Part 8 Bolpoint Kesayangan

" Jika sudah ditakdirkan untuk bertemu

maka sebesar apapun badai menerpa

takkan menjadi pemandu untuk menyerah begitu mudah untuk tidak bertemu."

****

Dua Minggu telah berlalu.

Tibalah hari yang menegangkan untuk kelas sembilan, ya mereka akan melaksanakan Ujian Nasional.

Entah kenapa semakin dekat harinya Hana untuk berangkat ke Malaysia semakin pula hati Hana tak siap untuk melangkah.

Mungkin ini untuk pertama kalinya diri Hana akan pergi jauh dari keluarganya bahkan untuk waktu yang cukup lama.

Di sekolah Hana

Ujian Nasional dihari pertama adalah Mata Pelajaran Matematika, ya pasti membuat otak harus berpikir keras, bahkan bisa membuat otak pusing tujuh keliling.

 

" Baik Anak-anak waktu Ujian tersisa tujuh menit lagi ya " Ucap Pengawas diruang Ujian Hana.

 

Semua peserta Ujian yang mendengar perkataan Pengawaspun sedikit panik.

" Aduh, mati aku kertas jawabanku masih banyak kosong lagi." Ucap Raisa sigadis sombong.

Raisapun mencoba melirikkan matanya

ke arah lembar jawaban Bara untuk mendapatkan jawaban.

" Wey sa, kamu kenapa ngelirik-ngelirik kearah aku, ga jelas banget kamu ? " tanya Bara yang memperhatikan tingkah Raisa.

 

" Apaan sih Bar, ga ah aku ga ngelirik kamunya aja yang kepedean." Alibi Raisa dan memalingkan matanya kearah lain.

" haha, mau nyontek aja sok jual mahal kamu sa." Jawab Bara dengan tawanya.

 

Sementara Hana dia tetap tenang mengerjakan Ujiannya.

" Alhamdulillah akhirnya semuanya sudah terisi, dan untuk hasilnya aku tawakkalkan kepadaMu ya Allah. " Ujar Hana.

" Baik Anak-anak waktu Ujian selesai, ibu akan panggil nama kalian satu-persatu sesuai urutan untuk mengumpulkan lembar Jawaban kalian.

 

Satu persatu nama peserta Ujianpun telah selesai dipanggil dan selesai itu siswa-siswi dipersilahkan untuk pulang.

 

" Han kamu jadi ya lanjut Sekolah ke Malaysia ? " tanya Sanju pada Hana.

" Iya San, keputusan aku sudah bulat dan menurut aku itu adalah yang terbaik San. " jawab Hana dengan jujur.

" Hm iya deh Han, tapi ya kita bakal ga ketemu lagi dong Han, sedih tau Han. " Ucap Sanju dengan nada lemas.

" Insya Allah jika Allah izinkan bertemu pasti kita ketemu kok tenang aja San. " jawab Hana

" Iya Han, semoga saja ya. " ucap Sanju.

" ohiya San, kamu lanjut kemana jadinya ke Pekan Baru ya ? tanya Hana.

" Ga jadi deh Han, soalnya sewaktu kita Study Banding ke Mata Uli entah kenapa hatiku seperti jatuh hati pada sekolah itu." Ungkap Sanju dengan senyuman.

 

" Wah jadi kamu mau lanjut kesana ya San

bagus deh good luck Sanju. " Ucap Hana pada Sanju.

" Makasih Hana, doain ya aku lulus. " Pinta Sanju pada Hana.

" Insya Allah kamu harus usaha sebisa mungkin dan Tawakkalkan pada Allah " Jawab Hana.

" Insya Allah Han, eh tapi kalau aku lanjut disana aku bakal ketemu Anugrah dong hahaha." Ucap Sanju untuk menggoda Hana.

" loh jadi kok ketemu dia emang kenapa Sanju ?? " Tanya Hana dengan polos.

Sanjupun menarik nafasnya mendengar perkataan Hana yang tidak mengerti maksudnya.

" Ya tidak apa-apa sih, tapi kamu entar ga bakalan cemburukan ? " tanya Sanju.

Hana yang mendengar perkataan Sanju tidak dapat menahan tawanya.

" Haha, kamu kenapa sih San, ya ga bakalanlah aku cemburu itukan ga hak aku " jawab Hana.

" Hm, masa sih iya. " Ucap Sanju.

" Iya Sanju sahabat aku paling baik. " Jawab Hana pada Sanju.

Tetiba saja Raisa the geng datang menghampiri Hana dan Sanju.

 

" Hallo manusia-manusia udik, gimana ujian kalian lancar ga ?? Pasti galah ya secarakan kalian itukan udah udik bodoh lagi benar ga teman-teman ?? " Ucap Raisa dengan sombong.

" Haha bener banget Sa. " Jawab Prisil teman Raisa

Sanjupun tak dapat menahan diri lagi dan angkat suara.

"Oh Hallo Boneka Anabel, Sepertinya kamu itu ga ngaca ya ? Coba deh aku tanya yang dapat Juara Umum siapa ya ?? Yang sering menjuari olimpiade siapa ya ?? Yang sering jadi perwakilan Sekolah kita siapa ya ?? Dan kemarin yang diwakilkan buat jadi juru bicara sekolah kita di SMA N 1 plus Mata Uli siapa ha ?? " tanya Sanju dengan nada sedikit menyindir.

Raisapun terdiam karena jawaban dari semua pertanyaan itu adalah Hana.

 

" Kenapa diam ?? Kok ga jawab sih ? " Tanya Sanju dengan sedikit tertawa.

" Jawabannya Hanakan, makanya kamu itu diamkan Sa. Udahlah Sa punya malu sedikit kenapa jadi manusia, yang pantas dikatain bodoh itu kamu dan geng kamu tu, nilai ulangan aja sering dapat 50 kebawah, Haha malu-maluin keluarga aja. " Ucap Sanju untuk mempermalukan Raisa.

Hana yang mendengar perkataan Sanjupun segera menghentikan Sanju agar tidak membalas Raisa lagi.

 

" Sanju sudah San, ayok kita pergi dari sini Sanju. " Ajak Hana untuk menghentikan perdebatan itu.

Raisa tidak tinggal diam dan diapun membalas perkataan Sanju dengan wacana yang berbeda.

 

" Hahaha ohiya Hana udik, katanya kamu mau ke Malaysia ya ?? Ngapain ya? Oh kamu,

kamu mau jadi TKI ya " Tanya Raisa dengan tawanya.

Sanju mendengar perkataan Raisa itupun langsung ingin sekali menarik mulut lantam Raisa, namun dengan sigap Hana menghalangi Sanju.

 

" Alhamdulillah iya Sa aku emang bakal ke Malaysia, tapi bukan untuk menjadi TKI melainkan melanjutkan pendidikanku disana." jawab Hana dengan santai.

 

Raisa yang mendengar perkataan Hanapun tertawa.

 

" Haha, aduh Hana udik kamu lagi mimpi ya ? kamu mau sekolah disana, mau dapat biaya darimana orang miskin seperti kamu sekolah disana." Ucap Raisa meremehkan Hana

 

Sanjupun tidak bisa menahan lagi dirinya untuk tidak bicara

" Hey, boneka Anabel, kamu perlu tau ya Hana itu punya Paman yang tinggal di Malaysia bahkan Tinggalnya juga diwilayah Istana dan Hana akan tinggal bersama Pamannya disana. " Ujar Sanju dengan senyuman.

Raisa dan gengnya mendengar perkataan Sanjupun dibuat kala tekak oleh Sanju dan segera meninggalkan Mereka.

" Bodoh amatlah, ayok guys kita pergi entar ketularan Udik plus kampungan lagi kita iyyuuu. " Ajak Raisa pada teman-temannya.

 

" iya ni Sa, kuy da da da manusia-manusia udik dan kampung." jawab Prisil salah satu teman Raisa.

Raisa dan gengnyapun pergi meninggalkan Hana dan Sanju.

 

" Haha, lihat Han mereka aku buat diamkan Han. " Ucap Sanju.

 

" Sanju udah ah, capek tau ngeladenin model kelas gagal gitu, nambah dosa aja lebih baik kita doain Mereka aja ya San." Kata Hana dengan sedikit tertawa.

" Hahah udah mulai ngeledek kamu ya Han,

tapi bagus Han harus sering-sering biar Raisa ga berani lagi sama kamu. " Ujar Sanju pada Hana.

 

" Eh iya San, kamu udah daftar ke SMA Mata Uli itu ? " tanya Hana.

" Udah Han, dua hari yang lalu bahkan berkas aku juga udah dikirim melalui online dan kalau emang rezeki aku lulus tahap pertama insya Allah sebulan dari situ aku bakal tes tahap dua ya tes fisik gitulah Han penentuan terakhir buat kelulusan. " Jawab Sanju pada Hana.

 

Hana mendengar perkataan Sanjupun berharap agar sahabatnya itu lulus seleksi baik tahap satu ataupun dua.

Tiba-tiba saja Hana teringat pada Anugrah

" Hm entar Sanju bakal ketemu Anugrah ga sih disana, kalau ketemu aku pengen nitipin bolpoint ini ke Sanju supaya Sanju ngasihin ke Anugrah. " Batin Hana.

Namun dengan cepat Hana tersadar yang dia pikirkan itu tidak sepantasnya dia pikirkan.

" Astaghfirullah Hana stop untuk memikirkan Anugrah Hana. " gumam Hana dalam Hati.

Sanju melihat Hana seperti orang bingung seperti itupun menegur Hana.

" Han, kamu kenapa ? " Tanya Sanju.

" Eh tiii daaak San, tidak apa-apa kok. " ucap Hana untuk menghindar.

" Oh tunggu kamu pasti teringat Mr.Mendrofakan haha." Tanya Sanju dengan tawanya.

" Ha ?? tiii daaak , tidak San kamu apaan sih aku sama sekali tidak memikirkan dia kok. " Jawab Hana dengan gugup.

 

" Hm yakin ?? masa sih." Ucap Sanju sambil menyenggol bahu Hana.

"Hm, iya deh aku jujur, aku cuma mikir kalau entar kamu lulus disana terus ketemu Anugrah aku nitip bolpoint kesayangan aku ini sama kamu biar kamu kasihin ke Anugrah gitu doang. " Jujur Hana pada Sanju.

 

" Uluh, sweetnya sahabat aku ini. Anugrah kasih gelang kesayangannya dan Hana ngasih bolpoint kesayangannya juga

Masya Allah kalian itu cocok tau ga. " Ujar Sanju pada Hana.

Hana yang mendengar perkataan Sanjupun langsung menepuk jidat Sanju.

" Hana !! suka benget sih nimpuk kepala aku. " Ucap Sanju.

 

" Kamu sih ngomongnya suka ngelantur ga ada benarnya, namanya juga kita kalau dikasih barang terbaik oleh seseorang untuk kita ya harus kita balas dengan yang sesuaikan Sanju. " Ucap Hana untuk menyakinkan Sanju agar tidak memikirkan yang aneh-aneh tentangnya.

#####

 " تاحد وا تحا بو ا "

 

" Dan saling memberi hadiahlah kalian

agar kalian saling mencintai ."

Setelah mereka selesai berdebat merekapun pulang kerumah masing-masing.

" Dari sekian banyak perjalanan dan garis takdir kehidupan, dan sekian banyaknya pula episodenya kita tak pernah tau discane manakah yang akan membuat kita dapat mencapai pencapaian hidup yang sesuai dengan tuntutan Allah. "

Ditengah perjalanan pulang Hana memilih untuk singgah disawah untuk menghabiskan waktunya disana, karena sebentar lagi dia akan pergi jauh dan tidak akan bertemu dengan pemandangan di sawahnya dalam jangka waktu yang lama.

Sawah yang hijau merunduk kebawah dikala buahnya sudah berisi, diberi sedikit jalan untuk orang yang melewat.

Aliran air yang mengalir ditata sedemikian rupa, dilengkapi dengan alat untuk pengusir burung.

Sungai yang airnya mengalir dengan jernih dilengkapi Pancur bambu berukuran mini menambah daya tarik penorama persawahan.

Kicauan burung ikut serta menambah kesan terindah disana.

Hanapun berlari menuju sungai dan akhirnya bertemu dengan sang adik

 

" Rahmet !! " Panggil Hana.

Rahmetpun menoleh kearah yang memanggil dirinya.

 

" Kak Hana, kakak kok kesini bukannya pulang kak ? " tanya Rahmet pada Hana.

Hanapun menghampiri Adiknya yang berada ditengah sungai.

" Kakak cuma rindu suasana disini dik, sebentar lagikan kakak ga bakal bisa ngerasain lagi gimana nanam bibit, ngusir burung dengan alatnya yang begitu ribut hehe, atau bahkan ga bakalan bisa durung bareng kamu lagi Met. " Ujar Hana dengan sedikit air mata.

 

Rahmet yang melihat Kakaknya seperti itupun langsung beranjak menghampiri kakaknya

" Kak Hana, kakak yakin mau pergi ?

Kakak yakin bakalan ninggalin Rahmet ?

Ibu ? Sama Bapak kak ? " tanya Rahmet pada Hana

Hanapun mengusap air matanya.

 

" hm Insya Allah Met, kakak bakal tetap pergi ke Malaysia. Kakak juga ga mau pisah dari kalian tapi ada hal penting yang harus kakak selesaikan disana met, kamu percaya ya sama kakak, setelah semuanya selesai kakak pasti balik kok kesini ya " Jawab Hana dengan lembut

 

Rahmet yang mendengar perkataan kakaknyapun hanya bisa tersenyum dan berkata

 

" hm, Rahmet tidak tau kak, sebenarnya apa yang kakak maksud hal penting itu, tapi Rahmet yakin kakak pasti tau mana yang terbaik untuk kakak, dan insya Allah Rahmet akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kakak dan kakak harus janji selalu memberi kabar kami setelah kakak disana " Ucap Rahmet pada Hana

" maaf met untuk saat ini kakak belum bisa ngasih tau tapi bila tiba waktunya kamu akan tau nantinya.Terima kasih ya udah jadi adik kakak yang baik ya met, jaga Ibu sama Bapak ya Met selama kakak ga disini " kata Hana pada Rahmet

" Pasti kak, mari kita balik kak udah mau waktunya Dzuhur " Ajak Rahmet

 

Hana sebenarnya masih mau berada disawah oleh sebab itu dia meminta adiknya untuk terlebih dahulu pulang

 

" Hm kamu sama Bapak pulang aja Luan dik, kakak masih mau disini dan kakak akan sholat dipondok nantinya " Jawab Hana pada Rahmet

" Oh gitu kak, Yaudah Rahmet tinggal ya kak

Assalamu'alaikum kak " Salam Rahmet meninggalkan Hana

" Waalaikumussalam met " Jawab Hana

Beberapa menit kemudian terdengarlah suara indah adzan berkumandang Hanapun bergegas kepondok untuk melaksanakan Sholat Dzuhur dengan menggunakan mukena yang ada di tasnya

 

"Assalamu'alaikum warahmatullahi " Salam Tasyahud akhir Hana yang menandakan sholatnya telah selesai

 

Dan gerimispun telah menghampiri namun tak berlangsung lama yang membuat terjadinya pembiasaan matahari

Sang keindahan semupun muncul ya apalagi kalau bukan pelangi

Hana yang melihat pelangi itupun bersyukur akan kuasa Allah yang mengizinkannya melihat pemandangan itu ingin rasanya Hana mengabadikan momen pelangi itu tapi apalah daya Hana hanya mempunyai handphone tulalit yang hanya bisa digunakan untuk menghubungi jarak jauh saja tidak dengan merekam atau untuk berpose ria

" ingin sekali aku menjadi pelangi yang semua warnanya terdapat kesejukan bila memandangnya, selalu dinantikan kehadirannya, bahkan datang membawa ketenangan dan pergi tidak dengan meninggalkan jejak yang membuat orang terluka " Batin Hana

" Sawah, sungai, ikan,pelangi kalian semua aku bakalan rindu kalian nantinya " Teriak Hana pada benda mati itu

" aku tidak tau ditempat baruku nanti akankah aku bisa menemukan kalian dengan versi lain disana ?? entahlah aku tidak tau rasanya berat sekali bagiku " Ucap Hana melemah

Seperti orang kehilangan akal, berbicara sendiri, teriak sendiri dan juga tertawa sendiri

Ya itulah yang dilakukan Hana

" Anugrah, Grah tenyata hatiku tidak bisa berbohong kalau aku merindukanmu grah!!

rindu bertengkar denganmu, rindu ledekin kamu Grah " Ucap Hana dengan dirinya sendiri

 

" disana kamu rindu aku ga sih Grah ??

 kamu tau Grah gelang yang kamu kasih sama aku telah melekat ditanganku sejak aku berada dibus sewaktu mau meninggalkan sekolahmu Grah " Ucap Hana lagi dalam kesendiriannya

Namun Hanapun tersadar apa yang dia rasakan sudah terlalu jauh dari haluan, ya entahlah Hana juga tidak tau bagaimana keadaan hatinya pada Anugrah.

" Astaghfirullah Hana, ya Allah ampunilah dosa hambaMu yang telah memikirkan dia yang tidak halal untuk hamba ya Allah " Pinta Hana dalam kesadarannya

Waktupun semakin larut,sudah semakin gelap Hana masih saja menatap langit dikala itu senjapun hadir

" Seperti senja hadirnya seperti kilat, pertemuannya begitu sangat singkat,

namun meninggalkan beribu cerita " Batin Hana

" Ya seperti pertemuan singkatku dengan dirimu Anugrah Pota Mendrofa yang meninggalkan beribu makna dan cerita

senantiasa Allah pertemukan kita kembali diwaktu yang tepat Grah, dan aku akan selalu mendoakanmu agar hidayah selalu berpihak padamu Grah " Ucap Hana

Karena waktu sudah semakin gelap Hanapun memutuskan untuk pulang, ditengah perjalanan dia bertemu Rahmet yang sebenarnya ingin menjemput Hana

 

" Kakak kenapa lama sekali pulangnya, ibu khawatir sama kakak makanya Rahmet mau jemput kakak, eh taunya kita ketemu dijalan

 ayok kak buruan kita pulang " Ajak Rahmet pada Hana

 

" Iya met, kakak hanya ingin berlama-lama saja disana didetik-detik terakhir kakak sebelum pergi ke Malaysia " Jawab Hana dengan jujur

 

" Ya sudah kak, mari kita pulang kakak masih ada jadwal ujian dua hari lagi yok kakak harus banyak belajar dan istirahat secukupnya kak " Ucap Rahmet seperti layaknya orang dewasa

" hehehe iya adikku tersayang " Ucap Hana sambil mengelus kepalanya

Merekapun pulang kerumah bersama dengan sepeda mereka masing-masing

Episodes
1 Part 1 Mimpi
2 Part 2 Sungai
3 Part 3 Kedatangan Tamu
4 Part 4 Pelangi
5 Part 5 Finally Keputusan
6 Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7 Part 7 Semoga bertemu kembali
8 Part 8 Bolpoint Kesayangan
9 Part 9 Keberangkatan Hanani
10 Part 10 Malaysia Hana Coming
11 Part 11 Pemuda yang Dingin
12 Part 12 Bass Ball
13 Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14 Part 14 Cuma Orang Asing
15 Part 15 Seulas Fakta
16 Part 16 Bingkisan Hanani
17 Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18 Part 18 Tak sedingin kala itu
19 Part 19 Salah Paham
20 Part 20 Before you go
21 Part 21 Rain
22 Part 22 Sebuah kebenaran
23 Part 23 Gagal
24 Part 24 Kekacauan
25 Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26 Part 26 Penang
27 Part 27 Cukup sampai disini
28 Part 28 Bumi Perkemahan
29 Part 29 Senja
30 Part 30 Insiden Hana
31 Part 31 Hanani
32 Part 32 Hana Kritis
33 Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Siuman
36 Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37 Part 37 Sahabat Lama
38 Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39 Part 39 Coklat ??
40 Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41 Part 41 Rooftop
42 Part 42 Arga putra terhebatmu
43 Part 43 Terungkap
44 Part 44 Pejabat Pengkhianat
45 Part 45 Kota angker Ghost hill
46 Part 46 Terjebak
47 Part 47 Kelicikan Pejabat
48 Part 48 Kembali ke Island Hospital
49 Part 49 Suster Aishka dimana ?
50 Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51 Part 51 Mengikis sebuah rasa
52 Part 52 Kepulangan Anugrah
53 Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54 Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55 Part 55 Kepasrahan Anugrah
56 Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57 Part 57 Kenangan
58 Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59 Part 59 Si Kulkas dua pintu
60 Part 60 Bandara.
61 Part 61 Pamit
62 Part 62 Saling Meluapkan Luka
63 Part 63 Wanita Tangguh
64 Part 64 Masalah keluarga Hana
65 Part 65 Ibu-ibu gosip
66 Part 66 Rantenir
67 Part 67 Sedikit Tenang
68 Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69 Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70 Part 70 Islam
71 Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72 Part 72 Suara hati.
73 Part 73 Supir Mulia.
74 Part 74 Ketampanan Arga
75 Part 75 Pertanda dari Allah
76 76 Satu kebenaran lagi
77 Part 77 Kekesalan Hana
78 Part 78 Perasaan Rayhan
79 Part 79 Tak ada kepercayaan
80 Part 80 Fitnah pada Arga
81 Part 81 Kekalahan Arga
82 Bab Aiskha
83 Part 82 Hukuman.
84 Part 83 Satu bukti
85 Part 84 Bertemu dengan orang baik
86 Part 85 Mengunjungi Arga.
87 Part 86 Berjuang lebih keras
88 Part 87 Berangkat berjuang
89 Part 88 Rumah Rakses
90 Part 89 Trixie House
91 Part 90 Kebesaran Allah
92 Part 91 Hana tak sadarkan diri
93 Part 92 Pilihan gila !
94 Part 93 Cahaya Islam
95 Part 94 Memilih pilihan pertama
96 Part 94 Memilih pilihan pertama
97 Part 95 Amar keputusan.
98 Part 96 Terungkap semuanya
99 Part 97 Ujung selaksa
100 Part 98 Ungkapan hati
101 Part 99 Arga pohon pisang
102 Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103 Part 101 Bantu lahiran
104 Part 102 Mulut pedas Arga
105 Part 103 Kepulangan Hana
106 Part 104 Harian Hana
107 105 Perasaan Anugrah
108 Part 106 Perpisahan
109 Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110 Part 108 Ekstensi kehidupan
111 Part 109 Kebenaran itu dicari
112 Part 110 Tetap menjadi teman
113 Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114 Part 112 Jawaban
115 Part 113 Pencarian agama
116 Part 114 Cinta sebelah pihak
117 Part 115 Pahitnya Takdir.
118 Part 116 Mesir
119 Part 117 Melarikan diri
120 Part 118 Pertemuan tak terduga
121 Part 119 Sanju Zafirah
122 Part 120 Gadis bernama Hisya.
123 Part 121 Hana berubah
124 Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125 Part 123 Di Trixtal Bar
126 Part 124 Rencana berhasil
127 Part 125 Kabar kehilangan Hana
128 Part 126 Berangkat ke Mesir
129 Part 127 Kabar buruk
130 Part 128 Bertemu dengan Hafga
131 Part 129 Putra Emrin
132 Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133 Part 130 Bertanggung jawab
134 Part 131 Sidang Pertama
135 Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136 Part 133 Bertemu Hisya
137 Part 134 "Perjuangan."
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Part 1 Mimpi
2
Part 2 Sungai
3
Part 3 Kedatangan Tamu
4
Part 4 Pelangi
5
Part 5 Finally Keputusan
6
Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7
Part 7 Semoga bertemu kembali
8
Part 8 Bolpoint Kesayangan
9
Part 9 Keberangkatan Hanani
10
Part 10 Malaysia Hana Coming
11
Part 11 Pemuda yang Dingin
12
Part 12 Bass Ball
13
Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14
Part 14 Cuma Orang Asing
15
Part 15 Seulas Fakta
16
Part 16 Bingkisan Hanani
17
Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18
Part 18 Tak sedingin kala itu
19
Part 19 Salah Paham
20
Part 20 Before you go
21
Part 21 Rain
22
Part 22 Sebuah kebenaran
23
Part 23 Gagal
24
Part 24 Kekacauan
25
Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26
Part 26 Penang
27
Part 27 Cukup sampai disini
28
Part 28 Bumi Perkemahan
29
Part 29 Senja
30
Part 30 Insiden Hana
31
Part 31 Hanani
32
Part 32 Hana Kritis
33
Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Siuman
36
Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37
Part 37 Sahabat Lama
38
Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39
Part 39 Coklat ??
40
Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41
Part 41 Rooftop
42
Part 42 Arga putra terhebatmu
43
Part 43 Terungkap
44
Part 44 Pejabat Pengkhianat
45
Part 45 Kota angker Ghost hill
46
Part 46 Terjebak
47
Part 47 Kelicikan Pejabat
48
Part 48 Kembali ke Island Hospital
49
Part 49 Suster Aishka dimana ?
50
Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51
Part 51 Mengikis sebuah rasa
52
Part 52 Kepulangan Anugrah
53
Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54
Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55
Part 55 Kepasrahan Anugrah
56
Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57
Part 57 Kenangan
58
Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59
Part 59 Si Kulkas dua pintu
60
Part 60 Bandara.
61
Part 61 Pamit
62
Part 62 Saling Meluapkan Luka
63
Part 63 Wanita Tangguh
64
Part 64 Masalah keluarga Hana
65
Part 65 Ibu-ibu gosip
66
Part 66 Rantenir
67
Part 67 Sedikit Tenang
68
Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69
Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70
Part 70 Islam
71
Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72
Part 72 Suara hati.
73
Part 73 Supir Mulia.
74
Part 74 Ketampanan Arga
75
Part 75 Pertanda dari Allah
76
76 Satu kebenaran lagi
77
Part 77 Kekesalan Hana
78
Part 78 Perasaan Rayhan
79
Part 79 Tak ada kepercayaan
80
Part 80 Fitnah pada Arga
81
Part 81 Kekalahan Arga
82
Bab Aiskha
83
Part 82 Hukuman.
84
Part 83 Satu bukti
85
Part 84 Bertemu dengan orang baik
86
Part 85 Mengunjungi Arga.
87
Part 86 Berjuang lebih keras
88
Part 87 Berangkat berjuang
89
Part 88 Rumah Rakses
90
Part 89 Trixie House
91
Part 90 Kebesaran Allah
92
Part 91 Hana tak sadarkan diri
93
Part 92 Pilihan gila !
94
Part 93 Cahaya Islam
95
Part 94 Memilih pilihan pertama
96
Part 94 Memilih pilihan pertama
97
Part 95 Amar keputusan.
98
Part 96 Terungkap semuanya
99
Part 97 Ujung selaksa
100
Part 98 Ungkapan hati
101
Part 99 Arga pohon pisang
102
Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103
Part 101 Bantu lahiran
104
Part 102 Mulut pedas Arga
105
Part 103 Kepulangan Hana
106
Part 104 Harian Hana
107
105 Perasaan Anugrah
108
Part 106 Perpisahan
109
Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110
Part 108 Ekstensi kehidupan
111
Part 109 Kebenaran itu dicari
112
Part 110 Tetap menjadi teman
113
Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114
Part 112 Jawaban
115
Part 113 Pencarian agama
116
Part 114 Cinta sebelah pihak
117
Part 115 Pahitnya Takdir.
118
Part 116 Mesir
119
Part 117 Melarikan diri
120
Part 118 Pertemuan tak terduga
121
Part 119 Sanju Zafirah
122
Part 120 Gadis bernama Hisya.
123
Part 121 Hana berubah
124
Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125
Part 123 Di Trixtal Bar
126
Part 124 Rencana berhasil
127
Part 125 Kabar kehilangan Hana
128
Part 126 Berangkat ke Mesir
129
Part 127 Kabar buruk
130
Part 128 Bertemu dengan Hafga
131
Part 129 Putra Emrin
132
Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133
Part 130 Bertanggung jawab
134
Part 131 Sidang Pertama
135
Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136
Part 133 Bertemu Hisya
137
Part 134 "Perjuangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!