Part 9 Keberangkatan Hanani

" Rasa yang tak ada henti.

Senantiasa segera pergi. "

..." Pelangi Hanani 🌹 "...

****

Satu hari telah berlalu dan hari ini adalah hari terakhir jadwal UN kelas sembilan.

Ya semakin dekat harinya Hana untuk pergi ke Malaysia. Siap tidak siap Hana harus siapkan diri dengan sepenuh hati untuk berangkat.

Di Sekolah Hanani

Bel telah berbunyi menandakan waktu Ujian telah berakhir.

Teeeetttt teeeetttt " Bunyi bel terakhir.

" Baik Anak-anak waktu Ujian telah berakhir, Silahkan kumpul kedepan sesuai urutan kalian masing-masing ya anak-anak. " Ucap pengawas UN.

Satu persatu lembar jawaban telah terkumpul kan dengan baik dan siswa-siswipun diperkenankan untuk pulang.

 

" Han, kapan kamu berangkatnya ? " Tanya Sanju pada Hana.

" Insya Allah besok malam San, ada apa ya San ? " Tanya Hana kembali.

" oh besok ya Han, gercep banget Han

berarti kamu ga bakal itu acara perpisahan dong Han, ya ga seru deh. " Jawab Sanju dengan wajah melasnya.

 

" Hehe maaf ya San, iya ni soalnya banyak yang harus aku selesaikan disana makanya harus berangkat cepat. " Ucap Hana pada Sanju.

" Hm iya deh Han safe flight ya Han, by the way Han kamu jadi nitip Bolpointnya ke aku biar aku kasihin ke Anugrah kalau emang aku bakalan ketemu dia disana." Ujar Sanju pada Hana.

" Insya Allah jadi San, besokkan kita masih ada jadwal disekolah ya walau hanya sekedar beres-beres kelas hehe, besok aku titipin ke kamu ya San." Jawab Hana dengan senyuman.

" oke bos, Yok balek Han udah mau tengah hari ni " Ajak Sanju pada Hana.

" Ayok San, Assalamu'alaikum San hati-hati dijalan ya." Ucap Hana pada Sanju.

" Waalaikumussalam, kamu juga Han plus besok hari terakhir kamu disini kamu harus luangkan satu harian sama aku ya Han aku ga mau tau pokoknya. " Kata Sanju dengan memeluk sahabatnya.

Hanapun yang mendengar perkataan Sanju seketika air matanya terjatuh.

 

" Iya San, kita besok bakalan main terus San, kita main ke sawah aku ya San. " Jawab Hana tengah membalas pelukan sahabatnya Sanju.

" Iya Han, aku ga tau Han rasanya aku mau waktu jangan cepat berlalu aku ga mau pisah sama kamu Han. " Ucap Sanju yang ikut menjatuhkan air matanya.

" Sanju, kita bakalan ketemu lagi kok insya Allah kita tetap berdoa sama Allah agar senantiasa kita pertemukan lagi dilain waktu plus Kitakan masih bisa komunikasian Sanju kamu tetap tenang ya. " Kata Hana sambil dengan senyuman.

" hm, insya Allah aku akan selalu berdoa Han, kita harus sering komunikasi ya Han, nomor kamu jangan diganti-ganti ya Han." Pinta Sanju pada Hana.

" Iya Sanju insya Allah nomor aku akan tetap itu kok , kamu juga dong. " Jawab Hana dengan lembut.

" Iya Han, baiklah mari kita pulang sampai jumpa besok Hana." Ujar Sanju dan mengendarai sepeda motornya.

" Hati-hati Sanju " Ungkap Hana melambaikan tangannya.

" Seberapa luas jarak yang memisahkan

seseorang,Kalau hubungan itu disandarkan

pada Allah, takkan merubah ikatan

diantara mereka. "

Waktu berlalu begitu cepat langit mulai menggelap sang purnamapun memperlihatkan keindahannya.

Dibawah pohon yang rindang ada seorang gadis yang tengah menatap teduh ke arah langit, gadis yang masih dengan kekacauan hatinya.

" Langit, kau tau tidak bagaimana rasanya jauh dari orang-orang yang kita sayangi ?

 

Bulan kau tau tidak bagaimana rasanya kita akan meninggalkan orang-orang yang berharga untuk kita ? Dan kau bintang tau tidak caranya agar bisa merasa nyaman ditempat kita yang baru ? " Tanya Hana dengan polos pada benda-benda angkasa itu.

 

" Entahlah aku serasa tidak sanggup melakukan ini semua." Ucap Hana dan tetes air mata lolos dari mata Hana.

Ibu Hana yang melihat putrinya diluar dari kejauhanpun menghampirinya.

 

" Hana kenapa masih diluar nak? " Tanya ibu Hana.

Hanapun segera menghapus air matanya.

 

" Eh Ibu,ini Hana lagi lihat bulan, sama bintang Buk soalnya Hana belum ngantuk daripada Hana di kamar mendingan Hana disini lihat pemandangan ini Buk hehe. " Jawab Hana dengan sedikit tawa agar ibunya tidak curiga dia sedang menangis.

 

Namun tak dapat dibohongi, seorang Ibu itu memiliki Naluri yang kuat sekali.

" Hana kenapa nangis nak? apa Karena masalah Keberangkatan ke Malaysia nak ? " tanya Ibu Hana.

" Hm ga buk, Hana ga nangis kok cuma terharu aja anak ibu sebentar lagi bakal mandiri hehe. " Ucap Hana pada Ibunya.

" Hm, sudahkah nak kalau kamu sudah memutuskan suatu keputusan itu karena Allah, Insya Allah semuanya akan Allah permudahkan dan juga akan Allah berikan yang terbaik, keikhlasan menggapai ridho Allah itu point yang paling penting." Ungkap Ibu Hana sambil mengelus lembut kepala putrinya.

" Insya Allah Buk, Hana akan selalu ikhlas untuk menjalaninya. Doain selalu ya buk agar Hana tetap dalam keridhoan Allah buk. "Kata Hana pada ibunya.

" Insya Allah nak, ibu selalu doain kamu agar selalu dalam keridhoan Allah dan lindunganNya. " Jawab ibu Hana.

" Terima kasih Ibu. " Ucap Hana.

" iya, sekarang kita masuk yok ini sudah larut Hana ga baik jika kamu terus berada diluar jam segini." Ajak Ibu Hana.

Hanapun mengangguk dan berjalan masuk kerumahnya.

Hana tidak berwudhu lagi dikarenakan wudhunya yang tadi masih ada.

Hana memasuki kamarnya dan meraih Bolpoint kesayangannya dan sebuah buku yang berjudul Cahaya Islam. Ya Hana membungkus kedua benda itu layaknya Hadiah untuk seseorang siapa lagi kalau bukan untuk Anugrah.

Dan tak lupa Hana juga menuliskan sebuah surat yang akan diikut sertakan juga didalamnya.

" Hallo Anugrah, pemuda yang aku temui tidak sampai penuh satu hari, apa kabar Grah? aku harap kamu tetap dalam keadaan sehat wal Afiat ya, kamu ingat ga waktu kamu mengatakan kalau wajahmu itu sangat tampan dengan begitu angkuh hehe, dan aku juga tak mau kalah denganmu langsung saja aku meledekmu dengan julukan China buta hahaha, moment ketika aku menampar wajah tampanmu tanpa sengaja,karena jujur aku selalu menjaga diri untuk tidak bersentuhan dengan yang bukan mahromku namun kau seenak jidat menyentuhku ya spontan hal itulah yang kulakukan, apalagi waktu kau meminta menjadi temanku plus sewaktu kau memberikan gelang berhargamu untukku haha,aku rindu Grah semua kejadian dipertemuan kita yang singkat itu. Dan maaf Grah aku masih saja belum bisa menjadikanmu sebagai temanku, tapi insya Allah disuatu saat masa itu akan tiba dan aku berharap selalu agar Allah memberikan hidayahnya untuk berpihak padamu, Grah aku kasih bolpoint kesayangan aku dan buku ini dikamu ya, sebagai tanda bahwa kita pernah bertemu walau dengan cara yang unik hehe dijaga ya Grah plus aku juga mau kamu baca ya buku ini insya Allah bermanfaat

untuk kamu.Senantiasa kita bertemu lagi dilain waktu dan kesempatan Anugrah Pota Mendrofa 🙂.

By Hanani Syaufa. " Isi surat Hanani."

 

" Alhamdulillah selesai juga, besok tinggal nitipin ke Sanju deh." Ucap Hana.

 

Setelah selesai dengan aktivitasnya Hanapun merebahkan tubuhnya dikasur sederhananya.

Lelah dengan pertengkaran antara Hati dan pikirannya membuat Hana tertidur begitu lelap. Disatu sisi dia tak sanggup bila meninggalkan orang-orang tersayangnya disisi lain dia juga memiliki tekad untuk menuntaskan masalah di Istana tempat Pamannya berada.

Tepat pukul setengah dua fajar Hanapun terbangun untuk melaksanakan Aktivitas Tahajjudnya dan muraja'ahnya dalam Tahajjudnya kali ini. Hana benar-benar mencurahkan seluruh isi hatinya pada Allah termasuk meminta Allah akan memberikan hidayahNya pada Anugrah.

Tak apakan bila kita meminta kebaikan untuk orang lain yang berarti buat kita ??

Setelah selesai berdoa Hanapun mulai memuraja'ah hafalannya sampai tibalah waktunya Shubuh. Semua anggota Hanapun terbangun.

" AllahuAkbar AllahuAkbar." Suara Adzan berkumandang.

Bapak dan Adiknya Hana berangkat ke Masjid untuk berjamaah disana sementara Hana dan Ibunya cukup dirumah saja.

Mentari kali tampak begitu semangat hingga memancarkan kilau cahaya keindahannya.

Bunga-bunga yang layu mulai kembali segar dan memancarkan kecantikannya.

Rahmet adiknya Hana sudah berangkat sekolah sejak pagi tadi tidak bersama Hana, dikarenakan Hana akan berangkat sekitar jam delapan hanya untuk beres-beres dikelasnya bukan untuk belajar lagi.

Tepat pukul setengah delapan Hanapun berangkat menggunakan sepeda alakadarnya.

Hana mendayung sepedanya dengan kecepatan sedang saja.

Setelah beberapa menit akhirnya sampailah Hana disekolah ya diapun bertemu dengan sahabatnya Sanju.

 

" Assalamu'alaikum Hanani Syaufa Mendrofa. " Ucap Sanju yang menggoda Hana.

 

Hanapun memanyunkan mulutnya

" Waalaikumussalam, Sanju sejak kapan namaku bertambah ? " Tanya Hana dengan nada sedikit kesal.

" Hahaha, sejak kita Study Banding ke Mata Uli Hana." Jawab Sanju tanpa merasa bersalah.

Hanapun langsung saja mencubit lengan Sanju.

" Hm, ini rasain ni Sanju. " Ucap Hana ditengah aksinya.

Sanjupun mendapat cubitan dari Hana langsung berhenti menggoda Hana.

" Aduh, Hana sakit tau. " Kata Sanju sambil mengelus tangannya bekas cubitan Hana.

" Makanya berhenti bercanda yang tidak berfaedah seperti itu Sanju." Ujar Hana pada Sanju.

" Baiklah aku menyerah, ayo buruan sekarang kita beresin kelas supaya kita pulang cepat dengan begitu kita bisa menghabiskan waktu bersama Hana." Ucap Sanju dengan gembira.

" iya San, ayok Sanju. " Ajak Hana dan menarik lengan Sanju untuk memasuki kelas mereka.

Tak membutuhkan waktu yang lama merekapun telah selesai membersihkan dan membereskan kelas mereka dan akhirnya merekapun pulang.

Hana pulang bersama Sanju, dikarenakan Sanju ingin bermain dengan Hana untuk dihari akhir Hana disini.

Dua Sahabat yang dekatnya sudah selayaknya saudara itu.

Bagaimana jadinya jika mereka berpisah jauh dalam waktu yang cukup lama.

Mereka menuju ke arah sawah keluarga Hana, dan ternyata hari ini Bapaknya Hana panen.

Merekapun ikut membantu.

" Wah Hana sawahmu ternyata lagi panen ya hari ini." Ujar Sanju yang melihat Bapak Hana tengah memanen padi yang sudah berisi.

" Alhamdulillah San, kamu mau ikut menen padinya ga San ? " Tanya Hana pada Sanju.

" Wah sepertinya menyenangkan, Ayok Hana buruan kita kesana." Jawab Sanju dengan kegirangan.

 

Merekapun membantu Bapak Hana bersama Rahmet juga disana, Hana mengajari cara bagaimana memanen padi dan memberi tau padi mana yang sudah cocok untuk diambil kepada Sanju.

 

Tidak lama kemudian Ibu Hanapun datang membawa bekal.

" Assalamu'alaikum Pak." Salam Ibu Hana

" Waalaikumussalam. " jawab Bapak Hana beserta Mereka bertiga

 

Ibu Hana yang melihat Hana dan Sanjupun terkejut kenapa bisa Mereka ada disini

" Loh Hana dan nak Sanju kenapa kalian bisa ada disini bukannya ke sekolah tadinya nak ? " tanya Ibu Hana.

Hana dan Rantipun bergegas menyalim tangan ibunya Hana.

" Udah kok buk tadi kita ke Sekolah cuma buat beresin kelas saja selesai itu pulang deh

iyakan San." Jawab Hana.

" Iya Tante, Sanju ikut Hana karena Sanju ingin menghabiskan waktu bersama Hana, sebentar lagikan Hana bakalan berangkat ke Malaysia Tan, mungkin selagi ada waktu Sanju gunain deh Tan. " Ujar Sanju dengan senyuman.

Ibu Hana yang mendengar perkataan Sanju mengerti bahwa Sanju merasa sedih atas kepergian Hana sebagai layaknya sahabat.

 

" Hm, iya ibu paham kok sekarang ayok kita makan dulu setelah itu kita bersih-bersih untuk menunaikan Shalat Dzuhur disini ya." Ucap Ibu Hana dengan lembut.

 

" Iya Buk, Sanju ayok kita makan masakan ibu aku enakloh hehe." Ajak Hana pada Sanju.

" Wah benarkah, kalau begitu tunggu apalagi Hana. " Jawab Sanju segera menghampiri pondok.

Merekapun makan bersama dengan makanan sederhana namun begitu lezat dan nikmat jika dirasakan dengan penuh keikhlasan , momen ini terkesan begitu berharga dikarenakan keharmonisan yang melekat pada keluarga Hana.

Sanju yang melihat keluarga Hana begitu hangat pun ikut merasakan kedamaian didalamnya.

" Masya Allah bahkan aku tak pernah merasa Sedamai ini bila berada bersama

keluargaku. " batin Sanju.

Setelah selesai makan dan Sholat Dzuhur berjamaah dipondok Hana,Sanju, dan Rahmetpun menghampiri Sungai.

Ya melakukan apalagi kalau bukan untuk mendurung dan juga bermain air sungai.

Seketika Pelangipun muncul diatas mereka

dengan langit yang masih sama cerahnya seperti tadi.

" Wah Hana ada pelangi lihat disana." Ucap Sanju menunjuk ke arah pelangi yang dia maksud.

" Masya Allah iya Sanju, indah sekali ya. " Ungkap Hana dengan senyuman tulusnya.

" Mari Han kita Poto berdua yok." ajak Sanju pada Hana.

Hanapun tidak menolak permintaan Sanju.

" Rahmet tolong potoin kami berdua dik." Pinta Hana pada adiknya.

 

Rahmetpun melaksanakan perintah kakaknya untuk mengambil Poto mereka berdua.

Cekrek..... Cekrekkk " Suara kamera yang sudah tersimpan beberapa Poto Hana dan Sanju.

" Terima kasih ya Rahmet. " Ucap Sanju pada Rahmet.

" Sama-sama Kak Sanju. " jawab Rahmet.

" ohiya kamu tidak mau Poto dik biar kakak ambilin. " Tanya Sanju pada Rahmet.

 

" hehe boleh kak. " Jawab Rahmet.

 

Sanjupun mengambil Poto Rahmet dan memperlihatkan semua hasil Poto hari ini

Alhamdulillah semua hasilnya sesuai harapan.

 

" Han, lihat deh dipoto itu mata kamu itu seperti berkilau gitu seperti memancarkan pelangi. " Ucap Sanju sambil memperlihatkan Poto tersebut pada Hana.

 

Hanapun memperhatikan Poto yang dimaksud Sanju dan benar saja mata Hana seperti mendapat pantulan dari pelangi.

 

" Hehe sudah ah, San kamu mah buat aku terbang saja. " Kata Hana dengan tawanya.

 

Tak terasa waktu sudah semakin larut merekapun bergegas pulang dari sawah menuju rumah mereka.

Hana meraih tasnya untuk mengambil bingkisan yang dia siapkan untuk Anugrah

dia titip ke Sanju agar Sanju memberikannya pada Anugrah.

 

" Sanju aku nitip ini ya ke Kamu tolong kasihin ke Anugrah ya Sanju. " Ucap Hana pada Sanju.

 

Sanjupun meraih bingkisan Hana itu dan tak lupa juga Hana memberi sebuah gelang persahabatan pada Sanju. Sebagai tanda persahabatan mereka untuk kesekian kalinya.

" Dan ini untuk kamu, aku membelinya dua Sanju, satu untuk kamu dan satu untuk aku sebagai gelang persahabatan kita Sanju hehe. " Ujar Hana dan memeluk Sanju sahabatnya.

" Hana aku janji bakal jaga baik-baik gelang ini, aku bakal rawat dia Hana.Aku harap sampai kapanpun kita adalah sahabat Hana jangan lupain aku ya kalau kamu udah di Malay dan kamu juga harus selalu jaga diri disana, aku ga mau kamu sampai kenapa-kenapa Hana, aku sayang banget sama kamu Hana dan ini insya Allah bakal aku kasihin ke Anugrah Han. " Sanjupun mengeluarkan semua isi hatinya.

Hana yang mendengar perkataan Sanju dengan suara pecahnyapun semakin mengeratkan pelukannya.

 

" Insya Allah Sanju aku akan jaga baik-baik diri aku disana. Dan kamu tau kamu adalah sahabat terbaik aku sampai kapanpun,aku ga bakal bisa lupain kamu Sanju.Dan aku selalu berdoa agar kita dipertemukan diwaktu yang tepat. Kamu juga ya senantiasa lulus di Mata Uli plus kamu harus jaga baik diri kamu disana ya. " Ucap Hana membalas perkataan sahabatnya.

 

Tak lama kemudian merekapun melepaskan pelukannya dan saling berpamitan.

 

" Aku pamit ya Sanju Assalamu'alaikum Sanju sahabatku. " Ucap Hana pada Sanju.

" Waalaikumussalam iya Han aku juga pamit pulang ya Fii amanillah Hana. " Jawab Sanju dan mengendarai sepeda motornya.

 

Bapak, Ibu dan Adiknya Hana yang melihat moment haru itupun ikut terbawa suasana dan ikut meneteskan air mata.

Usai sudah pertemuan terakhir Hana dan sahabatnya kini tibalah pertemukan terakhir Hana dengan Keluarganya.

Malam sudah semakin mendekat yang membuat Hana sudah harus bergegas berangkat menuju stasiun bersama pamannya yang sudah sampai dari sore tadi.

Tak terpungkiri sekuat apapun seorang ayah ketika putri satu-satunya pergi jauh dari dirinya air mata bening itu akan tetap lolos juga dari matanya.

Begitu juga dengan sang Ibu yang melahirkan putrinya yang membelainya dengan penuh kasih yang selalu berada dekat dengannya kini harus melepasnya jauh dalam waktu yang tidak sebentar.

Selesai melaksanakan Sholat Isya Hana dan keluarganyapun makan bersama terlebih dahulu sebelum berangkat.

Setelah selesai makan bersama Hana dan Pamannyapun berangkat menuju ke Stasiun.

" Nak kamu putri satu-satunya Bapak, sangat sulit rasanya Bapak melepasmu jauh nak itupun untuk waktu yang begitu lama, Nak maafkan Bapak ya bila sampai sekarang belum bisa membahagiakanmu Nak, Bapak akan selalu berdoa agar Allah selalu menjadikanmu putri Bapak yang Sholeha dan menjadi muslimah yang menginspirasi khayalak ramai Nak, dengarkan semua nasehat Pamanmu disana ya. Jaga dirimu baik-baik Nak, tetap tebarkan kebaikan dimanapun dan kapanpun ya Nak " Ucap Bapak Hana dengan air matanya dan memeluk erat putri satu-satunya.

Hanapun tak dapat menahan tangisannya lagi.

" Insya Allah Pak Hana akan tetap jadi putri Bapak yang Sholeha, yang menjadi inspirasi bagi banyak orang, disana Hana akan mematuhi semua nasehat baik Paman, Bapak Jangan Khawatir Hanakan pernah bapak ajari ilmu bela diri itu cukup untuk bekal Hana menjaga diri disana Pak. Hana kan tetap menebarkan kebaikan itu Pak, Bapak sehat-sehat ya disini jangan terlalu capek ya Pak. Hana sayang banget sama Bapak. " Ujar Hana mengeluarkan isi hatinya dengan isakannya.

Ibu Hanapun tak dapat menahan diri lagi dan ikut memeluk putrinya.

" Hanani Syaufa, putri ibu tersayang kamu harus tetap menjaga Hafalanmu disana ya Nak, kamu harus tetap menjadi muslimah yang sesuai ajaran Islam ya Nak, jaga diri kamu baik-baik disana, selalu beri kabar untuk orang Bapak sama Ibu disini ya Nak,

sampai kapanpun Hana tetap jadi putri kecil Ibu Nak." Kata Ibu Hana dengan tangisannya.

Rahmet yang melihat moment itupun ikut memeluk Kakaknya sambil menangis.

" Kak Rahmet akan berusaha buktikan ketika kakak balik ke Rumah Hafalan Rahmet sudah bertambah banyak bahkan sudah melebihi kakak nantinya hehe." Ungkap Rahmet dengan senyum air matanya.

" Hehe Baiklah kakak akan tagih itu diwaktunya nanti." Jawab Hana dan mengusap kepala adiknya.

Setelah selesai mengeluarkan semua isi hati mereka, Hanapun berpamitan pada Keluarganya.

" Baiklah Pak, Buk, Rahmet ini saatnya Hana berangkat ya Assalamu'alaikum." Salam terakhir Hana pada ketiganya sambil menyalim tangan mereka.

Vikri paman Hanapun berpamitan pada Kakak, Abang ipar dan keponakannya.

" Bang, kak Vikri izin bawa Hana dulu ya, insya Allah Vikri akan jaga Hana seperti Layaknya Vikri ngejaga Ranti." Ucap Vikri pada Mereka

" Baiklah Vikri, kami izin dengan penuh ikhlas kamu membawa Hana dan kami titip dia sepenuhnya padamu Vikri, tolong jangan kecewakan kami Vikri." Ujar Bapak Hana.

" Dia putri kami satu-satunya Vikri, dia juga merupakan anakmu Vikri. Kakak percayakan dia padamu. " Sambung Ibu Hana.

" Insya Allah Bang, Kak Vikri berusaha sebisa mungkin tidak mengcewakan Kalian, Kami pamit ya Assalamu'alaikum." Salam Vikri pamannya Hana.

" Paman Pamit ya Rahmet." Sambung Vikri dan memberikan sebuah Amplop kepada Rahmet.

" Waalaikumussalam." Jawab mereka serentak.

Ya akhirnya Hanapun telah meninggalkan keluarga tercintanya.

Tidak memakan waktu yang lama Merekapun sampai di stasiun, segara memasuki KA dan menduduki kursi sesuai nomor mereka.

Ya selama diperjalanan tak terpungkiri Hana terus menerus mengeluarkan air matanya, masih dengan rasa kesedihannya akan kepergian dirinya meninggalkan Bapak, Ibu, Adik, dan juga Sahabatnya.

Entahlah, tak tau apa yang akan Hanani alami ditempat barunya nanti akankah dia merasa bahagia disana atau tidak sama sekali.

###

hehe maaf ya kalau masih banyak terdapat typonya maklumin aja ya

@andinidalimunthe__

Terpopuler

Comments

𝐣𝐞𝐥𝐥𝐲𝐧 ✧゜

𝐣𝐞𝐥𝐥𝐲𝐧 ✧゜

sad ending bngt si part ini(

2021-05-01

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Mimpi
2 Part 2 Sungai
3 Part 3 Kedatangan Tamu
4 Part 4 Pelangi
5 Part 5 Finally Keputusan
6 Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7 Part 7 Semoga bertemu kembali
8 Part 8 Bolpoint Kesayangan
9 Part 9 Keberangkatan Hanani
10 Part 10 Malaysia Hana Coming
11 Part 11 Pemuda yang Dingin
12 Part 12 Bass Ball
13 Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14 Part 14 Cuma Orang Asing
15 Part 15 Seulas Fakta
16 Part 16 Bingkisan Hanani
17 Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18 Part 18 Tak sedingin kala itu
19 Part 19 Salah Paham
20 Part 20 Before you go
21 Part 21 Rain
22 Part 22 Sebuah kebenaran
23 Part 23 Gagal
24 Part 24 Kekacauan
25 Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26 Part 26 Penang
27 Part 27 Cukup sampai disini
28 Part 28 Bumi Perkemahan
29 Part 29 Senja
30 Part 30 Insiden Hana
31 Part 31 Hanani
32 Part 32 Hana Kritis
33 Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Siuman
36 Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37 Part 37 Sahabat Lama
38 Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39 Part 39 Coklat ??
40 Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41 Part 41 Rooftop
42 Part 42 Arga putra terhebatmu
43 Part 43 Terungkap
44 Part 44 Pejabat Pengkhianat
45 Part 45 Kota angker Ghost hill
46 Part 46 Terjebak
47 Part 47 Kelicikan Pejabat
48 Part 48 Kembali ke Island Hospital
49 Part 49 Suster Aishka dimana ?
50 Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51 Part 51 Mengikis sebuah rasa
52 Part 52 Kepulangan Anugrah
53 Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54 Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55 Part 55 Kepasrahan Anugrah
56 Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57 Part 57 Kenangan
58 Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59 Part 59 Si Kulkas dua pintu
60 Part 60 Bandara.
61 Part 61 Pamit
62 Part 62 Saling Meluapkan Luka
63 Part 63 Wanita Tangguh
64 Part 64 Masalah keluarga Hana
65 Part 65 Ibu-ibu gosip
66 Part 66 Rantenir
67 Part 67 Sedikit Tenang
68 Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69 Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70 Part 70 Islam
71 Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72 Part 72 Suara hati.
73 Part 73 Supir Mulia.
74 Part 74 Ketampanan Arga
75 Part 75 Pertanda dari Allah
76 76 Satu kebenaran lagi
77 Part 77 Kekesalan Hana
78 Part 78 Perasaan Rayhan
79 Part 79 Tak ada kepercayaan
80 Part 80 Fitnah pada Arga
81 Part 81 Kekalahan Arga
82 Bab Aiskha
83 Part 82 Hukuman.
84 Part 83 Satu bukti
85 Part 84 Bertemu dengan orang baik
86 Part 85 Mengunjungi Arga.
87 Part 86 Berjuang lebih keras
88 Part 87 Berangkat berjuang
89 Part 88 Rumah Rakses
90 Part 89 Trixie House
91 Part 90 Kebesaran Allah
92 Part 91 Hana tak sadarkan diri
93 Part 92 Pilihan gila !
94 Part 93 Cahaya Islam
95 Part 94 Memilih pilihan pertama
96 Part 94 Memilih pilihan pertama
97 Part 95 Amar keputusan.
98 Part 96 Terungkap semuanya
99 Part 97 Ujung selaksa
100 Part 98 Ungkapan hati
101 Part 99 Arga pohon pisang
102 Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103 Part 101 Bantu lahiran
104 Part 102 Mulut pedas Arga
105 Part 103 Kepulangan Hana
106 Part 104 Harian Hana
107 105 Perasaan Anugrah
108 Part 106 Perpisahan
109 Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110 Part 108 Ekstensi kehidupan
111 Part 109 Kebenaran itu dicari
112 Part 110 Tetap menjadi teman
113 Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114 Part 112 Jawaban
115 Part 113 Pencarian agama
116 Part 114 Cinta sebelah pihak
117 Part 115 Pahitnya Takdir.
118 Part 116 Mesir
119 Part 117 Melarikan diri
120 Part 118 Pertemuan tak terduga
121 Part 119 Sanju Zafirah
122 Part 120 Gadis bernama Hisya.
123 Part 121 Hana berubah
124 Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125 Part 123 Di Trixtal Bar
126 Part 124 Rencana berhasil
127 Part 125 Kabar kehilangan Hana
128 Part 126 Berangkat ke Mesir
129 Part 127 Kabar buruk
130 Part 128 Bertemu dengan Hafga
131 Part 129 Putra Emrin
132 Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133 Part 130 Bertanggung jawab
134 Part 131 Sidang Pertama
135 Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136 Part 133 Bertemu Hisya
137 Part 134 "Perjuangan."
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Part 1 Mimpi
2
Part 2 Sungai
3
Part 3 Kedatangan Tamu
4
Part 4 Pelangi
5
Part 5 Finally Keputusan
6
Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7
Part 7 Semoga bertemu kembali
8
Part 8 Bolpoint Kesayangan
9
Part 9 Keberangkatan Hanani
10
Part 10 Malaysia Hana Coming
11
Part 11 Pemuda yang Dingin
12
Part 12 Bass Ball
13
Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14
Part 14 Cuma Orang Asing
15
Part 15 Seulas Fakta
16
Part 16 Bingkisan Hanani
17
Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18
Part 18 Tak sedingin kala itu
19
Part 19 Salah Paham
20
Part 20 Before you go
21
Part 21 Rain
22
Part 22 Sebuah kebenaran
23
Part 23 Gagal
24
Part 24 Kekacauan
25
Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26
Part 26 Penang
27
Part 27 Cukup sampai disini
28
Part 28 Bumi Perkemahan
29
Part 29 Senja
30
Part 30 Insiden Hana
31
Part 31 Hanani
32
Part 32 Hana Kritis
33
Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Siuman
36
Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37
Part 37 Sahabat Lama
38
Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39
Part 39 Coklat ??
40
Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41
Part 41 Rooftop
42
Part 42 Arga putra terhebatmu
43
Part 43 Terungkap
44
Part 44 Pejabat Pengkhianat
45
Part 45 Kota angker Ghost hill
46
Part 46 Terjebak
47
Part 47 Kelicikan Pejabat
48
Part 48 Kembali ke Island Hospital
49
Part 49 Suster Aishka dimana ?
50
Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51
Part 51 Mengikis sebuah rasa
52
Part 52 Kepulangan Anugrah
53
Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54
Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55
Part 55 Kepasrahan Anugrah
56
Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57
Part 57 Kenangan
58
Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59
Part 59 Si Kulkas dua pintu
60
Part 60 Bandara.
61
Part 61 Pamit
62
Part 62 Saling Meluapkan Luka
63
Part 63 Wanita Tangguh
64
Part 64 Masalah keluarga Hana
65
Part 65 Ibu-ibu gosip
66
Part 66 Rantenir
67
Part 67 Sedikit Tenang
68
Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69
Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70
Part 70 Islam
71
Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72
Part 72 Suara hati.
73
Part 73 Supir Mulia.
74
Part 74 Ketampanan Arga
75
Part 75 Pertanda dari Allah
76
76 Satu kebenaran lagi
77
Part 77 Kekesalan Hana
78
Part 78 Perasaan Rayhan
79
Part 79 Tak ada kepercayaan
80
Part 80 Fitnah pada Arga
81
Part 81 Kekalahan Arga
82
Bab Aiskha
83
Part 82 Hukuman.
84
Part 83 Satu bukti
85
Part 84 Bertemu dengan orang baik
86
Part 85 Mengunjungi Arga.
87
Part 86 Berjuang lebih keras
88
Part 87 Berangkat berjuang
89
Part 88 Rumah Rakses
90
Part 89 Trixie House
91
Part 90 Kebesaran Allah
92
Part 91 Hana tak sadarkan diri
93
Part 92 Pilihan gila !
94
Part 93 Cahaya Islam
95
Part 94 Memilih pilihan pertama
96
Part 94 Memilih pilihan pertama
97
Part 95 Amar keputusan.
98
Part 96 Terungkap semuanya
99
Part 97 Ujung selaksa
100
Part 98 Ungkapan hati
101
Part 99 Arga pohon pisang
102
Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103
Part 101 Bantu lahiran
104
Part 102 Mulut pedas Arga
105
Part 103 Kepulangan Hana
106
Part 104 Harian Hana
107
105 Perasaan Anugrah
108
Part 106 Perpisahan
109
Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110
Part 108 Ekstensi kehidupan
111
Part 109 Kebenaran itu dicari
112
Part 110 Tetap menjadi teman
113
Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114
Part 112 Jawaban
115
Part 113 Pencarian agama
116
Part 114 Cinta sebelah pihak
117
Part 115 Pahitnya Takdir.
118
Part 116 Mesir
119
Part 117 Melarikan diri
120
Part 118 Pertemuan tak terduga
121
Part 119 Sanju Zafirah
122
Part 120 Gadis bernama Hisya.
123
Part 121 Hana berubah
124
Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125
Part 123 Di Trixtal Bar
126
Part 124 Rencana berhasil
127
Part 125 Kabar kehilangan Hana
128
Part 126 Berangkat ke Mesir
129
Part 127 Kabar buruk
130
Part 128 Bertemu dengan Hafga
131
Part 129 Putra Emrin
132
Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133
Part 130 Bertanggung jawab
134
Part 131 Sidang Pertama
135
Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136
Part 133 Bertemu Hisya
137
Part 134 "Perjuangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!