" Pelangi itu sangat menenangkan hati.
Datang membawa sejuta keindahan dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Agar tak ada luka yang membekas.
Berbeda dengan dia yang datang
dengan indah. Namun, pergi dengan
meninggalkan sejuta Luka hati.
..." Pelangi Hanani 🌹 "...
Setelah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah, merekapun melanjutkan makan bersama di dapur tanpa adanya meja ataupun kursi makan.
Namun, meski seperti keadaannya.
Mereka makan tetap dalam keadaan hikmat.
Bukannya lauknya yang menjadi kenikmatannya. Melainkan, kebersamaannya.
Seusai selesai makan Hana dan Rantipun mengantarkan bekal untuk bapak dan adiknya Hana.
Mereka mengendarai sepeda menuju ke Sawah, karena hanya itu kendaraan yang ada dirumah Hana.
Dengan dayungan yang laju Hana membuat Ranti begitu gembira berada di bangku boncengan, mungkin karena Ranti sudah lama tidak merasakannya.
Beberapa menit kemudian, merekapun sampai di Sawah keluarganya Hana.
Ranti sangat takjub melihat sawah yang begitu subur, luas dan bahkan dilengkapi sungai dengan air pancur mini.
" Masya Allah indahnya tempat ini, seronok sangat. " ucap Ranti kegirangan.
" Ini sawah bapak aku Ran, inilah yang menghidupi kami Ran. " Hana memberitau pada Ranti.
" Cantik banget sawahnya kalian Han, eh Han lihat disana ada pelangi Han." kata Ranti menunjuk kearah pelangi itu.
" Masya Allah iya Ran, cantik ya." ucap Hana yang melihat pelangi dengan warna yang masih jelas.
" Eh, Han ke sungai yuk pasti poto-poto disana cantik soalnya komplit ada sungai, pancur sawah plus pelangi yuk. " tanpa izin Ranti langsung menarik tangan Hana.
" Eh iya, jalannya pelan-pelan Ran, licin entar jatuh lagi. " tegur Hana yang memperingatkan Ranti.
" Nah disini cantik ni Han, potoin aku Han." pinta Ranti, seraya memberi Handphonenya ke Hana.
" Ini tinggal tekan tombol tengah doangkan ? tanya Hana, karena sejujurnya Hana takut salah.
Dia tak pernah memiliki Handphone canggih kecuali tulalit.
" Ya Allah Han, iya kenapa mesti nanya sih, kamu ini." ucap Ranti, yang tidak mengetahui bahwa sepupunya itu tidak pernah menyentuh handphone android.
Hanapun mengambil Poto Ranti dan berusaha memberikan hasil yang baik agar Ranti tidak marah nantinya.
Cekrek, cekrek.... Suara kamera.
" Udah Ran. " kata Hana pada Ranti.
" Aku mau lihat hasilnya Han." pinta Ranti pada Hana.
Hana pun memberikan handphone Ranti.
Dan memperlihatkan hasil bidikannya.
" Bagus kok Han, kamu pandai juga. " puji Ranti yang melihat hasil pengambilan Hana.
" Alhamdulillah, kamu tidak kecewa." Hana merasa lega.
" Sekarang gantian kamu yang aku potoin buruan." gantian Ranti yang menyuruh Hana berpoto.
Ya, bagaimana mungkin Hana pandai berpoto bahkan dia sangat jarang berpoto,
berpoto hanya untuk Poto rapor saja.
" Aku tidak pandai Ran." tolak Hana.
" Udah diri disitu biar aku ambil." instruksi Ranti.
Cekrek....
" Lihat ni Han, cantikkan ? Ranti memperlihatkan hasil Poto Hana yang dia ambil
" Hm, iya iya deh Ranti." Hana yang menyerah dengan sepupunya.
" Pelanginya jelasloh Han dibelakang kamu lihat ni."
Hana pun melihat dengan detail potonya, benar saja pelangi itu berada tidak jauh di belakangnya.
" Iya Ran akukan Hanani, terus dibelakang aku pelangi jadi pelangi Hanani kali ya judulnya."
Hana tertawa mengucapkan kata-kata itu.
" Hm boleh juga Han cocok kok." Ranti setuju dengan Hana.
Keasyikan berpoto, Hana sampai lupa bekal bapaknya, pasti bapak dan adiknya menunggunya dengan perut kelaparan.
" Astaghfirullah bekal bapak Ran.
Kita lupa ngantarkannya, kamu sih asyik ngajakin poto." sesal Hana.
Hana dengan cepat berjalan menuju pondok.
" Eh ya maaf aku juga kelupaan Han." Ranti pun menyusul Hana.
Sesampainya di pondok Hana langsung menyalim tangan Tameer dan meletakkan bekalnya.
" Assalamu'alaikum pak.
Maaf pak tadi Hana kesungai bentar pak." ucap Hana penuh sesal.
" Gak apa-apa Han.
Ohiya ke sini sendirian ya, nak ? tanya Tameer.
" Iya pak Hana sama Ranti.
Nah itu Ranti." jari telunjuk Hana menunjuk ke arah Ranti.
" Eh Ranti, kok tiba-tiba udah di sini kapan datangnya ? tanya Tameer sedikit terkejut dengan kehadiran Ranti.
" Assalamu'alaikum om, apa kabar ? salam Ranti dengan lembut.
" Alhamdulillah sehat kamu nak ?
" Alhamdulillah baik om, Ranti sama ayah sampai tadi pagi om." jawab Ranti.
" Oh pagi ya.
Hana ajak Ranti ke Sungai sebelah sana Rahmet juga ada disana." ujar Tameer kepada Hana.
" Iya pak, ini dimakan pak bekal bapak."
Hana pun menghidangkan makanan pada bapaknya.
Setelah selesai, ia mengajak Ranti ke sungai.
" Yuk Ranti." ajak Hana.
" Hati-hati jalannya, soalnya licin nak. "
Tameer mengkhawatirkan Hana dan Ranti.
Sebab, di musim hujan ini membuat tanah di Sawah sangat lembek teksturnya.
" Iya pak, kita bakal pelan-pelan kok. " sahut Hana.
...🍂🍂🍂...
Setelah selesai shalat ashar, bermain di Sungai, dan Sawah, merekapun kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah Hana.
" Assalamu'alaikum buk, paman. " salam Hana dan disusul Rahmet.
" Waalaikumussalam nak. " jawab Ibu Hana dengan pamannya.
Vikripun bergegas menyalim tangan Tameer, abang iparnya.
" Gimana kabar abang ? tanya Vikri pada bapak Hana.
" Alhamdulillah sehat, Vikri ? " jawab Bapak Hana.
" Alhamdulillah seperti abang lihat Vikri sehat bang." jawab Vikri kembali.
" Alhamdulillah, ohiya udah mau masuk magribh mari kita bersiap." ajak bapak Hana.
" Baik bang, Hana ajak Ranti ke Kamar kamu ya biar dia bisa bersih-bersih." ucap Vikri.
" Baik paman."
Hanapun menuntun Ranti ke Kamarnya.
Maghrib pun tiba, semua anggota keluarga Hana telah selesai melaksanakan kewajiban mereka, dan menunggu waktu Isya.
Sembari menunggu isya, mereka memutuskan untuk makan bersama, disaat inilah pamannya meminta izin mengenai Hana akan bersekolah di Malaysia.
" Bang , Vikri sebenarnya kesini mau minta izin selesai lulus Tsanawiyah Hana melanjutkan pendidikannya di Malaysia bersama Ranti nantinya." akhirnya Vikri mengungkapkan maksud kedatangannya pada Tameer.
Bapak Hana yang sedang makan pun tersedak mendengar ucapan Vikri.
Uhuk.. uhuk..
" Pelan-pelan, pak. " tegur ibu Hana, yang menyodorkan air minum untuk suaminya.
Tameer pun meneguk air pemberian istrinya.
Setelah selesai ia pun membuka mulutnya bersuara.
" Bagaimana ya Vik.
Saya senang dengan ajakan kamu ini akan tetapi, Malaysia itu sangat jauh dari sini Vik, rasanya berat untuk melepas Hana, walaupun dia bersama pamannya disana." ucap Tameer dengan jujur pada Vikri.
" Hm, Iya Vikri tau bang, tapi Hana itu pintar. Sayang jika dia hanya bersekolah di kota kecil seperti disini bang.
Insya Allah di Malaysia kepintaran Hana akan berkembang. Vikri akan buktikan bahwa Hana akan baik-baik saja disana bersama keluarga Vikri." Vikri mencoba menyakinkan Tameer.
" Hm, kalau untuk masalah itu saya memang tau. Hana tidak akan maju jika hanya bersekolah disini tapi--
" Pak izinin Hana ya.
Insya Allah Hana pasti baik-baik saja.
Hanakan bersama paman dan keluarganya disana, ini juga yang terbaik untuk Hana pak." Hana memotong pembicaraan bapaknya.
" Baiklah bapak akan pikirkan hal ini malam ini dan memberikan keputusannya diesok hari." ucap bapak Hana.
" Alhamdulillah, semoga bapak ngizinin
ya, pak." kata Hana dengan penuh harap.
" Kita lihat besok nak." ucap Bapak Hana lagi.
" Bang, Vikri harap Abang mengambil keputusan yang terbaik untuk Hana."
" Vik, insya Allah kakak akan menyakinkan abang mu, agar mengizinkan Hana." ungkap Ibu Hana pada Vikri.
" Terima kasih kak."
Tak terasa waktu pun telah larut malam.
Hana dan Ranti pun tertidur dikamar yang sama, sementara Pamannya dan Bapaknya menggunakan ambal diruang tamu, Ibu dan Rahmet di kamar yang sama.
***
Tiba tiba saja Hana menabrak seseorang.
Brakkkk...
" Ya Allah saya minta maaf ya, saya tidak sengaja." ucap Hana sambil mengusap bahunya, yang menyenggol pemuda itu.
Namun, pemuda itu bukannya mala marah. Justru tersenyum manis pada Hana, dan mengulurkan tangan untuk membantu Hana berdiri.
Tapi, Hana menolak karena dia tidak ingin disentuh oleh yang bukan mahromnya.
Pemuda itu semakin tertarik dengan Hana.
Dan mendekatinya.
Tiba-tiba saja ada penjahat yang mengepung mereka, penjahat itu hendak menarik tangan Hana dengan sigap Abdullah memukul dan menghajar penjahat itu.
Brak, bak, buk..... Suara pukulan Abdullah.
Selesai memukuli penjahat itu, Abdullah pun berbalik melihat Hana, disaat itulah penjahat itu mengambil kesempatan memukul Abdullah dengan kayu broti.
Hana yang melihat aksi penjahat itupun berteriak.
" Awas......!!!! "
Tep Hana terjatuh dari kasur dan terbangun.
Masih dengan posisi terjatuh, Hanapun mengatur nafasnya, yang tidak beraturan akibat syok atas mimpinya itu.
Ranti yang tadinya tidur mendengar teriakan Hana, akhirnya terbangun.
" Kamu kok bisa jatuh Han ??
Kamu mimpi ya ? " tanya Ranti panik melihat Hana.
" Eh, iiyyaaaa aku mimpi Ran." jawab Hana yang masih syok.
Ingin rasanya Hana menceritakan mimpinya pada Ranti.
Tapi, Hana berpikir pasti Ranti tidak percaya kalau dia memimpikan hal itu.
" Emang mimpi apa Han ? Sampai segitunya ? buruk ya ?
" Hm aku hanya mimpi dikejar." jawab Hana, sambil berpikir untuk mencari alasan mimpi lain." Dikejar binatang buas." bohong Hana.
" Oh gitu, ya sudah sekarang kamu tidur balik, ini masih jam setengah dua Han." ajak Ranti.
" Ohiya, tidak deh Ran aku mau Tahajudan dulu, gimana kamu mau ikut ?
" Oh boleh Han "
Merekapun bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu secara bergantian.
Dalam Tahajud nya Hana meminta agar
Allah memberikan jawaban dari mimpinya yang sama, dihari sebelumnya dengan mimpinya di hari ini.
Ya, mimpi yang aneh dialami Hana akhir-akhir ini, akankah itu suatu pertanda menjadi sebuah kenyataan untuk Hana.
Entahlah hanya Allah yang maha mengetahui.
Hari sudah mulai Subuh.
Paman, bapak, ibu dan adiknya Hana sudah bangun untuk bersiap sholat shubuh, yang lelaki sholat di Masjid dan yang perempuan sholat dirumah.
Ranti yang melihat tantenya yang begitu menyayanginya dan juga tidak membedakan dirinya dengan Hana dan Rahmet pun, merasa bahagia dan seketika diapun merindukan bundanya, yang berada di Malaysia.
Hari mulai terang, sang mentari telah memperlihatkan jati dirinya.
Udara segar nan sejuk dipagi hari menambah rasa semangat untuk memulai hari.
Vikri dan Ranti pun bersiap-siap untuk kepulangan mereka ke Malaysia.
Sementara Hana dan Rahmet bersiap untuk berangkat ke sekolah.
Ya hari ini adalah hari mendengar keputusan bapak Hana mengenai pengizinan Hana melanjutkan pendidikan ke Malaysia.
Hana dengan muka lesuh, karena sudah menduga bahwa bapaknya tidak akan mengizinkannya, dilihat dari penuturan kata-kata bapaknya Hana di malam hari tadi.
Ranti yang sudah selesai bersiap dengan urusannya, menceritakan sedikit tentang anak-anak Raja dan ya dia memperlihatkan Poto mereka kepada Hana.
" Han ini aku tunjukin potonya kedua anak Raja." ucap Ranti yang memperlihatkan Poto mereka.
Hana yang melihat poto itu terkejut, dia merasa pernah melihat salah satu dari anak Raja itu tapi, dimana ya sambil berpikir.
Setelah berpikir keras Hana ingat dia bertemu salah satu dari anak Raja itu didalam mimpinya, Ranti yang melihat Hana bingung pun memilih menegurnya.
" Han kamu kenapa ? tanya Ranti.
" Eh ti-tidak apa-apa Ran." jawab Hana.
" Iya Han, tapii ya sayang banget." ucap Ranti memalas.
" Sayang kenapa Ran ? tanya Hana penasaran dengan Ucapan Ranti.
" Yang ini sudah punya calon tunangan." jawab Ranti menunjuk poto pemuda yang Hana temui di mimpinya.
" Tunangan?? Masih sekolah juga." ucap Hana tak percaya.
" Tolong deh Hana tidak usah pura-pura bego deh, mereka itu tinggal di Istana hal ini udah lumrah kali buat mereka. "
" Iya deh iya. " Jawab Hana menyerah.
Bersambung...
Sevimli 24 Juli 2020
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
jejak hadir
2021-03-05
0
Rezhazulfa
Mts ya kak, sama kayak aku. uluh uluh
2020-08-02
0