"Kamu gak suka makan di sini?" tanya Rahardian pada Raina yang terlihat tak bersemangat.
"Nggak kok, mas. Aku makan di mana saja gak masalah yang penting halal." kata Raina.
Dia tak berselera makan walaupun sebenarnya sangat lapar. Bagaimana Raina mau makan jika dia selalu ditatap oleh Rahardian. Bahkan Raina beberapa kali tersedak karena melihat Rahardian yang menatapnya dengan sorot penuh kehangatan.
"Seingatku, kamu suka makan bakso. Jadi aku bawa ke tempat ini, kata teman-temanku bakso di sini enak dan cukup terkenal." kata Rahardian
"Iya mas, enak kok baksonya. Pantas aja ramai pengunjungnya." kata Raina yang melihat sekelilingnya yang ramai. Bahkan bangku yang tersedia selalu terisi karena pengunjung yang datang silih berganti tanpa henti.
"Nanti akan kutanya kembali ke juniorku tempat makan yang enak. Nanti kita ke sana. Karena mereka biasanya lebih paham yang begit."
Ucapan Rahardian membuat Raina meringis dalam hatinya, ucapan nanti kita kesana membuat Raina merasakan beban berat.
Raina justru ingin mengurangi intensitas pertemuannya dengan Rahardian, bukannya membuat janji-janji temu.
"Tapi mas, kan aku udah mulai sibuk kuliah. Mas juga udah sibuk kerja. Apa nggak sebaiknya mas menghabiskan waktu bersama Rayyan aja kalau ada waktu luang." kata Raina mencoba mencari alasan menghindar
"Kalau begitu lain kali kita jak Rayyan, kamu gak masalah kan kalau kita bawa Rayyan kalau pergi bersama?"
"Hah??? Kok mas tanya begitu?" Raina malah semakin bingung dengan ucapan Rahardian.
"Aku takut kamu nggak nyaman kalau Rayyan ikut. Apalagi sudah seharian Rayyan merepotkan kamu." kata Rahardian
"Nggak kok, mas. Aku malah suka dengan kehadiran Rayyan. Anak itu lucu, gemesin." kata Raina sambil tersenyum mengingat kelakuan Rayyan yang mulai menirukan mimik wajah Zahra yang cemberut saat ibu memintanya pergi ke warung.
"Syukurlah kalau begitu, artinya gak ada masalah dengan Rayyan dan kamu bisa menerima dia." kata Rahardian lagi dengan santainya dia menyendokan potongan bakso ke mulutnya.
Sedangkan Raina mendadak bingung dengan ucapan ambigu Rahardian.
"Maksudnya apa, mas?" tanya Raina
"Selesaikan makananmu, kamu harus segera aku antar pulang. Kalau tidak, Zaki bakalan tak mengijinkan ku mengajakmu lain kali." kata Rahardian pada Raina yang masih menatap lelaki itu dengan sorot penasaran.
Akhirnya Raina pun segera menghabiskan baksonya. Terserahlah Rahardian mau seperti apa nanti. Toh, dia juga punya prinsip dan lelaki itu tak bisa memaksanya.
Dia akan memikirkan cara bagaimana menghindari Rahardian dengan halus dan tak menyinggung lelaki itu.
"Jangan coba-coba, kamu menghindari aku. Sekarang ini aku bisa melakukan hal nekat yang tak pernah aku lakukan dulu." kata Rahardian dengan tatapan mata yang tajam.
Raina menatap mata hitam legam itu dengan sorot ketakutan. Rahardian seperti bisa membaca pikirannya, bahkan dia sudah mengancam akan melakukan hal nekat jika Raina menghindari Rahardian.
"Jangan ketakutan seperti itu, aku tak akan melakukan hal yang jahat. Tapi melakukan sesuatu yang membuat kamu selalu berada di sisiku dan tak bisa pergi kemanapun lagi." kata Rahardian setelah itu dengan santainya mengambil gelas dan menghabiskan es teh miliknya.
Sementara Raina mengalihkan ketakutan dan rasa gugupnya dengan fokus pada mangkok di hadapannya yang sudah hampir habis itu.
Saat ini Raina tahu dia tak mungkin akan lepas dari cengkraman lelaki yang berada di depannya ini. Lelaki yang sudah menunjukkan rasa kepemilikan dan bersikap posesif pada Raina.
'Ya, Allah. Cobaan apalagi ini.' batin Raina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Noni Noni
awak milik saya...aduh!...
2024-07-26
0
Hj. Raihanah
kaya ngancam 😂 cinta tapi oper protektif
2024-04-16
2
👏mBhem🖤²²¹º
bukan tegas itu mah.. udah mengancam nama nya mas🤭🤣🤣🤣
2024-03-26
3