Episode 3

Setelah semalam berdebat urusan tempat tidur, pagi harinya Rain berakhir bangun di atas sofa, dan mendapati isterinya sudah tak di sana.

Yang jelas, semalam tidak ada malam pertama romantis seperti pengantin kebanyakan.

Yujin dan Jeha sudah berada di meja makan, menunggu anak dan menantunya bergabung.

Seulbi berhasil datang lebih dulu, segar dengan setelan kerja yang sangat pas di tubuhnya yang semampai.

"Pagi, Ayah, Ibu," sapa Seulbi dengan senyuman, langsung mengambil posisi duduk di kursi berseberangan dengan pasangan mertuanya.

"Pagi, Sayang," Yujin membalas tak kalah hangat. "Bagaimana tidurmu? Nyenyak?"

Seulbi tersenyum. "Sangat, Bu," jawabnya. Jelas membual, pikirannya langsung melayang pada kejadian semalam. Sangat konyol sampai ada acara tarik menarik selimut dan lempar bantal, yang pada akhir dimenangkan oleh dirinya setelah mengancam akan membuka baju di depan Rain.

Jurus andalan, Rain benci dia, tentu tak akan tergoda walau dirinya telanj4ng sekali pun,

Tepat memikirkan ekspresi kesal Rain semalam, pria itu datang bergabung.

Sebelum mengambil posisi duduk, Rain menghunus tatapan tajam pada isterinya, seperti mengutuk melalui tatapan mata.

Seulbi tak peduli, tetap melahap sarapannya dengan elegan.

Yujin dan Jeha saling melempar pandang, mereka tahu anak dan menantunya tak baik-baik saja semalam, tapi keduanya memilih diam. Yakin ini hanyalah awal, mereka percaya Rain bisa berubah dan jatuh cinta pada isterinya yang bagi mereka tentu sangat sempurna.

Perlu diketahui, mengapa Seulbi dipilih Shin Jeha dan Yujin sebagai menantu. Alasannya bukan hanya tentang ramalan hari dan tanggal lahir Seulbi yang cocok untuk menghapuskan kesialan Rain, lainnya adalah karena mendiang ayah Seulbi merupakan teman dekat Jeha sejak kuliah. Keadaan itu sudah sangat sempurna, mereka tak perlu mencari kandidat lain yang menyulitkan perihal kecocokan ramalan itu.

"Oiya, Rain ..." Jeha meletakkan sendoknya di atas piring yang sudah kosong. "Hari ini Seulbi akan mulai bekerja di kantor kita."

"Uhuk!" Rain langsung tersedak mendengar pemberitahuan ayahnya yang mengejutkan.

Tanggap cepat, Seulbi menyodorkan air mineral ke hadapan pria itu.

Rain menerima cepat karena darurat.

"Apa Ayah bilang? Dia?" Wajahnya menunjuk Seulbi dengan air muka sangat tidak percaya.

"Iya," jawab Jeha. "Dia akan mengisi bagian kosong di divisi dua menggantikan Minho."

"Tapi, Ayah--"

"Kau tak perlu takut dan ikut campur!" hardik Shin Jeha. "Urusan Seulbi di perusahaan adalah tanggung jawab Ayah. Cukup kerjakan pekerjaanmu seperti biasa. Ayah sudah menghubungi Won untuk mengajari isterimu banyak hal tentang pekerjaannya nanti."

"Ayaaah!" Rain tetap tak setuju.

"Sudahlah, Rain." Yujin menengahi. "Lagi pula yang dilakukan ayahmu hanya membantu Seulbi menghasilkan uang. Perusahaan akan menggaji sesuai pekerjaannya. Seulbi punya ibu dan adik yang bergantung padanya, bukan pada Ibu dan Ayah, bukan pula padamu." Kalimat akhir sedikit dia tekankan. "Pekerjaannya sebagai penyanyi kafe tak bisa banyak menutupi kebutuhan mereka."

Bukan hanya alasan, faktanya Seulbi memang menolak saat Yujin dan Jeha berniat tanggung jawab penuh atas keluarganya.

Sisi terdalam hati Rain terhenyak, dia juga manusia. Ada rasa tersinggung sebagai pria yang menikahi Seulbi. Walaupun adanya pernikahan ini hanya mainan menurutnya, tapi dia tetap merasa rendah. Tanggung jawabnya tak bisa dinilai sama.

"Baiklah. Lakukan apa pun yang kalian inginkan. Aku tidak peduli!" ujarnya tak punya kata lagi untuk menimpal, dia tetap bertahan dengan egonya. Jas di punggung kursi digamitnya seraya berdiri, lalu pergi meninggalkan meja makan tanpa menghabiskan isi piringnya.

"Bekerjalah dengan baik, Sayang. Jangan pedulikan dia." Yujin menyemangati Seulbi.

"Tentu, Bu, terima kasih." Lalu beralih pada mertua laki-lakinya "Terima kasih, Ayah."

Jeha membalas tulus, "Jangan sungkan perihal apa pun, Nak. Kau adalah anak kami."

****

GUAN SAN Group dihebohkan dengan kedatangan karyawati baru.

Ini bukan musim penerimaan karyawan, datangnya Seulbi ke perusahaan jelas jadi perhatian.

Sebenarnya bukan tentang pekerjaan, melainkan sosok Seulbi yang luar biasa, dia cantik dan elegan walaupun busana yang dikenakan tidak mencolok.

Semakin mengejutkan ketika wanita itu dalam dampingan Kang Shi Won--manager umum sekaligus orang kepercayaan Ketua GS.

Pemilik ketegasan dan wajah manis, Won adalah orang nomor dua pujaan seluruh GS, setelah nomor satunya jelas diduduki CEO mereka--Shin Rain.

Rain sangat terusik, di kursi kerjanya terus marah-marah pada dokumen yang sedang dia kerjakan.

"Sial!"

Pasalnya, dari pagi hingga jam istirahat tadi, semua orang sibuk membicarakan Seulbi dengan berbagai asumsi. Terlebih para pria, memuji tinggi betapa cantik dan ramahnya wanita itu.

"Kalian semua tidak tahu! Dia itu hanya kodok, kodok jelek!" Marah-marah tak jelas, sekretarisnya--Hwarang yang sudah di sana sedari tadi bahkan dibuat bingung. Siapa sebenarnya yang dimaksud bos-nya dengan kodok jelek? Apa yang membuatnya sampai meradang seperti itu.?

 Rain kadang-kadang di luar nalar.

"Bos, meeting dengan klien dari JADE kurang lebih setengah jam lagi, kita harus berangkat sekarang." Hwarang memberitahu.

Rain mendesah kasar. "Baiklah, siapkan berkasnya. Jangan sampai ada yang tertinggal."

"Baik, Bos."

Rain dan Hwarang keluar dari ruangan. Tepat melewati divisi dua dimana Seulbi bekerja, dia tak tahan untuk tak melihat ke arah wanita itu. Keadaan ruang terhalang dinding kaca di sekeliling, Rain bisa memandang jelas wanita yang sedari pagi mengganggu konsentrasinya itu.

Ternyata Seulbi sedang sibuk--- sibuk belajar bersama Shi Won.

"Menjijikkan! Dasar penjilat!" umpat Rain, kesal. Lalu melanting cepat tak ingin berlama-lama.

Hwarang tetap mendengar. Setelah sesaat memerhatikan, sekarang dia paham siapa yang menyebabkan bosnya berkelakuan seperti itu. "Ternyata karyawan baru," kata wanita itu di dalam hati sembari melihat ke arah Seulbi. "Apa hubungan mereka berdua?"

Tak mendapat jawaban dan tak ada orang untuk ditanyai, dia menyerah dan cepat menyusul Rain yang sudah melangkah jauh.

Usia Hwarang lima tahun di atas Rain. Dia tomboy dan sedikit kaku, tapi sangat profesional dalam bekerja. Sengaja Shin Jeha menempatkan wanita itu sebagai sekretaris Rain, jelas agar Rain tak banyak bermain-main.

Di tempat Seulbi.

"Kau sudah mengerti? Tidak ada yang sulit, 'kan?" Won bertanya.

Seulbi mengangguk senang. "Iya. Terima kasih atas bantuanmu. Kurasa sekarang aku bisa mengerjakannya sendiri," ujarnya.

"Kau sangat tanggap dan cerdas, tak sulit mengajarimu. Ke depannya tugas-tugas seperti ini akan datang padamu, jadi terbiasalah dengan itu."

"Baik, aku akan berusaha sekuat tenaga. Terima kasih."

Seraya melihat jam di pergelangan tangan, Won berkata, "Sepertinya aku harus pergi. Ada tugas lain di departemen cabang. Kau tak apa aku tinggal?"

"Tentu," Seulbi menjawab tegas. "Terima kasih dan ... selamat bekerja! Hwaiting!" Satu kepalan tangan naik memberi semangat.

Sikap menggemaskan Seulbi menarik senyuman di bibir Shi Won dan itu mengejutkan semua orang. "Kau juga. Selamat bekerja. Aku pergi dulu," balas Won masih memasang senyum yang sama.

Tak ada tatap yang melenceng dari pemandangan itu.

Sekarang semua mulai iri pada Seulbi yang bisa dengan gratis mendapatkan senyuman indah seorang Kang Shi Won, pria dewasa yang selalu memberi kesan dingin dan datar tanpa ekspresi, namun tetap digilai banyak wanita.

"Nona Seulbi, bagikan jurusmu! Bagaimana caranya kau membuat Manager Won tersenyum seindah itu?!"

Terpopuler

Comments

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

Jurus kentut Semar 🤣🤣🤣

2024-03-19

1

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

Pen ketawa takut dosa 🤭

2024-03-19

0

Be___Mei

Be___Mei

oho!!! jangan sembarang bicara. Suatu hari kalau kamu sampai menggilai seulbi, bayar denda ya!! 🤣

2024-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!