Part 4 Pelangi

" Pelangi itu sangat menenangkan hati.

Datang membawa sejuta keindahan dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Agar tak ada luka yang membekas.

Berbeda dengan dia yang datang

dengan indah. Namun, pergi dengan

meninggalkan sejuta Luka hati.

..." Pelangi Hanani 🌹 "...

Setelah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, merekapun melanjutkan makan bersama di dapur tanpa adanya meja ataupun kursi makan.

Namun, meski seperti keadaannya.

Mereka makan tetap dalam keadaan hikmat.

Bukannya lauknya yang menjadi kenikmatannya. Melainkan, kebersamaannya.

 

Seusai selesai makan Hana dan Rantipun mengantarkan bekal untuk bapak dan adiknya Hana.

Mereka mengendarai sepeda menuju ke Sawah, karena hanya itu kendaraan yang ada dirumah Hana.

Dengan dayungan yang laju Hana membuat Ranti begitu gembira berada di bangku boncengan, mungkin karena Ranti sudah lama tidak merasakannya.

Beberapa menit kemudian, merekapun sampai di Sawah keluarganya Hana.

Ranti sangat takjub melihat sawah yang begitu subur, luas dan bahkan dilengkapi sungai dengan air pancur mini.

 

" Masya Allah indahnya tempat ini, seronok sangat. " ucap Ranti kegirangan.

 

" Ini sawah bapak aku Ran, inilah yang menghidupi kami Ran. " Hana memberitau pada Ranti.

" Cantik banget sawahnya kalian Han, eh Han lihat disana ada pelangi Han." kata Ranti menunjuk kearah pelangi itu.

" Masya Allah iya Ran, cantik ya." ucap Hana yang melihat pelangi dengan warna yang masih jelas.

" Eh, Han ke sungai yuk pasti poto-poto disana cantik soalnya komplit ada sungai, pancur sawah plus pelangi yuk. " tanpa izin Ranti langsung menarik tangan Hana.

" Eh iya, jalannya pelan-pelan Ran, licin entar jatuh lagi. " tegur Hana yang memperingatkan Ranti.

" Nah disini cantik ni Han, potoin aku Han." pinta Ranti, seraya memberi Handphonenya ke Hana.

 

" Ini tinggal tekan tombol tengah doangkan ? tanya Hana, karena sejujurnya Hana takut salah.

Dia tak pernah memiliki Handphone canggih kecuali tulalit.

" Ya Allah Han, iya kenapa mesti nanya sih, kamu ini." ucap Ranti, yang tidak mengetahui bahwa sepupunya itu tidak pernah menyentuh handphone android.

Hanapun mengambil Poto Ranti dan berusaha memberikan hasil yang baik agar Ranti tidak marah nantinya.

Cekrek, cekrek.... Suara kamera.

" Udah Ran. " kata Hana pada Ranti.

" Aku mau lihat hasilnya Han." pinta Ranti pada Hana.

Hana pun memberikan handphone Ranti.

Dan memperlihatkan hasil bidikannya.

" Bagus kok Han, kamu pandai juga. " puji Ranti yang melihat hasil pengambilan Hana.

 

" Alhamdulillah, kamu tidak kecewa." Hana merasa lega.

 

" Sekarang gantian kamu yang aku potoin buruan." gantian Ranti yang menyuruh Hana berpoto.

 

Ya, bagaimana mungkin Hana pandai berpoto bahkan dia sangat jarang berpoto,

berpoto hanya untuk Poto rapor saja.

 " Aku tidak pandai Ran." tolak Hana.

" Udah diri disitu biar aku ambil." instruksi Ranti.

Cekrek....

" Lihat ni Han, cantikkan ? Ranti memperlihatkan hasil Poto Hana yang dia ambil

 

" Hm, iya iya deh Ranti." Hana yang menyerah dengan sepupunya.

" Pelanginya jelasloh Han dibelakang kamu lihat ni."

Hana pun melihat dengan detail potonya, benar saja pelangi itu berada tidak jauh di belakangnya.

" Iya Ran akukan Hanani, terus dibelakang aku pelangi jadi pelangi Hanani kali ya judulnya."

Hana tertawa mengucapkan kata-kata itu.

" Hm boleh juga Han cocok kok." Ranti setuju dengan Hana.

Keasyikan berpoto, Hana sampai lupa bekal bapaknya, pasti bapak dan adiknya menunggunya dengan perut kelaparan.

 

" Astaghfirullah bekal bapak Ran.

Kita lupa ngantarkannya, kamu sih asyik ngajakin poto." sesal Hana.

Hana dengan cepat berjalan menuju pondok.

" Eh ya maaf aku juga kelupaan Han." Ranti pun menyusul Hana.

Sesampainya di pondok Hana langsung menyalim tangan Tameer dan meletakkan bekalnya.

" Assalamu'alaikum pak.

Maaf pak tadi Hana kesungai bentar pak." ucap Hana penuh sesal.

" Gak apa-apa Han.

Ohiya ke sini sendirian ya, nak ? tanya Tameer.

" Iya pak Hana sama Ranti.

Nah itu Ranti." jari telunjuk Hana menunjuk ke arah Ranti.

" Eh Ranti, kok tiba-tiba udah di sini kapan datangnya ? tanya Tameer sedikit terkejut dengan kehadiran Ranti.

" Assalamu'alaikum om, apa kabar ? salam Ranti dengan lembut.

" Alhamdulillah sehat kamu nak ?

" Alhamdulillah baik om, Ranti sama ayah sampai tadi pagi om." jawab Ranti.

" Oh pagi ya.

Hana ajak Ranti ke Sungai sebelah sana Rahmet juga ada disana." ujar Tameer kepada Hana.

" Iya pak, ini dimakan pak bekal bapak."

Hana pun menghidangkan makanan pada bapaknya.

Setelah selesai, ia mengajak Ranti ke sungai.

" Yuk Ranti." ajak Hana.

" Hati-hati jalannya, soalnya licin nak. "

Tameer mengkhawatirkan Hana dan Ranti.

Sebab, di musim hujan ini membuat tanah di Sawah sangat lembek teksturnya.

" Iya pak, kita bakal pelan-pelan kok. " sahut Hana.

...🍂🍂🍂...

Setelah selesai shalat ashar, bermain di Sungai, dan Sawah, merekapun kembali ke rumah.

Sesampainya di rumah Hana.

" Assalamu'alaikum buk, paman. " salam Hana dan disusul Rahmet.

" Waalaikumussalam nak. " jawab Ibu Hana dengan pamannya.

Vikripun bergegas menyalim tangan Tameer, abang iparnya.

" Gimana kabar abang ? tanya Vikri pada bapak Hana.

" Alhamdulillah sehat, Vikri ? " jawab Bapak Hana.

" Alhamdulillah seperti abang lihat Vikri sehat bang." jawab Vikri kembali.

" Alhamdulillah, ohiya udah mau masuk magribh mari kita bersiap." ajak bapak Hana.

" Baik bang, Hana ajak Ranti ke Kamar kamu ya biar dia bisa bersih-bersih." ucap Vikri.

" Baik paman."

Hanapun menuntun Ranti ke Kamarnya.

Maghrib pun tiba, semua anggota keluarga Hana telah selesai melaksanakan kewajiban mereka, dan menunggu waktu Isya.

Sembari menunggu isya, mereka memutuskan untuk makan bersama, disaat inilah pamannya meminta izin mengenai Hana akan bersekolah di Malaysia.

" Bang , Vikri sebenarnya kesini mau minta izin selesai lulus Tsanawiyah Hana melanjutkan pendidikannya di Malaysia bersama Ranti nantinya." akhirnya Vikri mengungkapkan maksud kedatangannya pada Tameer.

 

Bapak Hana yang sedang makan pun tersedak mendengar ucapan Vikri.

Uhuk.. uhuk..

" Pelan-pelan, pak. " tegur ibu Hana, yang menyodorkan air minum untuk suaminya.

Tameer pun meneguk air pemberian istrinya.

Setelah selesai ia pun membuka mulutnya bersuara.

" Bagaimana ya Vik.

Saya senang dengan ajakan kamu ini akan tetapi, Malaysia itu sangat jauh dari sini Vik, rasanya berat untuk melepas Hana, walaupun dia bersama pamannya disana." ucap Tameer dengan jujur pada Vikri.

" Hm, Iya Vikri tau bang, tapi Hana itu pintar. Sayang jika dia hanya bersekolah di kota kecil seperti disini bang.

Insya Allah di Malaysia kepintaran Hana akan berkembang. Vikri akan buktikan bahwa Hana akan baik-baik saja disana bersama keluarga Vikri." Vikri mencoba menyakinkan Tameer.

" Hm, kalau untuk masalah itu saya memang tau. Hana tidak akan maju jika hanya bersekolah disini tapi--

" Pak izinin Hana ya.

Insya Allah Hana pasti baik-baik saja.

Hanakan bersama paman dan keluarganya disana, ini juga yang terbaik untuk Hana pak." Hana memotong pembicaraan bapaknya.

" Baiklah bapak akan pikirkan hal ini malam ini dan memberikan keputusannya diesok hari." ucap bapak Hana.

" Alhamdulillah, semoga bapak ngizinin

ya, pak." kata Hana dengan penuh harap.

" Kita lihat besok nak." ucap Bapak Hana lagi.

" Bang, Vikri harap Abang mengambil keputusan yang terbaik untuk Hana."

" Vik, insya Allah kakak akan menyakinkan abang mu, agar mengizinkan Hana." ungkap Ibu Hana pada Vikri.

 

" Terima kasih kak."

Tak terasa waktu pun telah larut malam.

Hana dan Ranti pun tertidur dikamar yang sama, sementara Pamannya dan Bapaknya menggunakan ambal diruang tamu, Ibu dan Rahmet di kamar yang sama.

***

Tiba tiba saja Hana menabrak seseorang.

Brakkkk...

" Ya Allah saya minta maaf ya, saya tidak sengaja." ucap Hana sambil mengusap bahunya, yang menyenggol pemuda itu.

 

Namun, pemuda itu bukannya mala marah. Justru tersenyum manis pada Hana, dan mengulurkan tangan untuk membantu Hana berdiri.

Tapi, Hana menolak karena dia tidak ingin disentuh oleh yang bukan mahromnya.

Pemuda itu semakin tertarik dengan Hana.

Dan mendekatinya.

Tiba-tiba saja ada penjahat yang mengepung mereka, penjahat itu hendak menarik tangan Hana dengan sigap Abdullah memukul dan menghajar penjahat itu.

Brak, bak, buk..... Suara pukulan Abdullah.

Selesai memukuli penjahat itu, Abdullah pun berbalik melihat Hana, disaat itulah penjahat itu mengambil kesempatan memukul Abdullah dengan kayu broti.

Hana yang melihat aksi penjahat itupun berteriak.

" Awas......!!!! "

Tep Hana terjatuh dari kasur dan terbangun.

Masih dengan posisi terjatuh, Hanapun mengatur nafasnya, yang tidak beraturan akibat syok atas mimpinya itu.

 

Ranti yang tadinya tidur mendengar teriakan Hana, akhirnya terbangun.

" Kamu kok bisa jatuh Han ??

Kamu mimpi ya ? " tanya Ranti panik melihat Hana.

" Eh, iiyyaaaa aku mimpi Ran." jawab Hana yang masih syok.

 

Ingin rasanya Hana menceritakan mimpinya pada Ranti.

Tapi, Hana berpikir pasti Ranti tidak percaya kalau dia memimpikan hal itu.

 

" Emang mimpi apa Han ? Sampai segitunya ? buruk ya ?

" Hm aku hanya mimpi dikejar." jawab Hana, sambil berpikir untuk mencari alasan mimpi lain." Dikejar binatang buas." bohong Hana.

" Oh gitu, ya sudah sekarang kamu tidur balik, ini masih jam setengah dua Han." ajak Ranti.

" Ohiya, tidak deh Ran aku mau Tahajudan dulu, gimana kamu mau ikut ?

" Oh boleh Han "

 

Merekapun bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu secara bergantian.

Dalam Tahajud nya Hana meminta agar

Allah memberikan jawaban dari mimpinya yang sama, dihari sebelumnya dengan mimpinya di hari ini.

Ya, mimpi yang aneh dialami Hana akhir-akhir ini, akankah itu suatu pertanda menjadi sebuah kenyataan untuk Hana.

Entahlah hanya Allah yang maha mengetahui.

 

Hari sudah mulai Subuh.

Paman, bapak, ibu dan adiknya Hana sudah bangun untuk bersiap sholat shubuh, yang lelaki sholat di Masjid dan yang perempuan sholat dirumah.

Ranti yang melihat tantenya yang begitu menyayanginya dan juga tidak membedakan dirinya dengan Hana dan Rahmet pun, merasa bahagia dan seketika diapun merindukan bundanya, yang berada di Malaysia.

Hari mulai terang, sang mentari telah memperlihatkan jati dirinya.

Udara segar nan sejuk dipagi hari menambah rasa semangat untuk memulai hari.

Vikri dan Ranti pun bersiap-siap untuk kepulangan mereka ke Malaysia.

Sementara Hana dan Rahmet bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Ya hari ini adalah hari mendengar keputusan bapak Hana mengenai pengizinan Hana melanjutkan pendidikan ke Malaysia.

Hana dengan muka lesuh, karena sudah menduga bahwa bapaknya tidak akan mengizinkannya, dilihat dari penuturan kata-kata bapaknya Hana di malam hari tadi.

Ranti yang sudah selesai bersiap dengan urusannya, menceritakan sedikit tentang anak-anak Raja dan ya dia memperlihatkan Poto mereka kepada Hana.

" Han ini aku tunjukin potonya kedua anak Raja." ucap Ranti yang memperlihatkan Poto mereka.

 

Hana yang melihat poto itu terkejut, dia merasa pernah melihat salah satu dari anak Raja itu tapi, dimana ya sambil berpikir.

Setelah berpikir keras Hana ingat dia bertemu salah satu dari anak Raja itu didalam mimpinya, Ranti yang melihat Hana bingung pun memilih menegurnya.

" Han kamu kenapa ? tanya Ranti.

" Eh ti-tidak apa-apa Ran." jawab Hana.

" Iya Han, tapii ya sayang banget." ucap Ranti memalas.

" Sayang kenapa Ran ? tanya Hana penasaran dengan Ucapan Ranti.

" Yang ini sudah punya calon tunangan." jawab Ranti menunjuk poto pemuda yang Hana temui di mimpinya.

" Tunangan?? Masih sekolah juga." ucap Hana tak percaya.

" Tolong deh Hana tidak usah pura-pura bego deh, mereka itu tinggal di Istana hal ini udah lumrah kali buat mereka. "

" Iya deh iya. " Jawab Hana menyerah.

Bersambung...

Sevimli 24 Juli 2020

 

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

jejak hadir

2021-03-05

0

Rezhazulfa

Rezhazulfa

Mts ya kak, sama kayak aku. uluh uluh

2020-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Mimpi
2 Part 2 Sungai
3 Part 3 Kedatangan Tamu
4 Part 4 Pelangi
5 Part 5 Finally Keputusan
6 Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7 Part 7 Semoga bertemu kembali
8 Part 8 Bolpoint Kesayangan
9 Part 9 Keberangkatan Hanani
10 Part 10 Malaysia Hana Coming
11 Part 11 Pemuda yang Dingin
12 Part 12 Bass Ball
13 Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14 Part 14 Cuma Orang Asing
15 Part 15 Seulas Fakta
16 Part 16 Bingkisan Hanani
17 Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18 Part 18 Tak sedingin kala itu
19 Part 19 Salah Paham
20 Part 20 Before you go
21 Part 21 Rain
22 Part 22 Sebuah kebenaran
23 Part 23 Gagal
24 Part 24 Kekacauan
25 Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26 Part 26 Penang
27 Part 27 Cukup sampai disini
28 Part 28 Bumi Perkemahan
29 Part 29 Senja
30 Part 30 Insiden Hana
31 Part 31 Hanani
32 Part 32 Hana Kritis
33 Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Siuman
36 Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37 Part 37 Sahabat Lama
38 Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39 Part 39 Coklat ??
40 Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41 Part 41 Rooftop
42 Part 42 Arga putra terhebatmu
43 Part 43 Terungkap
44 Part 44 Pejabat Pengkhianat
45 Part 45 Kota angker Ghost hill
46 Part 46 Terjebak
47 Part 47 Kelicikan Pejabat
48 Part 48 Kembali ke Island Hospital
49 Part 49 Suster Aishka dimana ?
50 Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51 Part 51 Mengikis sebuah rasa
52 Part 52 Kepulangan Anugrah
53 Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54 Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55 Part 55 Kepasrahan Anugrah
56 Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57 Part 57 Kenangan
58 Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59 Part 59 Si Kulkas dua pintu
60 Part 60 Bandara.
61 Part 61 Pamit
62 Part 62 Saling Meluapkan Luka
63 Part 63 Wanita Tangguh
64 Part 64 Masalah keluarga Hana
65 Part 65 Ibu-ibu gosip
66 Part 66 Rantenir
67 Part 67 Sedikit Tenang
68 Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69 Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70 Part 70 Islam
71 Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72 Part 72 Suara hati.
73 Part 73 Supir Mulia.
74 Part 74 Ketampanan Arga
75 Part 75 Pertanda dari Allah
76 76 Satu kebenaran lagi
77 Part 77 Kekesalan Hana
78 Part 78 Perasaan Rayhan
79 Part 79 Tak ada kepercayaan
80 Part 80 Fitnah pada Arga
81 Part 81 Kekalahan Arga
82 Bab Aiskha
83 Part 82 Hukuman.
84 Part 83 Satu bukti
85 Part 84 Bertemu dengan orang baik
86 Part 85 Mengunjungi Arga.
87 Part 86 Berjuang lebih keras
88 Part 87 Berangkat berjuang
89 Part 88 Rumah Rakses
90 Part 89 Trixie House
91 Part 90 Kebesaran Allah
92 Part 91 Hana tak sadarkan diri
93 Part 92 Pilihan gila !
94 Part 93 Cahaya Islam
95 Part 94 Memilih pilihan pertama
96 Part 94 Memilih pilihan pertama
97 Part 95 Amar keputusan.
98 Part 96 Terungkap semuanya
99 Part 97 Ujung selaksa
100 Part 98 Ungkapan hati
101 Part 99 Arga pohon pisang
102 Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103 Part 101 Bantu lahiran
104 Part 102 Mulut pedas Arga
105 Part 103 Kepulangan Hana
106 Part 104 Harian Hana
107 105 Perasaan Anugrah
108 Part 106 Perpisahan
109 Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110 Part 108 Ekstensi kehidupan
111 Part 109 Kebenaran itu dicari
112 Part 110 Tetap menjadi teman
113 Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114 Part 112 Jawaban
115 Part 113 Pencarian agama
116 Part 114 Cinta sebelah pihak
117 Part 115 Pahitnya Takdir.
118 Part 116 Mesir
119 Part 117 Melarikan diri
120 Part 118 Pertemuan tak terduga
121 Part 119 Sanju Zafirah
122 Part 120 Gadis bernama Hisya.
123 Part 121 Hana berubah
124 Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125 Part 123 Di Trixtal Bar
126 Part 124 Rencana berhasil
127 Part 125 Kabar kehilangan Hana
128 Part 126 Berangkat ke Mesir
129 Part 127 Kabar buruk
130 Part 128 Bertemu dengan Hafga
131 Part 129 Putra Emrin
132 Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133 Part 130 Bertanggung jawab
134 Part 131 Sidang Pertama
135 Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136 Part 133 Bertemu Hisya
137 Part 134 "Perjuangan."
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Part 1 Mimpi
2
Part 2 Sungai
3
Part 3 Kedatangan Tamu
4
Part 4 Pelangi
5
Part 5 Finally Keputusan
6
Part 6 Bertemu Pria Bermata Sipit
7
Part 7 Semoga bertemu kembali
8
Part 8 Bolpoint Kesayangan
9
Part 9 Keberangkatan Hanani
10
Part 10 Malaysia Hana Coming
11
Part 11 Pemuda yang Dingin
12
Part 12 Bass Ball
13
Part 13 Ada apa dengan Arga ?
14
Part 14 Cuma Orang Asing
15
Part 15 Seulas Fakta
16
Part 16 Bingkisan Hanani
17
Part 17 Tak Seburuk Perkiraan
18
Part 18 Tak sedingin kala itu
19
Part 19 Salah Paham
20
Part 20 Before you go
21
Part 21 Rain
22
Part 22 Sebuah kebenaran
23
Part 23 Gagal
24
Part 24 Kekacauan
25
Part 25 Revisi Spesialis Visual Pelangi Hanani.
26
Part 26 Penang
27
Part 27 Cukup sampai disini
28
Part 28 Bumi Perkemahan
29
Part 29 Senja
30
Part 30 Insiden Hana
31
Part 31 Hanani
32
Part 32 Hana Kritis
33
Part 33 Siapa Pendonor darah itu ?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Siuman
36
Part 36 Masih dengan rasa yang sama
37
Part 37 Sahabat Lama
38
Part 38 Ikhlas untuk kedua kalinya
39
Part 39 Coklat ??
40
Part 40 Kau bukan Abdul Ashku
41
Part 41 Rooftop
42
Part 42 Arga putra terhebatmu
43
Part 43 Terungkap
44
Part 44 Pejabat Pengkhianat
45
Part 45 Kota angker Ghost hill
46
Part 46 Terjebak
47
Part 47 Kelicikan Pejabat
48
Part 48 Kembali ke Island Hospital
49
Part 49 Suster Aishka dimana ?
50
Part 50 Bagaimana bisa Dokter Nashrun tau ?
51
Part 51 Mengikis sebuah rasa
52
Part 52 Kepulangan Anugrah
53
Part 53 Kemarahan William ( Ayah Anugrah )
54
Part 54 " Kau bukan Ayah yang baik "
55
Part 55 Kepasrahan Anugrah
56
Part 56 Aku kalah ( Anugrah )
57
Part 57 Kenangan
58
Part 58 Patah namun dengan sebab yg berbeda.
59
Part 59 Si Kulkas dua pintu
60
Part 60 Bandara.
61
Part 61 Pamit
62
Part 62 Saling Meluapkan Luka
63
Part 63 Wanita Tangguh
64
Part 64 Masalah keluarga Hana
65
Part 65 Ibu-ibu gosip
66
Part 66 Rantenir
67
Part 67 Sedikit Tenang
68
Part 68 Kata-kata bijak Ranti
69
Part 69 Abu Darda dan Abdul Ash
70
Part 70 Islam
71
Part 71 Belajar mengikhlaskan.
72
Part 72 Suara hati.
73
Part 73 Supir Mulia.
74
Part 74 Ketampanan Arga
75
Part 75 Pertanda dari Allah
76
76 Satu kebenaran lagi
77
Part 77 Kekesalan Hana
78
Part 78 Perasaan Rayhan
79
Part 79 Tak ada kepercayaan
80
Part 80 Fitnah pada Arga
81
Part 81 Kekalahan Arga
82
Bab Aiskha
83
Part 82 Hukuman.
84
Part 83 Satu bukti
85
Part 84 Bertemu dengan orang baik
86
Part 85 Mengunjungi Arga.
87
Part 86 Berjuang lebih keras
88
Part 87 Berangkat berjuang
89
Part 88 Rumah Rakses
90
Part 89 Trixie House
91
Part 90 Kebesaran Allah
92
Part 91 Hana tak sadarkan diri
93
Part 92 Pilihan gila !
94
Part 93 Cahaya Islam
95
Part 94 Memilih pilihan pertama
96
Part 94 Memilih pilihan pertama
97
Part 95 Amar keputusan.
98
Part 96 Terungkap semuanya
99
Part 97 Ujung selaksa
100
Part 98 Ungkapan hati
101
Part 99 Arga pohon pisang
102
Part 100 Pendaftaran Al Azhar
103
Part 101 Bantu lahiran
104
Part 102 Mulut pedas Arga
105
Part 103 Kepulangan Hana
106
Part 104 Harian Hana
107
105 Perasaan Anugrah
108
Part 106 Perpisahan
109
Part 107 Bertemu kakek bijaksana
110
Part 108 Ekstensi kehidupan
111
Part 109 Kebenaran itu dicari
112
Part 110 Tetap menjadi teman
113
Part 111 Bertemu gadis Trixtal Bar
114
Part 112 Jawaban
115
Part 113 Pencarian agama
116
Part 114 Cinta sebelah pihak
117
Part 115 Pahitnya Takdir.
118
Part 116 Mesir
119
Part 117 Melarikan diri
120
Part 118 Pertemuan tak terduga
121
Part 119 Sanju Zafirah
122
Part 120 Gadis bernama Hisya.
123
Part 121 Hana berubah
124
Part 122 Sebuah Fakta tentang Hisya
125
Part 123 Di Trixtal Bar
126
Part 124 Rencana berhasil
127
Part 125 Kabar kehilangan Hana
128
Part 126 Berangkat ke Mesir
129
Part 127 Kabar buruk
130
Part 128 Bertemu dengan Hafga
131
Part 129 Putra Emrin
132
Part 129 Ujung Tombak Pelangi Hanani
133
Part 130 Bertanggung jawab
134
Part 131 Sidang Pertama
135
Part 132 " Sampai di Trixtal Bar "
136
Part 133 Bertemu Hisya
137
Part 134 "Perjuangan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!