MENERIMA HADIAH AUDISI
Dalam kesunyian malam, setelah mengetahui bahwa suami dinginnya itu berpindah tidur, jangan tanyakan bagaimana keadaan Irie saat ini. Wanita itu sama sekali tidak bisa tidur, karena rasanya sangat dag-dig-dug ketika dia untuk pertama kalinya tidur satu ranjang dengan seorang pria.
Meskipun tidak melakukan adegan apapun, tetap saja. Irie merasa takut dan canggung sehingga dia kembali tidur lebih larut malam. Sementara Arky, pria itu terlihat santai saja, namun tak sekalipun dia berbalik ke arah Irie.
Alasannya kembali karena dua alasan. Tidak ada sofa ataupun kasur di kamar kosong lainnya dan itu adalah perintah Jolie yang menyuruh pelayan mengosongkannya. Dan ancaman dari wanita tua itu yang selalu mengancam akan mogok makan dan enggan kembali ke rumah Vernandez jika Arky tak mau satu kamar dengan Irie.
Ancaman yang basi, begitulah. Tapi Arky tak mungkin membantah ibunya apalagi membiarkannya mogok makan, mengingat usia Jolie yang sudah menginjak 60 tahun.
...***...
Keesokan paginya. Langit yang masih terlihat sedikit gelap namun ini sudah memasuki pagi. Irie yang tidur terlambat masih bisa bangun pagi. Itu semua sudah biasa untuknya, karena dulu Jillian tak pernah suka jika sarapan paginya sampai terlambat. Ada baiknya juga didikan Jillian yang kini sangat membuat Irie menjadi wanita mandiri, meski ya... perbuatan Jillian sangatlah menjijikkan dan menyebalkan.
Irie menatap sejenak ke sosok pria yang kini tertidur lelap dengan wajah tenangnya tanpa ada ketegasan, hanya ada ketenangan.
“Begitu lebih baik. Dia terlihat tampan saat wajahnya terlihat lebih tenang!” gumam Irie tersenyum tipis dan mulai berbalik hendak ke kamar mandi.
“Apa maksudmu lebih baik?”
Seketika, Irie membelalak kaget mendengar suara berat nan familiar itu. Tubuhnya nampak tegang ketika dia berbalik dan menatap ke arah Arky yang baru saja mendudukkan dirinya.
Tatapan tajamnya sangat menyayat pengelihatan Irie saat ini sehingga wanita itu hanya tersenyum peluh saat menatapnya kembali. “Um.. Tidak ada, aku hanya... Hanya— mengatakan kepada mim-pi-ku!” jawab Irie begitu pelan di akhir kalimatnya dengan sedikit mengejanya lalu tersenyum menampakkan giginya.
Senyuman yang sangat aneh bagi Arky.
Pria itu langsung berpaling dengan wajah kesalnya lagi seraya meraih laptopnya kembali dan mengecek hasil kerjanya semalam lagi.
Seperti perintah Arky, Irie tidak akan mengajaknya bicara jika tidak ada hal penting dan kini dia memilih masuk ke kamar mandi, segera mandi karena dia harus menyiapkan sarapan beserta membangunkan putri angkatnya yang sangat sama seperti ayahnya. Keras dan dingin, sudah seperti es batu saja. “Itu adalah julukan yang cocok untuk mereka.” Ujar Irie.
.
.
.
“Pupu! Semua barang ku sudah kau masukkan ke koper kan?!”
“Sudah semuanya, Nyonya!” jawab wanita bernama Puput itu selalu tersenyum ramah. Meski dia sudah berusia 40 tahun, wanita itu rupanya masihlah singel. Bisa dibilang bahwa dia adalah perawan tua.
“Sekarang... Aku harap Irie bisa mengajak Arky dan Alina makan bersama. Hffuu— mereka sangat keras kepala.” Ujar Jolie seraya menggeleng lelah. Karena kini Irie sudah menjadi istri putranya sekaligus ibu sambung dari cucunya, Jolie tak perlu khawatir tentang keadaan Alina karena dia yakin Irie bisa menanganinya setelah dia pergi dari rumah.
Usai mandi segar. Irie berjalan keluar sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan sebuah handuk kecil. Arky yang awalnya sibuk dengan laptop dan berkasnya, seketika di mencium aroma wangi sabun yang sama seperti yang dia pakai.
Kerutan di kedua alisnya menghilang secara perlahan saat melihat istrinya nampak segar dengan rambut basah, apalagi Irie yang tidak memperdulikan keberadaannya membuat Arky leluasa memandanginya.
Bukankah dia sangat beruntung karena mendapatkan seorang wanita muda, apalagi masih virgin. -‘Jangan menatapnya.’ Pikiran dan hatinya tak berjalan sejalan. Darah Arky mulai berdesir, gairah? Ya! Sudah berapa tahun dia tidak menyentuh seorang wanita. Bahkan merasakan hal-hal berbau seksual ataupun gairahnya yang selalu tertutup, kini ketika dia melihat Irie, tiba-tiba hawa nafsunya timbul begitu saja.
“Apa... Ada sesuatu di wajahku?” suara Irie menyadarkan nya kembali dan tatapannya kembali tegas.
“Tidak ada.” Jawabannya singkat membuat Irie mengerutkan dahinya heran.
“Tiga hari lagi, jangan lupakan kontrak yang sudah kau setujui.” Lanjut Arky tanpa menatap ke Irie yang saat ini sudah berdiri di depannya dengan jarak yang cukup.
Sangat terkejut, karena Arky menghitungnya sesuai hari. Pernikahan mereka hari Rabu jadi hari Minggu, Irie harus bisa membuat Alina berubah. Yang benar saja.
“Ta-tapi.. Itu terlalu— ”
“Terlalu cepat? Sudah aku katakan, jika belum siap maka pergilah saja dari sini.” Potong Arky dengan suara khasnya yang sedikit meninggi.
Irie hanya terdiam dan sedikit menunduk, memang benar dia sudah memikirkan matang-matang, tetapi dia tidak tahu kalau Arky akan menghitungnya seperti itu.
“Aku memberimu kesempatan untuk per— ”
“Akan aku lakukan.” Potong Irie yang kini menatapnya lekat dengan percaya diri. Sedangkan pria yang masih duduk di sofa singel nya, hanya menatapnya tegas.
“Aku akan melakukannya, meski aku gagal di Minggu ini, aku akan mencobanya lagi sampai kau puas.” Lanjut Irie yang mengatakannya dengan ketegasan. Dalam hati, Arky sangat terkesan dengan sikap wanita di depannya itu. Dia tidak suka wanita yang lembek.
Cukup lama mereka saling beradu pandang, tiba-tiba Arky memberikan sebuah cek yang kini dia letakkan di atas mejanya.
“Ambilah. Bukankah... Kau mengikuti audisinya karena ingin mendapatkan hadiah? Ini hadiahmu.” Irie tak tahu apakah pria di hadapannya itu saat ini sedang merendahkannya atau bagaimana?
Melihat Irie yang masih tak bergerak membuat Arky menghela napas panjang dan mulai berdiri memberikannya langsung cek tersebut ke tangan wanita itu lalu melepasnya kembali dengan cepat.
“Itu sebuah hadiah, anggap saja itu dari ibuku. Bayar hutangmu karena aku tidak ingin orang-orang mengetahui bahwa keluarga Vernandez memiliki hutang.” Ucap Arky benar-benar menekan dan jelas. Setelah itu dia masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Irie yang masih terdiam.
Apakah saat ini dia direndahkan? Tidak. Irie pikir dia sama-sama berutang. Jika dia bersedia menjadi istrinya dari Arky Vernandez, maka tidak ada salahnya jika dia mendapatkan sebuah hadiah.
.
.
.
Tanpa pikir panjang, Irie yang sudah bersiap pun langsung ke dapur. Memasak sarapan untuk keluarga barunya dengan sangat telaten. Sambil menikmatinya dia sesekali bersenandung karena itu adalah kebiasaannya saat berada di dapur.
“Wahhh!! Kau bersemangat sekali Irie!” sapa Jolie yang sudah ada saja di belakangnya.
“Eh, selamat pagi ibu Jolie!” sapa Irie dengan ramah. Jolie tersenyum senang melihat sikap menantu barunya itu.
“Ibu duduk saja. Aku akan menyiapkannya!” pinta wanita itu lembut.
“Irie, aku ingin mengatakan sesuatu.” Mendengar ucapan seperti itu, tentu saja wanita itu meletakkan sejenak alat masaknya dan beralih sepenuhnya ke ibu mertuanya saat ini.
Jolie memberikan sebuah kunci kepada Irie.
“Ini kunci cadangan kamar Alina. Kau sudah tahukan apa yang harus kau lakukan.” Irie mengangguk faham dan menerima kunci tersebut dengan sedikit ragu, apakah dia bisa membujuk gadis itu.
“Aku akan pergi ke rumahku hari ini.”
“Ibu akan pergi. Tapi, kenapa?” Irie sedikit terkejut mendengarnya, jika wanita itu pergi lalu dia bersama siapa di rumah sebesar ini.
Jolie menjelaskan semuanya, tentang kenapa dia pergi dan apa saja yang harus Irie lakukan sebagai seorang istri dan ibu. Jolie juga sudah memberitahu hal yang disukai dan tidak disukai Alina dan Arky, Jolie rasa itu sudah cukup untuk membantu menantunya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-11-07
0
Bzaa
yah Bu Jolie Mao pergi, kasian donk irie... ntar di buli
2024-07-16
1
Cut Ainun
ayo semangat irie cair kan si gunung es Arky... 🤗🤗🤗
2024-06-16
1