan Nicho pun membantu papanya membuat pupuk organik untuk beberapa sayuran yang ditanam keluarganya.

"Kenapa pada heboh sih? orang Nicho yang nawarin. Hitung-hitung masa orientasi sebelum jadi mantu", jawab Papa Ali santai.

"Ya jangan begini dong, Pa. Kalau begini adanya calon mantu kita kabur. Trauma sama perlakuan calon mertuanya. Sudah Nak, biar tante selesaikan" jawab Mama Naina sambil mengambil selang air yang ada di tangan Nicho.

Naina hanya segera kabur ke kamarnya untuk mengambil tas dan kopernya setelah mendengarkan orang tuanya halu membahas perkara menantu dan mertua kepada Nicho.

Tak lupa ia mengirim pesan ke group dan memberi informasi jika ia akan segera berangkat menuju Bandara.

.

.

Setelah sedikit drama dan berpamitan kepada Mama Alya dan Papa Ali. Mobil Nicho sudah melaju hampir satu jam dan sekarang sudah memasuki area airport.

"Nay? kita cari parkir dulu ya". Beberapa kali Nicho menengok kanan kiri untuk mencari parkir Mobil yang kosong. Karena musim liburan, sepertinya banyak Mobil yang menginap di Bandara.

"Oh.. iya mas" Naina tengah gugup karena khawatir para sahabatnya melihat Nicho yang mengantarkannya. Disisi lain ia juga bingung. Kenapa Nicho tidak menurunkannya di area lobby penurunan penumpang saja.

Mau menolak juga sungkan. cerewet begitu, Naina tahu sopan santun.

Mereka berdua akhirnya turun dari mobil setelah Nicho memarkirkan mobilnya. Tak lupa Nicho juga menurunkan koper milik Naina.

"Yok masuk. Kita harus check-in dulu. waktunya mepet Nay" Nicho terlihat menggendong tas ranselnya. Tangan kirinya memegang koper Naina dan tangan kanannya menggandeng tangan Naina.

"Lah? Mas Nicho kenapa bawa ransel juga? nggak ditinggal di mobil saja?" tanya Naina bingung.

"Kalau ranselnya ditinggal. Terus Mas Nicho nanti pakai baju apa dong?" jawab Nicho lurus kedepan tanpa menatap Naina.

"Maksudnya?" Naina menghentikan langkahnya karena merasa jawaban Nicho aneh atau mungkin ia salah dengar.

"Mas Nicho kan bilang mau antar kamu. Mas Nicho antar sampai airport. Lebih tepatnya Changi Airport." Nicho ikut berhenti dan tersenyum simpul kepada Naina.

"Whaaaaatt?" Naina hanya melongo kaget dan tertinggal beberapa langkah oleh Nicho yang melanjutkan jalannya.

Sama sekali tidak pernah Naina duga. Jika Nicho akan melakukan hal itu. Entah alasan apa yang menjadikannya mengikuti Naina ke Singapore. Yang jelas untuk saat ini Naina tidak bisa berfikir jernih.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Efvi Ulyaniek

Efvi Ulyaniek

hehehehe... akhirnya mengintili jg😂😂

2024-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!