nyak Suasana kantin lumayan ramai,Bagas mengajak Arin duduk di paling pojok,agar mereka nyaman,dan tidak terganggu.
"lo mau makan apa bocil ? Bagas bertanya pada Arin yang kini sedang mengamati tempat itu. "terserah kakak saja,aku gak pemilih dalam makanan !" jawabnya sambil nyengir,memperlihatkan gigi kecilnya yang putih.
"Baguslah,emang seharusnya bocil memakan apa saja,biar cepet gede,dan cepet sekolah..!" ucap Bagas pula. "aku emang udah sekolah kak,kelas satu sd,he he !" jawab Arin,sambil terkekeh.
"waah,pantas aja lo itu pandai,emang umur lo berapa cengeng ?"
"aiiih kakak ini,sudah ku bilang kalau aku itu gak cengeng,tauuu !" katanya yang masih keukeuh itu. "iya deh,lo itu gak cengeng,umur lo berapa ?"
"aku 6 tahun kak,kalau kakak ?"
"ish..ngapain lo nanya umur gua segala bocil ?"
"lah,kakak sendiri,ngapain nanya umurku segala ?" Arin membalikan pertanyaan yang Bagas tanyakan padanya.
"ck ck..dasar bocil,ya gua pengen tau aja,!"
"nah,itu juga yang ingin aku tau he he !". Arin cengengesan,dan Bagas mencubit kembali pipi embul Arin yang sangat lucu itu.
"kakak mah,nyubit mulu,sakit tauuu...!"
"lo sih gemesiin,gemoy tauu,gue suka nyubit pipi bakpau lo itu !"
"aiih,kakak mah aneh,cepet jawab berapa usia kakak sekarang !"
"pantang nyerah lo bocil,...ck ck!"
"kakaaak,buruan berapa..?"
"iya iya,gua jawab cil,umur gua dah 15 tahun,gua dah kelas sembilan,apa udah cukup ?"
"iya udah kak,ternyata kakak itu udah tua ya ?"
"sembarangan kalo ngomong,tua dari mananya ?"
"coba lo perhatiin dengan baik,gua itu keren dan tampan,mana ada tua ?" semprotnya dengan sedikit mencubit hidung mancung Arin,yang kini memerah,akibat ulahnya.
"kakak emang udah tua,beda jauh dari aku !"
"serah lo ah cil !" kata Bagas,dia tak ingin ribet merebutkan usia.
Tak lama kemudian,makanan yang di pesan Bagas pun datang. Mereka segera memakannya.Arin terlihat sangat lahap,Bagas terus memperhatikan Arin yang makan dengan belepotan,saking lahapnya.Bagas sesekali tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Busyet dah,masa gue suka sama bocil,idiiih udah gila kali ya otak gua,sadar woooi,dia itu bocil cengeng yang masih ingusan...tapi dia lucu dan gemesin sih,he he !" Bagas berceloteh dalam hatinya,sambil terus memperhatikan Arin,dan sesekali dia akan membersihkan mulut Arin yang belepotan.
Acara mereka makan pun selesai.Arin mengajak Bagas untuk segera kembali,karena dia tak ingin berlama meninggalkan ibunya.
"kak buruan,ntr ibuku keburu sadar dan mencariku !" seru Arin, yang sudah tak sabar ingin melihat ibunya.
"iya bentar ah cil,kan harus bayar dulu !" ucap Bagas,sambil membayar makanan yang baru saja mereka makan.
Setelah selesai membayar,mereka segera kembali.Arin begitu terlihat senang,saat sampai di ruang operasi.dia mendengar sayup sayup suara tangisan bayi,dari dalam sana.Begitu juga dengan Bagas,dia begitu senang,bahkan teramat senang.karena sebentar lagi,dia akan segera mencapai tujuannya.
"*cil,sorry ya,senyum lo bentar lagi akan hilang,bukannya gua tega ataupun jahat,merenggut kebahagiaan lo,tapi semuanya butuh timbal balik,agar semuanya adil* !"
Begitulah isi hatj Bagas saat ini,dia merasa kasian melihat Arin yang begitu bahagia,namun kebahagiaannya itu tak akan berlangsung lama.
tak lama setelah itu,keluarlah dokter yang telah membantu proses persalinan ibunya Arin.
"Dokter,bagaimana keadaan ibu,dan adik bayi ?" Arin langsung menanyai dokter yang baru saja keluar itu.
"syukurlah nak,ibumu selamat,dan adik bayinya pun sehat,dan juga sangat tampan !"
"yess..!" Arin dan Bagas mengucapkan kata yes berbarengan dengan makna yang berbeda.
Mereka saling pandang dan tertawa bersama,mencurahkan kebahagiaan mereka bersama sama,walau berbeda maknanya.
"waaah,akhirnya,do,a aku dan ibu di kabulkan tuhan kak,aku senang banget !" kata Arin sambil memeluk Bagas.otomatis,Bagas terkejut dan jadi kaku,saat Arin memeluknya.dia menegang dan merasakan detak jantung yang begitu cepat,hingga dia pun merasa aneh.
"*jantung sialaaan,kenapa pula harus berdetak begitu cepat,saat bocil ini meluk gua,huuf tak aman nih !" Bagas segera melepaskan pelukan Arin yang lumayan erat.*
"oi, lepas jangan terlalu erat meluk gua,engap tau !" kata Bagas dengan perlahan mendorong tubuh kecil Arin.
"hehe maaf kak,Arin terlalu senang,jadi reflex meluk kakak dengan erat !"
"ya ga apalah,gua juga seneng sih !" ucap Bagas pula.
"eh tunggu dok,ada yang ingin di bicarakan,tapi ini rahasia,ayok ikut denganku !"
"baik tuan muda !"
E eh,mau kemana loh,ikut gua ! kata Bagas pada Arin,yang akan melangkah pergi.
"aku mau nemui ibu dan adik bayi,ngapain ikut kakak,bukannya ada rahasia penting bareng dokter ?" kata Arin berhenti melangkah,karena belakang bajunya di tarik oleh Bagas.
"ini juga ada hubungannya dengan lo cil,jadi lo harus ikut,tidak boleh membantah,oke !"
"apa hubungannya dengan akku kak ?" Arin tak mengerti,kenapa Bagas mengajaknya bicara rahasia bersama dokter itu.
"Bagus ya kamu,masih bocil,udah mulai lupa dengan janji yang tadi di ucapkan !"
Arin mengernyitkan keningnya,dan kembali bertanya pada Bagas.
"Apa hubungannya ya kak,rahasia dengan janji aku tadi pada kakak,jadi pusing sendiri deh !"
"ah banyak cakap lo,pokoknya ikut gua sekarang !".
**Bagas segera menarik tangan Arin,dan membawanya ke ruangan pribadi dirinya.di sana,dokter dan Arin di suruh duduk di depan Bagas.**
**"begini dok,tadi Arin telah berjanji pada saya,bahwa dia akan menuruti semua keinginan saya,dan tentu saja anda tau keinginan saya dari dulu apa ?"**
"ya tuan muda,saya mengerti,lalu apa yang harus saya lakukan sekarang ?"
"aku ingin anda merahasiakan semuanya ini .dan juga tolong kasih tau pada semua perawat dan dokter yang lainnya !"
"baik tuan muda,akan saya kerjakan sekarang juga !" jawab dokter itu.
dan satu lagi dok,anda harus mengatakan kalau bayi itu telah meninggal dalam perut,karena terlambat!"
**Arin mencerna setiap perkataan Bagas,pada dokter itu,dia langsung bangkit dan berteriak pada Bagas.**
"apa ini semua maksudnya kak,tolong jelaskan padaku ?" dengan sangat marah,Arin menginginkan penjelasan dari Bagas.
**"apa kamu mengerti sekarang,apa yang aku inginkan darimu ?"**
"tidak kak,jangan,aku mohon,itu tidak bènar kan kak,itu hanya candaan kakak,untuk membjat aku kesal ?" Arin masih belum percaya pada apa yang di dengarnya barusan,dia sungguh tak menyangka sedikit pun,jika orang yang menolongnya ternyata menginginkan adik bayinya yang baru saja lahir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
Irwan zubair Al jabari
lanjuuut
2024-12-28
0
Ikin
bgus
2024-07-12
1
Nafri
bagas mmng baik hti yh
2024-04-23
0