Ep 17

"Tidak masuk dulu Mas..?" Akira bertanya,karena Mas Kasa tidak ikut turun dari mobilnya.

Ini sekarang Kasa dan Akira sudah berada didepan rumah mewah Almarhum Ayahnya.Setelah dari melihat lomba arum jeram,Kasa memutuskan untuk mengantar Akira pulang kerumahnya,karena sudah jam tiga sore.

Kasa yang masih duduk dijok kemudi,tersenyum tipis,tangannya masih bertumpu dilingkaran kemudi.Dan mesin mobil juga masih menyala,sengaja tidak dimatikan.."Saya pulang saja,mampirnya besok,lain kali saja.Titip salam untuk Ibu,kau juga jangan lupa untuk istirahat ya..!" Kasa sudah sedikit lelah,dan ada hal penting yang harus ia lakukan.

Akira menipiskan bibir,tersenyum,kemudian mengangguk.."Hati-hati..!"

Kasa ikut tersenyum,lalu menjalankan mobilnya setelah membunyikan klakson sebelum ia benar-benar pergi.

Akira tersenyum,mengantar kepergian mobil calon suaminya sampai tak terlihat didepan sana.Kemudian berbalik badan dan masuk ke dalam rumah.."Bu ! Akira pulang,.! Akira bawakan oleh-oleh..!" Ucapnya sedikit teriak.Berjalan sedikit lebih cepat berniat menghampiri Ibunya.

.

.

.

.

.

.

Mobil yang di jalankan Kasa berhenti tepat di garasi rumahnya.Mematikan mesin mobil,mencabut kunci,membuka pintu lalu keluar dari dalam sana.Terlihat Bi Ita yang sedang menyapu di samping garasi..."Tuan..!" Sapa Bi Ita ketika pandangannya bertemu dengan tuan Kasa.

Tak menjawab,tetapi Kasa hanya mengangguk saja,kemudian berlalu untuk masuk ke dalam rumah lebih dalam,dan sampai di ruang tengah,Kasa menemukan Kaisar yang sedang fokus menatap layar laptop miliknya..."Papa di mana..? Belum pulang..?" Tanya Kasa pada Kaisar ketika Kasa sudah mendudukan pantat di sebelah Kaisar.

Kaisar menoleh,menatap Kakaknya sejenak,."Sudah pergi lagi.." Jawabnya,kemudian kembali fokus pada layar,yang menunjukan nominal angka yang angka kosongnya ada banyak sekali.

Kasa ikut menatap apa yang sedang adiknya tatap di layar laptop.."Naik..?" Tanyanya setelah Kasa paham apa yang sedang Kaisar cek.

Kaisar menutup laptopnya,karena sudah selesai melakukan pengecekan dana di minggu-minggu ini,kemudian menjatuhkan punggungnya ke sandaran sofa..."Iya,lanjutkan saja Kak ! Biar aku bisa segera fokus ke perusahaan Mama yang di LN sana.." Kaisar memejamkan matanya,rasanya seharian ini kegiatannya di kantor terasa cukup melelahkan.."Kasihan orang tua kita,supaya mereka tidak berjauhan lagi.Kasihan..!" Sambung Kaisar lagi.

"Sudah berapa kali aku bilang Kai,aku sebenarnya tidak tertarik dalam bisnis seperti itu..!" Sahut Kasa yang ikut memejamkan mata dan kedua tangannya bersidekap.

"Ck,kau sudah akan menikah kak ! Papa dan Mama juga sudah waktunya istirahat di rumah,dan kita yang harus menggantikan mereka..."

"Hm.." sahut Kasa,yang terdengar malas.Kedua matanya juga masih terpejam,Kaisar pun sama.

Semuanya kemudian hening,tidak ada yang ingin memulai obrolan kembali.Sampai tidak terasa mereka berdua tertidur dalam posisi yang sama.

....

.

.

.

Pukul lima sore.Kaisar meleng-kuh,meregangkan kedua tangannya ke arah samping,menarik otot-otot yang terasa kaku.Tak sengaja,tangan sebelahnya terasa menyentuh seseorang.Membuat Kaisar membuka mata sepenuhnya,ternyata dia ketiduran di sofa sini dengan kak Kasa.

Kaisar mengucek kedua mata,kemudian dia beranjak,berjalan menuju ke kamarnya.Meninggalkan kakaknya yang masih terlalu pulas tidur.

Cek klek

Kaisar masuk lebih dalam ke kamarnya,kemudian menutup pintunya kembali.Menjatuhkan badan di atas kasurnya yang empuk.Masih terasa mengantuk,Kaisar berniat ingin melanjutkan tidurnya di kamar.Kaisar meraih guling yang berada di tengah-tengah kasur berukuran besar.Dan tak lama Kaisar benar-benar terlelap ke alam mimpi.

* * *

Pukul lima lewat tiga puluh menit,sore.Di luar sana terlihat sudah hampir petang,dan di sofa ruang tengah sini,Kasa masih saja terlelap,tetapi sudah dengan posisi yang berbeda,dia sudah berbaring terlentang di atas sofa dengan kedua kaki yang menjuntai ke lantai,karena ukuran sofanya lebih pendek di bandingkan dengan tubuh jangkung Kasa.

Di luar rumah sini,tepatnya di garasi samping rumah,mobil pribadi milik Papa Abi baru saja terparkir di garasi,lalu tak lama Papa Abi dan Mama Marsya keluar dari dalam sana.

"Pa,tolong bawakan ini..!" Mama Marsya menyodorkan tiga paperbag yang berisi makanan yang baru saja mereka beli di caffe langganannnya sana.

Papa Abi mendekati istrinya,lalu menerima tiga paperbag itu..."Makanan apa saja ini Ma? Kenapa ada banyak sekali..?" Tanya papa Abi,karena tadi dia memanglah tidak ikut masuk ke dalam caffe.Papa Abi hanya menunggunya di dalam mobil saja.

"Nanti juga Papa pasti tahu..! Ayok Pa..!" Mama Marsya menggandeng lengan suaminya,walaupun mereka berdua sudah tak lagi muda,tetapi hubungan mereka tetap mesra selayaknya pasangan muda,ya wajar saja,karena Papa Abi dan Mama Marsya lama berjauhan karena urusan pekerjaan.Demi kehidupan yang layak untuk kedua putranya,dan ini merupakan pengorbanan mereka berdua sebagai orang tua demi ke dua putranya bisa hidup tercukupi.

Cek klek

Mama Marsya membuka pintu utama,melangkah bersamaan dengan papa Abi.."Bi Ita ! Bi...!" heboh Mama Marsya memanggil pelayan rumah mereka.

Bi Ita yang berada di dalam kamarnya,sedang berbaring merebahkan tubuhnya sejenak,tentu langsung beranjak bangun dengan cepat.."Iya Nyonya,ada yang bisa saya bantu..?" Tanya Bi Ita ketika sudah sampai di ruang tamu di hadapan tuan dan Nyonya besarnya atau bisa di sebut majikannya.

"Ini makanan untuk makan malam Bi,tolong siapkan di meja makan ya..!" Mama Marsya mengambil alih paperbag yang berada di tangan suami,lalu menyerahkannya kepada Bi Ita.

"Oh iya,baik Nyonya.." Ucap Bi Ita sambil menerima tiga paperbag itu,kemudian Bi Ita pergi ke ruang makan untuk menyajikannya.

"Papa lelah,ingin mandi..!" Seru papa Abi kepada sang istri.."Mama juga ingin istirahat di kamar,ayok Pa kita sama-sama.." Ajak Mama Marsya,menggandeng lengan suami.

Begitu sampai di ruang tengah pasangan suami istri ini sedikit terkejut,lalu keduanya sempat beradu tatap,tetapi hanya sebentar saja,.."Ka...! Pindah ke kamar mu...!" papa Abi menepuk bahu Kasa pelan,setelah memilih lebih dulu untuk membangunkan putra sulungnya sebelum beranjak ke kamar pribadinya.

Marsya sudah melipat kedua tangannya dibawah dada dengan wajah galak,dibelakang suami tercinta...."Hoaaaammmm !" Kasa menguap lebar,menutupi mulutnya dengan punggung tangan.."Kalian sudah lama pulang..?" Tanya Kasa setelah Kasa duduk di sofa yang warna merah marooon.

"Papa dan Mama baru saja sampai dirumah,kenapa tidur disofa? Pindah kekamarmu sana,nanti bisa sakit semua badanmu kalau kau tidur disini.." Marsya mengatakan itu,lalu melanjutkan langkah menuju kekamar pribadinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!