Mama....

“MAAAAAAAAAAAAAA BOLONGIN DAGANGANNA LANIAAAAAAAA !!! BIAL ABANGGG CAMA LANIAAA PACALAAAAAANNNN !! “

“APAAAAAA ?!! “

꒷꒦꒷Happy Reading꒷꒦꒷

“Huuu mudah-mudahan, Lava nda benelan bolongin daganganna Lania. Bisa kena seluduk mama Losa nanti Lania.. “ ucapnya takut bahkan kepalanya mendongak untuk melihat kedatangan orang-orang yang datang untuk membeli bahan sembako. 

Baru saja tenang, Rania mendengar teriakan seseorang yang membuat tulang-tulang kerangka badannya bergetar hebat. 

“CAYANGGGKUUUUU LANIA, BABANG COME BACK !! “

“Bunda, ayah ! Tolongin Lania hali ini. Lania masih kecil, tolong jauhkan Lania dali pala buaya hiks ! “ jeritnya. 

“CAYANGKUUU LANIAAAAAA !! ABANG COME BACK !!! “ teriak Rava semakin membuat Rania ketar-ketir.

“OIIII BOCAH SEMPROLLL !! SAYANG !! SAYANG !! K3NC1NG MASIH B3NGKOK JUGA MANGGIL SAYANG ANAK OM !! “ tegur Gio yang ingin memanggil Rania untuk makan siang malah mendengarkan jeritan Rania yang ketar-ketir sambil berdoa di pojok meja kasir. 

“Om bapakna Lania ya ? “ tanya Rava polos. 

“Kenapa ? “ tanya Gio heran. 

Rava mengusap tangannya menggunakan kaos bajunya, lalu mengulurkan tangannya ke hadapan Gio. “Kenapa ? “ tanya Gio bingung. 

“Kenalin om, Lava calon menantuna om ! “ ucap Rava dengan wajah bangganya. 

“Aa–apaaa ?! Calon menantu saya ? “ tanya Gio kaget. Rava mengangguk senang. 

“Kamu kelas berapa ? “ tanya Gio pada Rava dengan tatapan yang masih syok. 

“Kelas teka nol besal om, “ jawab Rava bangga. 

Gio tertawa terbahak-bahak membuat Rava mengerutkan keningnya bingung. “Napa om ? Lava sekolah kok. Lava nda bakal bikin Lania malu kalena Lava sekolah TK. “ jawabnya polos membuat Gio semakin kencang tertawa. 

“EEE BOCAH ! MASIH KECIL, P1P1TMU AJA MASIH BUNGKUSAN “ tawa Gio. 

Seketika Rava memegang miliknya dengan polos ia bertanya, “ emang kalo punya om udah nda ada bungkusna ? “.

Tawa Gio kembali terdengar, membuat Rania penasaran dengan omnya itu. “ Om kenapa ketawa kayak gelandong ya.. hiii selam “.

“Dah sana pulang kau bocah, lurusin sama buka bungkus dulu sana di rumah.. “ ucap Gio mencoba menghentikan tawanya yang semakin menggelegar. 

“ADEEEEEKKKK PULANG !!! MAMA NYARIIN TUHHHH ! MALAH KELAYAPAN !! “ teriak seorang bocah laki-laki tampan dan datar datang menjemput adiknya itu. 

“IIIIIII BENTAL LOH BANG ! ADEK MASIH NGOBLOL-NGOBLOL SAMA CALON MELTUANA ADEKKK NI !! “ teriak Rava yang membuat Gio tersedak. 

uhuk ! uhuk! 

“ETDAH BOCAH !!! RASS, AJAK ADIKMU PULANG !! ANAK OM SAMPE NGGAK BERANI KELUAR GARA-GARA ADEK LO !! “ teriak Gio saat Raska sudah berada di depan pagar toko mereka. 

“Buru pulang, nanti sapu mama melayang lagi ! “ ancam Raska pada adiknya. 

“Sapu terus yang melayang, niii hati adekkk belom ditelima Lania gimana nasibna !! “ rengek Rava membuat Raska menatap datar adiknya. 

 

Bocah tampan itu tak sengaja melihat Rania yang mengintip di sela kaca etalase penyimpanan bumbu-bumbu dapur. 

“Ayo pulang, belajar dulu yang benar ! Pacaran nanti saat kau sudah besar ! “ ucap Raska yang terdengar sangat dewasa membuat Gio senang dengan anak itu. 

“Adek belajal kol dilumah, “

“Belajarmu masih TK bukan tingkatan yang tinggi, Ayo pulang ! “ ajak Raska lagi. 

Melihat wajah datar abangnya, membuat Rava terpaksa untuk pulang. Namun sebelum pulang, Rava berpamitan pada calon mertuanya. 

“Calon ayah meltua, Lava titip Lania ya, bilang cayangna aku. Jaga hati untuk babangna ini.. “ ucap Rava yang membuat Raksa tepuk jidat. 

“Nggak dulu deh, bye ! “ ucap Gio berlalu masuk ke dalam toko sedangkan Rania ia masih mengintip melihat wajah tampan Raska. 

“Aaaaaaa OM GIOOOO !! “ teriak Rava saat Raska menggendong tubuh gendut dirinya. 

“Dantengna, cemoga dibelkati jadi suamina Lania di masa depan hihi… “

*

*

*

*

*

“Ndaaa !!! Gaga nda mau pulang !!! Gaga mau disini ada temanna !! “  teriak Gaga saat Gata menelpon adiknya untuk meminta Gaga pulang. 

“Kau dengar sendiri kak, Gaga nggak mau pulang. Jadi, biarkan dia disini bersama kami ! “ ucap Gio. 

“Baiklah, “ sahut Gata dan lantas memutuskan panggilan, membuat Gio tak percaya dengan sikap kakaknya yang tidak peduli dengan putra bungsunya. 

“Kamu mau balik ke kontrakan mas ? “ tanya Nella yang sehabis mandi. Ia mengenakan daster lamanya yang ditinggalkan di rumah itu. 

Gio mengangguk. “ Aku akan mengambil barang kita di sana, tadi aku sudah memesan mobil pick up. “

“Apa tidak apa-apa mas, bagaimana jika Gata mengetahui bila kita tinggal di rumah ini ? “ tanya Nella takut. 

“Biarlah, lagian mereka juga tidak peduli pada kita.. “ sahut Gio. 

“Gaga, kamu disini sama bibi ya, om mau pergi dulu ke kontrakan. “ ucap Gio pada Gaga yang masih memasang wajah cemberut. 

Gio berjalan ke luar kamar, namun ia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap keponakannya itu “Ingat jangan ganggu kakak Rania belajar, “

“YAAAAA, PELGILAH OM ! CEKALIAN BAJU-BAJUNA GAGA DIBAWA YA, GAGA MAU TINGGAL DISINI. MAU BELAJAL BISNIS SAMA KAKAK !! “ sahutnya semangat. 

Gio menggaruk wajahnya yang terasa gatal. “Nggak, ntar emak lo ngamokkk !! Dahlah pergi dulu, bye ! “. 

Mendengar jawaban omnya membuat Gaga naik spaning, “ OM NDA IKHLASSSSS !! “

“Ssssttt.. Ayo, ke depan ! Kak Dania pasti di teras rumah.. “ ajak Nella. 

Di teras rumah, terlihat Gio dan Dania terlibat pembicaraan serius. Nella yang melihat itu menjadi penasaran tapi tak ingin menghampiri ia memilih menghampiri Rania yang sedang membaca buku cerita sedangkan Gaga ia memilih memainkan ponsel bibinya. 

“ Hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil lamah Melaju, melambat, Tayo selalu senang

Hai Tayo, hai Tayo, dia bis kecil lamah

Melaju, melambat, Tayo selalu senang, “ 

“Jalan menanjak, jalan belbelok, Dia selalu belani. Meskipun gelap dia tak sendili

Dengan teman, tak pelu lasa takut, “

Suara cempreng Gaga membuat fokus membaca Rania buyar seketika. Rania menatap Gaga yang rebahan  dengan b0k0ngnya menghadap dirinya. 

“P1p1tna macih dibungkus ?” ucapan Gio masih terngiang di otak Rania peribahasa itu sangat sulit dicerna olehnya. 

“Rania baca buku apa ? “ tanya Nella saat melihat keterdiaman Rania. 

“Baca buku celita lakyat mama.. “ sahut Rania spontan. 

Degh ! Jantung Nella berdebar kencang saat mendengar Rania memanggilnya mama. 

“Ee–ehh maaf bibi, “ ucap Rania sadar telah memanggil Nella dengan sebutan mama. 

Nella tersenyum, “ nggak papa kok, kalau Rania mau manggil bibi mama juga nggak apa-apa. “ sahut Nella cepat. 

Rania menatap Nella dengan intens. “Mama.. “ ucap Rania kembali memanggil Nella dengan sebutan mama. 

Dania yang hendak menghampiri mereka menjadi kaku ditempat. “ Apa Rania merindukan bunda sehingga memanggil bibi Nella dengan sebutan mama ? “ ucap Dania dalam hatinya. 

Bahkan Rania sendiri tidak tahu jika ayah mereka masih hidup, Dania sengaja tak memberitahu Rania. Lagian kalau pun tahu, mana mungkin pria itu mau mengakui. 

Ia tak ingin membuat adiknya sakit hati karena perlakuan ayahnya kepada mereka, biarlah ia simpan sendiri rahasia ini. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!