Ep 10

Satu minggu telah berlalu,Marsya,Mamanya Kasa dan Kaisar sudah berada di Indonesia.Walaupun sudah tak lagi muda,namun Marsya masih tetap terlihat cantik sampai saat ini.

Kini Papa Abi dan Mama Marsya memboyong kedua anaknya untuk mengunjungi rumah mendiang Rodi Yohanes,setelah berunding sejak beberapa hari yang lalu dirumah untuk membicarakan tanggal pernikahan putra sulungnya.

*****

Mereka semua sudah berkumpul diruang tamu sini,dikediaman mendiang Rodi Yohanes,termasuk Akira dan Ibu Sindi.

Kasa dan Kaisar sejak pertama masuk rumah ini,kedua matanya tak lepas dari sosok wanita cantik yang ada didepannya.Wanita yang tak lain adalah Akira,dia hari ini tampil berbeda,dia terlihat lebih cantik memakai dress sebatas paha berwarna merah maroon persis dengan pakaian yang keluarganya kenakan termasuk Kasa dan Kaisar,Ibu Sindi juga memakai warna pakaian yang sama.Memang ini semua sudah direncanakan oleh kedua belah pihak termasuk Ibu Sindi.

Sedangkan Akira yang merasa di tatap terus-terusan cuek saja.Dia tak merasakan risih sedikitpun,hanya saja dadanya berdebar tak karuan karena Ibunya dan orang tua Kasa hari ini akan menentukan tanggal pernikahannya,pria yang tak dicintai,pria yang dikenal tanpa sengaja,benarkah dia akan menjadi suaminya..?

Pernikahan seperti apa yang akan di jalaninya nanti?

"Kedip juga tidak apa-apa,Akira tidak akan hilang kok.."

"Mama,apaan sih Ma..!" Kasa dan Kaisar terlonjak kaget,fokusnya pada Akira menjadi terganggu.

Sedangkan papa Abi,Bu Sindi,Akira dan Marsya,tertawa saja karena merasa lucu dengan tingkah kedua pria tampan yang duduk bersisian.

Nyaris tak bisa membedakan kalau orang yang belum pernah bertemu dengan Kasa dan Kaisar,sungguh mereka begitu mirip.

"Akira,coba tebak.Yang akan menikah dengan mu yang mana?" Marsya menggoda Akira yang memang sangat cantik,pantas kedua putranya sampai tak kedip memandanginya.

Akira tersenyum canggung,dia sendiri masih sangatlah bingung untuk membedakan.."Yang...yang kanan Tante.." jawabnya mengikuti naluri.

"Hahaha...!" papa Abi,Marsya dan Bu Sindi lagi-lagi tertawa.

Akira tersenyum kikuk,"Salah ya Tan,Akira tidak bisa membedakan.." Akunya jujur,dari pada salah orang kan..?

Kasa berdecak,"Mungkin Kasa harus op-las Ma,supaya calon istri ku ini mengenali calon suaminya.." celetuk Kasa yang ada di sebelah kiri sedangkan Kaisar yang ada di sebelah kanan.

"Bagus begitu lho Ka,supaya nanti istri mu dan istrinya Kai,pusing kalau mau gandeng suaminya.Mama dan Papa bagian ketawanya saja..."

"Mama,bisa saja.." Kaisar yang sejak tadi hanya dian saja kini mengeluarkan suaranya.Suara yang begitu sexi menurut Akira.

Akira menunduk saat tatapannya bertemu dengan mata Kaisar,dia malu karena ketahuan memerhatikannya.

"Akira kau cantik sekali,sayang pertemuan kita terlambat.Kau akan menjadi kakak ipar ku bukan istri ku.." batin Kaisar.

Lalu obrolan serius para orang tua,berlangsung begitu saja.Akira,Kasa,dan Kaisar hanya mendengarkan dan menjawab saat di tanya.

Mungkin selama dua jam mereka telah membicarakan hal serius ini,kini ke enam manusia itu duduk melingkari meja makan.Meja makannya lumayan besar jadi cukup untuk enam orang sekaligus.

"Akira,pindah duduk disana..."pinta Sindi berbisik tapi masih terdengar ditelinga semua orang yang ada di sana.

"Lho? Kenapa Bu,bias-----"

"Kai,kau pindah di kursi yang itu saja,biar Akira yang duduk di kursi mu.." Marsya menyela kata yang akan Akira lontarkan.

Kaisar menurut saja,terpenting baginya masih kebagian kursi untuk duduk dari pada harus makan sambil jongkok,hehe...!

"Pindah sana A.." Suruh Sindi pada Akira.

Akira tersenyum canggung,malas sebenarnya untuk pindah duduk,Akira sudah paham sekali dengan yang ada difikiran para orang tua.

"Sini A.." Kasa tersenyum menyambut calon istrinya yang cantik.

"Terima kasih.." Ucap Akira lirih.Tapi Kasa masih mendengarnya buktinya dia tersenyum tadi.

Setelah drama pindah tempat duduk mereka berenam sudah selesai makan malam.Dan kini keluarga Papa Abi sedang berpamitan untuk pulang,didepan pintu utama.

"Jeng sindi,kalau boleh Akira nginep dirumah kami ya,aku sudah tidak sabar,Akira jadi anak perempuan ku dan tinggal di rumah sana..." Marsya,merangkul Akira dan menarik gemas hidungnya.

Sedangkan Akira dia hanya tersenyum saja,tak tahu harus bersikap seperti apa.Karena dirinya juga tidak pengen menginap di rumah papa Abi.Masih terasa sangat canggung sebenarnya.

Sindi menggaruk pelipisnya,bingung akan menjawab apa,harus mengizinkannya atau tidak..? Akira dan Kasa baru saja bertunangan,masa iya,sudah main menginap-nginap seperti itu.Walaupun sebenarnya tidak masalah juga,tapi tetap saja mereka belum sah,belum menikah.

"Tapi,mere-----"

"Saya jamin Sin,putri mu aman dengan kami.Aman di rumah kami.." papa Abi memotong kata penolakan yang akan Sindi lontarkan.Sudah bersahabat sejak lama jadi,Abi sudah paham gerak-gerik Sindi.

Akira menatap Ibunya,berharap Ibunya tetap mempertahankan agar tak memperbolehkan dirinya untuk menginap.

"Ya sudah,hanya malam ini saja..." jawaban dari Sindi yang langsung membuat Kasa,Marsya dan papa Abi kegirangan.Berbeda dengan Akira,wajahnya berubah menekuk,dan sedikit manyun.

"Ibu kenapa sih Bu.Terlalu percaya sama mereka,Ibu tidak tahu saja kalau Akira sudah dinodai oleh calon suamiku itu Bu..!" Batin Akira tak semangat.Protes,dalam hatinya.

"A..ayok !" Kasa menggenggam tangan calon istrinya dengan sangat bahagia,bibirnya mengulas senyum tipis.

Akira tersenyum,walaupun bertolak belaka dengan isi hatinya.."Semoga saja Kasa adalah calon suami yang terbaik.." do'a nya dalam hati.Lalu mengikuti langkah calon suami yang menariknya menuju mobil,dan Kasa membukakan pintu bagian depan di samping kemudi.

"Akira,sebentar ya,saya mau pamit dengan Ibu.." Pamit Kasa setelah menutup pintu mobil.Sedangkan Akira mengangguk saja.

"Jeng kami pamit pulang dulu.Makasih sekali karena Akira sudah di izinkan menginap.." Tutur Marsya,lalu cipika-cipiki dengan Sindi yang akan menjadi calon besannya.

"Iya,sama-sama.." Jawab Sindi.Lalu bergantian Kaisar yang salim pada Ibu Sindi.

"Bu,saya pamit pulang.." Pamit Kaisar tersenyum ramah.Setelah itu bergantian papa Abi yang pamitan.

"Kami pulang dulu.Tenang saja semoga putri sahabatku bahagia bersama kami.." Katanya lalu Sindi membalas dengan anggukan.

"Saya pamit Bu.." Kasa yang terakhir salim.

Setelah itu Abi,Kasa pergi menuju mobilnya meninggalkan Sindi yang sendirian malam ini dirumah.

Kedua manik mata mengantar kepergian mobil apik milik Abi,sahabat dari mendiang suaminya,Rodi Yohanes.Bibir Sindi pelan tertarik keatas percaya saja Abi akan memberikan yang terbaik untuk putrinya.

Terpopuler

Comments

Mami

Mami

semoga kasa yang terbaik buat Akira.

2024-11-29

0

Mami

Mami

hahaha

2024-11-29

0

Ledies Uye

Ledies Uye

😂😂😂😂😁😁😁😁😁😁😁😆😆😆😅😅

2024-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!