PERTENGKARAN AYAH & ANAK
Menjelang sore hari. Alina baru saja kembali dari luar, gadis itu nampak mengunyah permen karet sambil bersenandung ringan menuju ke kamarnya. Namun sebelum itu, dia harus menaiki tangga untuk sampai di lantai dua.
Ketika Alina mulai menaiki anak tangga dengan terburu-buru, tanpa disengaja dia berpapasan dengan Irie yang kebetulan mau ke arah dapur. Melihat Alina, Irie pun memperlambat langkahnya begitu juga dengan gadis berusia 19 tahun itu yang kini menatap sinis Irie.
Tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Irie pun memilih tersenyum sebagai sapaan awal pad gadis cantik itu. bukannya membalas senyuman Irie. Alina malah mendengus tak suka seraya meliriknya sekilas dan bergegas pergi tanpa memperdulikan keberadaan Irie di rumahnya.
“Kenapa dia menjadi ibuku. Cih!” gumam Alina memasang wajah kesalnya. Dia sama sekali tidak berminat memiliki seorang ibu sambung, meski dia sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari seorang ibu, tetapi Alina hanya ingin ibunya kembali.
“Hffuuu.... Tenang Irie, ini pertama kalinya.” Wanita cantik yang kini menguncir rambutnya seperti ekor kuda itu mencoba menenangkan dirinya. Sungguh, berada di sekitar orang kaya membuatnya sangat-sangat terlihat kecil.
Bahkan kini dia juga dibelikan pakaian santai oleh nyonya Jolie sehingga Irie akhirnya bisa mengganti pakaiannya dan mandi segar.
Saat asik dengan pikirannya. Tiba-tiba manik mata hazel tak sengaja menatap seorang pria dengan setelah jas hitam dan kemeja biru muda yang berjalan cepat dengan alis tebalnya berkerut marah. Irie terpaku melihat sosok tampan yang berjalan ke arahnya. Irie merasa seperti seorang putri yang dihampiri oleh seorang pangeran berkuda putih.
Tanpa disadari, senyuman lebar terukir di bibir Irie, jantungnya berdegup kencang ketika dia melihat pria gagah dan tegas itu. -‘Apakah ini yang dinamakan cinta?’ batin Irie yang masih tersenyum lebar. Bahkan Ken kalah tampan dengan kehadiran sosok pria yang langkahnya semakin dekat.
Arky berjalan cepat, sorot matanya yang tajam fokus ke depan tanpa berpaling, bahkan dia berjalan melewati Irie begitu saja seolah tak melihat keberadaan seseorang di sana.
Irie sendiri menoleh ke belakang, mengamati punggung Arky yang kini menaiki tangga. Melihat sikap pria itu saja Irie sudah menebaknya bahwa dia bukanlah pria yang sering sekali dia temui.
“Irie!” panggil nyonya Jolie yang membuat Irie kembali menatap lurus dimana Jolie berdiri di sana. Wanita itu tersenyum menyapa Jolie.
“Aku baru saja mau ke dapur!” kata Irie. Tak cuma berbakat menyanyi, Irie juga pandai memasak sebagaimana kewajiban seorang wanita ketika sudah menikah. Mendengarnya saja sudah membuat Jolie sangat senang.
Tanpa banyak bicara, Jolie langsung mengajak Irie ke dapur, dia tidak sabar mencicipi hasil masakan dari calon menantunya. Dulu, saat Saffron masih hidup, wanita itu juga pandai memasak cuman dia lebih cerewet dari Irie.
Kali ini, Irie bersama Jolie berada di dapur. Wanita tua berkacamata khas nenek-nenek itu menyuruh para pelayan untuk pergi dari dapur termasuk Puput. Setelah kepergian para pelayan, Jolie segera mengajak Irie menyiapkan makan malam.
“Kamu bisa memasak 'kan?!” tanya Jolie hanya sekedar memastikan kembali.
Sambil tersenyum Irie menjawab. “Iya! Aku suka makan, jadi aku harus pintar memasak juga 'kan!” jawab Irie sambil tersenyum lebar. Memang benar, saat masih tinggal di rumah, semenjak ayahnya meninggal, Jillian selalu menyuruhnya untuk memasak sarapan, makan siang maupun makan malam. Sebagai seorang ibu, Jillian selalu mengatakan bahwa tugasnya sebagai seorang ibu hanyalah merawat. Dan lugunya Irie yang saat itu masih usia 16 tahun pun hanya patuh saja.
Itu sebabnya, Irie pandai memasak hingga saat ini.
“Nyonya— Maksudku, Ibu Jolie duduk saja. Biarkan aku yang memasak makan malamnya!” pinta Irie seraya menuntun wanita tua itu duduk di kursi meja makan. Jolie sama sekali tidak marah, dia malah tersenyum lebar dan menuruti kemauan Irie.
Setelah itu, Irie segera kembali ke dapur dan mulai berkutat di sana.
Di sisi lain. Arky mengetuk keras pintu kamar Alina berulang kali dengan wajah kesal. Hingga ketukan yang tiga kalinya, akhirnya gadis itu membuka pintu.
“Ada apa Ayah? Aku sedang sibuk.” Ujar Alina yang selalu berwajah malas saat berhadapan dengan Arky.
“Dimana mobilmu?” tanya Arky langsung ke intinya.
“Aku memberikannya kepada temanku sebagai hadiah.” Jawab santai Alina tanpa merasa bersalah. Arky benar-benar kehilangan pikiran saat putrinya lagi-lagi memberikan mobilnya kepada orang lain.
“Hadiah apa huh?” kali ini suara Arky terdengar berat dan penuh penekanan.
“Balapan mobil.” Jawab Alina sedikit pelan. Dia tidak berani menatap mata ayahnya yang saat ini terlihat marah dengan tindakannya.
Arky yang sangat lelah dan tidak tahu lagi harus bagaimana memberitahu putrinya itu, dia hanya bisa mengepalkan tangannya saja dan menahan emosinya sendiri setiap kali Alina membuatnya marah. Jika itu hanya satu kali, Arky tidak masalah, tapi Alina sering kali memberikan mobil ataupun uangnya kepada teman-temannya itu.
“Kau tahu apa yang sudah kau lakukan?” kali ini Arky menatap putrinya dengan tajam.
“Iya, aku tahu dan aku melakukannya dengan sadar. Lagi pula... Itu adalah mobilku dan aku punya hak akan hal itu.”
“ALINA!” sentak Arky yang kini mulai kelepasan. Suaranya yang begitu keras dan berat sampai terdengar di arah dapur. Irie dan Jolie sungguh terkejut mendengar suara tersebut sehingga mereka sama-sama menatap ke arah lantai dua.
Jolie yakin, Arky sedang memarahi Alina lagi kali ini. Sementara Irie yang masih baru di rumah tersebut, dia bertanya-tanya dengan suara tadi.
“Tatap aku.” Tegas Arky. Namun Alina masih tidak mendengarkannya.
“TATAP AKU SAAT BICARA.” Sekali lagi pria itu menyentaknya. Alina langsung menatap tajam mata ayahnya dengan wajah marah.
“Sejak kapan kau berani mengatakan bahwa kau punya hak?” sekali lagi Arky mempertegas sikap Alina. Selama ini dia selalu mengabaikan apa yang putrinya itu perbuatan, tapi kali ini dia sudah membuat kesabaran Arky meluap.
“Ya... Di rumah ini hanya Ayahlah yang punya hak atas semuanya. Aku hanya ingin bersenang-senang dengan caraku saat aku tidak mendapatkannya di rumahmu ini.” Sentak balik Alina yang mulai berkaca-kaca.
Arky masih mengerutkan keningnya, menatap putrinya yang saat ini tengah memarahinya balik tanpa ada takut.
“Rubah lah sikapmu jika kau ingin bersenang-senang.”
“Sikapku sudah berubah sejak ibuku hilang dan kau tidak mencarinya dan malah sibuk dengan pekerjaan mu.” Balas Alina masih berani menatap mata ayahnya dengan tajam.
“Tahu apa kau huh? Kau tidak tahu apa-apa— ”
“Tentu saja aku tahu. Dan kali ini Ayah akan menikah lagi. Cih! Lucu sekali! Aku jadi kasihan dengan wanita yang akan menjadi istrimu itu.” Sindir Alina.
Arky benar-benar tidak bisa menahan amarahnya, karena Alina adalah putrinya maka dia harus berusaha menahan amarahnya sendiri jika tidak ingin menyakiti hati Alina.
“Tidak ada lagi mobil untukmu. Dan aku akan membatasi uangmu.” Keputusan Arky yang sudah bulat. Sambil menunjuk tepat ke wajah Alina, Arky mengatakannya penuh dengan ancaman.
Alian terkejut mendengar pembatasan uang sakunya.
Arky berjalan pergi. “AYAH KETERLALUAN, INI TIDAK ADIL. AKU MEMBENCIMU!” teriak Alina tepat di belakang Arky yang berjalan pergi membelakanginya.
Pria itu sama sekali tidak memperdulikan teriakan putrinya dan tetap berjalan dengan perasaan marah juga kesalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Dira's Dairy
umur bpknya 38. umur anaknya 19.berarti bpknya umur 19 tahun ud punya anak ya???
2024-11-02
1
lovina
paling malas kalau laki2nya tua, heran sy..udah kakek2 di jdkan tokoh utama
2024-12-07
0
HNF G
Ya sdh gak usah dibelikan mbl, antar jemput sopir aja, biar kapok😏
2024-11-14
1