"Jika lelah mengaduhlah, hidupkan sepetiga malammu. Jangan pernah berhenti meminta pintamu. Dengan keheninganlah, kau akan bertambah khusyuk beribadah kepada Allah Ta'ala."
......" Pelangi Hanani 🌹 "......
Bel waktu pulang sekolah telah berbunyi dengan begitu jelas, yang membuat siswa senang bahkan kegirangan sebab waktu belajar mereka di Sekolah telah selesai.
" Qiyaman ( berdiri )." seru ketua kelas Hana.
" Salaman ( Beri salam ). "
" Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh." ucap mereka semua, sebagai salam penghormatan di penutup akhir jam pelajaran.
" Waalaikumussalam warahmatullah hati-hati dijalan anak-anak." jawab pak Zihad.
" Syukron Pak, Bapak juga hati-hati dijalan ya Pak." ucap ketua kelas Hana.
" Baik pak. " ucap semuanya serentak.
Hana dan Sanju berjalan menuju Parkiran Sekolah, sambil berbincang mengenai tawaran pak Udin tadi kepada Hana.
" Han, kalau menurut aku ya.
Sebaiknya kamu ambil deh tawaran pak Udin itukan impian kamu dari dulu Han, sayangloh." saran Sanju kepada Hana.
" Iya, itu emang impian aku san tapi, kamu kan tau keluargaku masih membutuhkan aku disini, aku gak bisa ninggalin mereka. " ucap Hana dengan nada sedikit melemah.
" Maaf ya Han aku jadi buat kamu sedih.
Aku doain deh Han yang terbaik selalu buatmu Han, tetap semangat ya dan terus yakinin hatimu dan orang tuamu untuk mengambil keputusan dengan baik. " imbuh Sanju menyakinkan Hana akan tawaran Pak Udin itu.
" Insya Allah, udah yuk kita udah sampai parkiran, buruan ambil kereta kamu sana." ajak Hana pada Sanju.
Mereka mengendarai kendaraan masing-masing. Menuju pulang ke Rumah masing-masing pula.
Sesampai di rumah.
Hanapun bergegas masuk, ingin secepatnya memberitahu orang tuanya mengenai tawaran beasiswa tadi.
" Assalamu'alaikum. " salam Hana memasuki rumahnya.
" Waalaikumussalam. " jawab ibunya.
" Ibu Hana dapat beasiswa ke Pondok Tahfidzul di Medan." ucapnya girang, sembari menggoyang-goyang tubuh ibunya, membuat ibunya tersenyum.
" Itu adalah impian Hana buk.
Bapak sama ibu ngizinin Hana kan ? " pinta Hana penuh harap.
" Alhamdulillah, ini kabar baik." kata ibunya.
" Kalau Ibu insya Allah pasti ngizinin tapi, tidak tau dengan bapak Han.
Entar kalau bapak sudah pulang kamu bicarakan baik-baik dengannya ya Hana." ungkap ibu Hana dengan lembut, sambil membelai kepala Hana yang dibalut dengan jilbab.
" Alhamdulillah, baik buk.
Entar Hana pastiin bapak bakal izinin Hana." jawab Hana dengan kegirangan.
Hana sangat berharap agar dirinya diizinkan mengambil tawaran beasiswa itu.
Namun, ia sadar harapan yang ditambatkan pada manusia hanya akan membuat hati menjadi sakit.
Berbeda dengan harapan yang ditambatkan dipelabuhan doa. Yang diserahkan sepenuhnya kepada Allah.
Hana memasuki kamarnya, menggapai bolpoint dan bukunya untuk menuliskan isi hati dan harapannya saat ini.
Perlahan-lahan mata Hana mengalami kantuk, yang pada akhirnya membuatnya tertidur.
***
" Hanani, Hana kamu mau lanjut di Universitas Al Azhar, Kairo ya ? Alhamdulillah entar aku jadi kakak senior kamu dong." ucap pemuda asing itu.
Hanapun heran dengan pemuda asing yang selalu menyapanya ini.
Padahal mereka sama sekali tak mengenal satu sama lain, dengan tegas Hana memaksimalkan volume suaranya dan meneriakinya.
" Kamu siapa sih?
Kenapa selalu menyapa saya, apa mau kamu ha ? " teriak Hana yang mulai kesal.
" Hei santai dong ! kata pemuda itu.
" Saya Abdullah asal saya dari Malaysia, tapi saya bisa berbahasa Indonesia." jawab pemuda asing itu.
Hana terus memperhatikan penampilan pemuda asing itu, dari mulai bawah hingga ke atas. Pemuda itu tampak seperti pemuda dari Istana.
" Apa mungkin dia Seorang Pangeran." batin Hana.
***
" Hana, Hana bangun ! teriakan seseorang di telinga Hana, bahkan Hana tengah merasakan guncangan pada tubuhnya.
" Hana kamu harus mengantarkan bekal bapak ke Sawah." ucap ibu Hana yang sedari tadi berusaha membangunkan Hana.
Hanapun terbangun, membuka matanya.
Tersadar bahwa ternyata dirinya memimpikan pemuda asing itu lagi.
" Ternyata aku mimpi dia lagi." batinnya.
" Eh iya buk, Hana ketiduran pas nulis tadi bentar ya buk Hana wudhu dulu baru ngantarkan bekal bapak." ucap Hana
" Hm iyaiya buruan Han."
Hanapun membasuh wajahnya, dan mengeringkannya dengan handuknya.
Setelah selesai, cuci muka.
Hana pun meraih sepedanya, mendayungnya menuju sawah mereka.
Tak butuh waktu lama, Hana untuk sampai disana.
Sawah yang luasnya sekitar dua hektar ini, kira-kira akan panen sekitar beberapa minggu lagi.
Sesampai di sawah Hana pun menghampiri
bapak dan adiknya untuk segera memberikan titipan bekal ibunya.
" Assalamu'alaikum pak, dik." salam Hana.
" Waalaikumussalam." hanya bapak Hana yang menjawab salamnya, sebab Rahmet sedang berada di Sungai, asyik mendurung ikan.
" Rahmet kemana pak.? " tanya Hana yang tidak melihat Rahmet.
" Oh Rahmet ya, biasalah Han.
Ke Sungai cari mangsa." jawab bapak Hana.
" Batu sama pasirkan pak. " gurau Hana.
" Mudah-mudahan saja tidak Han." ucap bapak Hana dengan tawa.
" Hehe Hana cuma bercanda pak."
Hana pun memberikan bekal yang ia bawakan kepada bapaknya.
" Ohiya pak ini bekalnya.
Bapak makan luan aja, Hana mau nyusul Rahmet ke Sungai ya pak. " ucap Hana.
" Iya, hati-hati nak soalnya disana jalanannya licin sekali." bapak Hana mengkhawatirkan putrinya yang hendak melewati jalan berlumuran lumpur.
" Tenang pak, Hana bakalan hati-hati kok.
Bapak makan ya, biar perut bapak gak sakit." teriak Hana yang sudah mulai menjauh dari bapaknya.
Hana melangkah menuju Sungai, tempat biasa dirinya dan adiknya selalu bermain setelah usai membantu bapaknya di Sawah.
Mendurung ikan, udang bahkan juga mencari kepah untuk dimasak dirumah pulang nantinya.
Tiba di Sungai, Hana melihat Rahmet yang tengah sibuk mendurung ikan dengan fokus sekali.
" Wey, Dik serius amat." ujar Hana menyadarkan Rahmet.
Rahmetpun menoleh kearah sumber suara.
" Eh, kak Hana udah lama sampai ya ? " tanya Rahmet.
" Belum, baru saja. " jawab Hana.
" Ohiyaiya kak, Kakak mau ikutan ngedurung juga tidak ? " tanya Rahmet lagi.
" Boleh, tapi kakak lihat di ember hasil kamu udah lumayan dik. "
" Iya dong Rahmetkan jago durung."
Rahmet tengah membanggakan dirinya.
" Idih sombong amat.
Eh iya kamu udahan gih, gantian sama kakak, ke pondok sana ! Makan sama bapak pasti kamu laparkan." ujar Hana yang mengambil durung dari tangan Rahmet.
" Hehe iya kak tau aja kalau Rahmet lapar, yaudah Rahmet tinggal ya kak." ucap Rahmet yang segera meninggalkan Hana.
Hanapun mulai mendurung ikan di Sungai.
Dan ternyata dengan cepat Hana berhasil menangkap ikan Sungai.
Seketika, terlintas di pikiran Hana mengenai tawaran beasiswa yang ditawarkan pak Udin padanya.
" Eh, kalau entar aku diizinin bapak Sekolah diPondok Tahfidzul Medan, disana bakal ada sungai tidak sih ? Kan kalau ada pasti seru." ucap Hana menerka-nerka.
Waktu Asharpun telah tiba.
Hana, Rahmet dan juga bapaknya bergegas pulang untuk melaksanakan kewajiban, dan semua aktivitas di Sawah mereka telah juga selesai dikerjakan.
" Kak ayok kita balek, sholat ashar dirumah saja kak." ajak Rahmet, tengah menghampiri Hana di Sungai.
" Oh kita sholat dirumah dik, emang udah selesai semua ? " tanya Hana.
" Udah kak, buruan bapak udah nunggu." jawab Rahmet.
" Oh oke deh, mari kita pulang kamu yang bawak hasil durungan kita ya hehe." ucap Hana yang selingi tawa.
" Hm iya deh, eh hasil durungan kakak ada juga ternyata, kirain yang bakalan didurung sendal jepit orang yang hanyut haha." Ledek Rahmet kemudian berlari untuk menghindari amukan Hana.
" Rahmet awas kamu ya, dasar Adik bandel." ucap Hana dengan sedikit teriakan.
Kakak beradik itu saling kejar-kejaran seperti balita yang memperebutkan mainan. Atau seperti anak kecil yang sedang memperebutkan makanan.
Sesampai dirumah Hana.
" Assalamu'alaikum Ibu. " ucap Hana dan juga Rahmet kemudian disusul oleh Bapaknya.
" Waalaikumussalam, loh udah balik ternyata. " jawab Ibunya dari dalam rumah.
" Iya buk, kita mau asharan disini saja, soalnya semua pekerjaan di Sawah sudah selesai, buk." jawab Tameer, bapak Hana.
Sementara Hana dan Rahmet sudah terlebih dahulu masuk, setelah menyalim tangan ibunya.
Sibuk mengurus hasil durungan mereka.
Ya, sudah menjadi kebiasaan mereka setelah pulang dari Sawah pasti membawa hasil durungan mereka.
Keterangan : Kereta \= Motor
Maaf ya guys kalau banyak yang typo hehe
ini Karya pertama aku di Noveltoon,
insya Allah kalau ada kebaikan didalamnya silahkan diambil dan untuk segala kekurangan mohon dimaafkan dan dimaklumi ya 😂😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
𝐣𝐞𝐥𝐥𝐲𝐧 ✧゜
sukaa bngt sama cerita yg satu ini , baru kali ini lho tertarik banget sama cerita novel kek gini haha . semangat kakak ! 💗
2021-04-30
2
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Asisten dadakan hadir lagi
semangat..semangat..semangat..💪💪💪
mampir juga yuk😉
2021-03-05
0
Ances Any
bagus
2021-01-22
0