Part 3 Kedatangan Tamu

" Bahagia itu berawal dari diri kita

sendiri, karena hati dan perasaan takkan

pernah bisa dimanipulasi.

Oleh karena itu, bahagia akan tetap tertambat

dipelabuhan jati diri kita sendiri."

 

......" Pelangi Hanani 🌹 "......

Keesokan harinya.

Di hari minggu yang cerah, Hana tengah

sibuk membersihkan pekarangannya.

Tiba-tiba saja dibuat terkejut dengan kedatangan tamu tak diundang.

" Assalamu'alaikum ponakan paman yang cantik. " ucap Pamannya Hana.

Ya tamu itu adalah Pamannya Hana, adik dari ibunya Hana.

" Waalaikumussalam Paman." jawab Hana yang berlari menghampiri Pamannya.

 

Setelah menyalim tangan pamannya, Hana baru menyadari kehadiran Ranti sepupunya.

" Ranti !

Kamu juga ikut." Hana pun menggengam tangan Ranti.

" Iya Han, aku pengen ketemu kamu.

Kitakan udah lama banget tidak ketemu." ujar Ranti, kemudian memeluk Hana.

" Ih, aku juga kengen sekali sama kamu Ran, kamu makin cantik aja ya, Ran hehe." ucap Hana membalas pelukan sepupunya itu.

" Apaan sih Han, yang ada kamu tu yang makin cantik dan manis hehe." balas Ranti tengah mencubit pipi Hana.

 

" Ekhem.."

Paman Hana berdehem.

" Jadi ceritanya kita tidak bakalan masuk ni, disini saja gitu." cibir pamannya melihat kedua anak gadis itu sibuk meluapkan kerinduan.

 

Hana dan Rantipun tertawa bersama mendengar penuturan Vicky, paman Hana sekaligus ayahnya Ranti.

 " Ayok kita masuk paman, Ran." ajak Hana yang mempersilahkan mereka masuk.

 

Paman Hana ini adalah adik dari ibunya Hana.

Bernama Vikri Akmal, yang sudah menetap di Malaysia, beberapa tahun lalu.

Tepatnya dia bekerja di Istana Royal Pahang, Malaysia.

Dan sebenarnya niatnya datang ke Indonesia adalah ingin mengajak Hana untuk bersekolah disana. Agar bisa menemani Ranti putrinya yang selalu saja kesepian di Lingkungan Istana.

 " Assalamu'alaikum kak. " salam Vikri.

Ibu Hana yang di dapur, meraih jilbabnya dan bergegas keluar rumah menghampiri orang yang mengucapkan salam.

" Waalaikumussalam."

" Eh masya Allah Vikri, adik kakak."

Vickry pun menyalim tangan kakaknya.

" Kesini kok gak bilang-bilang ke Kakak." ucal ibu Hana pada adiknya.

" Hallo tante apa kabar ? " tegur Ranti pada I

ibunya Hana.

" Ya Allah Nak Ranti." pandangan ibu Hana beralih pada Ranti.

" Kamu udah besar ya nak makin cantik pula, Alhamdulillah, tante sehat kamu bagaimana ? jawab ibu Hana, tengah memeluk ponakannya yang baru saja datang dari Malaysia itu.

" Alhamdulillah, Ranti sehat tante." jawab Ranti membalas pelukan tantenya.

 

Ranti dan Ayahnya masih bisa berbahasa Indonesia dengan baik.

Oleh sebab itu, mereka tidak menggunakan bahasa Melayu pada Keluarga Hana.

" Hana buatkan teh dan cemilan buat Paman dan Ranti." perintah ibunya kepada Hana

 

" Baik bk. "jawab Hana dan langsung pergi ke dapur untuk melakukan apa yang diperintahkan Ibunya.

" Kak sebenarnya, ada hal yang akan aku sampaikan pada kakak." kata Vikri kepada kakaknya dengan serius.

" Mau bicarakan apa, Vick? tanya Ibu Hana.

 

Hanapun datang membawa cemilan dan teh untuk paman dan Ranti.

" Silahkan paman, Ranti." Hana mempersilahkan mereka.

" Makasih ya, Hana.

Ohiya nak, boleh kamu ajak Ranti bermain sekitar daerah sini." ujar Vikri, agar bisa berbicara berdua terlebih dahulu dengan kakaknya.

" Tentu paman.

Ayok Ran kita ke taman !

Enakloh sambil ngobrol disana." ajak Hana.

" Wah ayok Han, pasti tamannya baguskan." ucap Ranti yang senang dengan tawaran Hana.

 

" Hati-hati ya nak jangan bawak Ranti jauh-jauh sekali dari rumah kita." peringatan ibu Hana, yang mengkhawatirkan keduanya.

" Siap Komandan hehe." jawab Hana sambil memberi hormat pada ibunya.

" Hana, Hana anak itu masih saja lucu."

Vikri terkekeh kecil, melihat tingkah Ponakannya.

Sesampai di taman.

Hana ingin sekali menanyakan bagaimana keadaan di Malaysia tentu keren bukan ?

Pasti menyenangkan sekali pikir Hana.

 " Masya Allah, indah sekali Taman yang dilengkapi danau ini Han." ungkap Ranti sambil berkeliling ditaman.

 

Hana spontan kaget dengan tingkah Ranti seperti ini, Hana berpiki bukankah di Malaysia banyak tempat yang jauh lebih indah dari tempat ini.

 " Ran kamu kok seperti baru pertama kali ke taman ? Pastikan di Istana tempat kamu tinggal kan jauh lebih indah dari ini." ucap Hana yang memberanikan diri.

" Tempat tinggal aku tidak seperti yang kamu bayangkan Han.

Disana masih ada pertikaian antara umat beragama , ya tepatnya daerah Terengganu kota Islam dan Penang kota nonmuslim.

Kedua kubu itu masih saja bertengkar. Walaupun akhir-akhir ini sedikit meredah, dan menyatukan kedua kubu itulah hal yang saat ini dilakukan oleh Raja Han." jawab Ranti dengan jelas.

 

Mendengar cerita Ranti, membuat Hana penasaran dengan keadaan di Malaysia.

Bagaimana caranya agar bisa menyatukan kedua kubu itu, kalau belum tau titik masalahnya.

" Hm aku baru tau setelah kamu jelasin Ran."

" Yaudah kita balik yok, udah mau siang ni." ucap Hana.

" Iya Han, yuk." jawab Ranti sambil menganggukkan kepalanya.

 

Sesampai dirumah.

Paman dan ibunya sepakat untuk langsung saja menyampaikan tujuan Pamannya datang ke rumah Hana.

" Assalamu'alaikum." ucap Hana dan Ranti serentak.

" Waalaikumussalam, nak. " jawab Vikri dan Ibunya Hana.

 

" Udah selesai mainnya nak ? " tanya Ibu Hana.

" Alhamdulillah, buk udah." jawab Hana dengan senyuman.

" Bagaimana nak Ranti, senang tidak dibawak Ranti ke Taman ? " tanya ibu pada Ranti.

" Alhamdulillah, Ranti senang banget tan,

tamannya bagus dan indah banget tan."

jawab Ranti dengan girang.

 

" Alhamdulillah, kalau kamu ternyata senang.

Ohiya Han, ada yang paman akan sampaikan ke kamu nak." ucap ibu Hana.

" Sampaikan apa buk, paman ? " tanya Hana penasaran, melihat wajah paman dan ibunya yang begitu serius.

" Begini nak.

Sebenarnya paman kesini ingin mengajak kamu untuk melanjutkan pendidikan di Malaysia, sekaligus untuk menemani Ranti yang selalu kesepian di Istana nak." ungkap Vikri dengan penuh harap.

 

Hana pun berpikir ini adalah salah satu jalan untuk mengetahui apa akar masalah dari pertikaian kedua kubu, yang bermusuhan di Malaysia. Seperti yang diceritakan Ranti tadi padanya.

Ini kesempatan baginya untuk bisa ikut menuntaskan masalah yang penuh tantangan ini.

" Hm, oke paman Hana mau ikut paman ke Malaysia, untuk melanjutkan pendidikan Hana disana." jawab Hana tanpa basa-basi.

Ibu Hana yang mendengar perkataan Hana spontan kaget. Yang ibunya ketahui sebelumnya, Hana ingin melanjutkan Sekolah Pondok Tahfidzul di Medan dengan penawaran Beasiswa, yang dia ceritakan sebelumnya pada ibunya. Lantas kenapa sekarang Hana menerima ajakan pamannya ?

 " Tapi nak, bagaimana dengan beasiswa Tahfidzmu ? Kamukan ingin sekali mengambilnya."

" Tidak apa-apa Ibu, ada hal yang lebih penting dari cita-cita Hana buk." jawab Hana untuk menyakinkan ibunya.

Walaupun dia belum bisa cerita apa tujuannya sebenarnya menerima tawaran pamannya itu.

 

" Hm, ya sudah semua keputusan ada di kamu nak, ibu akan mendo'akan yang terbaik untuk kamu. " ucap ibu Hana menyerahkan semuanya pada Hana.

" Insya Allah, buk.

Ini jalan yang terbaik yang Hana ambil." jawab Hana lagi.

Vikri dan Ranti pun tersenyum mendapatkan jawaban dari Hana.

" Alhamdulillah, kalau gitu selesai kamu lulus tsanawiyah, paman akan jemput kamu dan kita akan berangkat ke Malaysia." ucap Vikri yang senang tawarannya diterima baik oleh keponakannya.

" Asyik aku bakal punya teman di Istana." ucap Ranti yang kegirangan.

Mendengar kabar bahwa Hana akan menemaninya di Istana.

" Oh iya kak, kami izin numpang sehari ya disini dan besok kami akan langsung balik ke Malaysia. " ucap Vikri sedikit sungkan pada kakaknya.

 

" Ya Allah iyaya dik, kamu ini seperti orang lain saja, dengan senang hati kami menerima kalian, justru kami yang tidak enakan dengan kalian.

Karena menginap dirumah kumuh seperti ini pasti kalian tidak nyamankan hehe maaf ya dik." tutur Ibu Hana dengan jujur.

" Kakak apa-apaan sih, kita ini keluarga kak Vikri jugakan dulu hidupnya gini juga kak hehe jadi tenang saja pasti nyaman kok, iyakan Ran ?

" Betul yah, disini nyaman sekali suasananya sejuk, ada teman, dan tempatnya juga indah-indah luar biasalah Tante." jawab Ranti dengan jujur.

" Kamu berlebihan Ranti, mana mungkin tempat ini lebih bagus dari tempat tinggal kamu." ucap Ibu Hana.

" Serius Tante, Ranti tidak bohong. " jawab Ranti lagi.

" Hehe yaudah ayuk bersiap udah mau masuk waktu dzuhur ni. " ajak ibunya Hana.

Mereka pun segera bersiap untuk melaksanakan shalat dzuhur bersama.

Bersambung.....

Sevimli 23 Juli 2020

Salam hangat dari Author 🌹

 

 

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

like hadir

2021-03-05

0

Andini Dalimunthe

Andini Dalimunthe

Thank you Kak

Salam kembali dari Pelangi Hanani

2020-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Mimpi
2 Part 2 Sungai
3 Part 3 Kedatangan Tamu
4 Part 4 Pelangi
5 Part 5 Finally Keputusan
6 Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7 Part 7 Semoga bertemu kembali
8 Part 8 Bolpoint Kesayangan
9 Part 9 Keberangkatan Hanani
10 Part 10 Malaysia Hana Coming
11 Part 11 Pemuda yang Dingin
12 Part 12 Bass Ball
13 Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14 Part 14 Cuma Orang Asing
15 Part 15 Seulas Fakta
16 Part 16 Bingkisan Hanani
17 Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18 Part 18 Tak sedingin kala itu
19 Part 19 Salah Paham
20 Part 20 Before you go
21 Part 21 Rain
22 Part 22 Sebuah kebenaran
23 Part 23 Gagal
24 Part 24 Kekacauan
25 Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26 Part 26 Penang
27 Part 27 Cukup sampai disini
28 Part 28 Bumi Perkemahan
29 Part 29 Senja
30 Part 30 Insiden Hana
31 Part 31 Hanani
32 Part 32 Hana Kritis
33 Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Siuman
36 Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37 Part 37 Sahabat Lama
38 Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39 Part 39 Coklat ??
40 Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41 Part 41 Rooftop
42 Part 42 Arga putra terhebatmu
43 Part 43 Terungkap
44 Part 44 Pejabat Pengkhianat
45 Part 45 Kota angker Ghost hill
46 Part 46 Terjebak
47 Part 47 Kelicikan Pejabat
48 Part 48 Kembali ke Island Hospital
49 Part 49 Suster Aishka dimana ?
50 Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51 Part 51 Mengikis sebuah rasa
52 Part 52 Kepulangan Anugrah
53 Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54 Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55 Part 55 Kepasrahan Anugrah
56 Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57 Part 57 Kenangan
58 Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59 Part 59 Si Kulkas dua pintu
60 Part 60 Bandara.
61 Part 61 Pamit
62 Part 62 Saling Meluapkan Luka
63 Part 63 Wanita Tangguh
64 Part 64 Masalah keluarga Hana
65 Part 65 Ibu-ibu gosip
66 Part 66 Rantenir
67 Part 67 Sedikit Tenang
68 Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69 Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70 Part 70 Islam
71 Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72 Part 72 Suara hati.
73 Part 73 Supir Mulia.
74 Part 74 Ketampanan Arga
75 Part 75 Pertanda dari Allah
76 76 Satu kebenaran lagi
77 Part 77 Kekesalan Hana
78 Part 78 Perasaan Rayhan
79 Part 79 Tak ada kepercayaan
80 Part 80 Fitnah pada Arga
81 Part 81 Kekalahan Arga
82 Bab Aiskha
83 Part 82 Hukuman.
84 Part 83 Satu bukti
85 Part 84 Bertemu dengan orang baik
86 Part 85 Mengunjungi Arga.
87 Part 86 Berjuang lebih keras
88 Part 87 Berangkat berjuang
89 Part 88 Rumah Rakses
90 Part 89 Trixie House
91 Part 90 Kebesaran Allah
92 Part 91 Hana tak sadarkan diri
93 Part 92 Pilihan gila !
94 Part 93 Cahaya Islam
95 Part 94 Memilih pilihan pertama
96 Part 94 Memilih pilihan pertama
97 Part 95 Amar keputusan.
98 Part 96 Terungkap semuanya
99 Part 97 Ujung selaksa
100 Part 98 Ungkapan hati
101 Part 99 Arga pohon pisang
102 Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103 Part 101 Bantu lahiran
104 Part 102 Mulut pedas Arga
105 Part 103 Kepulangan Hana
106 Part 104 Harian Hana
107 105 Perasaan Anugrah
108 Part 106 Perpisahan
109 Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110 Part 108 Ekstensi kehidupan
111 Part 109 Kebenaran itu dicari
112 Part 110 Tetap menjadi teman
113 Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114 Part 112 Jawaban
115 Part 113 Pencarian agama
116 Part 114 Cinta sebelah pihak
117 Part 115 Pahitnya Takdir.
118 Part 116 Mesir
119 Part 117 Melarikan diri
120 Part 118 Pertemuan tak terduga
121 Part 119 Sanju Zafirah
122 Part 120 Gadis bernama Hisya.
123 Part 121 Hana berubah
124 Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125 Part 123 Di Trixtal Bar
126 Part 124 Rencana berhasil
127 Part 125 Kabar kehilangan Hana
128 Part 126 Berangkat ke Mesir
129 Part 127 Kabar buruk
130 Part 128 Bertemu dengan Hafga
131 Part 129 Putra Emrin
132 Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133 Part 130 Bertanggung jawab
134 Part 131 Sidang Pertama
135 Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136 Part 133 Bertemu Hisya
137 Part 134 "Perjuangan."
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Part 1 Mimpi
2
Part 2 Sungai
3
Part 3 Kedatangan Tamu
4
Part 4 Pelangi
5
Part 5 Finally Keputusan
6
Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7
Part 7 Semoga bertemu kembali
8
Part 8 Bolpoint Kesayangan
9
Part 9 Keberangkatan Hanani
10
Part 10 Malaysia Hana Coming
11
Part 11 Pemuda yang Dingin
12
Part 12 Bass Ball
13
Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14
Part 14 Cuma Orang Asing
15
Part 15 Seulas Fakta
16
Part 16 Bingkisan Hanani
17
Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18
Part 18 Tak sedingin kala itu
19
Part 19 Salah Paham
20
Part 20 Before you go
21
Part 21 Rain
22
Part 22 Sebuah kebenaran
23
Part 23 Gagal
24
Part 24 Kekacauan
25
Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26
Part 26 Penang
27
Part 27 Cukup sampai disini
28
Part 28 Bumi Perkemahan
29
Part 29 Senja
30
Part 30 Insiden Hana
31
Part 31 Hanani
32
Part 32 Hana Kritis
33
Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Siuman
36
Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37
Part 37 Sahabat Lama
38
Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39
Part 39 Coklat ??
40
Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41
Part 41 Rooftop
42
Part 42 Arga putra terhebatmu
43
Part 43 Terungkap
44
Part 44 Pejabat Pengkhianat
45
Part 45 Kota angker Ghost hill
46
Part 46 Terjebak
47
Part 47 Kelicikan Pejabat
48
Part 48 Kembali ke Island Hospital
49
Part 49 Suster Aishka dimana ?
50
Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51
Part 51 Mengikis sebuah rasa
52
Part 52 Kepulangan Anugrah
53
Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54
Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55
Part 55 Kepasrahan Anugrah
56
Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57
Part 57 Kenangan
58
Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59
Part 59 Si Kulkas dua pintu
60
Part 60 Bandara.
61
Part 61 Pamit
62
Part 62 Saling Meluapkan Luka
63
Part 63 Wanita Tangguh
64
Part 64 Masalah keluarga Hana
65
Part 65 Ibu-ibu gosip
66
Part 66 Rantenir
67
Part 67 Sedikit Tenang
68
Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69
Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70
Part 70 Islam
71
Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72
Part 72 Suara hati.
73
Part 73 Supir Mulia.
74
Part 74 Ketampanan Arga
75
Part 75 Pertanda dari Allah
76
76 Satu kebenaran lagi
77
Part 77 Kekesalan Hana
78
Part 78 Perasaan Rayhan
79
Part 79 Tak ada kepercayaan
80
Part 80 Fitnah pada Arga
81
Part 81 Kekalahan Arga
82
Bab Aiskha
83
Part 82 Hukuman.
84
Part 83 Satu bukti
85
Part 84 Bertemu dengan orang baik
86
Part 85 Mengunjungi Arga.
87
Part 86 Berjuang lebih keras
88
Part 87 Berangkat berjuang
89
Part 88 Rumah Rakses
90
Part 89 Trixie House
91
Part 90 Kebesaran Allah
92
Part 91 Hana tak sadarkan diri
93
Part 92 Pilihan gila !
94
Part 93 Cahaya Islam
95
Part 94 Memilih pilihan pertama
96
Part 94 Memilih pilihan pertama
97
Part 95 Amar keputusan.
98
Part 96 Terungkap semuanya
99
Part 97 Ujung selaksa
100
Part 98 Ungkapan hati
101
Part 99 Arga pohon pisang
102
Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103
Part 101 Bantu lahiran
104
Part 102 Mulut pedas Arga
105
Part 103 Kepulangan Hana
106
Part 104 Harian Hana
107
105 Perasaan Anugrah
108
Part 106 Perpisahan
109
Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110
Part 108 Ekstensi kehidupan
111
Part 109 Kebenaran itu dicari
112
Part 110 Tetap menjadi teman
113
Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114
Part 112 Jawaban
115
Part 113 Pencarian agama
116
Part 114 Cinta sebelah pihak
117
Part 115 Pahitnya Takdir.
118
Part 116 Mesir
119
Part 117 Melarikan diri
120
Part 118 Pertemuan tak terduga
121
Part 119 Sanju Zafirah
122
Part 120 Gadis bernama Hisya.
123
Part 121 Hana berubah
124
Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125
Part 123 Di Trixtal Bar
126
Part 124 Rencana berhasil
127
Part 125 Kabar kehilangan Hana
128
Part 126 Berangkat ke Mesir
129
Part 127 Kabar buruk
130
Part 128 Bertemu dengan Hafga
131
Part 129 Putra Emrin
132
Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133
Part 130 Bertanggung jawab
134
Part 131 Sidang Pertama
135
Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136
Part 133 Bertemu Hisya
137
Part 134 "Perjuangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!