Azka akhirnya mengalah dan tidur di kamar tamu .
"Sayang gimana cara tidurnya?" Kata Azka
"Tinggal merem aja mas nanti juga tidur sendiri" ucap Ratna
"Mas serius sayang. Mas masuk ke kamar aja ya tidur bareng kamu ya"
"Engak boleh, mas paksa tidur aja nanti juga ketiduran sendiri. Biasanya juga gitu kan", ucap Ratna
"Biasanya ada kamu di samping ku ini aku sendirian" kata Azka
"Mama tadi nanyain mas kenapa tidur di kamar tamu" kata Azka
"Terus mas jawab apa?" Tanya Ratna
"Iya mas bilang aja kamu lagi sensitif kalau deket deket aku, terus mama sama ayah ketawa" kata Azka
"Kalau di pikir pikir lucu juga ya mas, masak anak kamu sendiri aja ngak mau deket sama papanya" ucap Ratna
"Kata mama itu pertanda anak kota mirip sama papanya" kata Azka
"Big no mas, orang aku yang sembilan bulan bareng dia, mirip aku lag" kata Ratna
"Lihat aja besok kalau udah keluar pasti sebelas dua belas sama mas", kata Azka yakin.
"Ngak mau lah mas, pokoknya mirip aku", kata Ratna
"Sayang kenapa belum tidur, masih pusing sama mual mual?" Tanya Azka.
" Masih mas,
Aku ngak bisa tidur , kalau tertidur langsung bereaksi perut aku, akhirnya mual"
"Sabar ya sayang, mas tau itu sulit tapi sayang hebat sudah bisa ngejalanin semuanya nanti lama lama ngak mual lagi"
"Iya mas aku juga selalu merasa kalo ini memang nikmat seorang ibu, aku bangga kok mas seneng juga karena bisa ngerasain apa yang terjadi pada ibu hamil "
"Mas bangga banget sama kamu sayang"
"Kapan ya mas bisa beli baju baju lucu, mainan sama barang barang lucu buat adek, aku udah ngak sabar mas"
"Sabar tiga bulan lagi ya sayang kamu ingat kan kata bunda kalau beli sekarang itu pamali"
"Ingat, kata bunda harus sabar sekarang ngerasain susahnya dulu nanti baru senangnya"
***
Satu bulan kemudian, kandungan Ratna sudah semakin membesar. Acara syukuran tujuh bulanan pun sudah di lakukan, perasaan bahagia, khawatir, tidak sabar bercampur aduk menjadi satu saat ini. Menunggu tiba waktunya lahirannya nanti.
Terlihat Ratna sangat antusias dan sudah banyak mempersiapkan segala kebutuhannya
Azka semakin mengekang pergerakan Ratna, membuat Ratna selalu pasrah dan kesal juga
Seperti malam ini, Ratna yang ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil pun harus ditemani olehnya, Ratna tidak boleh menolak dengan alasan apapun, apalagi kalau Azka sudah mengeluarkan kata kata yang mengatakan kalau seorang istri harus menuruti perkataan suaminya.
"Mas ngak capek ya ikutin Ratna terus" tanya Ratna
"Nggak" jawab Azka dengan singkat
"Masak? Ratna yang ngelihat aja capek... hufftt" ucap Ratna dengan menghembuskan nafasnya.
"Demi keselamatan kamu mas rela ngak tidur sayang" jawab Azka dengan senyumannya, dia sedang berkutat dengan dengan laptopnya saat ini
"Tapi kan Ratna malu mas, masak mau buang air kecil atau buang air besar mas juga nemenin Ratna" ucap Ratna dengan wajah kesalnya
"Kenapa harus malu, kayak sama siapa saja" jawab Azka
" tau ahh, mas Azka lebay. benar emang kata Ayah" ucap Ratna dengan berbaring membelakangi Azka
Azka terkekeh dan mendekati Ratna yang sedang berbaring di ranjang.
"Ratna malu mas" ucap Ratna lagi.
"Iya udah nanti mas temenin kamu di luar pintu kamar mandi aja deh" jawab Azka
"Beneran nih" tanya Ratna memastikan
"Iya sayang yang penting mas tetep pantau kamu terus" jawab Azka dengan yakin.
"Gitu dong" ucap Ratna dengan lega
"Lihat mas, ngak boleh membelakangi suaminya" pinta Azka .
Ratna pun langsung membalikkan badannya menghadap Azka.
Cup
"Makin tambah cantik deh, dan makin gendut", ucap Azka terkekeh
"Iiihhhh mas Azka! Masak gendut sih, Ratna ngak gendut kok cuma seksi, dedek banyi nya aja yang gendut di dalam" ucap Ratna mengelak.
"Iya deehhh, kamu ngak gendut cuma kelebihan berat badan
"Kan sama aja tuh" ucap Ratna terkekeh
Azka pun tergelak dan menciumi Ratna sepuas puasnya hingga Ratna kembali kesal terhadapnya karna kehabisan nafas.
Sedangkan di kediaman ayah Ratna, Ayah Ratna tengah kebingungan mendapati istrinya yang tengah hamil tua kini tengah merasakan kontraksi yang masih jarang-jarang namun sang calon ayah pun makin binggung dengan apa yang terjadi
Meskipun dulu ibunya Ratna juga seperti itu waktu melahirkan Ratna tapi Ayah Rafi merasa sudah lupa karna jarak yang sudah terlalu lama.
"Mas, ini semakin sakit.." ucap Mala yang semakin merasakan sedikit sakit karena hari ini memang hplnya dan ternyata hari ini juga persalinannya harus dilakukan karna rasa mulas dan kontraksi yang kembali melandanya
Hingga Rafi pun langsung menggendong sang istri menaiki mobilnya menuju ke rumah sakit
Seorang perawat menyambutnya dan menyuruhnya untuk keluar hingga dia harus membantu memberikan semangat istrinya dengan berdoa
"Suami ibu Mala.." ucap sang perawat
"Saya dokter.." ucap Rafi penasaran
"Anda di minta masuk untuk memberikan kekuatan untuk ibu Mala" ucap perawat lagi
Rafi memasuki ruang bersalin itu dengan sangat hati hati dengan menggengam tangan sang istri.
Yang sebelumnya dia belum pernah merasakannya karna waktu Ratna lahir Rafi berada di luar kota dan tidak bisa menemani ibunya Ratna.
"Sakitt mas" lirih Mala
"Iya sayang, yang kuat ya sayang. Kamu pasti kuat kok, ayo sayang kamu bisa demi anak kita.." ucap Rafi dengan terus memberi semangat untuk Mala
"Ya Allah selamatkan istri dan anak ku" Rafi berdoa dan berharap semuanya berjalan lancar.
Rafi terus menggenggam tangan istrinya yang sedang berjuang bertaruh nyawa melahirkan buah hati mereka, dari tadi dirinya sudah berusaha untuk memberikan semangat dan berdoa agar istri dan anaknya selamat.
Dari dalam tubuhnya sudah keluar keringatt dingin sebesar jagung karena dirinya takut dengan keadaan seperti ini bahkan takut melihat darah yang mungkin akan sangat banyak
"Maasss,,. Auuu .... ini sakit sakali"
Dari sudut mata Mala telah mengalir air mata merasakan sakit dan rasa yang tidak dapat di ungkapkan dengan kata kata, inikah rasanya melahirkan
"Baru pembukaan sembilah bu, sebentar lagi kita akan mulai ya, jangan mengejan dulu ya nanti tenaganya akan habis sebelum bayinya berhasil keluar" ucap sang dokter yang menanganinnya
"Ini sungguh sakit sekali dok" rintih Mala mulai kembali merasakan sakit yang luar biasa
"Oke, sudah pembukaan sempurna, ayo bu Mala ikiti intruksi saya...
Ambil nafas panjang hembuskan lewat mulut. Ayo mulai mengejan bu" dokter sudah memberi aba aba
"Aaaaaaach" Mala mulai mengejan
"Ayo bu sudah mulai kelihatan kepalanya, jangan di tahan bu ayo sekali lagi" ujar dokter memberi semangat
"Bismillahirrahmanirrahim" Rafi terus melantunkan doanya dengan penuh pengharapan.
"Aaaaaachh...."
Mala berteriak sekuat tenaga dengan kedua tangannya mencengkram erat tangan Rafi bahkan hingga keluar darah
Hingga akhirnya.
"Oooeeekk ..... ooooeeek"
Seorang bayi perempuan yang cantik telah lahir dengan tangisan kerasnya
"Alhamdulillah.." ucap Rafi dengan perasaan penuh bahagia
"Terima kasih sayang" Rafi menciumi kening istrinya yang bermandi peluh dengan tangan yang masih memeluknya.
"Bapak anaknya sudah boleh di adzani" kata Doktenya yang menangani Mala.
"Baik dok", jawab Rafi
Rafi mendekat ke bayinya dan mengadzaninya . Dan tak terasa air mata Rafi menetes karan rasa bahagianya iya mempunyai anak dengan Mala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments