Saat kembali ke kelasnya ia bertemu dengan teman-teman dekatnya dan memberitahu tentang apa yang di alami oleh Rina si pemilik baju di gudang.
Sania menceritakan hal yang mengerikan itu ke teman-temannya namun di antara mereka ada yang percaya dan ada juga yang tidak percaya, mereka menganggap itu mungkin hanyalah khayalan Sania saja.
"Mungkin itu semua cuma khayalan kamu aja kali Sania" kata febby sambil menatap Sania.
"Ya aku sih percaya nggak percaya tapi emang ada kok orang yang bisa begitu!" kata Lisa, menoleh ke arah febby.
"Aku juga nggak tahu itu nyata atau nggak tapi apa yang aku lihat itu sepertinya emang benar adanya" kata sania sambil menata mereka berdua.
"Terus sekarang harus bagaimana?" kata febby.
"Apa yang bakalan kamu lakukan Nia?" kata Widia bertanya balik ke Sania.
"Aku cuma perlu bantuan kalian tentang hal misteri ini" kata Sania sambil menatap serius ke teman-temannya.
"Hah!! Bantuan? Caranya bagaimana Nia? Kita kan nggak tahu apa yang kamu lihat!" seru Lisa sambil mengerutkan alisnya.
"Ya intinya kalian cuma perlu ikut aja" kata Sania yang ingin sekali mereka membantunya.
"Ya udah deh kami mau kok" jawab Lisa dan sambil melirik ke teman-temannya berharap mereka juga setuju.
Lalu Sania menceritakan apa yang di ceritakan oleh kepala sekolahnya tentang Rina itu.
Di tengah-tengah mereka mengobrol tiba-tiba Sania mengalami hal serupa seperti di kamarnya, mukanya terlihat tegang pupil mata yang semula kecil berubah membesar dan melihat seorang wanita yang ada depan pintu kelasnya.
Teman-teman yang berada dekat dengan Sania mereka tampak terkejut dengan apa yang terjadi pada Sania, mereka serentak menyadarkan Sania yang berbeda dari biasanya.
Saat mereka menyadarkan Sania, tiba-tiba Sania berbicara seorang diri, teman-teman Sania yang melihat tingkah aneh Sania pun ketakutan, mereka melihat hal yang tidak wajar pada diri Sania.
"Sania!! kamu kenapa? plis deh jangan nakutin kita gini!" Seru Lisa berdiri di samping Sania dan memegang bahunya.
"Sania! kamu kenapa?" kata Widia yang spontan terkejut melihat Sania yang bertingkah aneh.
Mereka terus menanyai Sania, dan Sania menjawab pertanyaan teman-temannya seperti biasanya.
"Aku enggak kenapa-kenapa kok teman-teman, aku cuma sedang melihat seorang wanita yang ada di depan pintu kelas kita" Sania menunjuk ke arah pintu.
"Dimana? disana nggak ada siapa-siapa?" kata Febby menengok ke arah pintu.
"Kalian tidak bisa melihatnya?" tanya Sania.
"memang siapa wanita yang kamu lihat?" kata Widia sambil menatap Sania serius.
"Rina!" kata Sania.
Mendengar siapa yang di lihat Sania teman-teman Sania percaya akan hal tersebut dengan wajah yang ketakutan mereka menyuruh Sania untuk menyudahi tentang hal yang ia sedang lakukan.
"Udah-udah Sania, kamu nakut-nakutin kita" kata Lisa yang sudah merasa ketakutan.
Namun Sania tidak mendengarkan apa kata Lisa, dengan pandangan seperti itu dia merasakan aura-aura orang-orang di sekitar dan melihat hal-hal yang tidak terlihat oleh orang-orang biasanya.
**********
Dia mampu melihat dan merasakan perasaan orang-orang di sekitarnya dengan kemampuan yang dia miliki.
Saat Sania mencoba ingin menanyakan ke Rina yang ada di depan pintu dan berusaha mendekatinya tiba-tiba Rina berjalan pergi dan mengajak Sania ke gudang.
Sania spontan karena penasaran ia pun mengikutinya ke gudang sekolah mereka berdua terus berjalan ke arah gudang.
Tingkah Sania yang barusan membuat teman-teman Sania penasaran akhirnya mereka mengikuti Sania dari belakang secara diam-diam, mereka melihat Sania yang terus berjalan ke arah gudang.
***********
Sesampainya di gudang mereka masuk ke dalam gudang, saat di dalam Sania mencoba menanyakan ke Rina kenapa dia bisa tewas di tempat seperti ini, Sania mencoba mencari tahu jawabannya dari Rina.
Rina pun mulai menceritakan tentang dirinya yang tewas di bunuh di gudang ini, ia menceritakan kronologis kejadian sebelum dan sesaat ia di bunuh.
*********
Teman-teman Sania mencoba mendekat ke gudang mereka berusaha mengintip dan mendengarkan apa yang Sania lakukan di dalam gudang.
********
Rina "Saat itu aku dan Bima selalu bersama kami berdua selalu terlihat bersama-sama dengannya hampir setiap hari, sebelum adanya konflik di antara kami, kami selalu terlihat seperti seorang remaja pada umumnya mungkin orang lain menganggap kami pacaran dan ada yang menganggap kami cocok.".......
"Tapi... karena waktu itu dia sangat terobsesi dengan apa yang dia inginkan dan selalu ingin lebih, kami pun mulai bertengkar".
"Terobsesi karena apa?" ujar Sania memotong pembicaraan Rina dan penasaran tentang Bima.
Rina "Terobsesi tentang hal-hal apapun, saat itu ada perlombaan antar pelajar dan dia menuju final namun dia kalah di sana, dari situ dia murka, marah, emosinya pun tidak terkontrol"..
"aku berusaha menenangkannya, tapi dia menamparku dan dari situ dia mulai menjauhiku, dia sangat terobsesi dengan keinginannya entah tentang hal apapun itu yang terpenting dia menang itu yang dia pikirkan,.. saat aku mendekatinya dia selalu menjauh dan menghindari dariku gara-gara kejadian waktu itu"....
"Aku sudah berusaha berbicara dengannya kalau itu tidak masalah dan aku sudah memaafkannya tapi dia masih saja menjauhiku"...
"Saat itu di hari dimana aku tewas terbunuh olehnya, aku mencoba menghubunginya tapi dia nggak menjawab panggilanku, akhirnya aku datang kerumahnya, saat aku datang kerumahnya dia tidak ada dirumahnya, kata ibunya dia pergi bersama teman wanitanya, Malam itu aku terkejut lalu aku pergi dari rumahnya dan mencari dia di tempat-tempat yang biasa dia datangi, saat aku di jalan aku tidak sengaja melihat ada dia di depan gedung club malam bersama wanita-wanita malam, aku pun turun dari mobil dan mendekatinya, saat aku datang dia nampak terkejud, karena pada saat aku datang waktu itu aku sudah merasa kesal dan marah, aku pun menampar dia dan memarahi dia yang bermain di club malam yang bersama wanita malam itu"....
"Saat itu juga aku berlari kearah mobilku dan pergi meninggalkan Bima, tapi Bima mengejarku dia terus membuntuti aku dengan motornya dari arah belakang dan memberhentikan aku di depan sekolah, dia saat itu mencoba menenangkanku yang biasanya menjauhiku, saat itu dia menarikku kedalam sekolah dan menamparku disana, saat aku menangis karena rasa kesal dan rasa sakit, dia membawaku ke dalam gudang disinilah aku di pukulnya di bentak-bentak olehnya, dan dia membuka paksa baju ku saat itu dan memperkosaku, dia juga berkata ini kan yang kamu mau dariku sekarang sudah aku memberikan apa yang kamu mau, aku pikir semua itu sudah berakhir dan selesai apa yang aku alami aku menangisi semua yang sudah ia perbuat"..
"tetapi seletah dia menikmati tubuhku aku pikir dia akan pergi tetapi dia mengambil balok dan memukuliku, aku yang tidak tertahan rasa sakitpun menjerit.. tapi tidak ada orang yang mendengarnya hingga aku tewas di sana"...
"saat aku sudah tewas olehnya ruhku memperhatikannya, dia membersihkan itu tanpa sedikitpun jejak, hanya ada mayatku di dalam gudang dan darah berceceran disana, saat dia pulang ke rumahnya dia membakar semua yang ada barang bukti tentang dia, dan dia mengarang sebuah cerita kalau aku ini di rampok dan di perkosa orang yang merampokku di jalan.. semuanya hingga saat ini tidak ada yang tahu tentangku yang tewas olehnya".
"Lalu sekarang Bima ada dimana?" Tanya Sania, ia merasa sangat empati, ia juga menanyakan keberadaan Bima saat ini.
"Dia sekarang berada di luar negri sedang menempuh pendidikan tinggi" ujar Rina ia sambil menangis.
*********
Saat Sania sedang mengobrol dengan Rina tiba-tiba dia mendengar seseorang di pintu gudang itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
iza_melan🍁
kaget saya iihhhh...
2020-12-08
0
Stephanie
tambah penasaran cuyyy...
2020-07-14
3
Gribelion
entah kenapa bikin merinding saat ini aku sendirian dirumah membaca Novel ini.
Sekalian aku promosi novelku
1.Game keserakahan
2.Aku ingin menjadi keren
2020-07-13
3