Bab 2

"Apakah yang dikatakan Vina benar Anna?" ucap Dean.

"Anna mas berharap kamu berkata sejujur-jujurnya." Lanjut Dean.

"Mass, Bibi dan paman baik kok gk seperti yang dibilang Vina." Ucap Anna dengan menunduk.

"Anna tolong klu sedang ngobrol lihat mas ya." Ucap Dean dengan pelan-pelan.

"Mas gk akan marah kok anna dan Vina itu tanggung jawab mas..." Lanjut Dean.

"Iya mas, Aku..." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Dean lalu memeluk Anna dengan erat. "Maas minta maaf ya, karena mas kurang perhatian sama anna. Mas minta maaf ya." Ucap Dean dengan menahan air mata.

"Mas gk salah kok aku yang gk berani bilang sama mas. Aku takut mas kepikiran." Jawab Anna.

"Papa dan mama kenapa menangis Vina salah ya??" ucap Vina dengan mata berkaca-kaca.

"Gk kok sayang, Vina gk salah Vina adalah kebanggaan papa dan mama. Vina benar karena udh jawab jujur." Ucap Dean ikut memeluk Vina dengan erat.

"Baiklah anna tolong siapin koper kamu dan Vina. Mas mau mengantar kamu kerumah orang tuamu." Lanjutnya.

"Mas apa salah aku, Kenapa kamu ingin antar aku kerumah mama dan papa??" Tanya Anna.

"Nanti mas jelasin ya..." Imbuh Dean.

"Hore, Vina mau kerumah kakek dan nenek." Seru Vina tidak ingin tinggal di rumah paman dan bibi Dean lagi.

Saat Vina tertawa senang, hal itu membuat Dean juga ikut senang. Dean sadar harusnya ia tidak membawa lari Anna dari rumah orang tuanya. Karena sebagai seorang laki-laki, itu bukan tindakan yang gentle.

Dean memutuskan untuk membawa mereka berdua ke rumah ayah dan ibu Anna. Dean juga sadar bahwa dia sekarang tidak punya apa-apa, bahkan rumah pun masih numpang di rumah paman dan bibinya. Dan dia juga gk mau Anna maupun Vina tinggal di rumah paman dan bibinya lagi...

Saat Dean sedang memikirkan tentang kehidupannya, Anna menghampiri Dean.

"Mass, Kenapa kamu membawa aku kerumah papa dan mama??" Dean memegang erat tangan Anna menatapnya.

"Anna, Sebagai laki-laki aku harusnya tidak membawa kabur kamu dari rumah orang tua mu. Aku harusnya tidak melakukan itu." Dean melanjutkan. "Aku harus meminta restu mereka untuk rumah tangga kita seterusnya. Selain itu aku gk mau kamu disiksa paman atau bibi lagi. Jadi kamu harus tinggal di rumah orang tuamu lagi dan jagain Vina, anak kita."

Mata Anna berkaca-kaca menahan air matanya.

"Mas, Apakah mas akan ikut aku atau tinggal di rumah paman dan bibi?" Dean tersenyum.

"Tidak anna, Mas tidak akan ikut anna tinggal di tempat mama dan papa. Mas juga tidak tinggal di rumah paman dan bibi." Ucap Dean sambil menghapus air mata Anna.

"Tapi mas tinggal di mana??" tanya Anna ke Dean.

"Mas akan tinggal di tempat lain. Kamu gak usah khawatirrin mas." Saat Anna akan bertanya kembali.

"Sudah lah, Apakah semua sudah siap?" Potong Dean.

"Sudah mas." Jawab Anna.

Tidak lama berbicara dengan Anna, Vina kembali...

"Ma, Pah, Vina udah siap." Panggil Vina tersenyum manis.

"Vina sudah siap sayang. Ayo kita berangkat anna." Ucap Dean menghampiri Vina lalu Anna pun ikut menyusul...

Dean membawa koper Anna dan Vina, namun paman dan bibi Dean menghampiri mereka.

"Dean untuk apa koper itu semua?" Tanya bibi Dean.

Dean menatap dengan tajam. "Aku sudah tahu yang dilakukan paman dan bibi kepada istri dan anakku."

"Dean bibi bisa jelas sin itu semua bohong kamu jangan percaya istri dan anakmu ya." Bukannya reda Dean malah makin marah karena Dean melihat gelang yang dia berikan pada Anna dipakai bibinya.

PLAKK! Dean menampar bibinya lalu merebut gelang yang dipakai di tangan bibinya sambil menghampiri kamar paman dan bibinya. Membongkar barang mereka lalu mengambil semua barang Anna dari orang tuanya maupun dari dia sendiri.

Dean juga mengambil sertifikat rumah paman dan bibinya. Saat melihat Dean mengambil sertifikat rumahnya, paman Dean yang terdiam langsung menghampiri Dean dan ingin mengambil sertifikat yang dipegang Dean...

"Dean kamu keterlaluan, Demi istri kamu,melakukan itu pada kami." Ucap pamannya dengan marah.

"Lalu apa, kalian lebih keterlaluan kepada anak dan istriku, beraninya kalian menyiksa mereka." Teriak Dean.

"Anna, bawa Vina keluar." Dengar baik-baik paman, jika kalian berani melaporkan aku ke polisi, aku akan melaporkan balik atas apa yang kalian lakukan kepada anak dan istriku. Aku punya banyak bukti. Lihat siapa yang dihukum, aku atau paman." Marah Dean lalu langsung pergi...

"Ahh, sialll Dean." Ucap sang paman saat melihat kepergian Dean kabur membawa anak dan istrinya.

Saat Dean sedang bersama Anna...

"Mas, apakah yang kamu lakukan pada paman dan bibi benar??" Tanya Anna.

"Anna, ku sayang, yang mas lakukan adalah hal yang benar, anggap saja ini adalah balas dendam atas yang dilakukan paman dan bibi kepada kamu." Ucap Dean.

"Tapi untuk apa sertifikat rumah ini, mas??" Tanya Anna.

"Untuk kita jual lah sayang." Ucap Dean sambil tersenyum.

"Tapi nanti paman dan bibi tinggal di mana??" Tanya Anna.

"Tenang saja, mereka punya rumah yang lain." Ucap Dean sambil tersenyum.

Melihat papa dan mama nya ngobrol diam-diam, Vina menatap bingung.

"Papa dan mama sedang apa?" Tanya Vina.

"Gk sedang apa-apa sayang." Ucap Anna.

"Mas, kita nanti naik apa??" Lanjut Anna bertanya ke Dean.

"Kita akan naik taksi yang di depan sayang." Ucap Dean sambil membawa barang.

Melihat ada taksi lewat, Dean melambaikan tangan lalu memasukkan koper ke dalam bagasi.

"Sayang, ayo naik." Ucap Dean sambil membuka pintu untuk mereka.

Dean membuka pintu depan dan duduk di samping supir taksi.

"Pak, kita berangkat ke tempat penjualan rumah di sekitar sini ya." Ucap Dean.

"Iya tuan." Jawab sang supir.

Tidak lama mereka berhenti di tempat penjualan rumah, lalu Dean turun dan suruh sang supir tunggu sebentar.

"Pak, tunggu sebentar dulu ya." Ucap Dean.

"Anna dan Vina juga tunggu di sini ya." Lanjut Dean sambil tersenyum.

Dean memasuki ke tempat penjualan rumah dan menghampiri resepsionis.

"Mba, tolong jual rumah yang ada di sertifikat ini ya, jual yang murah ajh." Ucap Dean.

"Wahh, kebetulan ada yang cari rumah pak yang murah." Ucap si resepsionis sambil tersenyum.

"Iya, jual ajh yang murah dan tolong setelah itu transfer ke rekening ini ya mba." Lanjut Dean sambil memberikan no rekeningnya.

"Iya pak." Ucap resepsionis.

Setelah memberikan no rekeningnya dan no tlp kepada resepsionis, Dean langsung pergi menghampiri Anna dan Vina.

"Pak, tolong antar kita ke perumahan Melati ya pak." Ucap Dean.

"Iya tuan." Ucap supir taksi tersebut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Wirdi Zakia

Wirdi Zakia

bagus banget novel ini bikin ke aku ke masa lalu😂

2024-06-03

1

inayah machmud

inayah machmud

bagus dean bawa istri dan anak mu keluar dari rumah paman dan bibi mu biar mereka tidak terus di siksa ama paman dan bibi mu.

2024-03-16

1

Beerus

Beerus

Terima kasih thor buat karya indah ini! Bikin hati senang!

2024-02-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!