Part 11 Pemuda yang Dingin

" Tolong jangan berdiri ditepi senja

kilaumu sekejap pergi seketika

kalau kedatanganmu hanya ingin memberi

luka maka pergilah aku tak ingin terluka

untuk kesekian kalinya. "

Setiap quotes yang saya buat itu adalah hasil pemikiran saya ya hehe.

..." Pelangi Hanani 🌹 "...

****

Ranti mengajak Hana pergi ke Perpustakaan Istana, karena Ranti tau Hana sangat menyukai buku.

Ternyata sebelum mereka sampai disana, sudah ada Arga yang tengah membaca begitu fokus, Hana ingin sekali menyapanya namun Ranti dengan cepat menghentikannya.

 

" Assalamu'alaikum. " Salam Hana pada Arga.

 

Namun Arga sama sekali tidak menoleh apalagi menjawab salam Hana.

Rantipun menarik Hana untuk menjauh dari Arga.

" Hana jangan ganggu manusia Es batu itu Hana, entar kamu bakalan dapat imbasnya tau Hana. " Ujar Ranti pada Hana.

" Hm, akukan hanya ingin menyapa Ran, tidak lebih." Jawab Hana jujur.

" Menyapa boleh Hana, tapi dengan orang yang tepat bukan dia." Kata Ranti lagi dengan nada sedikit kesal.

" Hm, ya sudahlah Ran, mari kita lanjutkan mencari buku. " Ajak Hana untuk mengalihkan pembicaraan.

Merakapun mencari buku yang ingin mereka baca, sama halnya dengan Arga. Pemuda itu juga tengah mencari buku sebab buku yang tadi dia baca telah selesai.

Akhirnya buku yang dicari Hanapun ketemu namun ketika dia menariknya ada tangan yang bersamaan juga menarik buku itu.

Ya pemilik tangan itu adalah Arga

 

" Hm Silahkan Tuan. " Ujar Hana yang mengalah pada Arga.

 

Arga yang mendengar perkataan Hanapun tersenyum miring.

 

" Tak payah, saye tak butuhpun belas kasihan dari budak macam awak ni, dan satu hal lagi yang perlu awak ingat jangan panggil saye Tuan, sebab saye masih mude lagi. " Ucap Arga dan meninggalkan Hana.

 

Hana yang mendengar perkataan Argapun hanya bisa terdiam dan menatap kepergian Arga.

Ranti yang melihat Hana tengah menatap Argapun segera menegur Hana.

 

" Hana sudah jangan Bawak ke hati ucapan manusia es batu itu ya Hana " Kata Ranti dengan senyuman

 

Hanapun memalingkan pandangannya mengarah ke Ranti.

 

" Hehe, iya Ranti aku oke je " Jawab Hana

Merekapun mengambil posisi duduk untuk membaca buku yang hendak mereka baca.

Cukup lama mereka membaca hingga terdengarlah suara Adzan Ashar berkumandang.

Merekapun bergegas menuju ke Masjid, suara adzan yang begitu merdu dilanjutkan dengan suara lantunan ayat suci yang dibacakan imam ikut menambah kekhusyukan shalat.

Hana yang mendengar suara itupun dibuat terkesan bahkan terbesik rasa penasaran didalam hatinya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dua putra Raja yang begitu mengagumkan.

Setelah selesai Sholat merekapun keluar dari Masjid. Berpas-pasan dengan Izaz dan Arga

tanpa sengaja Izaz menabrak Hana

Hana yang tertabrakpun rasanya ingin sekali memarahi pemuda yang bukan mahromnya namun berani menyentuhnya

 

" Ih, awak ni tau tak ape dosanya kalau kite sentuhan dengan yang bukan mahrom kite ha ? ape awak tak takut dosa ke ?

arghhh !!! " Kata Hana dengan kesal namun Hana segera beristighfar

" Astaghfirullah Hana sabar, ampuni hamba ya Allah atas kejadian ini " kata Hana lagi

Izaz yang melihat tingkah Hana sekaligus mendengar perkataan Hanapun tersenyum simpul.

" Maaf saye tak sengaja, sebab saye tak pandang Kat depan tadi " Ucap Izaz dengan nada merendah

Sementara Arga berlalu begitu saja tidak memperdulikan kejadian itu.

 

" dasar gadis aneh dengan sejuta

keunikan " Batin Arga sambil tersenyum

 

" Oke saye tak pepun, saye harap lain kali jangan buat benda macam ni lagi " Kata Hana pada Izaz dan berlalu meninggalkannya diikuti oleh Ranti dari belakang

 

Izaz yang mendengar perkataan Hana tersenyum cukup lebar, ya seperti Izaz semakin terkagum pada Hana

 

" Masya Allah gadis yang begitu perfect sekali " Ucap Izaz berbicara sendiri

 

Hana bersama Ranti kembali kerumah Ranti, ditengah perjalanan menuju rumah Ranti.

Hana melihat Arga tengah sibuk dengan seekor burung yang kelihatan terluka

Ingin rasanya Hana membantunya, namun Hana teringat dengan sikap Arga yang begitu dingin akhirnya Hana mengurungkan niatnya dan melanjutkan perjalanan menuju rumah Ranti.

 

" Dia memang sangat dingin, namun dibalik itu semua ada banyak kebaikan pada dirinya " batin Hana

 

Arga masih saja sibuk mengobati burung yang kakinya tengah terluka dengan telaten di memberikan minyak pada kaki burung yang terluka itu.

Setelah selesai Argapun menaruh burung itu disebuah kandang yang cukup luas selepas burung itu sembuh barulah dia melepaskannya ke alam bebas.

Waktupun semakin menggelap, rintikan hujan mulai turun.

Adzan Isyapun berkumandang, Hana dan Ranti tengah sibuk berlari menuju Masjid untuk melaksanakan Sholat berjamaah

Hana merasa sedikit senang berada di Istana sebab semua juga dilakukan dengan berjamaah.

Setelah selesai Sholat merekapun makan bersama diruang makan.

Tiba-tiba saja Gubernur Istana membuka suara untuk memecah keheningan

 

" Tuan Nazhanul bagaimana perkembangan masalah budak-budak kite ni ? hehe ape tak sebaiknya kite resmikan ? " tanya Gubernur itu alias Ayahnya Kasih

Ya Ayahnya Arga terlanjur menjodohkan Izaz dengan Kasih sebagai rasa terima kasihnya pada Gubernur sewaktu Ayahnya Kasih menolong Ayahnya Arga disebuah pertempuran.

" Hm awak tak payah risaulah pasal tu insya Allah kita akan resmikan bersamaan dengan pelantikan Izaz jadi putra mahkota " Jawab Ayah Arga

 

Ayahnya Kasih kelihatan begitu senang mendengar perkataan Raja

 

" Alhamdulillah baiklah saye akan tunggu hal tu " Ujar Ayah Kasih

Entah kenapa mendengar perbincangan itu Arga spontan pergi meninggalkan Ruang makan menuju kearah taman.

Hana yang melihat tingkah Argapun segera menyusulnya

" hm Uncle, Aunty saye permisi nak gune toilet kejap ye " Pamit Hana pada Ayah dan ibu Arga

Ayah dan ibu Argapun mempersilahkannya.

Hana terus mencari keberadaan Arga, di Masjid, dilapangan bahkan juga ke Perpus namun tetap saja Hana tidak menemukannya

" Arga kemana ya ? kenapa aku belum menemukannya " ucap Hana sendiri

Hanapun berjalan menuju Taman ya benar Hana melihat sosok pemuda yang tengah duduk menatap binar kearah sebuah danau.

Pemuda itu ialah Arga.

Hanapun menghampirinya dia tak memperdulikan resikonya, baik itu dia akan mendapat tatapan tajam dari Arga, atau Kata-kata kasar atau bahkan akan diabaikan oleh Arga.

 

" Assalamu'alaikum, awak oke tak ? " tanya Hana dengan santun pada Arga

Argapun melihat kearah sumber suara

Ya lagi-lagi Argapun tak menjawab salam Hana.

Hana membuka suara lagi walaupun Arga mengabaikannya

" Kalau hati sedang merasa kacau sebaiknya kite ambil wudhu,kite perbanyak dzikir memohon ampunan dan juga ketenangan pada Ilahi dengan penuh keikhlasan, baca Al-Qur'an dengan khusuk Insya Allah hati kite pasti dalam keadaan tenang selepas tu " Ujar Hana

 

Arga yang mendengar perkataan Hana merasa bahwa itu memang benar adanya

Argapun menatap Hana dengan dalam

Hana tak sadar bahwa Arga tengah menatapnya

 

" Ya Allah kenape die mengingatkanku pada Jihan, tutur katanya yang begitu lembut begitu mirip dengan tutur kata Jihan " Batin Arga yang masih menatap Hana

 

Ya Jihan adalah Sahabat Arga yang telah meninggal dunia akibat kecelakaan.

Ayahnya Jihan adalah Gubernur terlebih dahulu di Istana sebelum Ayahnya Kasih

Namun entah siapa yang menaruh fitnah pada Ayahnya Jihan, Ayahnya Jihan dituduh berkhianat dan bukti-bukti telah mengarah pada Ayahnya sehingga Ayah Jihan dipecat dan juga keluarganya diusir dari Istana.

Hanya Arga satu-satunya orang yang percaya bahwa apa yang terjadi pada Ayahnya Jihan adalah fitnah bukan fakta. Karena Arga begitu dekat dengan keluarga Jihan, dia tau benar bagaimana kepribadian Ayahnya Jihan.

Dan Arga masih tetap dalam pencarian bukti bahwa Ayahnya Jihan tidak bersalah.

Hanapun melihat kearah Arga, spontan saja Arga memalingkan pandangannya agar tidak ketahuan oleh Hana.

 

" saye permisi dulu ye, Assalamu'alaikum " Salam Hana lagi pada Arga

 

Kali ini Arga tidak menutup mulutnya, diapun membuka suara

 

" Waalaikumussalam, terimakasih atas nasihatnya " Jawab Arga dengan nada datar

 

Hanapun mendengar perkataan Arga menjawab salamnya pun tersenyum.

 

" Iye, same-same " Ucap Hana dan meninggalkan Arga

 

Arga masih tengah menatap kepergian Hana yang semakin lama semakin jauh

 

" Kenapa die masih nak bincang dengan diriku selepas aku selalu mengabaikannya,

 

dasar gadis aneh " Kata Arga dalam kesendiriannya sambil menggelengkan kepalanya

Hanapun kembali kemeja makan ya semuanya telah selesai makan, tinggallah Izaz dan juga Ranti disana,

Hanapun menghampiri mereka.

 

" Semua dah siap ke ? " tanya Hana

" iye, awak balek lambat sangat Hana awak lepas pegi mane tadi ? tanya Ranti balek

" Oh itu iituuu saye lepas dari toilet ke Perpus kejap nak pulangkan buku yang pinjem petang tadi, ya dari Perpus " Jawab Hana dengan gugup

 

Hana terpaksa mencari alasan lain karena tidak mungkin rasanya dia menyampaikan apa yang terjadi sebenarnya

 

" ohiya ke, Jom makanlah biar saye tunggu Hana lepas tu kite balek " kata Ranti pada Hana

 

Izaz hanya mendengarkan saja perbincangan mereka dan juga membuka suara

 

" Awak oke tak dengan Istana ni? " tanya Izaz

 

Hanapun menoleh kearah Izaz yang mempertanyakan hal itu

 

" Alhamdulillah, saye oke je senang boleh ade kat Istana ni " Jawab Hana dengan senyuman

" Alhamdulillah, ohiye seminggu lagi awak, Ranti, Kasih dan juga Arga bakal daftar sekolah Kat sekolah saye " Ucap Izaz

 

Hana dan Rantipun menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Izaz

 

" oh baiklah, Abang dah kelas berape ye ? " tanya Hana dengan sopan

" saye dah nak kelas Dua belas, saye dengan Korang beda due tahun je " jawab Izaz dengan senyuman

 

Hanapun paham dan mengerti berapa usia Izaz sekarang

Selepas makan merekapun beranjak beranjak pergi ke rumah

Izazpun langsung memberi tawaran bermain bass ball besok pagi kepada Hana dan Ranti

 

" Besok pagi nak ke main Bass Ball Kat lapangan sane ? " tanya Izaz

 

Hana dan Rantipun menjawab

 

" Abang ajak kite orang ke ? " mereka bertanya kembali

 

Izazpun tertawa mendengar pertanyaan mereka bagaimana bisa pertanyaan itu keluar sementara yang berada diruangan tu hanya ada mereka bertiga

 

" hahaha, amboy Korang ni ye comelnye,

iyelah Abang ajak koranglah siape lagi kite bertige je yang ada Kat sini " Jawab Izaz dengan tawa

Hana dan Rantipun ikut tertawa atas pertanyaan mereka tadi

 

" Boleh bang, kite bertige je main ? " tanya Ranti

" Tak, nanti Abang ajak Arga, Kasih dan teman Abang yang lain, nak ke ? " tanya Izaz balik

 

Hana hanya menganggukan kepalanya sebagai tanda dia mau.

 

" Baiklah Bang kami nak ikut juge, pukul berapa nak mulai ? " kata Ranti

 

Izazpun senang mereka mau ikut bermain

 

" pukul sembilan ye, jangan sampai telat tau " jawab Izaz

" Baiklah, sampai jumpe esok Bang Izaz" Ucap Ranti

 

" iye sampai jumpe esok, pergilah rehat biar esok fresh dan semangat nak main hehe " kata Izaz pada Hana dan Ranti

" Baiklah Bang , kite permisi balik dulu ye

Assalamu'alaikum " Ujar Hana sebagai salam pamit

" Iye, Waalaikumussalam " Jawab Izaz dengan senyuman

Hana dan Rantipun pergi menuju rumahnya

tiba-tiba saja Hana teringat dengan Sahabatnya Sanju rasa rindupun mulai menyelimuti, Segera saja Hana menghubungi Sanju via telepon.

Tuutt...tuuuttt " suara handphone

Sanjupun meraih Handphonenya dan melihat bahwa ada sebuah panggilan dari sosok yang paling dia rindukan.

Senyum manis pun timbul diwajahnya dan Sanju mengangkat Telpon dari Hana

 

" Hana aku rindu sekali denganmu, apa kabar Hana? apakah di Malay kau bahagia ?

gimana disana kau memiliki banyak teman Hana ? " pertanyaan Sanju terlontar begitu saja

Hanapun tertawa mendengar semua pertanyaan konyol Sanju sahabatnya itu

 

" Assalamu'alaikum dulu Sanju kamu ini kebiasaan " kata Hana

 

Sanjupun tertawa melihat tingkahnya

 

" Waalaikumussalam hehe maf Hana habisnya aku kelepasan, rindu banget tau sama kamu " Jawab Sanju dengan nada memelas

" hehe yaudah kalau gitu mari kita bincangkan banyak hal malam ini, aku juga sangat merindukan tingkah bodohmu Sanju hehe " Kata Hana pada Sanju

" Iya dong akukan emang ngangenin hehe " ucap Sanju dengan begitu pedenya

Hanapun tertawa mendengar perkataan sahabatnya itu

" Alhamdulillah aku sehat Sanju, disini juga menyenangkan dan aku juga memiliki teman kok disini, jadi kau tidak perlu cemas ya " Kata Hana pada Sanju

" Alhamdulillah baguslah kalau sahabatku yang satu itu baik-baik saja disana " Jawab Sanju

" Iya San, dan dirimu apa kabar ? bagaimana hasil kelulusan Mata Uli, apakah kau lulus Sanju " Tanya Hana pada Sanju

" Alhamdulillah Hana sahabatmu ini baik-baik saja dan kau tau Hana aku juga lulus di Mata Uli lebih kurang sebulan lagi aku akan ikut tes fisik doain aku lulus ya Hana " Ucap Sanju dengan begitu gembira

Tetiba saja Hana teringat dengan Anugrah

apakah Anugrah juga menyambung sekolah di Mata Uli lagi

"Alhamdulillah, pasti Sanju doaku selalu menyertaimu aku turut senang dengan kabar baik ini hehe " Kata Hana dengan tawanya

" iya Hana, dan kau tau Hana ada hal penting lagi yang harus kau dengar Hana " Kata Sanju yang membuat Hana penasaran

" Hal penting apa Sanju? " tanya Hana

Ya benar saja perkataan Sanju membuat Hana penasaran

" Hm, apa ya ? " tanya Sanju balik

" Sanju aku serius bertanya " kata Hana

" hehe, hal pentingnya adalah, ialah Anugrah juga melanjut ke Mata Uli Hana hehe " Jawab Sanju dengan tawanya

Hana yang mendengar perkataan Sanju tak dapat memungkiri bahwa hatinya begitu senang mendengar kabar itu sebab itu berarti bingkisan Hana akan sampai pada Anugrah

" Alhamdulillah, aku ikut senang dengan kabar ini senantiasa kalian berdua lulus ya ketahap selanjutnya " Kata Hana dengan nada lembut

Sanjupun mulai mencoba menggoda Hana

" iya Hana, entar aku bakalan dekat terus ni sama Anugrah, kamu jangan cemburu ya Hana hehe " Goda Sanju pada Hana

" hm Sanju jangan mulai deh, aku itu ga ada apa-apa sama Anugrah Sanju " kata Hana agar Sanju berhenti menggodanya

" hm iya ya, masa sih lihat ya Anugrah Ngasih gelang berharganya dan Hana ngasih bolpoint kesayangannya, wah romantis sekali kalian berdu uhhh " Ucap Sanju untuk menggoda Hana lagi

" Sanju stoped, udah ah kamu nyebelin banget sih akukan cuma mau membalas pemberian dia denga baik Sanju " Kata Hana dengan kesal

" Haha, iyaiya deh aku ga goda lagi, Insya Allah entar kalau aku ketemu Anugrah di tes fisik aku bakalan kasihin kedia bingkisan kamu Han, kamu mau titip salam juga boleh " Ujar Sanju pada Hana

" hm terima kasih Sanju, baiklah aku titip salam ke Anugrah ya San kalau kamu ketemu dia disana " Kata Hana pada Sanju

" Sama-sama Hana, baik aku bakalan sampein salam kamu kok " ucap Sanju pada Hana

" Alhamdulillah, San sudah larut malam ni

mari kita beristirahat Sanju kita sambung dilain waktu ya, see you Sanju sahabat terbaikku Assalamu'alaikum " Kata Hana

" iya Hana, kite sambung dilain waktu ya see you too Hana sahabat Sholihahku, Waalaikumussalam Hana " Jawab Sanju dan menutup telponnya

Merekapun merebahkan tubuhnya ditempat masing-masing.

Hana berada di Malaysia dan Sanju berada di Indonesia.

Dua Sahabat yang begitu dekat layaknya saudara.

Saling melepas rindu walau hanya via telepon itu rasanya sudah cukup melegakan untuk mereka. Saling mendoakan satu sama lain adalah cara terbaik penyampaian rindu yang mereka lakukan.

Sevimli, masih dalam suasana Idul Adha

Mohon maaf lahir dan batin ya 😁

maaf kalau masih banyak terdapat typo dicerita aku

@andinidalimunthe__

Terpopuler

Comments

Rezhazulfa

Rezhazulfa

novelnya di promosikan thor biar makin banyak yang baca

mampir punyaku juga ya mari berbagi dengan ikhlas BATAS CINTA

2020-08-02

1

ziza

ziza

keren Thor semangat terus 🤩 jangan lupa feedback ke cerita perdana aku ya "13 Maret" kutunggu kedatangan nya terimakasih

2020-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Mimpi
2 Part 2 Sungai
3 Part 3 Kedatangan Tamu
4 Part 4 Pelangi
5 Part 5 Finally Keputusan
6 Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7 Part 7 Semoga bertemu kembali
8 Part 8 Bolpoint Kesayangan
9 Part 9 Keberangkatan Hanani
10 Part 10 Malaysia Hana Coming
11 Part 11 Pemuda yang Dingin
12 Part 12 Bass Ball
13 Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14 Part 14 Cuma Orang Asing
15 Part 15 Seulas Fakta
16 Part 16 Bingkisan Hanani
17 Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18 Part 18 Tak sedingin kala itu
19 Part 19 Salah Paham
20 Part 20 Before you go
21 Part 21 Rain
22 Part 22 Sebuah kebenaran
23 Part 23 Gagal
24 Part 24 Kekacauan
25 Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26 Part 26 Penang
27 Part 27 Cukup sampai disini
28 Part 28 Bumi Perkemahan
29 Part 29 Senja
30 Part 30 Insiden Hana
31 Part 31 Hanani
32 Part 32 Hana Kritis
33 Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Siuman
36 Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37 Part 37 Sahabat Lama
38 Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39 Part 39 Coklat ??
40 Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41 Part 41 Rooftop
42 Part 42 Arga putra terhebatmu
43 Part 43 Terungkap
44 Part 44 Pejabat Pengkhianat
45 Part 45 Kota angker Ghost hill
46 Part 46 Terjebak
47 Part 47 Kelicikan Pejabat
48 Part 48 Kembali ke Island Hospital
49 Part 49 Suster Aishka dimana ?
50 Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51 Part 51 Mengikis sebuah rasa
52 Part 52 Kepulangan Anugrah
53 Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54 Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55 Part 55 Kepasrahan Anugrah
56 Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57 Part 57 Kenangan
58 Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59 Part 59 Si Kulkas dua pintu
60 Part 60 Bandara.
61 Part 61 Pamit
62 Part 62 Saling Meluapkan Luka
63 Part 63 Wanita Tangguh
64 Part 64 Masalah keluarga Hana
65 Part 65 Ibu-ibu gosip
66 Part 66 Rantenir
67 Part 67 Sedikit Tenang
68 Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69 Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70 Part 70 Islam
71 Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72 Part 72 Suara hati.
73 Part 73 Supir Mulia.
74 Part 74 Ketampanan Arga
75 Part 75 Pertanda dari Allah
76 76 Satu kebenaran lagi
77 Part 77 Kekesalan Hana
78 Part 78 Perasaan Rayhan
79 Part 79 Tak ada kepercayaan
80 Part 80 Fitnah pada Arga
81 Part 81 Kekalahan Arga
82 Bab Aiskha
83 Part 82 Hukuman.
84 Part 83 Satu bukti
85 Part 84 Bertemu dengan orang baik
86 Part 85 Mengunjungi Arga.
87 Part 86 Berjuang lebih keras
88 Part 87 Berangkat berjuang
89 Part 88 Rumah Rakses
90 Part 89 Trixie House
91 Part 90 Kebesaran Allah
92 Part 91 Hana tak sadarkan diri
93 Part 92 Pilihan gila !
94 Part 93 Cahaya Islam
95 Part 94 Memilih pilihan pertama
96 Part 94 Memilih pilihan pertama
97 Part 95 Amar keputusan.
98 Part 96 Terungkap semuanya
99 Part 97 Ujung selaksa
100 Part 98 Ungkapan hati
101 Part 99 Arga pohon pisang
102 Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103 Part 101 Bantu lahiran
104 Part 102 Mulut pedas Arga
105 Part 103 Kepulangan Hana
106 Part 104 Harian Hana
107 105 Perasaan Anugrah
108 Part 106 Perpisahan
109 Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110 Part 108 Ekstensi kehidupan
111 Part 109 Kebenaran itu dicari
112 Part 110 Tetap menjadi teman
113 Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114 Part 112 Jawaban
115 Part 113 Pencarian agama
116 Part 114 Cinta sebelah pihak
117 Part 115 Pahitnya Takdir.
118 Part 116 Mesir
119 Part 117 Melarikan diri
120 Part 118 Pertemuan tak terduga
121 Part 119 Sanju Zafirah
122 Part 120 Gadis bernama Hisya.
123 Part 121 Hana berubah
124 Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125 Part 123 Di Trixtal Bar
126 Part 124 Rencana berhasil
127 Part 125 Kabar kehilangan Hana
128 Part 126 Berangkat ke Mesir
129 Part 127 Kabar buruk
130 Part 128 Bertemu dengan Hafga
131 Part 129 Putra Emrin
132 Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133 Part 130 Bertanggung jawab
134 Part 131 Sidang Pertama
135 Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136 Part 133 Bertemu Hisya
137 Part 134 "Perjuangan."
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Part 1 Mimpi
2
Part 2 Sungai
3
Part 3 Kedatangan Tamu
4
Part 4 Pelangi
5
Part 5 Finally Keputusan
6
Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7
Part 7 Semoga bertemu kembali
8
Part 8 Bolpoint Kesayangan
9
Part 9 Keberangkatan Hanani
10
Part 10 Malaysia Hana Coming
11
Part 11 Pemuda yang Dingin
12
Part 12 Bass Ball
13
Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14
Part 14 Cuma Orang Asing
15
Part 15 Seulas Fakta
16
Part 16 Bingkisan Hanani
17
Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18
Part 18 Tak sedingin kala itu
19
Part 19 Salah Paham
20
Part 20 Before you go
21
Part 21 Rain
22
Part 22 Sebuah kebenaran
23
Part 23 Gagal
24
Part 24 Kekacauan
25
Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26
Part 26 Penang
27
Part 27 Cukup sampai disini
28
Part 28 Bumi Perkemahan
29
Part 29 Senja
30
Part 30 Insiden Hana
31
Part 31 Hanani
32
Part 32 Hana Kritis
33
Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Siuman
36
Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37
Part 37 Sahabat Lama
38
Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39
Part 39 Coklat ??
40
Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41
Part 41 Rooftop
42
Part 42 Arga putra terhebatmu
43
Part 43 Terungkap
44
Part 44 Pejabat Pengkhianat
45
Part 45 Kota angker Ghost hill
46
Part 46 Terjebak
47
Part 47 Kelicikan Pejabat
48
Part 48 Kembali ke Island Hospital
49
Part 49 Suster Aishka dimana ?
50
Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51
Part 51 Mengikis sebuah rasa
52
Part 52 Kepulangan Anugrah
53
Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54
Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55
Part 55 Kepasrahan Anugrah
56
Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57
Part 57 Kenangan
58
Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59
Part 59 Si Kulkas dua pintu
60
Part 60 Bandara.
61
Part 61 Pamit
62
Part 62 Saling Meluapkan Luka
63
Part 63 Wanita Tangguh
64
Part 64 Masalah keluarga Hana
65
Part 65 Ibu-ibu gosip
66
Part 66 Rantenir
67
Part 67 Sedikit Tenang
68
Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69
Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70
Part 70 Islam
71
Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72
Part 72 Suara hati.
73
Part 73 Supir Mulia.
74
Part 74 Ketampanan Arga
75
Part 75 Pertanda dari Allah
76
76 Satu kebenaran lagi
77
Part 77 Kekesalan Hana
78
Part 78 Perasaan Rayhan
79
Part 79 Tak ada kepercayaan
80
Part 80 Fitnah pada Arga
81
Part 81 Kekalahan Arga
82
Bab Aiskha
83
Part 82 Hukuman.
84
Part 83 Satu bukti
85
Part 84 Bertemu dengan orang baik
86
Part 85 Mengunjungi Arga.
87
Part 86 Berjuang lebih keras
88
Part 87 Berangkat berjuang
89
Part 88 Rumah Rakses
90
Part 89 Trixie House
91
Part 90 Kebesaran Allah
92
Part 91 Hana tak sadarkan diri
93
Part 92 Pilihan gila !
94
Part 93 Cahaya Islam
95
Part 94 Memilih pilihan pertama
96
Part 94 Memilih pilihan pertama
97
Part 95 Amar keputusan.
98
Part 96 Terungkap semuanya
99
Part 97 Ujung selaksa
100
Part 98 Ungkapan hati
101
Part 99 Arga pohon pisang
102
Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103
Part 101 Bantu lahiran
104
Part 102 Mulut pedas Arga
105
Part 103 Kepulangan Hana
106
Part 104 Harian Hana
107
105 Perasaan Anugrah
108
Part 106 Perpisahan
109
Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110
Part 108 Ekstensi kehidupan
111
Part 109 Kebenaran itu dicari
112
Part 110 Tetap menjadi teman
113
Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114
Part 112 Jawaban
115
Part 113 Pencarian agama
116
Part 114 Cinta sebelah pihak
117
Part 115 Pahitnya Takdir.
118
Part 116 Mesir
119
Part 117 Melarikan diri
120
Part 118 Pertemuan tak terduga
121
Part 119 Sanju Zafirah
122
Part 120 Gadis bernama Hisya.
123
Part 121 Hana berubah
124
Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125
Part 123 Di Trixtal Bar
126
Part 124 Rencana berhasil
127
Part 125 Kabar kehilangan Hana
128
Part 126 Berangkat ke Mesir
129
Part 127 Kabar buruk
130
Part 128 Bertemu dengan Hafga
131
Part 129 Putra Emrin
132
Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133
Part 130 Bertanggung jawab
134
Part 131 Sidang Pertama
135
Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136
Part 133 Bertemu Hisya
137
Part 134 "Perjuangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!