"Jangan berpikir buruk,kita sebagai manusia tidak boleh berpikir yang aneh-aneh.Kau tenang saja.." Kaisar mencoba menenangkan hati Akira yang sedang rapuh.
"Apa..! Tenang?" Akira tersenyum sinis...."Kau bilang aku harus tenang,..! ya? Karena kau bukan aku jadi kau tidak merasakan seperti apa hancurnya diriku saat ini..." Akira mengusap air mata dengan kasar.Turun dari ranjang dan ingin pergi dari sana.
"Kau mau kemana?" Kaisar,menahan pergelangan Akira.
"Lepas ! Aku mau pulang..." Sentaknya kasar mengibaskan tangan Kaisar hingga terlepas.
"Akira ! Jangan pergi.." Teriak Kaisar berlari mengejar Akira yang sudah berlari keluar dari kamar.
Baru sampai diujung tangga,Akira tangannya kembali di tahan...."Papa yang memintaku untuk menjagamu,dan Papa tidak mengizinkan kau pergi sebelum Papa yang mengizinkan..." Ucap Kaisar,perlahan melepaskan lengan Akira yang digenggam.
Akira terisak,punggungnya sampai bergetar dengan posisi membelakangi Kaisar...."Kenapa kalian jahat padaku,apa kesalahanku.Aku lelah a---"
sreeet
Kaisar memutar tubuh Akira dan dengan gerakan cepat mendekapnya dalam pelukan..."Menangislah,aku mengerti.." Kaisar berkata,sambil mengusap rambut Akira.
Pasrah,Akira menumpahkan tangisnya didekapan Kaisar.Dirasa selama ini ia memang membutuhkan kasih sayang seorang pria,walaupun Ibu Sindi selalu memberikan kasing sayang yang tak terhingga.
Selama 10 menit,Akira melepas pelukan.Ia sudah tidak lagi menangis,sudah tidak lagi bersedih.Hatinya sudah terasa lebih baik dan lebih,plong.
Akira mengusap sisa air mata diwajahnya,mendongak.Menatap Kaisar yang lebih tinggi darinya...."Maaf..." Lirihnya.
Kaisar memasukan kedua tangan didalam saku celana.."Untuk?" Matanya awas meneliti setiap lekuk wajah Akira.Matanya bengkak karena sehabis menangis.
"Kemejamu jadi kotor,terkena ingus.. " Akira berkata,dengan wajah memanas menahan malu.Terlalu nyaman sih,jadi tidak ingat kalau pas nangis ingusnya dilap kekemeja orang.Monolognya dalam hati Akira.
"Kau harus mencucinya..." Kaisar berkata,lalu berbalik badan memunggungi Akira dengan sunggingan senyum.Kaisar berjalan menaiki undakan tangga menuju kamarnya yang ada dilantai atas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Disebuah bangunan yang suasananya terasa sangat sepi,karena hanya orang tertentu saja yang diperbolehkan masuk.
"Selamat malam tuan,.."Seorang penjaga membungkuk saat tuan besarnya datang.
"Dimana Kasa..?" Tanya tuan Abi,menatap penjaga dengan sorot mata tegas.
"Dikamarnya tuan.Saya baru saja memberikannya obat.." Adu si penjaga menundukan kepala.Karena sebagai rasa hormatnya ketuan besarnya.
Tanpa menjawab tuan Abi melenggang menuju kamar sang putra.
Cek-klek
Pintu kamar dibuka,dan langsung terlihat jika sang putra sedang berbaring dengan kedua mata terpejam.
"Kasa.." panggil tuan Abi.Mendekati putra sulungnya yang begitu ia sayangi.
Kedua mata Kasa terbuka,dan menatap kedua manik mata orang tuanya..."Kenapa Papa kesini?" Tanyanya menyenderkan punggung dipapan ranjang.
Papa Abi,tersenyum.Kemudian duduk ditepian ranjang king size putranya..."Sehat kan Nak? Pa--"
"Tidak usah berbasa-basi.Kasa tahu,Papa kesini karena adik sialan itu yang memberitahu kejadian tadi.." Kasa memotong ucapan Papa Abi tanpa mau menatap orangnya.
Hatinya sakit,karena mengingat kejadian sebelumnya..."Papa tidak usah kesini.Aku baik-baik saja.." potongnya lagi saat Kasa tahu kalau Papanya akan bersuara.
Papa Abi mengatupkan bibir.Iya,dia memang membenci kelakuan anaknya yang menjadi seperti ini,dia pun marah saat tahu Kasa telah menodai Akira,tapi..seburuk apapun anaknya sebagai orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya.Tidak sepenuhnya membenci.
"Kasa.." Akhirnya Papa Abi memberanikan diri untuk bersuara,mengingat niat awal mengapa dia menghampiri putranya disini.
"Pa,aku--"
"Akira itu putrinya sahabat Papa.."Potong Papa Abi..."Selama ini Papa berusaha untuk melindunginya,karena amanah dari Ayahnya yang sudah meninggal..."
Kasa menoleh,menatap kedua manik mata Papanya.Mencari kebohongan disana,tetapi yang didapat adalah raut kesedihan dan penyesalan.
"Tapi..kau malah,.."Papa Abi menjeda,menahan rasa yang menyesal dan merasa gagal melindungi putri sahabatnya itu.
"Pa.." Kasa sedikit merasa kasihan melihat Papanya sampai seperti itu.Kasa ikut sedih sebenarnya.
"Kalau sudah seperti ini,Papa harus apa? Papa harus berkata apa pada Ibunya Akira,pasti Sindi akan marah dan---"
"Kasa akan menikahinya Pa.Kasa akan bertanggung jawab.." Sela Kasa dengan sungguh-sungguh.Apalagi mengingat tadi,bahwa Akira masih tersegel dan dirinyalah yang pertama.
Terkejut,dan tidak menyangka dengan apa yang diucapkan Kasa..."Apa kau serius?" Menatap Kasa tanpa berkedip.
"Iya,Pa.Kasa serius.Kasa sudah sadar Pa,tidak seharusnya aku seperti ini menyakiti diriku sendiri karena kejadian masa lalu.." Tuturnya,merasa sangat bod0h.Bagaimana bisa hanya karena seorang wanita dirinya bisa sampai segil4 ini,padahal diluar sana banyak wanita yang lebih dari wanita masa lalunya.
Masih dengan keraguannya,Papa Abi mengangguk.Dirasa tidak akan salah jika memberikan dukungan untuk putranya..."Buktikan pada Papa kalau kau sudah sembuh.." Peringatnya.Lalu berdiri menatap Kasa yang juga memperhatikannya.
"Papa,pulang.Besok kau sudah bisa pulang kerumah.." Tuturnya lalu melenggang meninggalkan Kasa sendiri dikamarnya.
Kasa membuang nafas,lalu tersenyum tipis..."Akira.." Ucapnya mengingat wajah Akira yang berantakan karena menangis.Dan jeritan kesakitan saat dirinya memasukinya.
Tiba-tiba kasa teringat akan sesuatu,lalu mengambil ponselnya yang ada diatas nakas..."Cari tahu nomor rekeningnya.." ketika panggilannya sudah direspon.Dan Kasa mematikan panggilan itu secara sepihak.
Di luar gedung,Papa Abi masuk ke dalam mobil setelah pintunya di bukakan oleh asistennya.
"Bagaimana pertemuannya tuan,apa tuan Kasa mengamuk lagi?" Tanya si asisten sambil melajukan mobil tuannya ke barisan mobil di jalan raya.
Papa Abi tersenyum tipis,"Dia besok pulang" Katanya dengan raut bahagia.
Sedangkan si asisten tercenung,"Pulang? Maksudnya--"
"Dia akan menikahi Akira,gadis yang baru saja bersamanya.."
"Apa ?! Tu-tuan tidak salah berbicara kan?" Tanya si asisten tak percaya..."Tuan muda Kasa sudah sembuh?"
"Ya....Bisa di bilang begitu,do'akan saja.."
"Syukurlah kalau tuan muda Kasa sudah sembuh dari rasa traumanya,semoga ini awal yang bagus tuan.."
"Semoga saja.."
Hampir satu jam mobil yang membawa tuan Abi pergi,akhirnya sekarang kembali sampai di pelataran rumah mewahnya.Di depan pintu utama,terlihat Kaisar berdiri dengan wajah datarnya.
"Kai,ada apa?" Tanya Papa Abi,setelah berada dihadapan Kaisar.
"Papa dari mana? Menemui Kasa?" Tebaknya tanpa basa-basi.
Papa Abi tersenyum,menepuk bahu kokoh Kaisar..."Perintahkan pelayan untuk membersihkan dan merapihkan kamar Kakakmu.."
Kaisar mengerutkan dahi,"Maksud Papa apa?" Kaisar bertanya saat Papanya berjalan lima langkah di belakangnya.
Tanpa menoleh,Papa Abi menjawab.."Lakukan saja perintah Papa.." Jawab Papa Abi,dan kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Matara Vega Sakti
baca sampai bab ini menarik dan suka sama ceritanya.
semangt author kesayangan.
ini udah tamat aku jadi gak gantung bacanya
2024-11-27
0
Matara Vega Sakti
papa abi benar. tidk ada orang tua yg benar benr bnci pd anaknya
2024-11-27
0
Matara Vega Sakti
terlalu nyaman sih jadi lupa mana tisu mana kemeja/Facepalm//Facepalm/
2024-11-27
0