18 - Apa Rasa itu Ada?

Aku ingin pulang ke rumah Sofia dan tidur seharian di sana. Namun putra Ratu Wulandari ini menahanku.

“Bang, aku capek, ingin menemui kamarku untuk tidur” ucapku memelas. Aku berjalan di belakang, mengikutinya menaiki tangga.

“Tidurlah di sini. Di sini ada banyak kamar kosong” jawabnya santai sembari duduk di sofa.

Sekarang kami sedang berada di lantai dua. Tepatnya di area santai ruang TV. Ini area terbuka yang berada di antara kamar. Lantai bawah sedang dibersihkan karena kekacauan tadi pagi.

“Duduklah” perintahnya sambil menepuk sofa di sebelahnya.

“Iya” jawabku.

Allah tolong... Jika sedekat ini dengannya, terbayang saat dia mencium paksa diriku tadi.

Tidak-tidak... Yang tadi karena pengaruh makhluk. Lagi pula kasar sekali ciumannya, itu bukan dia. Tapi kan itu raga dia. Tubuh dia. Bibir dia. Tangan dia. Pelukannya dia..... Tuhan...... Aku berusaha menjaga pikiranku tetap waras.

Tapi bagaimana bisa tetap waras? Jantungku saja berdetak kencang seperti genderang. Kupejamkan mata....kutarik nafas panjang lalu kuhembuskan perlahan. Aku ulangi hingga 3 kali.

Rupanya dia memperhatikan aku. “Bibirmu kenapa? Luka begitu?”

DEG

Oh tidak... Dia lupakah? Hemmm... tapi Kok dia nyantai ya... Duduk di sofa sambil sandaran gitu, kelihatannya nyaman banget.

Aku salting begini di depannya, dia sebagai pelaku malah santai....Karena dia bersikap santai, aku juga bisa, aku akan bersikap santai.

“Abang menggigitku tadi” Dia tersenyum mendengarnya.

“Tadi aku setengah sadar jadi tidak menikmati. Sekarang aku sadar sepenuhnya. Boleh abang ulangi?” Tanyanya pelan sambil mendekatkan wajah.

Kudukku meremang. “Tidak!” ucapku tegas sambil sedikit mundur.

“Hahahaha....” Dia tertawa lepas dan kembali bersandar.

Aku mengerutkan kening. Apa ini? Dia menggodaku hanya untuk hiburan? Aku kesal!! Awas saja!!

Aku langsung berdiri, “Jangan menggodaku lagi. Jangan menggangguku. Aku tidak takut ya padamu!”

Tanpa kusangka dia pun berdiri. Tinggi menjulang di hadapanku. Begitu dekat. “Tidak takut?” Tanyanya.

“Tidak takut.....” kataku dan secepatnya berlari menjauh, menyusuri lorong yang luas ini.

“Cantika....” Tak kuhiraukan panggilannya. Lekas aku masuk ke ruangan lain dan bersembunyi di samping lemari. Lemari ini persis di samping daun jendela. Konyol! Ngapain sih aku sembunyi? Tapi....

“Cantika......” Panggilnya lagi

Sejuk tiupan angin kurasakan, dari jendela yang kubelakangi. Angin sepoi membuatku berdesir.

Rasa apa ini? Kuremas blues di bagian dada sambil memejamkan mata. Mencari getaran dan debaran.

Ada rasa seperti..... Aku takut dia menemukanku. Tapi aku ingin dia menemukanku

Aku berusaha lari darinya. Tapi aku ingin dekat dengannya.

Ada sedikit rasa bahagia, tapi mengapa bercampur getir?

Untuk pertama kalinya ada bahagia yang terasa, di sini....di hatiku. Namun getirnya masih melekat.

Apa ini cinta? Apakah cinta itu suka dan duka yang bercampur? Bahagia dan sakit yang bersamaan menggigit?

Dia berjalan semakin dekat, kudengar langkah kakinya. “Aku akan menemukanmu.....” suaranya seperti bisikan yang membuatku merinding.

Tiupan angin mengibarkan hijab dan blusku, membuyarkan lamunanku. Aku berbalik, ternyata angin ini berasal dari kebun belakang.

Karena sudah kembali tersadar, sejenak aku merasa konyol. Main kejar-kejaran gini kayak film India.

Kudengar sayup suara kera, Kulihat di bawah sana Panglima Kekei sedang berayun di dahan pohon mangga. Dia bahkan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya. Sambil sesekali menggigit buah mangga yang dipetiknya.

Sungguh lucu pikirku. Panglima yang gagah perkasa pemilik kecepatan dan keakuratan yang luar biasa sedang bermain di dahan pohon seperti monyet.

Tanpa kusadari aku tersenyum melihat tingkah Panglima Kekei yang menggemaskan.

“Jangan memandangnya lekat, Abang cemburu” Pemilik suara bariton ini, aku mengenalnya. Lekas aku menoleh,

“Cemburu?” “Padanya?” “Yang benar saja” ucapku sambil bersedekap.

“Bagaimana pun dia lelaki” ucap Rajendra sambil menarikku ke pelukannya.

“Abang!” Pekikku terkejut.

Rupanya dia hanya ingin mencium pucuk kepalaku. “Jangan begini, ini terlalu dekat” aku berusaha mendorong dadanya menjauh.

“Aucgh...” Keluhnya

“Kenapa?” aku menjauhkan tangan dari dadanya.

“Kamu menekan bekas luka”

“Makanya jangan gini, nanti Panglima Kekei melihat” rajukku beralasan.

“Dia tak akan berani” bisiknya.

“Kau bilang akan menurut padaku, tidak membantah perintahku. Apa itu janji palsu?”

Aku terdiam, lagi-lagi aku terjebak. “Tidak, tapi ya gak begini juga kali bang” ucapku gugup.

Kemudian dia menarik pinggangku hingga kami menghadap ke jendela.

“Kamu penasaran dengan Panglima Kekei?”

Hatiku kecewa, kenapa malah membahas Panglima Kekei? Dia tak menciumku? Tak mengecupku? Tak memelukku erat-erat. Hhhh... Ada kecewa di hati.

Tapi apa sih yang kupikirkan.....Kenapa otakku korselet...Kan sudah tadi, dikecup di kening.

“Dia mencari mangga, abang tak tak kasih dia makankah?” Tanyaku tentang Panglima Kekei untuk mengalihkan pikiranku yang korselet.

“Hehehe.... yang benar saja” dia terkekeh

“Ada pak Suaib yang melakukannya. Lihat...” menunjuk keluar.

Terlihat seorang lelaki tua yang dia panggil pak Suaib membawa senampan makanan untuk Panglima Kekei dan menaruhnya di meja taman.

Di halaman belakang yang luas itu, terdapat kursi dan meja taman yang bisa digunakan untuk ngeteh atau ngopi sore.

Panglima Kekei pun turun dari pohon, melesat ke arah pak Suaib duduk. Mereka makan buah dan mengobrol santai. Cara melesatnya tidak seperti monyet yang berlari menggunakan ke empat kaki. Melainkan melesat seperti cahaya. Ya mau bagaimana lagi, dia kan jin.

Siapa pak Suaib mengapa dia bisa melihat Panglima kerajaan gaib itu?

“Pak Suaib adalah tukang kebun di rumah ini. Hanya dia yang dapat melihat makhluk halus di sini selain aku” jelas Rajendra.

“Jika ada makhluk yang kubawa dari istana. Beliaulah yang akan merawat mereka”

“Bahkan, jika penghuni guci ratapan sedang menangis, dia akan mengajaknya bicara untuk memenangkannya”

“Tentang Kekei, semasa kecil, aku kerap bermain dengannya. Dia mengajariku banyak hal.”

“Oh ya... Dia mengajarimu ilmu bela diri?” Tanyaku penasaran.

“Dia mengajariku naik pohon”

Hah? Pantes, kan gurunya kera.

“Bahkan pernah suatu hari dia mengajariku naik pohon tertinggi di kerajaan. Tiba-tiba ibuku memanggilnya secara batin. Sialnya dia langsung melesat pergi tanpa mengajariku cara turun dari pohon itu,” Rajendra tersenyum.

“Lalu?..hahaha.....kau ini lucu sekali” aku tergelak tawa.

“Aku berada di atas pohon seharian, untungnya ada paman siluman rajawali yang lewat. Kupanggil dia untuk mengantarku pulang”

“Waoh... Seru sekali masa kecilmu ya..... Memangnya saat itu umurmu berapa?”

“Lima tahun. Saat kuceritakan pada ibuku.... parahnya ibuku itu malah tertawa. Beliau sama sekali tidak mau menghukum Kekei meski aku merengek agar dia dihukum”

“Akhirnya Kekei pun tidak mau berjumpa denganku. Dia menghindariku selama satu bulan”

Aku masih setia mendengarkan.

“Tentang ilmu bela diri dan kedigdayaan, kudapatkan dari Syekh Alsyad. Bersama dengan putranya aku berlatih”

“Mereka manusia?”

“Ya, mereka manusia. Kabar terakhir, putranya melanjutkan kuliah S3nya di luar negeri. Sekarang aku tidak tau kabarnya lagi.”

“Emmm...” Gumamku tanpa sengaja.

“Emmm apa?” Tanyanya.

“Hah? Emmm aja... Ga ada apa-apa. Lagi pula aku tidak pernah melihat abang menggunakan ilmu. Cuma Kekei yang melesat ke sana ke mari”

“Hei.... aku bosnya” ucap Rajendra sambil berkacak pinggang.

“ Hahaha.......?” Kami tertawa bersama.

“Sok bossy kau bang”

“Oh ya, aku ada meeting jam 3 sore ini. Mungkin sampai malam.” Rajendra melihat jam tangannya.

“Mbak Nana akan mengurus keperluanmu. Tunggu aku” ucapnya seraya mencium pucuk kepalaku dan melangkah pergi.

“Ya” jawabku..

Ternyata sudah ada seorang pelayan yang berdiri di belakangku.

“Saya Nana non, istri pak Didi. Saya yang akan menyiapkan keperluan non. Mari saya antar ke kamar”

“Ya ampun mbak, jangan panggil non. Panggil Cantika saja” aku mengikuti langkahnya.

“Maaf non, gak bisa. Non nanti kan menjadi nyonya di rumah ini. Jadi manggilnya harus gitu” “ ini non, kamarnya”

Nyonya rumah? Aku saja gak mikir gitu.

Aku jadi ingat ucapan ibu Ratu Wulandari tadi,

Pada setiap kalimatnya, Ibu Ratu selalu memosisikan dirinya sebagai ibuku. Apa maksudnya? Apa beliau merestui aku sebagai menantu?

Pintu kamar itu sudah terbuka. Ada beberapa mbak-mbak pelayan di dalamnya.

Mereka menghampiri kami, memberi hormat padaku dengan sedikit membungkuk. Lalu berbincang seperti memberi laporan pada mbak Nana. Sepertinya mbak Nana ini kepala pelayan di sini.

“Yo wis... Apik. Pinter, bagus Kabeh” dan mbak-mbak itu pun berlalu.

“Ayo non, silakan masuk. Ini kamar non. Yang di sebelah sana, kamarnya tuan Ra. Kedua kamar ini, terpisah ruang TV di sebelah situ. Di tengah.”

“Iya mbak, terima kasih. Mungkin saya banyak merepotkan nantinya” ucapku.

“Merepotkan bagaimana? Yo ndak toh non. Kami malah seneng, bahagia ada non di sini”

Mbak Nana ini, logat Jawanya kental. Orangnya sopan, usianya kutaksir sekitar 40-an.

“Seneng kenapa?” Ucapku sambil membawanya duduk di tepi ranjang bersamaku.

“Eh.. non, saya ndak berani. Saya duduk di bawah saja” dia hendak duduk di lantai.

“Eh ya tidak.... kalo mbak duduk di lantai, saya juga duduk di lantai. Hayo pilih mana?” Kutahan tubuhnya.

“Eh...ya udah... Duduk sini saja ceritanya” akhirnya dia duduk di tepi ranjang bersamaku.

“Maaf.. maaf nih ya non, saya jadi curhat.”

“Iya, curhat saja mbk. Saya sambil tiduran ya. Soalnya capek” aku pun berbaring.

“Itu non, soal tuan Ra. Beberapa bulan yang lalu, semakin jarang Shalat. Padahal biasanya paling taat. Begitu azan berkumandang langsung Shalat. Ehh ini, wudu pun ndak pernah”.

“Kata pak Suaib, itu pengaruh benda-benda antik koleksinya. Ya memang, semakin banyak benda antik itu dibawa tuan ke rumah ini, rumah ini jadi semakin menyeramkan. Hawa-hawanya ndak enak gitu. Bikin merinding” mbk Nana memeluk tubuhnya.

“Kadang ada suara wanita menangis, kadang barang-barang bisa pindah sendiri. Apalagi pas hari Jumat. Wuih... Banyak bayangan hitam. Serem banget. Akhirnya ya... Dikosongkan, gak boleh ada yang masuk ke rumah ini”

“Pernah dulu... Pas... kapan, ya? Sekitar sebulan yang lalu. Ada temennya tuan datang. Tiba-tiba ditemui pak Suaib di depan. Pak Suaib bilang ke temennya tuan itu, kalo tuan ndak ada di rumah. Padahal tuan ada”

“Agak aneh non, tumbennya pak Suaib seperti itu. Seperti mencegah tuan ketemu tamunya itu”

“Siapa mbak?” Tanyaku

“Mas Gilang. Tapi kemudian tuan datang. Sepertinya mereka sudah janjian”

“Lalu pak Suaib?” Tanyaku kepo.

“Ya... Pak Suaib pamit, sambil geleng-geleng kepala gitu, kembali ke kebun belakang”

Gilang......

“Lalu mbak..???” Tanyaku. Karena mbak Nana tiba-tiba terdiam.

“Saya ndak enak non ceritanya, nanti dikira menjelekkan majikan” mbak Nana meremas seragam pelayannya.

“Sudah... Cerita saja mbak. Biar saya tau kelakuan tuanmu itu”

“Suami saya, pak Didi, semakin sering pulang malam bahkan sampai jam 3 pagi. Pas saya tanya, dia jawab kalo tuan Ra pergi ke diskotek. Jadi dia harus nunggu”

“Ohhh ga papa, saya tau itu mbak. Tapi dia di sana karena ada keperluan. Dia gak main perempuan kok” jawabku santai sambil menarik bantal, padahal aku sendiri tidak tahu alasan Rajendra ada di sana.

“Olah.... Ya Alhamdulillah non, klo seperti itu. Saya sempat khawatir lho... Tapi syukurlah... Akhir-akhir ini, tuan sudah rajin Shalat lagi. Terus tiba-tiba hari ini saya lihat non ada di rumah ini. Saya senang banget”

“Kenapa mbk?” Tanyaku lagi

“Karena selama ini tuan kan ndak pernah punya pacar, ndak pernah dekat sama perempuan. Jadi pas ada non, saya senang”

“Apa lagi, pas dipanggil ke sini tadi pagi. Ternyata rumahnya sudah bersih, maksudnya sudah ndak nyeremin lagi”

“Non, maaf saya ceritanya kepanjangan. Non istirahat ya. Kalo ada apa-apa panggil saya saja”

“Rumah saya di belakang, yang cat hijau. Kalo yang catnya biru, itu rumah pak Suaib”

“Iya mbak, maka sih” jawabku.

Mbak Nana pun keluar kamar dan menutup pintu. Aku sangat mengantuk, tapi masih ada yang kugaris bawahi dari cerita mbak Nana, bahwa Rajendra tidak pernah punya pacar?

Usianya 30. Ganteng, mapan, tidak pernah pacaran? Kenapa? Rasanya mustahil.

Semakin aneh dengan perlakuannya kepadaku? Padahal baru ketemu, belum juga 24 jam kenalan, sudah ngajak nikah. Aku benar-benar tidak paham.

“Uwaahhhh...” aku menguap, ngantuk banget. Sejenak kemudian aku terlelap.

Episodes
1 1 - Selamat dan Sebab
2 2 - Tolong
3 3 - Terima Kasih yang Dongkol
4 4 - Maksa dan Pupil Hijau
5 5 - Mouse in Trap
6 6 - Bahagiakah?
7 7 - Abang Sayang
8 8 - Mall
9 9 - Dia Menemukanku
10 10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11 11 - Rumah Ayah Sofia
12 12 - Gunung Margodipuro
13 13 - Perjalanan Pulang
14 14 - Kenyataan
15 15 - Terpaksa Berjanji
16 16 - Rumah Itu
17 17 - Ratu Wulandari
18 18 - Apa Rasa itu Ada?
19 19 - Broto Segoro
20 20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21 21 - Jones dan Bekas Luka
22 22 - Deretan Buku Legenda
23 23 - Hari Pertama Kerja
24 24 - The Cloud Effect
25 25 - Pagi yang Berat
26 26 - Tantangan
27 27 - Tragedi Kolong Kasur
28 28 - Drama Sarapan dan Anting
29 29 - Belenggu
30 30 - Lampu Merah
31 31 - Jahat
32 32 - Kabur
33 33 - Pusaka
34 34 - Peringatan
35 35 - Daka dan Boca
36 36 - Saudara
37 37 - Ngilu
38 38 - Paket
39 39 - Bung Blo'on Beli Tart
40 40 - Pus Meong
41 41 - Sudah Terorganisir
42 42 - Suara Hati Sofia
43 43 - Boca Kembali
44 44 - Cemburu
45 45 - Tes Kejujuran
46 46 - Gelisah
47 47 - Coretan Kasih Sayang
48 48 - Disapa Ratu Merah
49 49 - Kebenaran Daka
50 Draft
51 Draft
52 52 - Dilarang Nempel-Nempel
53 53 - Jangan Sentuh Milikku
54 54 - Terima Abang Apa Adanya
55 55 - Diserang Boca
56 56 - Koma
57 57 - Karena Dia Butuh
58 58 - Kangen Dia
59 59 - Bahagianya
60 60 - Gelap Mata
61 61 - Ngenes
62 62 - Ditolak
63 63 - Brankas
64 64 - Mestika
65 65 - Gak Normal
66 66 - Istana Itu
67 67 - Ngunduh Mantu
68 68 - Ohh.... Cantika
69 69 - Cantika Putriku Sayang
70 70 - Pindah Hidup di Hutan
71 71 - Jangan Ganggu Hidupku
72 72 - Scarecrow
73 73 - Gelang Itu
74 74 - Neng Sri
75 75 - Micin
76 76 - Hadiah Pernikahan
77 77 - Rapat Keluarga
78 78 - Setan Merah
79 79 - Sukma
80 80 - Menginap di Mana?
81 81 - Pelet
82 82 - Ricky Berulah
83 83 - Kesatria Utama
84 84 - Nikah Lagi
85 85 - Akhirnya Pulang
86 86 - Eh Ternyata
87 87 - Intan Mengamuk
88 88 - Menjinakkan Anak Kunti
89 89 - Penjara
90 90 - Toxic Relationship
91 91 - Makin Parah
92 92 - Foto Prewedding
93 93 - Surat Nikah
94 94 - Salah Paham
95 95 – Give Me a Hug
96 96 – The Witch
97 97 – Cerita Mbak Kunti
98 98 – Frustrasi
99 99 – Puasa
100 100 - Hutan Hoia Baciu
101 101 - Pets
102 102 – Venus
103 103 – Tudung Merah Beracun
104 104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105 105 – Triangle of Transylvania
106 106 – Bau Pesing
107 107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108 108 – Merdeka atau Mati
109 109 – Sholat Jumat
110 110 – Penjara Bawah Tanah
111 111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112 112 – Nekomata
113 113 – Hadiah Untuk Sofia
114 114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115 115 – Kelahiran
116 116 - Tugas yang Sebenarnya
117 117 – Hilang Akal
118 118 – Cara Sukma Makan
119 119 – Sapu Gerang
120 120 – Terapi
121 121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122 122 – Menembus Pagar Ghaib
123 123 – Bintang Syi'raa
124 124 – Kematian
125 125 – Di Rumah
126 126 – Kemampuan Aneh
127 127 – Mungkin Karena
128 128 – Belati di Tangan Sofia
129 129 – Sirep
130 130 – Jangan Paksa
131 131 – Keusilan
132 132 – Keganjilan
133 133 – Serangan
134 134 – Pertarungan
135 135 – Rahasia Jin Langit
136 136 – Werehyena
137 137 – Sesal
138 138 – Jangan
139 139 – Hanya Karena
140 140 Nenek Kunti
141 141 – Perang Besar
142 142 – Ada-Ada Saja
143 143 – Sela
144 144 – Portal
145 145 – Keadaan di Dalam
146 146 – Ikhlaskanlah
147 147 – Berduka
148 148 – Mata
149 149 – Alif
150 150 – Dunia Apa?
151 151 – Iblis Apa?
152 152 – Penghuni
153 153 – Siapa yang Hamil?
154 154 – Isi
155 155 – Jangan Ikuti Anakku
156 156 – Yakin?
157 157 – Pecah
158 158 – Bertamu
159 159 – Garter Besar
160 160 – Merayu
161 161 – Tidak Terima
162 162 – Kedatangan Sebastian
163 163 – Ketemu
164 164 – Kecolongan
165 165 – Kembalikan Dia
166 166 – Keluar
167 167 – Walimatul Haml
168 168 – Kurang Tajam
169 169 – Jangan Pulang
170 170 – Menolak Sepi
171 171 – Lagi Sedih
172 172 – Resepsi
173 173 - Naga
174 174 – Diserang
175 175 – Penyihir Naga Hitam
176 176 – Orc
177 177 – Darah
178 178 – Putih
179 179 – Tunggu
180 180 – Belum Selesai
181 181 – Gelombang Suara
182 182 – Cepat
183 183 – Musik
184 184 – Percayalah
185 185 – Panti Asuhan
186 186 – Hancur
187 187 – Mengapa?
188 188 – Hilang
189 189 – Naga Berkepala Dua
190 190 – Belzebuth
191 191 – Bisa
192 192 – Omnivora
193 193 – Creatures
194 194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195 195 – Pengorbanan
196 196 – Ini Aku
197 197 – Bertindak yang Benar
198 198 – Mencari Solusi
199 199 – Berusaha
200 200 – Tidak Berhasil
201 201 – Medusa
202 202 – Di Sudutkan
203 203 – Berhasil
204 204 – Kecurigaan
205 205 – Nekat Pulang
206 206 – Emosi
207 207 – Kasus
208 208 – Saksi Korban
209 209 – Negosiasi
210 210 – Kejam
211 211 – Jumat Kliwon
212 212 – Terjaring Razia
213 213 – Menaklukkan si Embah
214 214 – Klarifikasi
215 215 – Kenapa
216 216 – Jangan Dia Lagi
217 217 – The Power of Love
218 218 – Hari Minggu
219 219 – Kabut Sesat
220 220 – Makanya
221 221 – Menangkap Kijang Emas
222 222 – Batara Karang
223 223 – Atasi Dia
224 224 – Urus Dia
225 225 – Sial
226 226 – Sidang
227 227 – Jangan Dipendam Sendiri
228 228 – Tanpa Dia
229 229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230 230 – Siksa Batin
231 231 – Senyum Itu
232 232 – For You Only
233 233 – Sifat Iblis Alif
234 234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235 235 – Masalah Manusia
236 236 – Tengil
237 237 – Serangan
238 238 – Pembunuhan
239 239 – Jejak Boca
240 240 – Jin Wanita
241 241 – Sepupu
242 242 – Ada Apa?
243 243 – Siapa Ali?
244 244 – Masa Lalu
245 245 – Posesif
246 246 – Dia Sudah Tiada
247 247 – Tidak Baik
248 248 – Penyergapan
249 249 – Penculikan
250 250 – Ada di mana?
251 251 – Kebodohan Zafira
252 252 – Tekad Zafira
253 253 – Villa
254 254 - Sakit
255 255 – Permintaan Bodoh
256 256 – Kesakitan
257 257 – Nenek
258 258 – Tembus
259 259 – Menentang
260 260 – Rusak Tubuh
261 261 – Ingin Pergi
262 262 – Dijemput
263 263 – Menemui Zafira
264 264 – Pembicaraan
265 265 – Kurang Ajar
266 266 – Awal Pertemuan
267 267 – Numpang
268 268 – Hampir Mimisan
269 269 – Kebersamaan
270 270 – Ngapain Sih?
271 271 – Kejar
Episodes

Updated 271 Episodes

1
1 - Selamat dan Sebab
2
2 - Tolong
3
3 - Terima Kasih yang Dongkol
4
4 - Maksa dan Pupil Hijau
5
5 - Mouse in Trap
6
6 - Bahagiakah?
7
7 - Abang Sayang
8
8 - Mall
9
9 - Dia Menemukanku
10
10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11
11 - Rumah Ayah Sofia
12
12 - Gunung Margodipuro
13
13 - Perjalanan Pulang
14
14 - Kenyataan
15
15 - Terpaksa Berjanji
16
16 - Rumah Itu
17
17 - Ratu Wulandari
18
18 - Apa Rasa itu Ada?
19
19 - Broto Segoro
20
20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21
21 - Jones dan Bekas Luka
22
22 - Deretan Buku Legenda
23
23 - Hari Pertama Kerja
24
24 - The Cloud Effect
25
25 - Pagi yang Berat
26
26 - Tantangan
27
27 - Tragedi Kolong Kasur
28
28 - Drama Sarapan dan Anting
29
29 - Belenggu
30
30 - Lampu Merah
31
31 - Jahat
32
32 - Kabur
33
33 - Pusaka
34
34 - Peringatan
35
35 - Daka dan Boca
36
36 - Saudara
37
37 - Ngilu
38
38 - Paket
39
39 - Bung Blo'on Beli Tart
40
40 - Pus Meong
41
41 - Sudah Terorganisir
42
42 - Suara Hati Sofia
43
43 - Boca Kembali
44
44 - Cemburu
45
45 - Tes Kejujuran
46
46 - Gelisah
47
47 - Coretan Kasih Sayang
48
48 - Disapa Ratu Merah
49
49 - Kebenaran Daka
50
Draft
51
Draft
52
52 - Dilarang Nempel-Nempel
53
53 - Jangan Sentuh Milikku
54
54 - Terima Abang Apa Adanya
55
55 - Diserang Boca
56
56 - Koma
57
57 - Karena Dia Butuh
58
58 - Kangen Dia
59
59 - Bahagianya
60
60 - Gelap Mata
61
61 - Ngenes
62
62 - Ditolak
63
63 - Brankas
64
64 - Mestika
65
65 - Gak Normal
66
66 - Istana Itu
67
67 - Ngunduh Mantu
68
68 - Ohh.... Cantika
69
69 - Cantika Putriku Sayang
70
70 - Pindah Hidup di Hutan
71
71 - Jangan Ganggu Hidupku
72
72 - Scarecrow
73
73 - Gelang Itu
74
74 - Neng Sri
75
75 - Micin
76
76 - Hadiah Pernikahan
77
77 - Rapat Keluarga
78
78 - Setan Merah
79
79 - Sukma
80
80 - Menginap di Mana?
81
81 - Pelet
82
82 - Ricky Berulah
83
83 - Kesatria Utama
84
84 - Nikah Lagi
85
85 - Akhirnya Pulang
86
86 - Eh Ternyata
87
87 - Intan Mengamuk
88
88 - Menjinakkan Anak Kunti
89
89 - Penjara
90
90 - Toxic Relationship
91
91 - Makin Parah
92
92 - Foto Prewedding
93
93 - Surat Nikah
94
94 - Salah Paham
95
95 – Give Me a Hug
96
96 – The Witch
97
97 – Cerita Mbak Kunti
98
98 – Frustrasi
99
99 – Puasa
100
100 - Hutan Hoia Baciu
101
101 - Pets
102
102 – Venus
103
103 – Tudung Merah Beracun
104
104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105
105 – Triangle of Transylvania
106
106 – Bau Pesing
107
107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108
108 – Merdeka atau Mati
109
109 – Sholat Jumat
110
110 – Penjara Bawah Tanah
111
111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112
112 – Nekomata
113
113 – Hadiah Untuk Sofia
114
114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115
115 – Kelahiran
116
116 - Tugas yang Sebenarnya
117
117 – Hilang Akal
118
118 – Cara Sukma Makan
119
119 – Sapu Gerang
120
120 – Terapi
121
121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122
122 – Menembus Pagar Ghaib
123
123 – Bintang Syi'raa
124
124 – Kematian
125
125 – Di Rumah
126
126 – Kemampuan Aneh
127
127 – Mungkin Karena
128
128 – Belati di Tangan Sofia
129
129 – Sirep
130
130 – Jangan Paksa
131
131 – Keusilan
132
132 – Keganjilan
133
133 – Serangan
134
134 – Pertarungan
135
135 – Rahasia Jin Langit
136
136 – Werehyena
137
137 – Sesal
138
138 – Jangan
139
139 – Hanya Karena
140
140 Nenek Kunti
141
141 – Perang Besar
142
142 – Ada-Ada Saja
143
143 – Sela
144
144 – Portal
145
145 – Keadaan di Dalam
146
146 – Ikhlaskanlah
147
147 – Berduka
148
148 – Mata
149
149 – Alif
150
150 – Dunia Apa?
151
151 – Iblis Apa?
152
152 – Penghuni
153
153 – Siapa yang Hamil?
154
154 – Isi
155
155 – Jangan Ikuti Anakku
156
156 – Yakin?
157
157 – Pecah
158
158 – Bertamu
159
159 – Garter Besar
160
160 – Merayu
161
161 – Tidak Terima
162
162 – Kedatangan Sebastian
163
163 – Ketemu
164
164 – Kecolongan
165
165 – Kembalikan Dia
166
166 – Keluar
167
167 – Walimatul Haml
168
168 – Kurang Tajam
169
169 – Jangan Pulang
170
170 – Menolak Sepi
171
171 – Lagi Sedih
172
172 – Resepsi
173
173 - Naga
174
174 – Diserang
175
175 – Penyihir Naga Hitam
176
176 – Orc
177
177 – Darah
178
178 – Putih
179
179 – Tunggu
180
180 – Belum Selesai
181
181 – Gelombang Suara
182
182 – Cepat
183
183 – Musik
184
184 – Percayalah
185
185 – Panti Asuhan
186
186 – Hancur
187
187 – Mengapa?
188
188 – Hilang
189
189 – Naga Berkepala Dua
190
190 – Belzebuth
191
191 – Bisa
192
192 – Omnivora
193
193 – Creatures
194
194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195
195 – Pengorbanan
196
196 – Ini Aku
197
197 – Bertindak yang Benar
198
198 – Mencari Solusi
199
199 – Berusaha
200
200 – Tidak Berhasil
201
201 – Medusa
202
202 – Di Sudutkan
203
203 – Berhasil
204
204 – Kecurigaan
205
205 – Nekat Pulang
206
206 – Emosi
207
207 – Kasus
208
208 – Saksi Korban
209
209 – Negosiasi
210
210 – Kejam
211
211 – Jumat Kliwon
212
212 – Terjaring Razia
213
213 – Menaklukkan si Embah
214
214 – Klarifikasi
215
215 – Kenapa
216
216 – Jangan Dia Lagi
217
217 – The Power of Love
218
218 – Hari Minggu
219
219 – Kabut Sesat
220
220 – Makanya
221
221 – Menangkap Kijang Emas
222
222 – Batara Karang
223
223 – Atasi Dia
224
224 – Urus Dia
225
225 – Sial
226
226 – Sidang
227
227 – Jangan Dipendam Sendiri
228
228 – Tanpa Dia
229
229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230
230 – Siksa Batin
231
231 – Senyum Itu
232
232 – For You Only
233
233 – Sifat Iblis Alif
234
234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235
235 – Masalah Manusia
236
236 – Tengil
237
237 – Serangan
238
238 – Pembunuhan
239
239 – Jejak Boca
240
240 – Jin Wanita
241
241 – Sepupu
242
242 – Ada Apa?
243
243 – Siapa Ali?
244
244 – Masa Lalu
245
245 – Posesif
246
246 – Dia Sudah Tiada
247
247 – Tidak Baik
248
248 – Penyergapan
249
249 – Penculikan
250
250 – Ada di mana?
251
251 – Kebodohan Zafira
252
252 – Tekad Zafira
253
253 – Villa
254
254 - Sakit
255
255 – Permintaan Bodoh
256
256 – Kesakitan
257
257 – Nenek
258
258 – Tembus
259
259 – Menentang
260
260 – Rusak Tubuh
261
261 – Ingin Pergi
262
262 – Dijemput
263
263 – Menemui Zafira
264
264 – Pembicaraan
265
265 – Kurang Ajar
266
266 – Awal Pertemuan
267
267 – Numpang
268
268 – Hampir Mimisan
269
269 – Kebersamaan
270
270 – Ngapain Sih?
271
271 – Kejar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!