Part 14 Cuma Orang Asing

" Sikapmu yang dingin telah membuatku belajar agar terbiasa dengan luka hati."

..." Pelangi Hanani 🌹 "...

****

Seusai mereka mengenali setiap sudut sekolah baru mereka, akhirnya merekapun pulang. Namun tidak seperti semula sebab kejadian perselisihan tadi, Izaz pulang bersama Kasih, Hana pulang bersama Ranti, dan Arga tetap pulang sendirian.

Hana dan Ranti pulang menggunakan jasa transportasi Taxi online. Didalam Taxi Hana masih saja tengah berkelud dengan pikirannya mengenai maksud dari perkataan Arga yang ia dengar tadi.

 

" Apa aku tanya aja langsung sama Arga ya ? pasti dia jawabkan ? Eh ga mungkin deh dia mau jawab. Entar dia bilang aku kepo lagi hm ga usah deh nanya dia " Batin Hana.

 

Sementara Ranti disibukkan oleh Handphonenya. Setelah beberapa menit merekapun akhirnya sampai di Istana.

Hana dan Ranti bergegas menuju ke Rumah untuk bersiap karena sebentar lagi waktu dzuhur akan tiba.

Tak lama kemudian terdengarlah suara Adzan berkumandang, tapi kali ini kedengarannya lantunan suara Adzan berbeda dari seperti biasanya. Tidak seperti suara Arga ataupun Izaz, padahal sebenarnya jadwal Adzan Dzuhur itu adalah jadwalnya Arga.

Ya memang suara Adzan itu tidak berasal dari Arga, melainkan suara dari Nadzir Masjid. Disebabkan Arga tak berada di Lingkungan Istana.

Hanapun merasa heran sebenarnya apa yang terjadi dengan Arga tak biasanya dia seperti ini. Bahkan dia juga keluar dimalam hari secara diam-diam

" Kenapa Arga sekarang seringkali hilang ditempat ya, aku jadi penasaran apa yang dia lakukan saat keluar dimalam hari atau bahkan maksud dari pembicaraan dia di via telepon tadi dan juga ini dia tak berada di Masjid untuk jadwal Adzannya, apa sih sebenarnya yang terjadi sama Arga. " Ucap Hana dalam hati.

Shalat Zhuhur berjamaahpun telah selesai, barulah Arga tampak memasuki wilayah Istana dan segera menuju masuk kedalam.

Hana yang tengah melihat Argapun berniat untuk menyusulnya.

" Ran kamu balik Luan aja ya, aku mau ke Toilet sebentar. " Kata Hana pada Ranti.

 

" Oh baiklah Hana." Jawab Ranti dan meninggalkan Hana.

Hanapun bergegas menyusul Arga, dan ternyata Arga berada disebuah tempat yang bisa dibilang tempat barang-barang yang tidak digunakan lagi oleh pihak Istana.

Ditempat itu Arga tengah duduk dan memegang sebuah bingkai Poto ditangannya.

Dia memandang bingkai Poto itu, dengan sorot mata yang sangat senduh. Bahkan juga mengeluarkan air matanya.

" Jihan awak tau tak ? Aku rindu sekali dengan awak, aku rindu nasihat awak, rindu senyuman awak, dan rindu segale hal yang ada Kat awak." Ucap Arga tengah mengusap bingkai Poto itu.

 

Hana yang tengah menatap Argapun tak tau sebenarnya siapa yang berada dibingkai Poto itu, tampaknya adalah orang yang paling berharga dihidup Arga.

" Siapa yang berada dipoto itu kelihatannya orang yang sangat berharga bagi Arga." Pikir Hana.

Hanapun berusaha sekeras mungkin untuk bisa melihat sosok yang berada dipoto itu,

dan akhirnya diapun melihat sosok perempuan yang cantik dipoto itu.

" Apa itu pacarnya Arga ya ? Makanya Arga sangat begitu terpukul melihat potonya, tapi kenapa dia terpukul seperti itu, emangnya apa yang terjadi dengan gadis itu dan aku juga tidak pernah melihatnya disekitaran Istana ini. " Batin Hana tengah menatap Arga.

" Jihan kamu tenang ya, aku akan buktikan bahwa kamu dan keluargamu tidak bersalah. Aku juga akan membalas semua perbuatan mereka. " Ucap Arga pada sosok gadis yang berada dipoto itu.

" Hm jadi nama gadis itu Jihan, membuktikan tidak bersalah, maksudnya ? Membalas dendam ? Semuanya tampak penuh teka-teki. " Batin Hana yang bingung akan diri Arga.

Setelah itu Argapun pergi dari tempat itu, dengan sigap Hanapun menyembunyikan dirinya agar tidak ketahuan oleh Arga.

" Alhamdulillah, hampir saja." Kata Hana dan meninggalkan tempat itu.

Hanapun melihat Arga berjalan menuju Taman, ya diapun mengikuti Arga untuk bertanya sedikit saja mengenai apa yang terjadi di Istana sebelum Hana sampai di Istana.

Arga tampak begitu tenang kala menatap danau yang berada di Taman itu

Hanapun memberanikan diri untuk menghampiri Arga dan mengajaknya berbicara.

" Assalamu'alaikum, boleh tak saya tanye sesuatu Kat awak ? " Tanya Hana dengan hati-hati.

Argapun menoleh kearah Hana yang berbicara, ya hanya ada tatapan tajam saja yang Arga perlihatkan pada Hana.

Hanapun mengerti bahwa Arga tak ingin berbicara dengannya. Diapun melangkah meninggalkan Taman itu. Namun sebelum Hana melangkah lebih jauh Argapun membuka suara untuk menjawab pertanyaan Hana.

" Waalaikumussalam, tanye pasal ape ? " Tanya Arga kembali.

 

Hanapun melangkah kembali ke Taman dan menjawab pertanyaan Arga.

 

" Hm, Ade insiden ape ye, yang terjadi Kat Istana ni sebelum saye sampai Kat sini ? " Ucap Hana pada Arga.

Arga yang mendengar perkataan Hanapun spontan kaget dan bingung, kenapa pertanyaan itu muncul dari Gadis lugu itu pikir Arga.

 

" Insiden ape ? Tak de insiden apepun Kat Istana ni. " Jawab Arga dan meninggalkan Hana

Hanapun membuka suara lagi.

" Kalau awak cakap tak de Insiden apepun, tapi kenape ade pertikaian antara daerah Terengganu dan Penang ? " Tanya Hana dengan nada sedikit meninggi dan berhasil membuat Arga menoleh ke arah Hana.

Spontan saja Arga kembali menghampiri Hana yang tengah menatapnya.

" Hm awak ni orang asing Kat Istana ni, cume budak kampung datang kat sini, jadi tak payah sibuklah nak ikut campur urusan yang berkaitan kat Istana ni!! Awak ni datang Kat sini hanya nak sambung Study je. Jadi fokuslah pada Study awak !! " Jawab Arga dengan kasar beserta tatapan tajamnya pada Hana dan berlalu meninggalkan Hana.

Hana yang mendengar perkataan Argapun merasa sakit hati, sebab Arga mengatakan dia orang asing. Tapi Hana tersadar apa yang diucapkan Arga benar adanya.

" Haha Hana kamu ini seharusnya sadar apa yang Arga katakan itu benar!! Siapa sih kamu hanya orang Asing yang tiba-tiba muncul di Istana. " kata Hana pada dirinya sendiri.

" Aku tau kok aku orang asing, tapi bisa sih ga usah sekasar itu ngomong sama aku. " Sambung Hana lagi dengan sorot mata yang berkaca-kaca.

Hanapun berlari menuju kerumah Ranti, dan Arga dia kembali ke kamarnya untuk merbahkan tubuhnya.

" Apa aku terlalu kasar ye kat die ? " Kata Arga menanyakan dirinya sendiri.

 

" Tapi darimane dia tau pasal pertikaian tu, siape ye yang bagi info Kat dia ? " Sambung Arga lagi.

" Ah ape kau ni Arga, tak payahlah pikir pasal budak tu, bagus kau fokus untuk mengumpulkan bukti-bukti dan menjalankan rencanamu. " Kata Arga lagi dengan dirinya.

Sementara Hana masuk ke kamar dan meraih Bolpoint beserta not bindingnya, untuk menuliskan sesuatu yang saat ini dia rasakan.

" Apa aku salah jika aku hanya ingin berbicara denganmu ? Apa aku juga salah jika aku hanya ingin sekedar berteman denganmu?

kenapa sikapmu sedingin itu terhadapku ?

*Ap*a tak ada kehangatan yang akan kau berikan kepadaku setidaknya ketika sedang berbicara saja ? " Isi tulisan Hana.

Seusai Hana menuliskan itu diapun merasa bahwa seperti inilah yang dirasakan Anugrah, ketika dia menolak untuk berteman dengan Anugrah.

" Grah ternyata rasanya ditolak menjadi teman itu menyakitkan sekali ya, apa sesakit ini juga yang kamu rasakan saat aku menolak permintaanmu untuk kita menjadi teman?

Maafkan aku ya Grah udah melakukan hal menyakitkan ini padamu !! hiks hiks." Ucap Hana dengan isakannya yang tengah menatap gelang pemberian Anugrah.

Tanpa tersadar Ranti telah berada dikamar dan Melihat Hana tengah menangis.

 

" Hana kamu kenapa menangis ? Apa yang terjadi padamu Hana ? " Tanya Ranti pada Hana.

 

Hanapun spontan kaget melihat keberadaan Ranti yang mengetahui dirinya sedang menangis.

" Ha ? Gak Ran aku cuma nangis karena rindu dengan orang-orang yang aku sayang di Indonesia hehe. " Hana melontarkan alasan lain agar Ranti tidak khawati padanya dan mengusap air matanya.

" hm ya Ampun Hana kamu nangis hanya karena itu ? Ih kamu lucu tau ga. " Ujar Ranti dan memeluk sepupunya itu.

Hanapun membalas pelukan Ranti dengan senang hati

" Ran aku mau cerita ke kamu pasal pemuda yang pernah aku temui ketika aku Study Banding ke Mata Uli " Ucap Hana

" Wah wah seorang pemuda, ayok cerita Hana apa dia seorang yang tampan ? hehe " tanya Ranti

Spontan saja Hana menepuk jidat Ranti

Petak.... " Hana menapuk jidat Ranti.

" Hana sakit tau !! " Rengek Ranti.

" Habis kamu sih aku mau cerita serius, responnya Mala gitu dasar kecentilan!! " Kata Hana pada Ranti.

" Hehe akukan hanya bercanda Hana, sudahlah ayok cepat cerita. " Ujar Ranti yang menggoyang-goyangkan lengan Hana agar segera bercerita.

" Jadi awalnya kami itu ketemu di Auditorium Sekolah Mata Uli itu, sebenarnya dia seangkatan kita belum memasuki SMA tapi karena dia itu orangnya cerdas,disiplin dan jugaaaaa... " Ucapan Hana terpotong.

" Dan juga apa Hana ? " tanya Ranti.

" Hm dia juga bisa dikategorikan pria yang tampan dan rapi " sambung Hana

" Wah pasti kau tertarik padanya kan Hana haha sudahlah jujur saja. " Kata Ranti.

" Hm Ranti dengar dulu aku cerita!! Ancam Hana.

" Hm baiklah baik. " Kata Ranti menyerah.

" Dia diwakilkan dari SMP N 1 Mata Uli sebab dia itu Ketua Osis SMP itu, dan dia sebagai pemandu grubku disaat pengenalan lingkungan setiap sudut Sekolah Mata Uli.

Dan kebetulan juga aku yang diutus untuk menemaninya oleh Ibu Zakiyah, kami bukannya menjadi Rekan belajar yang baik kami malah justru sering bertengkar hehe. " Kata Hana yang mengingat kala dirinya bertengkar dengan Anugrah.

" Haha awalnya sih bertengkar tapi akhirnya pasti cinta juga. " Ujar Ranti tanpa takut.

" Hm, tidak seperti itu Ran, kami terus bertengkar saling meledek satu sama lain, dia meledekku gadis aneh, dan kau tau Ran aku meledeknya apa ? " Tanya Hana pada Ranti.

" Astaga Hana, ya aku mana tau, akukan saat itu di Malay dan kamu di Indo dasar aneh." Jawab Ranti dengan kesal.

" Haha iyaiya, aku meledeknya dengan julukan China buta." Kata Hana dengan tawanya.

" Aha kenapa kau memberi julukan itu Han? " tanya Ranti.

" Sebab matanya sangat sipit Ran, ya wajar sih diakan orang Nias hehe. " Jawab Hana terkekeh.

" Oh Nias, pantesan dia tampan. " Kata Ranti.

" Ada hal yang lebih mengagetkan Ran, kau tau aku menampar wajah tampannya Ran dengan begitu kuat." Ujar Hana yang bercerita pada Ranti.

Rantipun mendengar perkataan Hana merasa kaget, karena sepengetahuan Ranti Hana itu tidak mau dekat lelaki yang bukan Mahromnya apalagi menyentuhnya.

" Hana kenapa kau menamparnya ? Bukan kau tidak mau menyentuh lelaki yang bukan mahrommu bahkan dekat sajapun kau tak ingin." Tanya Ranti.

Hanapun menarik nafasnya agar berbicara lebih leluasa dengan Ranti.

" Karena sebab itulah aku menamparnya, saat kami makan bersama dengan tiba-tiba dia mendekatiku aku spontan saja menjauh. Tapi dia tetap saja mendekatiku lagi ketika aku hendak menjauh darinya diapun menarik lenganku, spontan saja tanganku berkobar menampar wajahnya dan mulutkupun mengeluarkan kata-kata yang begitu tajam untuk menyadarkannya bahwa yang dia perbuat itu dosa. " Jelas Hana pada Ranti.

Rantipun yang mendengar penjelasan Hana paham dan terkekeh begitu saja.

" Hahaha, Hana kau begitu berani menampar dia didepan banyak orang, kau memang sepupuku yang pemberani Hana. " Kata Ranti yang begitu takjub dengan keberanian Hana.

" Hehe mau gimana lagi coba ? Semuanya keluar dengan spontan tapi didetik terakhirku disana akhirnya kami tidak bertengkar lagi Ran, ya kejadiannya di sebuah danau Sekolah itu, aku hendak mengambil teratai yang berada didanau itu tanpa sadar aku memijak sebuah batu hampir saja aku tergelincir namun dia menarik tanganku dan membawaku ke atas untuk menjauh dari danau itu. Aku awalnya kesal sekali, lagi-lagi dia menyentuhku walau sebenarnya sih masih dilapisi lengan bajuku tapi aku tetap saja merasa risih, aku kembali memarahinya namun Sanju temanku mengatakan sesuatu yang membuatku tersadar akan tindakanku yang salah pada lelaki itu, disaat itulah aku meminta maaf padanya dan dia juga sebaliknya, plus dia memberikan sebuah kenangan untukku agar tidak melupakannya. " jelas Hana pada Ranti.

" Wah keren ya pertemuan kalian hehe. " Ujar Ranti pada Hana.

" Ya sebuah barang yang paling berharga dan paling dijaga olehnya. " Kata Hana dan menunjukkan gelang pemberian Anugrah yang tengah dia kenakan.

Rantipun melihat gelang itu dan tertera sebuah nama digelang itu.

" Anugrah Pota Mendrofa, itukah nama Pemuda itu ? " Tanya Ranti tengah menatap gelang itu.

" Iya namanya Anugrah Pota Mendrofa, Ran. " Jawab Hana.

" Wah namanya cukup keren juga. " Kata Ranti pada Hana.

" Tapi ada satu hal yang aku lakukan sangat menyakitinya Ran. " Sambung Hana dengan senduh.

" Apa yang kau lakukan Han, sampai menyakiti hatinya ? " Rasa penasaran Ranti.

" Dia meminta berteman denganku. " Jawab Hana.

" Ha ? karena itu kau menyakitinya. " Ranti terheran.

" Aku menolak berteman dengannya untuk kedua kalinya Ran. " Jawab Hana dengan mata berkaca-kaca.

Ranti merasa heran dengan Hana kenapa dia menolak berteman dengan Anugrah

" Kenapa kau menolaknya Han ? " Tanya Ranti kembali.

" Sebab dia nonmuslim Ran, kau taukan aku memegang prinsip untuk sebisa mungkin menghindari berteman dengan nonmuslim sejak lama dikarenakan kejadian yang terjadi dengan tanteku. " Jawab Hana pada Ranti.

Rantipun paham akan penjelasan Hana, tak dapat terpungkiri mungkin Hana belajar dari kisah tantenya.

" Hm iyaiya Han, sudahlah kita doakan saja semoga Anugrah mendapatkan hidayah nikamt Islam dari Allah." Ujar Ranti pada Hana.

Hanapun menganggukkan kepalanya dan memeluk Ranti.

" Aku selalu menambatkan itu didalam pelabuhan doaku Ran, dan Sebelum kepergianku dari Mata Uli Anugrah mengatakan bahwa dia akan berusaha sekuat mungkin untuk menjemput hidayah itu dan ketika waktunya tiba kami dipertemuan kembali dia ingin aku yang membimbingnya mengenai Islam. " Ucap Hana pada Ranti.

" Iyaiya Han, sudah jangan menangis lagi Hana, Hana yang aku tau itu Hana yang kuat bukan Hana yang cengeng sudah ya " Kata Ranti menenangkan Hana

" Dan kau tau Ran, apa yang dirasakan Anugrah atas perlakuan padanya sekarang aku turut merasakannya Han, sangat menyakitkan sekali, jangankan ditolak menjadi teman, ditolak untuk berbincang saja oleh seseorang cukup menyakitkan hehe." Kekeh Hana.

Rantipun heran siapa yang dimaksud Hana sepupunya itu.

" Hehe sudahkah Han, jangan terlalu terbebani oleh itu kan masih ada aku sepupu kamu sekaligus BF kamu. " Ucap Ranti pada Hana.

Hanapun tersenyum senang memiliki sepupu sekaligus sahabat seperti Ranti, dengan berbincang mengeluarkan isi hatinya pada Ranti membuat Hana sedikit lega dan juga tenang.

Terkadang memang apa yang kita perbuat pada orang lain, akan ada saatnya kita merasakannya pula Oleh sebab itu senantiasalah selalu berbuat baik pada orang lain dan jangan menyakiti hatinya.

Merekapun bersiap untuk melaksanakan Sholat Ashar berjamaah di Masjid, karena waktu Ashar sebentar lagi tiba.

Berjalan menuju Masjid Hana dan Rantipun bertemu Arga, ya Arga masih memperlihatkan sorot matanya yang tajam pada mereka, spontan saja Hana berlalu cepat meninggalkan tempat itu dan disusul Ranti.

" Apa aku minta maaf ya pada Hana. " Batin Arga tengah menatap kepergian Hana.

Setelah selesai Sholat Hana dan Ranti berniat singgah sebentar di Taman, namun tiba-tiba saja Ranti kebelet buang air kecil.

" Han, kamu tunggu disini ya aku ke toilet bentar udah diujung ni hehe " Pamit Ranti.

" Baiklah, buruan aku tunggu !! " Jawab Hana.

Rantipun berlari menuju toilet, sementara Hana menunggunya di Taman, ya Hanapun Melihat Arga dibawah pohin rindang tengah sibuk berbicara dengan seseorang divia telpon, karena penasaran Hana menghampiri Arga menyelinap dibalik Pohon agar dapat mendengar perbincangan Arga dan seseorang itu.

 

" Baiklah, terima kasih infonye. " Ucap Arga divia telpon.

" Hm aku akan menemui kau dan segera bagi pelajaran Kat kau." Kata Arga dengan kekesalannya dengan seseorang.

 

Usia Arga memang masih dibilang muda ya masih beranjak 16 tahun, namun karena dia didik untuk menjadi mandiri. Akhirnya dia tumbuh dewasa melebihi kapasitas usianya, Arga sangat ahli dibidang Bela diri bahkan dia kerap kali memenangkan lomba-lomba yang berkaitan dengan bela diri, tak herankan bila dia punya keberanian seperti itu.

Hana yang mendengar perkataan Argapun membuat kecurigaannya terhadap Arga bertambah, dan dia tak mau meninggalkan momen itu akhirnya Hanapun membuntuti Arga.

"Siapa yang akan Arga temuin ya ? kali ini aku harus ikutin Arga biar semua rasa penasaran ini terjawab." Batin Hana.

Sevimli, semoga selalu suka dengan

Karyaku hehe

@andinidalimunthe_

Episodes
1 Part 1 Mimpi
2 Part 2 Sungai
3 Part 3 Kedatangan Tamu
4 Part 4 Pelangi
5 Part 5 Finally Keputusan
6 Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7 Part 7 Semoga bertemu kembali
8 Part 8 Bolpoint Kesayangan
9 Part 9 Keberangkatan Hanani
10 Part 10 Malaysia Hana Coming
11 Part 11 Pemuda yang Dingin
12 Part 12 Bass Ball
13 Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14 Part 14 Cuma Orang Asing
15 Part 15 Seulas Fakta
16 Part 16 Bingkisan Hanani
17 Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18 Part 18 Tak sedingin kala itu
19 Part 19 Salah Paham
20 Part 20 Before you go
21 Part 21 Rain
22 Part 22 Sebuah kebenaran
23 Part 23 Gagal
24 Part 24 Kekacauan
25 Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26 Part 26 Penang
27 Part 27 Cukup sampai disini
28 Part 28 Bumi Perkemahan
29 Part 29 Senja
30 Part 30 Insiden Hana
31 Part 31 Hanani
32 Part 32 Hana Kritis
33 Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Siuman
36 Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37 Part 37 Sahabat Lama
38 Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39 Part 39 Coklat ??
40 Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41 Part 41 Rooftop
42 Part 42 Arga putra terhebatmu
43 Part 43 Terungkap
44 Part 44 Pejabat Pengkhianat
45 Part 45 Kota angker Ghost hill
46 Part 46 Terjebak
47 Part 47 Kelicikan Pejabat
48 Part 48 Kembali ke Island Hospital
49 Part 49 Suster Aishka dimana ?
50 Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51 Part 51 Mengikis sebuah rasa
52 Part 52 Kepulangan Anugrah
53 Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54 Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55 Part 55 Kepasrahan Anugrah
56 Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57 Part 57 Kenangan
58 Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59 Part 59 Si Kulkas dua pintu
60 Part 60 Bandara.
61 Part 61 Pamit
62 Part 62 Saling Meluapkan Luka
63 Part 63 Wanita Tangguh
64 Part 64 Masalah keluarga Hana
65 Part 65 Ibu-ibu gosip
66 Part 66 Rantenir
67 Part 67 Sedikit Tenang
68 Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69 Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70 Part 70 Islam
71 Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72 Part 72 Suara hati.
73 Part 73 Supir Mulia.
74 Part 74 Ketampanan Arga
75 Part 75 Pertanda dari Allah
76 76 Satu kebenaran lagi
77 Part 77 Kekesalan Hana
78 Part 78 Perasaan Rayhan
79 Part 79 Tak ada kepercayaan
80 Part 80 Fitnah pada Arga
81 Part 81 Kekalahan Arga
82 Bab Aiskha
83 Part 82 Hukuman.
84 Part 83 Satu bukti
85 Part 84 Bertemu dengan orang baik
86 Part 85 Mengunjungi Arga.
87 Part 86 Berjuang lebih keras
88 Part 87 Berangkat berjuang
89 Part 88 Rumah Rakses
90 Part 89 Trixie House
91 Part 90 Kebesaran Allah
92 Part 91 Hana tak sadarkan diri
93 Part 92 Pilihan gila !
94 Part 93 Cahaya Islam
95 Part 94 Memilih pilihan pertama
96 Part 94 Memilih pilihan pertama
97 Part 95 Amar keputusan.
98 Part 96 Terungkap semuanya
99 Part 97 Ujung selaksa
100 Part 98 Ungkapan hati
101 Part 99 Arga pohon pisang
102 Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103 Part 101 Bantu lahiran
104 Part 102 Mulut pedas Arga
105 Part 103 Kepulangan Hana
106 Part 104 Harian Hana
107 105 Perasaan Anugrah
108 Part 106 Perpisahan
109 Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110 Part 108 Ekstensi kehidupan
111 Part 109 Kebenaran itu dicari
112 Part 110 Tetap menjadi teman
113 Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114 Part 112 Jawaban
115 Part 113 Pencarian agama
116 Part 114 Cinta sebelah pihak
117 Part 115 Pahitnya Takdir.
118 Part 116 Mesir
119 Part 117 Melarikan diri
120 Part 118 Pertemuan tak terduga
121 Part 119 Sanju Zafirah
122 Part 120 Gadis bernama Hisya.
123 Part 121 Hana berubah
124 Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125 Part 123 Di Trixtal Bar
126 Part 124 Rencana berhasil
127 Part 125 Kabar kehilangan Hana
128 Part 126 Berangkat ke Mesir
129 Part 127 Kabar buruk
130 Part 128 Bertemu dengan Hafga
131 Part 129 Putra Emrin
132 Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133 Part 130 Bertanggung jawab
134 Part 131 Sidang Pertama
135 Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136 Part 133 Bertemu Hisya
137 Part 134 "Perjuangan."
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Part 1 Mimpi
2
Part 2 Sungai
3
Part 3 Kedatangan Tamu
4
Part 4 Pelangi
5
Part 5 Finally Keputusan
6
Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7
Part 7 Semoga bertemu kembali
8
Part 8 Bolpoint Kesayangan
9
Part 9 Keberangkatan Hanani
10
Part 10 Malaysia Hana Coming
11
Part 11 Pemuda yang Dingin
12
Part 12 Bass Ball
13
Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14
Part 14 Cuma Orang Asing
15
Part 15 Seulas Fakta
16
Part 16 Bingkisan Hanani
17
Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18
Part 18 Tak sedingin kala itu
19
Part 19 Salah Paham
20
Part 20 Before you go
21
Part 21 Rain
22
Part 22 Sebuah kebenaran
23
Part 23 Gagal
24
Part 24 Kekacauan
25
Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26
Part 26 Penang
27
Part 27 Cukup sampai disini
28
Part 28 Bumi Perkemahan
29
Part 29 Senja
30
Part 30 Insiden Hana
31
Part 31 Hanani
32
Part 32 Hana Kritis
33
Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Siuman
36
Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37
Part 37 Sahabat Lama
38
Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39
Part 39 Coklat ??
40
Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41
Part 41 Rooftop
42
Part 42 Arga putra terhebatmu
43
Part 43 Terungkap
44
Part 44 Pejabat Pengkhianat
45
Part 45 Kota angker Ghost hill
46
Part 46 Terjebak
47
Part 47 Kelicikan Pejabat
48
Part 48 Kembali ke Island Hospital
49
Part 49 Suster Aishka dimana ?
50
Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51
Part 51 Mengikis sebuah rasa
52
Part 52 Kepulangan Anugrah
53
Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54
Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55
Part 55 Kepasrahan Anugrah
56
Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57
Part 57 Kenangan
58
Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59
Part 59 Si Kulkas dua pintu
60
Part 60 Bandara.
61
Part 61 Pamit
62
Part 62 Saling Meluapkan Luka
63
Part 63 Wanita Tangguh
64
Part 64 Masalah keluarga Hana
65
Part 65 Ibu-ibu gosip
66
Part 66 Rantenir
67
Part 67 Sedikit Tenang
68
Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69
Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70
Part 70 Islam
71
Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72
Part 72 Suara hati.
73
Part 73 Supir Mulia.
74
Part 74 Ketampanan Arga
75
Part 75 Pertanda dari Allah
76
76 Satu kebenaran lagi
77
Part 77 Kekesalan Hana
78
Part 78 Perasaan Rayhan
79
Part 79 Tak ada kepercayaan
80
Part 80 Fitnah pada Arga
81
Part 81 Kekalahan Arga
82
Bab Aiskha
83
Part 82 Hukuman.
84
Part 83 Satu bukti
85
Part 84 Bertemu dengan orang baik
86
Part 85 Mengunjungi Arga.
87
Part 86 Berjuang lebih keras
88
Part 87 Berangkat berjuang
89
Part 88 Rumah Rakses
90
Part 89 Trixie House
91
Part 90 Kebesaran Allah
92
Part 91 Hana tak sadarkan diri
93
Part 92 Pilihan gila !
94
Part 93 Cahaya Islam
95
Part 94 Memilih pilihan pertama
96
Part 94 Memilih pilihan pertama
97
Part 95 Amar keputusan.
98
Part 96 Terungkap semuanya
99
Part 97 Ujung selaksa
100
Part 98 Ungkapan hati
101
Part 99 Arga pohon pisang
102
Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103
Part 101 Bantu lahiran
104
Part 102 Mulut pedas Arga
105
Part 103 Kepulangan Hana
106
Part 104 Harian Hana
107
105 Perasaan Anugrah
108
Part 106 Perpisahan
109
Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110
Part 108 Ekstensi kehidupan
111
Part 109 Kebenaran itu dicari
112
Part 110 Tetap menjadi teman
113
Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114
Part 112 Jawaban
115
Part 113 Pencarian agama
116
Part 114 Cinta sebelah pihak
117
Part 115 Pahitnya Takdir.
118
Part 116 Mesir
119
Part 117 Melarikan diri
120
Part 118 Pertemuan tak terduga
121
Part 119 Sanju Zafirah
122
Part 120 Gadis bernama Hisya.
123
Part 121 Hana berubah
124
Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125
Part 123 Di Trixtal Bar
126
Part 124 Rencana berhasil
127
Part 125 Kabar kehilangan Hana
128
Part 126 Berangkat ke Mesir
129
Part 127 Kabar buruk
130
Part 128 Bertemu dengan Hafga
131
Part 129 Putra Emrin
132
Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133
Part 130 Bertanggung jawab
134
Part 131 Sidang Pertama
135
Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136
Part 133 Bertemu Hisya
137
Part 134 "Perjuangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!