ADEGAN ANTARA IRIE DAN ARKY
Keadaan rumah Vernandez tampak begitu hening, meski lampu rumah menyala, tetap saja pemilik rumah disana sangatlah dingin dan sangat tidak menunjukkan keharmonisan.
Nampak di salah satu kamar. Wanita tua bernama Jolie yang sibuk menghitung hari sambil duduk di sisi ranjang, sementara sang pelayan setianya bernama Puput itu membantu mengemasi pakaian sang majikan, memasukannya ke dalam koper yang sudah tersedia.
“Aku akan sangat merindukanmu, Nyonya!” ucap Puput yang masih sibuk dengan pakaian Jolie. Namun wanita itu tersenyum menatap nyonya-nya dengan wajah yang terlihat sedih.
“Mau bagaimana lagi Puput. Aku harus menjaga rumah suamiku, kenanganku dan dia ada di dalam sana!” balas Jolie menatap lurus dengan senyuman lebar saat dia mulai mengingat akan mendiang suaminya yang sudah lama meninggal karena penyakit.
“Lagi pula... Arky dan Alina harus mendekatkan diri dengan Irie. Mereka akan menjadi keluarga di rumah ini.” Lanjut wanita tua itu seketika menghela napas panjangnya. Puput mengerti, kepergian Jolie juga untuk kedekatan Arky, Irie dan Alina.
Sementara itu. Di kamar pria duda beranak satu itu, Irie berjalan berjalan mondar-mandir, menyatukan ke seluruh jari-jemari tangannya serta menekuk wajahnya. “Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan?? CK.” Gumamnya yang tak tahu lagi harus bersikap seperti apa ketika dia saat ini menunggu suaminya yang kini berada di dalam kamar mandi.
“Shit!” umpat Arky yang baru saja selesai mandi, namun dia melupakan handuknya. Pria itu mengusap wajahnya yang basah, lalu mulai berjalan menuju ke pintu dengan telanjang bulat.
-‘Tidak mungkin aku meminta bantuannya. Aku lupa, dia pasti tidak ada di kamar.’ Batin Arky yang mencoba mendekatkan telinganya ke pintu. Saat ia yakin tidak mendengar pergerakan dari seseorang di kamarnya, tangan kanannya mulai bergerak dan membuka pintu cepat-cepat.
“Aaaaaaa— ” Jerit seorang wanita yang tanpa sengaja melihat pemandangan indah— eh, maksudnya, pemandangan yang tak terduga.
Siapa sangka, keduanya yang saling berhadapan langsung. Irie yang tadinya ingin mengetuk pintu langsung menutupi wajahnya, sedangkan Arky langsung kembali menutup pintunya rapat-rapat seraya menarik napas dalam-dalam dan memegang dadanya yang terkejut akan jeritan Irie. “Hhffuuu...”
“Aku minta maaf. Aku tidak sengaja dan— ”
“Lupakan itu. Ambilkan aku handuk, cepat!” balas Arky sedikit lantang karena memang mereka terhalang pintu kamar mandi.
Irie langsung bergegas mengambilkan handuk putih di lemari. Sebelum dia mengetuk pintunya, wanita itu sudah menarik napas dalam-dalam dan mencoba melupakan pemandangan tadi. Melihat seorang pria naked, sangatlah tidak pernah ada di dalam pikiran Irie. Meski... Ya, dia masihlah wanita normal yang terkadang pernah memikirkan sesuatu yang bergairah dengan Ken, namun Irie masihlah pandai menjaga dirinya.
Tok! Tok— tok! Dengan ragu wanita itu mengetuk secara perlahan pintunya. Tak lama, pintu dibuka, Arky hanya mengeluarkan tangan telanjangnya saja yang nampak besar dan berurat.
Irie menyerahkan handuk tersebut, namun kedua matanya tak berhenti menatap tangan Arky.
Setelah mendapatkan handuknya, Arky langsung saja menutup kembali pintunya tanpa mengucapkan terima kasih setelah dia meminta bantuan. Yang bisa Irie lakukan hanyalah membatin dengan wajah sedikit kesal karena baru pertama kalinya dia mendapati seseorang yang enggan berterima kasih kepadanya setelah dia menolongnya.
“Canggung sekali.” Gumam Irie merinding. Tiba-tiba saja pintu sekali lagi terbuka, kali ini bukan hanya tangan yang terlihat, sosok pria berkulit putih dengan tubuh bersih nan berotot yang hanya mengenakan sebuah handuk di area pinggangnya.
Arky sudah terbiasa memakai handuk biasa, bukan bathrobe, bahkan ketika dia masih bersama Saffron. Irie yang masih berada di dalam kamar tersebut, seketika tegang dan melotot melihat penampakan Arky saat ini.
Pria itu dengan santainya serta tatapan yang selalu tegas itu bergerak menuju lemari tanpa menghiraukan istrinya yang mungkin— “Hapus mimisan mu itu.” Ujar Arky ketika dia baru saja mengambil pakaiannya dan hendak berjalan menuju ke kamar mandi lagi. Namun dia malah melihat wajah Irie, dimana kini wanita itu malah mimisan.
Menyadari akan hal itu, Irie langsung menghapusnya dan menunduk malu. Sedangkan Arky menggeleng malas dan masuk kembali ke kamar mandi, baru pertama kalinya dia menemukan wanita seperti Irie. “Dasar.” Lanjut pria itu.
-‘Bodoh! Bodoh! Bodoh! Sekarang dia akan berpikir bahwa kamu adalah wanita mesum.’ Irie menjambak rambutnya sendiri dengan tatapan sedih.
Bagaimana bisa dia sampai mimisan hanya karena melihat penampilan Arky yang cuma mengenakan lilitan handuk di pinggang.
“Kau sangat bodoh Irie. Menjijikkan!” ucapnya pada diri sendiri seraya memukul satu kali kepalanya. Terlihat sekali bahwa pipinya juga memerah.
.
.
.
[“C'mon Alina! Sekali saja, mari kita adakan pesta menginap! ”] ajak temannya bernama Nabila.
<
Gadis dengan rambut panjang lurus yang kini tergelung rapi sembari menggunakan masker wajah itu, menatap kuku-kukunya yang indah.
[“Jika untuk menginap, aku masih tidak yakin apakah aku akan mendapatkan izin. Kau tahu sendiri bagaimana sifat ayahku itu.”] Balas Alina sedikit tak jelas karena wajahnya yang kaku akibat polesan masker kecantikan yang dia pakai rutin setiap sebelum tidur.
[“Baiklah! Baiklah! Tapi, lain kalau harus siap dan cobalah meminta izin ke papa muda mu itu ya! ”] ucap Nabila sedikit menggoda soal ayahnya.
Alina hanya memutar malas bola matanya sambil berkacak pinggang.
Arky memang tidak pernah mengizinkan putrinya itu untuk menginap di villa, apalagi bersama teman-teman kuliahnya, tidak mungkin jika para pria tidak ikut. Meski Arky sering sekali tidak memperhatikan Alina ataupun memberikan kasih sayang layaknya seorang ayah, tetapi dia masih ingat Alina adalah putrinya yang harus dia jaga selalu.
Ketika Arky sudah keluar dari kamar mandinya beberapa detik yang lalu. Irie memicingkan matanya saat melihat pria yang kini sudah menjadi suaminya itu hendak keluar kamar dengan membawa laptopnya yang pasti untuk bekerja.
“Em.. Kau— mau pergi ke kantor lagi?” tanya Irie yang tak seharusnya dia bertanya kepada Arky apalagi dia sadar kalau pria itu benar-benar tidak menyukainya. Namun, bukankah dia punya hak mengetahui kemana suaminya akan pergi malam-malam.
Meski suaranya terdengar pelan dan gugup, wanita itu masih saja ingin mendekatkan dirinya kepada keluarga Vernandez, terutama Alina dan Arky.
“Aku akan tidur di kamar sebelah. Dan iya— jangan pernah mengajakku bicara kecuali aku yang mengajakmu bicara terlebih dahulu.” Pria itu seketika pergi setelah mengatakannya. Irie mengerucutkan bibirnya, saat dia sadar bahwa untuk kedua kalinya dia mendapati ucapan yang hampir sama dengan Alina.
“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya..” Ujar Irie yang pada akhirnya dia harus tidur sendirian lagi di kamar besar dan luas itu.
.
.
.
Lewat tengah malam. Irie sudah tertidur lelap menggunakan selimut dan tidur dalam posisi miring dengan lampu kamar yang padam. Kedua tangannya ia jadikan bantalan serta senyuman kecil yang menandakan bahwa dia tengah bermimpi indah. Tiba-tiba semuanya sirna ketika Irie merasakan gerakan dari ranjangnya serta selimut yang dia pakai juga ditarik ke belakang. -‘Apa ada pencuri?’ Pikirannya yang mulai kemana-mana saat kedua matanya langsung terbuka lebar namun ia tidak berani bergerak karena terlalu takut, apalagi keadaan kamar yang gelap gulita.
Dengan pelan-pelan ia mulai memberanikan dirinya untuk menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya dia saat melihat sosok manusia yang kini sudah tidur di belakangnya, membelakanginya dengan menggunakan satu selimut yang saat ini dia pakai.
Ya! Dia adalah Arky, yang rupanya diam-diam memilih kembali ke kamar. Entah apa yang merasukinya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
HNF G
Aaaaa.... rejeki nomplok 😂😂😂😂😂😂😂👻👻👻
2024-11-14
1
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-11-07
0
Bzaa
kyknya arky iseng kl sendirian jdi nyari temen
2024-07-16
1