"Nur, aku titip print materi tadi ya." kata Raina pada Nurul teman sekelasnya.
"Gak usah pakai uang segala, mbak. Yang di print juga nggak banyak." kata Nurul mengembalikan selembar uang lima puluh ribuan yang diselipkan Raina di tangannya.
"Jangan begitu, Nur. Itu buat bantu kamu beli tinta sama kertas. Kalau kamu gak mau terima aku print di tempat fotocopy saja." kata Raina pada Nurul.
"Ck, ih mbak ini pemaksa juga rupanya. Tak usah mbak, nanti kalau kertasku habis baru aku minta mbak membelikannya." kata Nurul yang tetap kekeh menolak uang pemberian Raina.
"Ya sudah kalau begitu. Kalau kertas kamu udah mau habis, kamu bilang sama aku ya." kata Raina akhirnya.
Nurul gadis berusia dua puluh satu tahun. Dia baru bisa masuk kuliah hari ini. Kemarin dia harus mengajar siswa bimbingannya karena bos pemilik bimbelnya belum merubah jadwal mengajarnya.
Nurul bekerja sebagai guru les bimbel. Nurul gadis yang pintar tapi keterbatasan biaya membuatnya tak mampu melanjutkan kuliah.
Kebetulan temannya memiliki saudara yang memiliki bimbel, maka Nurul pun di rekomendasikan untuk mengajar di sana.
Awalnya Nurul dipandang sebelah mata oleh pemilik dan rekan sesama pengajar karena hanya tamatan SMA dan Nurul diminta mengajar siswa SD kelas bawah saja. Lama kelamaan Nurul mulai mengajar siswa SD dari kelas satu sampai kelas enam.
Bahkan ada beberapa orang tua yang meminta Nurul mengajar privat. Dari hasil menabung, Nurul bis melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah.
"Mbak, sudah dijemput?" tanya Nurul pada Raina yang masih celingukan melihat ke arah parkiran. Mobil kijang kapsul yang dikendarainya belum kelihatan.
" Belum, Nur. Adikku itu memang suka begitu, kebiasaan kalau jemput suka lelet." kata Raina sambil menghubungi Zaki.
"Pulang bareng aku aja mbak. Aku antar mbak pulang." katanya menawarkan mengantar Raina pulang.
"Nggak usah, Nur. Rumah kita berlawanan arah. Udah malam juga, kasian kamu. Kamu pulang saja palingan sebentar lagi adikku datang." kata Raina yang menolak tawaran Nurul.
Biarpun bagaimana Raina lebih khawatir pada Nurul, berkendara malam hari justru lebih rawan untuk gadis itu.
"Ya udah mbak, aku duluan ya." belum sempat Nurul melangkah sebuah mobil hitam yang dikenalnya memasuki parkiran
"Ck, kenapa dia yang datang." kata Raina lirih.
"Itu jemputannya mbak?" tanya Nurul yang takjub melihat seorang pria yang keluar dari mobil hitam yang gagah seperti pemiliknya.
"Iya, teman adikku." kata Raina
"ooo, kirain itu adiknya mbak. Ya sudah, mbak aku mau ke sana dulu ya. Assalamualaikum." kata Nurul sambil menunjuk arah parkiran roda dua.
"Waalaikumsalam." sahut Raina.
Setelah Nurul pergi, Raina melihat Rahardian yang sudah berdiri di depannya.
"Ayo kita pulang." kata Rahardian
"Aku lagi tungguin Zaki jemput." kata Raina yang masih berdiri di tempatnya tadi.
"Zaki nggak bisa jemput, dia tadi harus ikut seniornya ke suatu tempat. Tadi dia udah nelpon aku." ucap Rahardian yang sontak membuat Raina mengomeli Zaki di dalam hatinya.
"Atau kamu mau aku gendong?" tanya Rahardian sambil menatap jahil pada Raina yang sedang cemberut.
"Ck. Aku bisa jalan." kata Raina dengan ketus.
Zaki adiknya itu memang suka lupa jika menjemputnya Berbeda dengan sang ayah. Hal itulah yang menyebabkan Raina sering pulang sendiri saat sekolah dan bertemu Bayu.
Lama-lama mereka sering bertemu diam-diam dan pacaran backstreet.
Seperti biasa Rahardian membuka pintu mobil untuk Raina. Dia selalu memperlakukan Raina seperti seorang ratu tapi juga sering menyakiti hati Raina dengan kata-kata pedasnya.
"Kamu mau makan?" tanya Rahardian pada Raina yang dari tadi hanya menatap ke arah luar jendela sebelah kirinya.
"Nggak, mas. Aku mau pulang saja." jawab Raina.
"Rain, tadi siang kamu telpon aku?" tanya Rahardian
"Hmm.. Mau tanya soal Rayyan." jawab Raina jujur.
"Rayyan ku titipkan ke rumah Rama. Ibu kan lagi di sana." kata Rahardian
Raina hanya mengangguk saja mendengar penjelasan Rahardian.
"Tadi yang ngangkat telepon itu junior ku di kantor. Anaknya memang agak usil, suka kepo urusan orang lain." kata Rahardian lagi.
Entah apa tujuan lelaki itu menjelaskan pada Raina. Tapi yang pasti Rahardian tak mau Raina salah paham.
Hesti, polisi wanita yang baru saja bergabung dengan mereka itu memang jahil. Dia begitu penasaran dengan panggilan telepon Rahardian yang kebetulan ponselnya tertinggal di meja Rahardian saat dia dipanggil atasannya.
Bagaimana tak penasaran jika tulisan di layar itu adalah My Rain
Hesti sangat penasaran dengan wanita spesial duda kaku dan dingin itu. Akhirnya lancang mengangkat panggilan Raina tadi pagi.
" Iya mas." sahut Raina pendek.
Rahardian menoleh ke arah wanita yang dari tadi hanya diam dan menjawab seperlunya saja. Rahardian merasa jika Raina kembali menjauh darinya.
Terlihat wajah Raina yang tak berekspresi apapun. Hanya diam sambil memainkan ponselnya.
Rasanya Rahardian mau membanting ponsel di tangan wanita itu. Kenapa Raina justru lebih asik dan serius mengetik sesuatu di ponselnya. Mata tajam Rahardian dapat melihat jika Raina sedang berbalas pesan dengan seseorang di pesan pribadi nya.
Siapakah orang yang lebih menarik perhatian Raina itu, karena terlihat wajah Raina yang kesal setelah membaca pesan itu.
Sedangkan Raina sendiri dia menahan diri untuk tak marah setelah membaca pesan tersebut.
Raina kesal ketika tau jika mantan suaminya mengancam Utari karena membantu Raina. Dan membuat keributan di kantor pengadilan agama saat Utari dan pengacaranya hendak mengambil surat cerai Raina. Bayu berkata jika Utari lah yang memprovokasi Raina agar pergi dari Bandung setelah bercerai.
Raina memang meminta Utari menyimpan akta cerainya yang diserahkan kepada pengacara nya. Kebetulan pengacara Raina adalah kakak sepupu Utari. Dialah yang banyak membantu Raina menunjukkan bukti perselingkuhan Bayu.
Sehingga Raina mendapatkan hak atas kendaraan yang dibeli saat membina rumah tangga.
Harga mobil sejuta umat itu memang tak seberapa, tapi Raina sangat benci karena mantan suaminya justru lebih sering membawa selingkuhannya dengan mobil itu.
Sedangkan Raina harus kerja keras menahan diri untuk mencukupi kebutuhan karena suaminya membayar cicilan mobil itu.
Dan setelah di oper kredit, uang nya dibagi dua untuk Bayu juga Raina.
Uang itulah yang akan dia gunakan untuk membayar jasa Mbak Arnis, pengacaranya.
Namun, Bayu sepertinya mangkir dari hasil putusan hakim. Karena belum ada tanda-tanda Bayu menjual atau menyerahkan uang bagian milik Raina.
"Mas, minggu depan Rayyan dititipkan ke tante Dewi saja dulu ya. Aku mau ke Bandung, ada urusan yang harus aku selesaikan." ucapan Raina sontak membuat Rahardian kaget dan mengerem mobilnya dengan mendadak. Untungnya jalanan saat ini sedang sepi, sehingga tak terjadi kecelakaan.
"Mas, kamu gila ya. Bisa bahaya kalau kamu rem mendadak seperti itu." kata Raina setelah dia mengucapkan istighfar karena kaget.
Rahardian menepikan mobilnya dan menatap Raina dengan tatapan tajamnya.
"Mau ngapain kamu kembali ke sana. Mau ketemu sama mantan kamu yang bren**ek itu?" tuduh Rahardian.
"Kurang kamu dicampakkan sama dia, masih nyari-nyari dia. Kamu suka dikatain pembawa sial dan wanita mandul. Aku juga bisa mengatai kamu seperti itu jika kamu memang suka." Rahardian terus saja memojokkan Raina tanpa sadar justru dia menyakiti Raina.
"Kamu gak tau apa-apa mas. Jangan sembarangan kalau ngomong." kata Raina yang sudah berkaca-kaca.
"Iya, aku memang tak tau apa-apa. Bahkan kamu yang diam-diam melanggar janji untuk menungguku pun aku tak tau. Sakit kan rasanya dikhianati???? Seperti itulah perasaanku, Rain. Sakit bahkan rasanya aku mau menghancurkan wajah mantan suamimu saat kalian tersenyum bahagia setelah ijab kabul." kata Rahardian dengan emosi.
"Maaf mas, maafkan aku. Aku yang salah." kata Raina disela isak tangisnya.
Rahardian memandangi Raina dengan sendu. Wanita itu menangis dan ini pertama kalinya Rahardian membuat wanita yang dicintainya itu menangis.
Rahardian memukul setir mobilnya karena kesal pada dirinya yang tak bisa menahan emosi.
Tapi tidak bagi Raina, dia menganggap jika Rahardian memang sangat membencinya dan datang mendekatinya hanya untuk membalas sakit hatinya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
miskom jd nya 😤😤
2024-10-04
0
Lilik Juhariah
sakit kan rain,
2024-05-27
0
Hj. Raihanah
😞😞
2024-04-16
1