Part 2 Sungai

 

"Jika lelah mengaduhlah, hidupkan sepetiga malammu. Jangan pernah berhenti meminta pintamu. Dengan keheninganlah, kau akan bertambah khusyuk beribadah kepada Allah Ta'ala."

......" Pelangi Hanani 🌹 "......

Bel waktu pulang sekolah telah berbunyi dengan begitu jelas, yang membuat siswa senang bahkan kegirangan sebab waktu belajar mereka di Sekolah telah selesai.

 

" Qiyaman ( berdiri )." seru ketua kelas Hana.

" Salaman ( Beri salam ). "

" Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh." ucap mereka semua, sebagai salam penghormatan di penutup akhir jam pelajaran.

" Waalaikumussalam warahmatullah hati-hati dijalan anak-anak." jawab pak Zihad.

" Syukron Pak, Bapak juga hati-hati dijalan ya Pak." ucap ketua kelas Hana.

 

" Baik pak. " ucap semuanya serentak.

 

Hana dan Sanju berjalan menuju Parkiran Sekolah, sambil berbincang mengenai tawaran pak Udin tadi kepada Hana.

 " Han, kalau menurut aku ya.

Sebaiknya kamu ambil deh tawaran pak Udin itukan impian kamu dari dulu Han, sayangloh." saran Sanju kepada Hana.

 " Iya, itu emang impian aku san tapi, kamu kan tau keluargaku masih membutuhkan aku disini, aku gak bisa ninggalin mereka. " ucap Hana dengan nada sedikit melemah.

" Maaf ya Han aku jadi buat kamu sedih.

Aku doain deh Han yang terbaik selalu buatmu Han, tetap semangat ya dan terus yakinin hatimu dan orang tuamu untuk mengambil keputusan dengan baik. " imbuh Sanju menyakinkan Hana akan tawaran Pak Udin itu.

 " Insya Allah, udah yuk kita udah sampai parkiran, buruan ambil kereta kamu sana." ajak Hana pada Sanju.

Mereka mengendarai kendaraan masing-masing. Menuju pulang ke Rumah masing-masing pula.

Sesampai di rumah.

Hanapun bergegas masuk, ingin secepatnya memberitahu orang tuanya mengenai tawaran beasiswa tadi.

 " Assalamu'alaikum. " salam Hana memasuki rumahnya.

" Waalaikumussalam. " jawab ibunya.

" Ibu Hana dapat beasiswa ke Pondok Tahfidzul di Medan." ucapnya girang, sembari menggoyang-goyang tubuh ibunya, membuat ibunya tersenyum.

" Itu adalah impian Hana buk.

Bapak sama ibu ngizinin Hana kan ? " pinta Hana penuh harap.

" Alhamdulillah, ini kabar baik." kata ibunya.

" Kalau Ibu insya Allah pasti ngizinin tapi, tidak tau dengan bapak Han.

Entar kalau bapak sudah pulang kamu bicarakan baik-baik dengannya ya Hana." ungkap ibu Hana dengan lembut, sambil membelai kepala Hana yang dibalut dengan jilbab.

" Alhamdulillah, baik buk.

Entar Hana pastiin bapak bakal izinin Hana." jawab Hana dengan kegirangan.

 

Hana sangat berharap agar dirinya diizinkan mengambil tawaran beasiswa itu.

Namun, ia sadar harapan yang ditambatkan pada manusia hanya akan membuat hati menjadi sakit.

Berbeda dengan harapan yang ditambatkan dipelabuhan doa. Yang diserahkan sepenuhnya kepada Allah.

Hana memasuki kamarnya, menggapai bolpoint dan bukunya untuk menuliskan isi hati dan harapannya saat ini.

Perlahan-lahan mata Hana mengalami kantuk, yang pada akhirnya membuatnya tertidur.

***

 " Hanani, Hana kamu mau lanjut di Universitas Al Azhar, Kairo ya ? Alhamdulillah entar aku jadi kakak senior kamu dong." ucap pemuda asing itu.

 

Hanapun heran dengan pemuda asing yang selalu menyapanya ini.

Padahal mereka sama sekali tak mengenal satu sama lain, dengan tegas Hana memaksimalkan volume suaranya dan meneriakinya.

 

" Kamu siapa sih?

Kenapa selalu menyapa saya, apa mau kamu ha ? " teriak Hana yang mulai kesal.

" Hei santai dong ! kata pemuda itu.

" Saya Abdullah asal saya dari Malaysia, tapi saya bisa berbahasa Indonesia." jawab pemuda asing itu.

 

Hana terus memperhatikan penampilan pemuda asing itu, dari mulai bawah hingga ke atas. Pemuda itu tampak seperti pemuda dari Istana.

" Apa mungkin dia Seorang Pangeran." batin Hana.

***

 " Hana, Hana bangun ! teriakan seseorang di telinga Hana, bahkan Hana tengah merasakan guncangan pada tubuhnya.

" Hana kamu harus mengantarkan bekal bapak ke Sawah." ucap ibu Hana yang sedari tadi berusaha membangunkan Hana.

 

Hanapun terbangun, membuka matanya.

Tersadar bahwa ternyata dirinya memimpikan pemuda asing itu lagi.

" Ternyata aku mimpi dia lagi." batinnya.

 " Eh iya buk, Hana ketiduran pas nulis tadi bentar ya buk Hana wudhu dulu baru ngantarkan bekal bapak." ucap Hana

 " Hm iyaiya buruan Han."

Hanapun membasuh wajahnya, dan mengeringkannya dengan handuknya.

Setelah selesai, cuci muka.

Hana pun meraih sepedanya, mendayungnya menuju sawah mereka.

Tak butuh waktu lama, Hana untuk sampai disana.

Sawah yang luasnya sekitar dua hektar ini, kira-kira akan panen sekitar beberapa minggu lagi.

Sesampai di sawah Hana pun menghampiri

bapak dan adiknya untuk segera memberikan titipan bekal ibunya.

 " Assalamu'alaikum pak, dik." salam Hana.

 " Waalaikumussalam." hanya bapak Hana yang menjawab salamnya, sebab Rahmet sedang berada di Sungai, asyik mendurung ikan.

 " Rahmet kemana pak.? " tanya Hana yang tidak melihat Rahmet.

 " Oh Rahmet ya, biasalah Han.

Ke Sungai cari mangsa." jawab bapak Hana.

 

" Batu sama pasirkan pak. " gurau Hana.

" Mudah-mudahan saja tidak Han." ucap bapak Hana dengan tawa.

" Hehe Hana cuma bercanda pak."

Hana pun memberikan bekal yang ia bawakan kepada bapaknya.

 

" Ohiya pak ini bekalnya.

Bapak makan luan aja, Hana mau nyusul Rahmet ke Sungai ya pak. " ucap Hana.

 " Iya, hati-hati nak soalnya disana jalanannya licin sekali." bapak Hana mengkhawatirkan putrinya yang hendak melewati jalan berlumuran lumpur.

 " Tenang pak, Hana bakalan hati-hati kok.

Bapak makan ya, biar perut bapak gak sakit." teriak Hana yang sudah mulai menjauh dari bapaknya.

 

Hana melangkah menuju Sungai, tempat biasa dirinya dan adiknya selalu bermain setelah usai membantu bapaknya di Sawah.

Mendurung ikan, udang bahkan juga mencari kepah untuk dimasak dirumah pulang nantinya.

Tiba di Sungai, Hana melihat Rahmet yang tengah sibuk mendurung ikan dengan fokus sekali.

" Wey, Dik serius amat." ujar Hana menyadarkan Rahmet.

 

Rahmetpun menoleh kearah sumber suara.

" Eh, kak Hana udah lama sampai ya ? " tanya Rahmet.

" Belum, baru saja. " jawab Hana.

" Ohiyaiya kak, Kakak mau ikutan ngedurung juga tidak ? " tanya Rahmet lagi.

" Boleh, tapi kakak lihat di ember hasil kamu udah lumayan dik. "

" Iya dong Rahmetkan jago durung."

Rahmet tengah membanggakan dirinya.

" Idih sombong amat.

Eh iya kamu udahan gih, gantian sama kakak, ke pondok sana ! Makan sama bapak pasti kamu laparkan." ujar Hana yang mengambil durung dari tangan Rahmet.

" Hehe iya kak tau aja kalau Rahmet lapar, yaudah Rahmet tinggal ya kak." ucap Rahmet yang segera meninggalkan Hana.

 

Hanapun mulai mendurung ikan di Sungai.

Dan ternyata dengan cepat Hana berhasil menangkap ikan Sungai.

Seketika, terlintas di pikiran Hana mengenai tawaran beasiswa yang ditawarkan pak Udin padanya.

  " Eh, kalau entar aku diizinin bapak Sekolah diPondok Tahfidzul Medan, disana bakal ada sungai tidak sih ? Kan kalau ada pasti seru." ucap Hana menerka-nerka.

 

Waktu Asharpun telah tiba.

Hana, Rahmet dan juga bapaknya bergegas pulang untuk melaksanakan kewajiban, dan semua aktivitas di Sawah mereka telah juga selesai dikerjakan.

 " Kak ayok kita balek, sholat ashar dirumah saja kak." ajak Rahmet, tengah menghampiri Hana di Sungai.

" Oh kita sholat dirumah dik, emang udah selesai semua ? " tanya Hana.

" Udah kak, buruan bapak udah nunggu." jawab Rahmet.

" Oh oke deh, mari kita pulang kamu yang bawak hasil durungan kita ya hehe." ucap Hana yang selingi tawa.

" Hm iya deh, eh hasil durungan kakak ada juga ternyata, kirain yang bakalan didurung sendal jepit orang yang hanyut haha." Ledek Rahmet kemudian berlari untuk menghindari amukan Hana.

" Rahmet awas kamu ya, dasar Adik bandel." ucap Hana dengan sedikit teriakan.

Kakak beradik itu saling kejar-kejaran seperti balita yang memperebutkan mainan. Atau seperti anak kecil yang sedang memperebutkan makanan.

 

Sesampai dirumah Hana.

" Assalamu'alaikum Ibu. " ucap Hana dan juga Rahmet kemudian disusul oleh Bapaknya.

 " Waalaikumussalam, loh udah balik ternyata. " jawab Ibunya dari dalam rumah.

" Iya buk, kita mau asharan disini saja, soalnya semua pekerjaan di Sawah sudah selesai, buk." jawab Tameer, bapak Hana.

 

Sementara Hana dan Rahmet sudah terlebih dahulu masuk, setelah menyalim tangan ibunya.

Sibuk mengurus hasil durungan mereka.

Ya, sudah menjadi kebiasaan mereka setelah pulang dari Sawah pasti membawa hasil durungan mereka.

Keterangan : Kereta \= Motor

Maaf ya guys kalau banyak yang typo hehe

ini Karya pertama aku di Noveltoon,

insya Allah kalau ada kebaikan didalamnya silahkan diambil dan untuk segala kekurangan mohon dimaafkan dan dimaklumi ya 😂😁

Terpopuler

Comments

𝐣𝐞𝐥𝐥𝐲𝐧 ✧゜

𝐣𝐞𝐥𝐥𝐲𝐧 ✧゜

sukaa bngt sama cerita yg satu ini , baru kali ini lho tertarik banget sama cerita novel kek gini haha . semangat kakak ! 💗

2021-04-30

2

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

Asisten dadakan hadir lagi

semangat..semangat..semangat..💪💪💪

mampir juga yuk😉

2021-03-05

0

Ances Any

Ances Any

bagus

2021-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Mimpi
2 Part 2 Sungai
3 Part 3 Kedatangan Tamu
4 Part 4 Pelangi
5 Part 5 Finally Keputusan
6 Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7 Part 7 Semoga bertemu kembali
8 Part 8 Bolpoint Kesayangan
9 Part 9 Keberangkatan Hanani
10 Part 10 Malaysia Hana Coming
11 Part 11 Pemuda yang Dingin
12 Part 12 Bass Ball
13 Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14 Part 14 Cuma Orang Asing
15 Part 15 Seulas Fakta
16 Part 16 Bingkisan Hanani
17 Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18 Part 18 Tak sedingin kala itu
19 Part 19 Salah Paham
20 Part 20 Before you go
21 Part 21 Rain
22 Part 22 Sebuah kebenaran
23 Part 23 Gagal
24 Part 24 Kekacauan
25 Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26 Part 26 Penang
27 Part 27 Cukup sampai disini
28 Part 28 Bumi Perkemahan
29 Part 29 Senja
30 Part 30 Insiden Hana
31 Part 31 Hanani
32 Part 32 Hana Kritis
33 Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Siuman
36 Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37 Part 37 Sahabat Lama
38 Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39 Part 39 Coklat ??
40 Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41 Part 41 Rooftop
42 Part 42 Arga putra terhebatmu
43 Part 43 Terungkap
44 Part 44 Pejabat Pengkhianat
45 Part 45 Kota angker Ghost hill
46 Part 46 Terjebak
47 Part 47 Kelicikan Pejabat
48 Part 48 Kembali ke Island Hospital
49 Part 49 Suster Aishka dimana ?
50 Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51 Part 51 Mengikis sebuah rasa
52 Part 52 Kepulangan Anugrah
53 Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54 Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55 Part 55 Kepasrahan Anugrah
56 Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57 Part 57 Kenangan
58 Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59 Part 59 Si Kulkas dua pintu
60 Part 60 Bandara.
61 Part 61 Pamit
62 Part 62 Saling Meluapkan Luka
63 Part 63 Wanita Tangguh
64 Part 64 Masalah keluarga Hana
65 Part 65 Ibu-ibu gosip
66 Part 66 Rantenir
67 Part 67 Sedikit Tenang
68 Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69 Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70 Part 70 Islam
71 Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72 Part 72 Suara hati.
73 Part 73 Supir Mulia.
74 Part 74 Ketampanan Arga
75 Part 75 Pertanda dari Allah
76 76 Satu kebenaran lagi
77 Part 77 Kekesalan Hana
78 Part 78 Perasaan Rayhan
79 Part 79 Tak ada kepercayaan
80 Part 80 Fitnah pada Arga
81 Part 81 Kekalahan Arga
82 Bab Aiskha
83 Part 82 Hukuman.
84 Part 83 Satu bukti
85 Part 84 Bertemu dengan orang baik
86 Part 85 Mengunjungi Arga.
87 Part 86 Berjuang lebih keras
88 Part 87 Berangkat berjuang
89 Part 88 Rumah Rakses
90 Part 89 Trixie House
91 Part 90 Kebesaran Allah
92 Part 91 Hana tak sadarkan diri
93 Part 92 Pilihan gila !
94 Part 93 Cahaya Islam
95 Part 94 Memilih pilihan pertama
96 Part 94 Memilih pilihan pertama
97 Part 95 Amar keputusan.
98 Part 96 Terungkap semuanya
99 Part 97 Ujung selaksa
100 Part 98 Ungkapan hati
101 Part 99 Arga pohon pisang
102 Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103 Part 101 Bantu lahiran
104 Part 102 Mulut pedas Arga
105 Part 103 Kepulangan Hana
106 Part 104 Harian Hana
107 105 Perasaan Anugrah
108 Part 106 Perpisahan
109 Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110 Part 108 Ekstensi kehidupan
111 Part 109 Kebenaran itu dicari
112 Part 110 Tetap menjadi teman
113 Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114 Part 112 Jawaban
115 Part 113 Pencarian agama
116 Part 114 Cinta sebelah pihak
117 Part 115 Pahitnya Takdir.
118 Part 116 Mesir
119 Part 117 Melarikan diri
120 Part 118 Pertemuan tak terduga
121 Part 119 Sanju Zafirah
122 Part 120 Gadis bernama Hisya.
123 Part 121 Hana berubah
124 Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125 Part 123 Di Trixtal Bar
126 Part 124 Rencana berhasil
127 Part 125 Kabar kehilangan Hana
128 Part 126 Berangkat ke Mesir
129 Part 127 Kabar buruk
130 Part 128 Bertemu dengan Hafga
131 Part 129 Putra Emrin
132 Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133 Part 130 Bertanggung jawab
134 Part 131 Sidang Pertama
135 Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136 Part 133 Bertemu Hisya
137 Part 134 "Perjuangan."
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Part 1 Mimpi
2
Part 2 Sungai
3
Part 3 Kedatangan Tamu
4
Part 4 Pelangi
5
Part 5 Finally Keputusan
6
Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7
Part 7 Semoga bertemu kembali
8
Part 8 Bolpoint Kesayangan
9
Part 9 Keberangkatan Hanani
10
Part 10 Malaysia Hana Coming
11
Part 11 Pemuda yang Dingin
12
Part 12 Bass Ball
13
Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14
Part 14 Cuma Orang Asing
15
Part 15 Seulas Fakta
16
Part 16 Bingkisan Hanani
17
Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18
Part 18 Tak sedingin kala itu
19
Part 19 Salah Paham
20
Part 20 Before you go
21
Part 21 Rain
22
Part 22 Sebuah kebenaran
23
Part 23 Gagal
24
Part 24 Kekacauan
25
Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26
Part 26 Penang
27
Part 27 Cukup sampai disini
28
Part 28 Bumi Perkemahan
29
Part 29 Senja
30
Part 30 Insiden Hana
31
Part 31 Hanani
32
Part 32 Hana Kritis
33
Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Siuman
36
Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37
Part 37 Sahabat Lama
38
Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39
Part 39 Coklat ??
40
Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41
Part 41 Rooftop
42
Part 42 Arga putra terhebatmu
43
Part 43 Terungkap
44
Part 44 Pejabat Pengkhianat
45
Part 45 Kota angker Ghost hill
46
Part 46 Terjebak
47
Part 47 Kelicikan Pejabat
48
Part 48 Kembali ke Island Hospital
49
Part 49 Suster Aishka dimana ?
50
Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51
Part 51 Mengikis sebuah rasa
52
Part 52 Kepulangan Anugrah
53
Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54
Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55
Part 55 Kepasrahan Anugrah
56
Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57
Part 57 Kenangan
58
Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59
Part 59 Si Kulkas dua pintu
60
Part 60 Bandara.
61
Part 61 Pamit
62
Part 62 Saling Meluapkan Luka
63
Part 63 Wanita Tangguh
64
Part 64 Masalah keluarga Hana
65
Part 65 Ibu-ibu gosip
66
Part 66 Rantenir
67
Part 67 Sedikit Tenang
68
Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69
Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70
Part 70 Islam
71
Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72
Part 72 Suara hati.
73
Part 73 Supir Mulia.
74
Part 74 Ketampanan Arga
75
Part 75 Pertanda dari Allah
76
76 Satu kebenaran lagi
77
Part 77 Kekesalan Hana
78
Part 78 Perasaan Rayhan
79
Part 79 Tak ada kepercayaan
80
Part 80 Fitnah pada Arga
81
Part 81 Kekalahan Arga
82
Bab Aiskha
83
Part 82 Hukuman.
84
Part 83 Satu bukti
85
Part 84 Bertemu dengan orang baik
86
Part 85 Mengunjungi Arga.
87
Part 86 Berjuang lebih keras
88
Part 87 Berangkat berjuang
89
Part 88 Rumah Rakses
90
Part 89 Trixie House
91
Part 90 Kebesaran Allah
92
Part 91 Hana tak sadarkan diri
93
Part 92 Pilihan gila !
94
Part 93 Cahaya Islam
95
Part 94 Memilih pilihan pertama
96
Part 94 Memilih pilihan pertama
97
Part 95 Amar keputusan.
98
Part 96 Terungkap semuanya
99
Part 97 Ujung selaksa
100
Part 98 Ungkapan hati
101
Part 99 Arga pohon pisang
102
Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103
Part 101 Bantu lahiran
104
Part 102 Mulut pedas Arga
105
Part 103 Kepulangan Hana
106
Part 104 Harian Hana
107
105 Perasaan Anugrah
108
Part 106 Perpisahan
109
Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110
Part 108 Ekstensi kehidupan
111
Part 109 Kebenaran itu dicari
112
Part 110 Tetap menjadi teman
113
Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114
Part 112 Jawaban
115
Part 113 Pencarian agama
116
Part 114 Cinta sebelah pihak
117
Part 115 Pahitnya Takdir.
118
Part 116 Mesir
119
Part 117 Melarikan diri
120
Part 118 Pertemuan tak terduga
121
Part 119 Sanju Zafirah
122
Part 120 Gadis bernama Hisya.
123
Part 121 Hana berubah
124
Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125
Part 123 Di Trixtal Bar
126
Part 124 Rencana berhasil
127
Part 125 Kabar kehilangan Hana
128
Part 126 Berangkat ke Mesir
129
Part 127 Kabar buruk
130
Part 128 Bertemu dengan Hafga
131
Part 129 Putra Emrin
132
Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133
Part 130 Bertanggung jawab
134
Part 131 Sidang Pertama
135
Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136
Part 133 Bertemu Hisya
137
Part 134 "Perjuangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!