"Ada apa nak Bagas,kenapa kamu diam dan termenung begitu ?"pak Handoko bertanya kembali pada Bagas.
"Saya hanya malu untuk berkata jujur !" cicit Bagas.
"kenapa harus malu nak Bagas ? Pak Handoko jadi penasaran dengan perkataan Bagas barusan.
"Sebenarnya saya mengenal Arin dari kecil saat di RS. Waktu itu ibunya melahirkan,dan kebetulan saya yang menolong ibunya agar secepatnya di tangani,karen y harapannya tinggal sedikit !" jelas Bagas yang ceritanya tidak sepenuhnya di ceritakan.
"Oh,jadi nak Bagas ini yang telah menolong cucu dan mantu saya ?" pak Handoko begitu senang saat mendengar penjelasan Bagas.
"Nak Bagas,saya sangat setuju jika kamu menjadi pendamping hidup cucu saya! Pak Handoko begitu antusias menginginkan Bagas menjadi cucu mantunya.sehingga dia menekan tombol yang ada di dekatnya,untuk memanggil seseorang.tak lama kemudian,datanglah pria tampan yang tadi mengantar Bagas.
"Ya tuan,apa ada yang bisa saya bantu ?" "tolong panggil cucuku kemari boy !" kata pak Handoko dengan wajah penuh ke gembiraan. "Baik tuan,akan saya panggilkan !"jawab Boy sambil membungkuk hormat dan kembali. "Maaf pak,sebaiknya anda jangan memberi tahu Arin semuanya !" Ucap Bagas dengan cepat,karena dia tak ingin bocil cengengnya itu tahu tentang dirinya sekarang.
"kenapa nak,Arin akan senang ko ?"kata pak Handoko
"Saya ingin kedekatanku dengan Arin terjadi secara alami,bukan karena merasa berhutang budi atau apapun itu !" jelas Bagas dengan serius.
"Baiklah saya mengerti nak,semua akan terjadi seperti yang kamu inginkan !" pak Handoko menyetujui keinginan Bagas,yang menurutnya baik juga.
"Makasih pak,saya teramat senang !"
"Kalo kamu senang panggil opa dong,he he !"pak jadi terkekeh dan menyuruh Bagas untuk memanggil dirinya opa,seperti yang biasa cucunya katakan.
"Dengan senang hati opa,hehe..! Akhirnya mereka berdua tertawa bersama,sampai akhirnya mereka berhenti saat terdengar suara ketukan dan pintu segera terbuka.
"Cucuku sudah datang,mari sini nak !" kata pak Handoko pada sang cucu,yang masih mematung melihat ke arah Bagas.
"kamu heran ya,kenapa pak Bagas ada di sini petang petang seperti ini?" pak Handoko telah tau apa yang di pikirkan cucunya.Arin hanya menganggukan kepalanya,lalu menghampiri sang opa,dan duduk di dekatnya.
"ini dompet kamu,dan nak Bagas yang mengantarkannya barusan kesini!" ucap sang opa,sembari menyodorkan dompet Arin,yang langsung di ambilnya.
"ih kenapa dompetku ada di bapak ?" Arin langsung bertanya pada Bagas dengan nada ketus
"Gak baik nak,bertanya seperti itu,apa lagi nadamu itu lo,gak enak di dengar,he he iya kan nak Bagas ?"
"Benar opa,he he,mungkin sudah menjadi kebiasaan cucu opa yang selalu begitu jika bertemu saya!" Bagas ikut terkekeh dan membenarkan perkataan pak Handoko.Arin yang mendengar interaksi aneh mereka,jadi melongo tak percaya,melihat sang opa yang tadinya selalu bersikap kaku dan tegas pada orang lain,kini berubah menjadi hangat dan menyenangkan seperti pada dirinya.
"Hei kamu apakan opa saya,kenapa jadi begitu?" Arin kembali bertanya pada Bagas,yang hanya di jawab dengan mengendikan bahu sambil tersenyum dengan sangat manis.
"Hei hallo....aku ini bertanya loh,jawab dong bukannya cengar cengir begitu !" Arin jadi kesal karena pertanyaannya tidak di jawab,bahkan Bagas seakan meledek dirinya.
"Hei nona kecil,kenapa marah terus,saya tidak melakukan apapun ya pada opa,tanyakan saja sendiri pada beliau !" ucap Bagas yang terlihat semakin berani pada Arin.
"Kenapa juga anda memanggil opa saya dengan sebutan opa juga,itu opa saya bukan opa kamu ?" omel Arin yang tidak menyukai panggilan Bagas pada opanya.
"Terserah saya dong,ini kan mulut saya,mau panggil apapun juga pada opa,iya kan opa ? Bagas meminta pembelaan dari pak Handoko,yang langsung di anggukinya.
"Tuh kan,kamu lihat sendiri !"
"huh,dasar nyebelin !
"Sudah,sudah..kalian ini ya selalu saja bertengkar jika bertemu,nanti berjodoh loh,he he !" pak Handoko mengolok mereka berdua,yang wajah keduanya terlihat memerah.
"ih ogah ya opa,aku harus berjodoh dengan pria tua ini,iiih apa kata Dunia !" ucap Arin dengan nada kessl dan enggan nya.lain lagi dengan Bagas yang langsung mengaminkan perkataan pak Handoko.
Tanpa terasa,waktu berlalu begitu cepat,kini jam makan malam pun telah tiba,terdengar ketukan pintu dan ternyata Boy yang memberi tahu,jika makan malam telah di sajikan.
"Maaf tuan dan nona,saya mengganggu sebentar,bi Ijah barusan bilang,kalau makan malamnya telah siap !"
"Baiklah boy,ayo mending kita makan malam dahulu,nanti di lanjut lagi !"ajak pak Handoko pada kedua anak manusia yang selalu tak akur itu.mereka pun segera bangkit dan mengikuti langkah sang opa. Dalam perjalanan menuju ruang makan,Bagas berbisik pada Arin.
"Apa kamu yakin tak ingin berjodoh denganku ?"aku ini ngangenin loh,ntar kamu nyariin jika tidak bertemu lagi denganku !" Bagas menaik turunkan kedua alisnya,untuk menjahili Arin yang masih saja cemberut.
"Iiih apaan sih,gak jelas banget deh !" Kata Arin sembari melihat ke arah lain,agar tidak bertatapan langsung dengan manik mata coklat itu,yang entah mengapa mengingatkan dirinya pada seseorang yang selama ini dia rindukan.
Bagas yang melihat itu semua hanya tersenyum.
Kini mereka pun telah berada di meja makan,saat Bagas akan duduk,dia teringat seseorang yang telah ia tinggalkan di dalam mobil.
"Ya ampun opa,tadi aku ke sini bersama asistenku,kenapa bisa lupa aku ajak masuk huff kasian sekali !" ucap Bagas yang merasa bersalah pada Endro.
"Itu tandanya emang anda sudah tua !ejek Arin sembari mencibirkan bibirnya.Bagas pun mencondongkan badannya ke samping Arin,karena dia kebetulan duduk di sebelah Arin.
"Kalau kamu memanggilku pria tua sekali lagi,aku akan mencium kamu di hadapan semua orang !" bisik Bagas sembari sedikit mencium telinga Arin,membuat wajah Arin langsung memerah.
"Kalau begitu ajaklah dia kemari untuk makan bersama !" kata pak Handoko menyuruh Bagas memanggil Endro. Bagas segera bangkit dan permisi sebentar pada mereka.
Bagas pergi ke luar rumah dan bermaksud untuk memanggil Endro yang masih berada di dalam mobil.namun apa yang dia lihat saat ini,Endro tengah tertawa bersama seorang wanita di bangku taman.mereka terlihat senang dan akrab,membuat Bagas mengernyitkan keningnya.
"Anjaaay,bang Endro bareng siapa tuh,akrab banget,ketawa pula.siapa ya,gak kenal pun.perasaan bang Endro anti cewek deh,kenapa dia bisa asyik gitu ya ngobrol dengan tuh cewek. Hmm patut di curigai nih !" Bagas berbicara pada dirinya sendiri,sembari mengintip sepasang manusia yang sedang asyik ngobrol di selingi dengan canda dan tawa.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments