Keesokan harinya,Bagas d bangunkan oleh suara ketukan pintu.dia kaget,rupanya hari telah siang.Bagas buru buru bangun dan membukakan pintu.ternyata keluarganya telah berada di depan pintu.
"Hmm udah lama ya kalian ada di sini ?" Tanya Bagas sambil garuk garuk kepala yang tidak gatal.mereka melihat Bagas dari atas sampai bawah sampai menggelengkan kepala.
"Semalam kakak tidak berganti pakaian ? Aldo yang lebih dulu bertanya pada Bagas.
"Ya,kakak ketiduran semalam Al !" jawabnya sambil nyengir.
"Maaf tuan muda,ini sudah siang dan pak Handoko barusan menghubungi saya,beliau menunggunya di perusahaan !" Endro langsung memberii tahukan Bagas.
"Akh..kenapa juga saya harus kesiangan bang?" Ucap Bagas yang terlihat frustasi sembari mengacak rambutnya sendiri.
"Tunggu bentar bang,saya mandi dulu sebentar !"dan tuk mommy dan daddy juga Al,maaf tidak bisa sarapan bareng,kalian bertiga saja ya duluan ! Ucap Bagas dengan rasa bersalah karena tidak bisa menemani keluarganya.
"Ya tak apa nak,mending sana buruan mandi,sekarang kami mau ke bawah saja ! Kata daddy nya yang langsung mengajak istri dan anak bontotnya untuk langsung ke lantai dasar.sedangkan Bagas,dia buru buru ke kamar mandi tuk membersihkan diri.
Kini mereka yang sedari tadi telah kelaparan karena menunggu Bagas,telah berada di tempat makan.mereka sarapan dengan sangat tenang,karena di suguhi dengan pemandangan yang begitu indah,Pak Hartono memulai obrolannya.dia menanyakan Bagas kepada Endro yang kini tengah sarapan bersama.
"Dro,kamu tahu kenapa Bagas bisa seperti itu ?"
"Iya dro,selama ini dia tak pernah bangun kesiangan,dia selalu bangun lebih dulu dari kita.tapi sekarang apa,malahan dia bukan kesiangan lagi,tapi sangat terlambat !" mommy Ana menimpali pertanyaan suaminya.
"Saya juga tidak tahu tuan,nyonya !" tapi mungkin saja ya penyebabnya itu adalah karena cucunya pak Handoko yang sangat cantik itu !" papar sang asisten kepercayaan Bagas.
"Ooo,cucu pak Handoko itu perempuan,saya kira laki laki,karena mau jadi pewaris dan juga pengganti beliau ?" pak Handoko berkata dengan ber O ria.
"Ya saya kira juga begitu tuan,tapi ternyata sungguh mengejutkan,karena beliau baru saja tadi malam memperkenalkan cucu tunggalnya itu pada publik.yang saya denger ya tuan,cucunya itu sengaja tidak di tampilkan pada publik selama ini,entah karena apa alasannya,mereka semua yang mengenal pak Handoko pun tidak tahu!" Endro menjelaskan semua info yang telah dia ketahui pada pak Handoko.
"Mungkin saja mereka enggan dro,konglomerat emang seperti itu kehidupannya,harus selalu berhati hati dan waspada,apa lagi ini cucu satu satunya,harus benar benar di jaga !"
"Ya benar tuan,sama seperti tuan dan nyonya dulu pada tuan muda he he !" Kata Endro diakhiri dengan kekehan.
"Tidak jauh seperti itu lah dro !" jawab mommy Ana.
"Asyik dong jika kakak telah bertemu cewek,itu artinya kakakku yang anti cewek itu tidak akan hidup menjomblo lagi,iya kan mom ?" tanya kegirangan Aldo,yang merasa senang saat mendengar perkataan Endro tadi.
"Akh,,jangan terlalu banyak berharap Al pada kakakmu itu,nanti kecewa seperti yang sudah sudah !" lirih sang mommy yang selalu dapat kekecewaan dari Bagas,bila soal perempuan
Mereka tidak terlalu berharap selama ini,karena telah tahu apa penyebabnya,kecuali Aldo tentunya yang tidak mengetahuinya.
Endro segera berpamitan pada tuan dan nyonya Handoko,karena tuan mudanya telah memberi pesan jika dirinya akan segera sampai di lantai dasar.
"Dro,itu jangan lupa sarapan untuk Bagas berikan !" mommy Ana mengingatkan Endro agar tidak lupa.
"Tentu saja nyonya,saya akan memberikannya !"
Setelah mengatakan itu,Endro langsung undur diri,dan menunggu tuan mudanya.saat dia berjalan,tanpa sengaja dia menabrak seorang perempuan yang sedang terburu buru.
"Maafkan saya tuan,saya sedang buru buru,jadi tidak memperhatikan jalan di depan !"
Endro bukannya menjawab,dia malah melongo seperti orang bego.dia menatap terus hidung mungil perempuan itu yang kembang kempis.
"Hei tuan,hallo..apa anda baik baik saja ?" perempuan itu melambai lambaikan tangannya di depan muka Endro,hingga dia tersadar dan menganggukan kepalanya.
"Baiklah jika anda tidak apa apa,saya permisi dan sekali lagi maaf !" ucap perempuan itu sembari pergi.dengan di iringi oleh tatapan Endro yang tak ingin lepas.
"Bang,hei liatin apa sih sampe segitunya ?" tanya Bagas,sembari menepuk pundak Endro.
"Ah eh tuan muda,sejak kapan anda di sini ?" balik tanya Endro yang sedikit tergagap.
"Sejak kau melihat tanpa berkedip ke arah pintu masuk !" jawab Bags,yang kini tengah menelisik wajah Endro yang sedikit kemerahan.
"Abang sedang menunggu seseorang ya?" Bagas bertanya kembali.
"ya benar,dari tadi saya menunggu anda tuan muda !" jawab Endro ,sembari memalingkan wajahnya karena dari radi ttuan mudanya terus saja memperhatikan wajahnya.
"Iya kah bang,saya kan muncul dari sana,tapi kenapa abang menatap ke pintu masuk ?" tanya heran Bagas yang tak ingin di jawab Endro.
"Sudahlah tuan muda,kita sudah sangat terlambat !"ucap Endro yang langsung mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah bang ayok !"Kata Bagas yang tak ingin menyita lebih banyak lagi waktu.
Mereka pun berjalan beriringan menuju tempat parkir.Endro segera membukakan pintu untuk Bagas,setelah mereka berada di sana.
"Tuan muda,jangan lupa ini sarapannya di makan dan harus di habiskan kata nyonya !" Endro mberikan kotak sarapan pada Bagas beserta minumannya.
"Oke bang makasih,kau emang yang terbaik bang,muach...he he !" Bagas berkata sembari memberikan ciuman jarak jauhnya.
"Iiih..ngeri amat saya melihat tuan muda seperti itu,atau jangan jangan tuan muda itu...!" Endro tak berani melanjutkan perkataannya.dia malah nyengir karena Bagas menampol lengan Endro.
"Sembarangan amat lo bang sama gue!" lo gue kira apa bang huh ?"Omel Bagas,yang kini sudah keluar sifat aslinya jika hanya berdua saja dengan Endro.
"He he,maaf tuan muda,habisnya saya ngeri dan geli melihat tingkah anda itu !" kekeh Endro "Udah buruan jalan bang,sampe kapan kita terus begini ?" omel Bagas kembali.
"Oke tuan muda,berangkaaat !"
"Mobil mewah itu kini keluar untuk membelah jalanan yang telah ramai itu,suasananya lumayan padat dan agak macet menuju ke arah perusahaan pak Handoko.namun aman dan lancar terkendali jika Endro yang membawa mobilnya.Bagas emang dari dulu telah mempercayakan sepenuhnya keselamatan dalam perjalanan kepada Endro,sejak dirinya masih remaja.
Sesampainya di perusahaan pak Handoko,mereka bergegas keluar.saat mereka ingin melangkahkan kakinya menuju pintu masuk,Endro malah berhenti dan melongo menatap orang yang baru saja keluar dari pintu tersebut,yang ternyata wanita yang tak sengaja bertabrakan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments