8 - Mall

Sekarang hari Sabtu, waktunya libur kerja. Tapi yang namanya PR alias pekerjaan rumah, gak ada liburnya.

Nyuci, njemur, nyapu, ngepel, ngelap kulakukan dari pagi. Sehabis Subuhan langsung beraksi. Mesin cuci menjadi saksi. Teman seperjuangan ku ini selalu mengerti. Dia selalu menggiling tanpa iri. Meski temannya si kulkas hanya berdiam diri.

Semua pekerjaan yang menumpuk selama seminggu ini membuatku baru jam 8 gini sudah remek rasanya sebadan-badan.

Ditambah lagi berkemas mau pindah ke rumah Sofia. Apa coba yang mau kubawa? Di sana semua sudah tersedia.

Aku Cuma punya baju lusuh. Malu bila kupakai diantara kalangan para Borju.

Sofia.... sofia....Dia maksa aku untuk tinggal bersamanya di rumah bokapnya. Karena sang Ayah bersikeras untuk tinggal seatap dengan putri semata wayangnya.

Kalo tinggal di sana, tentunya Sofia akan serumah dengan ibu tirinya. Sebab itu, dia ingin aku tinggal di sana juga. Untuk menemaninya.

Menolongnya jika tiba-tiba berada di situasi canggung tak berbatas. Menyelamatkannya bila bingung tak ada topik yang harus dibahas. Membantunya menjadi Sholehah yang berkelas.

Dia takut bertentangan dengan sang ibu tiri. Takut berselisih, yang akan memperparah kondisi ayahnya nanti.

Sebenarnya malu, aku nebeng hidup di sana. Tapi dia maksa banget. Ya udah, kucoba saja. Entar klo gak betah kan tinggal balik kesini.

Lagian, aku masih berhak tinggal di kamar kos ini, karena waktu tinggalnya belum habis. Masih ada deposit yang sudah ku bayar diawal bulan.

Sambil nunggu cucian kering, aku manyun melihat semua baju-baju ku. Nanti malam si Sofi minta ditemani ke acara perusahaan ayahnya. Dia akan diperkenalkan sebagai pewaris.

Bingung juga akan memakai baju apa untuk pesta itu nanti. Secara... Bajuku jelek semua. Tidak akan pantas dipakai ke pesta orang kaya.

Haduh... Uang pun sudah mepet Cuma buat makan sampai akhir bulan. Pasti nanti malam aku akan malu.

Seperti bisa membaca pikiranku saja. Tiba-tiba Sofia muncul di depan pintu kamar kos ku dan mengajakku belanja di mall.

“Aku gak punya uang ... Sof” keluhku.

“Gue yang bayar” ucapnya mantap.

Cakep nih anak, mengerti bener isi otakku, padahal kami kan bukan anak kembar. Ku perhatikan dengan mata sakti ku pun gak ada benang penghubung diantara aku dan dia. Mungkin dianya Cuma paham aja kalo aku kere.

Kami sekarang ada di dalam mobil milik ayah Sofi. Kini dia diperlakukan seperti putri raja. Ada mobil beserta sopir yang siap antar jemput ke mana saja. Ada kartu ATM dari sang ayah berisi uang miliaran di dalamnya.

Nyaman banget nih mobilnya. Maklum, mobil yang biasa aku naiki adalah angkot. Bersama manusia berbagai rupa. Belum lagi bau mereka. Wuih.... Warna-warni kayak pelangi.

Sesampainya di mall, seperti biasanya. Ramai, banyak orang. Ya iyalah, kalo sepi itu artinya Malnya tutup.

Ada juga beberapa orang yang berwajah setan.

Kok kayak berada di kuburan sih ketemu setan mulu.

Hhhhh aku lelah. Aku malas. Untungnya mereka tidak berniat jahat. Ah entahlah.....

Dari arah jam 11. Kulihat seorang wanita muda dengan baju kurang bahan, bergelayut manja pada seorang pria botak. Istilahnya om om.

Hhhhhh pasti sugar Daddy-nya. Mereka sama-sama berwajah setan retak-retak. Biar saja mereka berzina. Bukan urusanku pula.

Sofia menarik tangan aku untuk masuk ke sebuah toko busana muslim. Dianya sih asyik milih-milih. Tapi aku minder. Betapa tidak........

“Can, bagus yang mana?” Tanya Sofi berbinar. Dengan menenteng dua gamis yang indah.

Satu berwarna emas, dan yang lain berwarna pink lembut.

“Bagus dua-duanya. Tapi menurutku yang warna emas akan membuatmu lebih glowing”

“Emmm berlebihan ndak?” Dia mikir.

“Endak sayang... Secara kan kamu bintang utamanya. Jangan sampai kalah glowing dari tamunya.” Ku pegang pundaknya untuk meyakinkan.

“Bawa ke ruang pas gih, ayo aku bantuin” kuambil ke dua gamis itu untuk pergi ke ruang pas.

Sambil nungguin Sofia mengepas baju warna emas. Aku penasaran dengan harga baju warna pink yang kubawa.

3.250.000 Aku menelan ludah, bahkan lebih mahal dari gaji ku sebulan.

Apa baju di toko ini memang mahal-mahal?

Coba kulihat harga baju yang di pajang di sekitarku.

2.555.000; 2.700.000; 3.500.000. Astaga kepalaku pusing.

“Taraaa.... Bagus Ndak?” Sofia keluar dari ruang pas sembari tersenyum cerah.

“Bagus banget Sof. Tau cerita Jaka Tarub?” Ucapku usil.

“Lhaa itu Lo seperti emaknya. Hahaha.....”

“Gak lucu” Sofi cemberut.

“Bukan-bukan, maksudnya seperti salah satu bidadari yang mandi itu. Cakep.....”

“Kalo pake nih gamis, Lo kelihatan kayak penduduk khayangan. Beneran”

“Udah, ambil aja itu, sekalian cobain yang ini gih” ku sodorkan gamis di tanganku.

“Itu buat Lo” Sofi mendorongku masuk ruang pas.

Aku kaget. “Sof, tunggu. Kamu tahu ini harganya berapa?” Aku menunjuk gamis di tanganku.

“Aku udah liat kok, murah. Cepetan” dia mendorongku lagi.

“Sof, kayaknya enggak deh. Ini baju sultan. Aku mau beli yang harganya di bawah lima ratus ribu aja” bantahku.

“Ok” Sofia mendekat. Lalu berbisik.

“Kalo yang harganya di bawah lima ratus ribu, Lo bayar sendiri. Klo yang ini gue yang bayar. Pilih mana?” Dia senyum jail.

“Lo tega banget sih. Udah tau dompet gue kering” pasang muka sedih.

“Makanya. Nurut ma gue. Gue kan juga gak mau malu nanti malam. Masak Aspri gue bajunya.....alah sudahlah. Intinya Lo sobat gue. Ngerti!” Pasang muka serius.

Aku terdiam.

“Udah cepetan. Apa mau gue beliin dua lagi yang lebih mahal dari ini?” Ancamnya.

“Iya iya nona bos. Alhamdulillah dikasih barang mewah gratisan” aku ngeloyor masuk kamar pas.

Syukurlah baju udah dapet. Sofia ngajak ke toko sepatu.

Saat memilih sepatu di toko ini, kudengar suara Sofi bernada tinggi. Lekas ku hampiri.

Ternyata dia berebut sepasang sepatu dengan seorang gadis remaja.

Ada yang aneh dengan gadis ini, dia sangat cantik, berambut hitam tergerai indah. Bermata tajam nan lentik.

Cara berpakaiannya menantang dan berani. Sungguh seksi. Namun ada pendar merah memancar dari seluruh tubuhnya.

Aku yang tadinya berjalan cepat akan menghampiri, terdiam di jarak 2 meter. Aku kenal dengan pendar semacam ini.

Pendar ini berasal dari kuntilanak. Karena temanku si Kunti, memiliki gelombang pendar yang sama. Hanya saja Kunti pendarnya putih.

Sementara gadis ini, merah kuat.

Lekas kupegang tangan Sofia yang sedang tarik-menarik sepatu dengan gadis itu.

“Sofi, gadis cantik ini masih remaja, mengalah lah....” kataku selembut mungkin.

“Tapi aku duluan yang ambil, dateng-dateng dia langsung sabet aja!!” Sofia jutek.

Ku cubit tangan Sofia pelan, berusaha memberi kode kepadanya.

Dia sontak melirikku. Ku balas dengan senyuman. Kutarik tangan Sofi agar melepaskan sepatu itu. Untungnya dia menurut.

“Nah, gitu dong Tante, ngalah sama yang muda” ucap gadis itu sambil melihat sepatu yang langsung disabetnya dari tangan Sofia, ketika dia mengalah.

“Iya, maaf ya. Ayo Sof, kita cari yang lain” ku gandeng tangan Sofia. Sebisa mungkin aku menghindari bertatapan mata dengan gadis itu.

“Lagian Tante sudah tua, gak cocok sama model sepatu begini” dia menghina.

Sofia meradang, dan langsung berbalik hendak mendamprat sang gadis. Tapi lekas aku berdiri di antara mereka.

Gadis itu menatapku tajam. Kubalas tatapannya. Mataku membulat saat kulihat dia hanya manusia biasa, namun taring dan sorot matanya merah, mengintimidasi.

Itu bukan sorot mata dan taring orang yang berniat jahat seperti yang biasa kulihat. Itu sorot mata anak campuran. Yang hanya bisa dilihat pemilik mata istimewa sepertiku.

Tidak mau cari bahaya, lekas ku teduhkan pandangan mataku, dan seulas senyumku terbitkan.

“Iya, cantik.... Kayaknya toko yang Tante kunjungi salah, maaf ya”

Gadis ini seperti sedang mengamati mataku. Dia tertegun. Tidak ku sia-siakan kesempatan, langsung ku ajak Sofia berjalan cepat meninggalkan toko itu. Cuss... Menuju parkiran.

Aku memilih langsung ke parkiran tidak menunggu sopir di lobi, agar bisa cepat masuk ke mobil dan pergi dari sana.

Di dalam mobil Sofia sewot, saat ku minta sopir untuk mencari mall yang lain. Dia bersedekap dan menghentakkan kaki.

Lekas ku naikkan pembatas antara sopir dan penumpang. Aku ingin bicara empat mata dengannya.

Ini mobil mewah ya teman-teman, ada sekat khusus untuk menjaga privasi.

Secara, kita baru kenal ma nih sopir. Kalo bicara hal penting sebaiknya di privasi. Tapi kali ini kami bukan bicara in hal penting.

Cuma tidak mau dia memandang juragan putrinya dengan pandangan aneh karena ngomong in hal di luar nalar.

“Dia bukan manusia biasa Sofia.... Bahaya......” Ucapku santai sambil minum air mineral.

“Maksudnya????” Tanyanya kesal.

“Gadis itu anak hasil hubungan antara manusia dengan kuntilanak”

“Apa?????!!!!!” Si Sofi melotot.

“Gak usah melotot gitu, serem liatnya. Kulihat pendar merah terpancar dari seluruh tubuhnya. Pasti ibunya adalah kuntilanak yang sangat kuat. Terlalu berbahaya untuk menantangnya.”

“Emang ada yang seperti itu??” Kagak percaya dia.

“Ada, anak hasil hubungan seperti itu biasanya memang emosional dan gampang tersulut amarah. Karena jin itu tercipta dari api” ku letakkan botol air mineral pada tempatnya.

“Dan bahaya terbesarnya adalah biasanya sang ibu akan berada di sekitarnya. Memantau dan melindungi”

“Kok serem gitu sih?” Sofi memeluk dirinya sendiri.

“Makanya tadi ku ajak kamu cepat-cepat pergi. Karena kurasakan, energinya kuat sekali. Pastilah ibunya bukan kuntilanak biasa”

“Ihhh ngeri. Padahal Cantik banget ya. Cuman gak ada akhlak aja”

“Itu yang terlihat sama kamu. Kalo di mataku, dia serem banget. Bertaring panjang dan sorot matanya merah menyala”

“Sudah Cantika... Aku takut nih. Sekarang kita ke mana?”

Nah Lo... Takut kan dia. Gitu aja tadi mau nantangin si anak Kunti.

“Terserah, kan kamu bosnya”

“Klo gitu kita ke toko langganan ibuku saja, enak banget tempatnya. Satu kompleks dengan salon dan spa. Bete gue, perlu relaksasi” ucap Sofi, menurunkan sekat mobil agar bisa ngomong sama sopirnya.

Tiba-tiba “Ting” Bunyi notifikasi HP aku. Kulihat sekilas, Rajendra lagi. Tapi kali ini pesannya hanya gini.

[???????]

Berisi tanda tanya saja. Mungkin artinya dia tanya kenapa aku tidak menjawab pesan dia sebelumnya.

Sama seperti kemarin, tidak ku tanggapi. Ada rasa bersalah sih sebenarnya tidak membalas chatnya dia. Tapi kurang logika aja.

Masak baru sehari kenal udah chat:

/ Sayang, maaf hari ini aku sangat sibuk /

Mau ku balas apa coba?

Pilihan A : Iya sayang, gak papa. Kamu konsentrasi kerja aja. Semangat.

Kok ganjen banget. Secara....pacar juga bukan.

Pilihan B : Sayang, sayang pala Lo peyang. Udah kerja Sono!

Kok kasar banget, secara....dia udah baik kemaren.

Pilihan C : Ya

Singkat padat jelas. Tapi kesannya kok nerima banget gitu.

Pusiang kan. Makanya mending gak usah dibales.

Terpopuler

Comments

Novem Lidiya Isnani

Novem Lidiya Isnani

terus follow me ya. 💕

2024-01-29

0

ahok wijaya

ahok wijaya

Terperangkap dalam cerita 😱

2024-01-29

1

lihat semua
Episodes
1 1 - Selamat dan Sebab
2 2 - Tolong
3 3 - Terima Kasih yang Dongkol
4 4 - Maksa dan Pupil Hijau
5 5 - Mouse in Trap
6 6 - Bahagiakah?
7 7 - Abang Sayang
8 8 - Mall
9 9 - Dia Menemukanku
10 10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11 11 - Rumah Ayah Sofia
12 12 - Gunung Margodipuro
13 13 - Perjalanan Pulang
14 14 - Kenyataan
15 15 - Terpaksa Berjanji
16 16 - Rumah Itu
17 17 - Ratu Wulandari
18 18 - Apa Rasa itu Ada?
19 19 - Broto Segoro
20 20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21 21 - Jones dan Bekas Luka
22 22 - Deretan Buku Legenda
23 23 - Hari Pertama Kerja
24 24 - The Cloud Effect
25 25 - Pagi yang Berat
26 26 - Tantangan
27 27 - Tragedi Kolong Kasur
28 28 - Drama Sarapan dan Anting
29 29 - Belenggu
30 30 - Lampu Merah
31 31 - Jahat
32 32 - Kabur
33 33 - Pusaka
34 34 - Peringatan
35 35 - Daka dan Boca
36 36 - Saudara
37 37 - Ngilu
38 38 - Paket
39 39 - Bung Blo'on Beli Tart
40 40 - Pus Meong
41 41 - Sudah Terorganisir
42 42 - Suara Hati Sofia
43 43 - Boca Kembali
44 44 - Cemburu
45 45 - Tes Kejujuran
46 46 - Gelisah
47 47 - Coretan Kasih Sayang
48 48 - Disapa Ratu Merah
49 49 - Kebenaran Daka
50 Draft
51 Draft
52 52 - Dilarang Nempel-Nempel
53 53 - Jangan Sentuh Milikku
54 54 - Terima Abang Apa Adanya
55 55 - Diserang Boca
56 56 - Koma
57 57 - Karena Dia Butuh
58 58 - Kangen Dia
59 59 - Bahagianya
60 60 - Gelap Mata
61 61 - Ngenes
62 62 - Ditolak
63 63 - Brankas
64 64 - Mestika
65 65 - Gak Normal
66 66 - Istana Itu
67 67 - Ngunduh Mantu
68 68 - Ohh.... Cantika
69 69 - Cantika Putriku Sayang
70 70 - Pindah Hidup di Hutan
71 71 - Jangan Ganggu Hidupku
72 72 - Scarecrow
73 73 - Gelang Itu
74 74 - Neng Sri
75 75 - Micin
76 76 - Hadiah Pernikahan
77 77 - Rapat Keluarga
78 78 - Setan Merah
79 79 - Sukma
80 80 - Menginap di Mana?
81 81 - Pelet
82 82 - Ricky Berulah
83 83 - Kesatria Utama
84 84 - Nikah Lagi
85 85 - Akhirnya Pulang
86 86 - Eh Ternyata
87 87 - Intan Mengamuk
88 88 - Menjinakkan Anak Kunti
89 89 - Penjara
90 90 - Toxic Relationship
91 91 - Makin Parah
92 92 - Foto Prewedding
93 93 - Surat Nikah
94 94 - Salah Paham
95 95 – Give Me a Hug
96 96 – The Witch
97 97 – Cerita Mbak Kunti
98 98 – Frustrasi
99 99 – Puasa
100 100 - Hutan Hoia Baciu
101 101 - Pets
102 102 – Venus
103 103 – Tudung Merah Beracun
104 104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105 105 – Triangle of Transylvania
106 106 – Bau Pesing
107 107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108 108 – Merdeka atau Mati
109 109 – Sholat Jumat
110 110 – Penjara Bawah Tanah
111 111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112 112 – Nekomata
113 113 – Hadiah Untuk Sofia
114 114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115 115 – Kelahiran
116 116 - Tugas yang Sebenarnya
117 117 – Hilang Akal
118 118 – Cara Sukma Makan
119 119 – Sapu Gerang
120 120 – Terapi
121 121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122 122 – Menembus Pagar Ghaib
123 123 – Bintang Syi'raa
124 124 – Kematian
125 125 – Di Rumah
126 126 – Kemampuan Aneh
127 127 – Mungkin Karena
128 128 – Belati di Tangan Sofia
129 129 – Sirep
130 130 – Jangan Paksa
131 131 – Keusilan
132 132 – Keganjilan
133 133 – Serangan
134 134 – Pertarungan
135 135 – Rahasia Jin Langit
136 136 – Werehyena
137 137 – Sesal
138 138 – Jangan
139 139 – Hanya Karena
140 140 Nenek Kunti
141 141 – Perang Besar
142 142 – Ada-Ada Saja
143 143 – Sela
144 144 – Portal
145 145 – Keadaan di Dalam
146 146 – Ikhlaskanlah
147 147 – Berduka
148 148 – Mata
149 149 – Alif
150 150 – Dunia Apa?
151 151 – Iblis Apa?
152 152 – Penghuni
153 153 – Siapa yang Hamil?
154 154 – Isi
155 155 – Jangan Ikuti Anakku
156 156 – Yakin?
157 157 – Pecah
158 158 – Bertamu
159 159 – Garter Besar
160 160 – Merayu
161 161 – Tidak Terima
162 162 – Kedatangan Sebastian
163 163 – Ketemu
164 164 – Kecolongan
165 165 – Kembalikan Dia
166 166 – Keluar
167 167 – Walimatul Haml
168 168 – Kurang Tajam
169 169 – Jangan Pulang
170 170 – Menolak Sepi
171 171 – Lagi Sedih
172 172 – Resepsi
173 173 - Naga
174 174 – Diserang
175 175 – Penyihir Naga Hitam
176 176 – Orc
177 177 – Darah
178 178 – Putih
179 179 – Tunggu
180 180 – Belum Selesai
181 181 – Gelombang Suara
182 182 – Cepat
183 183 – Musik
184 184 – Percayalah
185 185 – Panti Asuhan
186 186 – Hancur
187 187 – Mengapa?
188 188 – Hilang
189 189 – Naga Berkepala Dua
190 190 – Belzebuth
191 191 – Bisa
192 192 – Omnivora
193 193 – Creatures
194 194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195 195 – Pengorbanan
196 196 – Ini Aku
197 197 – Bertindak yang Benar
198 198 – Mencari Solusi
199 199 – Berusaha
200 200 – Tidak Berhasil
201 201 – Medusa
202 202 – Di Sudutkan
203 203 – Berhasil
204 204 – Kecurigaan
205 205 – Nekat Pulang
206 206 – Emosi
207 207 – Kasus
208 208 – Saksi Korban
209 209 – Negosiasi
210 210 – Kejam
211 211 – Jumat Kliwon
212 212 – Terjaring Razia
213 213 – Menaklukkan si Embah
214 214 – Klarifikasi
215 215 – Kenapa
216 216 – Jangan Dia Lagi
217 217 – The Power of Love
218 218 – Hari Minggu
219 219 – Kabut Sesat
220 220 – Makanya
221 221 – Menangkap Kijang Emas
222 222 – Batara Karang
223 223 – Atasi Dia
224 224 – Urus Dia
225 225 – Sial
226 226 – Sidang
227 227 – Jangan Dipendam Sendiri
228 228 – Tanpa Dia
229 229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230 230 – Siksa Batin
231 231 – Senyum Itu
232 232 – For You Only
233 233 – Sifat Iblis Alif
234 234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235 235 – Masalah Manusia
236 236 – Tengil
237 237 – Serangan
238 238 – Pembunuhan
239 239 – Jejak Boca
240 240 – Jin Wanita
241 241 – Sepupu
242 242 – Ada Apa?
243 243 – Siapa Ali?
244 244 – Masa Lalu
245 245 – Posesif
246 246 – Dia Sudah Tiada
247 247 – Tidak Baik
248 248 – Penyergapan
249 249 – Penculikan
250 250 – Ada di mana?
251 251 – Kebodohan Zafira
252 252 – Tekad Zafira
253 253 – Villa
254 254 - Sakit
255 255 – Permintaan Bodoh
256 256 – Kesakitan
257 257 – Nenek
258 258 – Tembus
259 259 – Menentang
260 260 – Rusak Tubuh
261 261 – Ingin Pergi
262 262 – Dijemput
263 263 – Menemui Zafira
264 264 – Pembicaraan
265 265 – Kurang Ajar
266 266 – Awal Pertemuan
267 267 – Numpang
268 268 – Hampir Mimisan
269 269 – Kebersamaan
270 270 – Ngapain Sih?
271 271 – Kejar
Episodes

Updated 271 Episodes

1
1 - Selamat dan Sebab
2
2 - Tolong
3
3 - Terima Kasih yang Dongkol
4
4 - Maksa dan Pupil Hijau
5
5 - Mouse in Trap
6
6 - Bahagiakah?
7
7 - Abang Sayang
8
8 - Mall
9
9 - Dia Menemukanku
10
10 - Siapa Kamu Sebenarnya?
11
11 - Rumah Ayah Sofia
12
12 - Gunung Margodipuro
13
13 - Perjalanan Pulang
14
14 - Kenyataan
15
15 - Terpaksa Berjanji
16
16 - Rumah Itu
17
17 - Ratu Wulandari
18
18 - Apa Rasa itu Ada?
19
19 - Broto Segoro
20
20 - Intan Permata dan Batu Segoro Jiwo
21
21 - Jones dan Bekas Luka
22
22 - Deretan Buku Legenda
23
23 - Hari Pertama Kerja
24
24 - The Cloud Effect
25
25 - Pagi yang Berat
26
26 - Tantangan
27
27 - Tragedi Kolong Kasur
28
28 - Drama Sarapan dan Anting
29
29 - Belenggu
30
30 - Lampu Merah
31
31 - Jahat
32
32 - Kabur
33
33 - Pusaka
34
34 - Peringatan
35
35 - Daka dan Boca
36
36 - Saudara
37
37 - Ngilu
38
38 - Paket
39
39 - Bung Blo'on Beli Tart
40
40 - Pus Meong
41
41 - Sudah Terorganisir
42
42 - Suara Hati Sofia
43
43 - Boca Kembali
44
44 - Cemburu
45
45 - Tes Kejujuran
46
46 - Gelisah
47
47 - Coretan Kasih Sayang
48
48 - Disapa Ratu Merah
49
49 - Kebenaran Daka
50
Draft
51
Draft
52
52 - Dilarang Nempel-Nempel
53
53 - Jangan Sentuh Milikku
54
54 - Terima Abang Apa Adanya
55
55 - Diserang Boca
56
56 - Koma
57
57 - Karena Dia Butuh
58
58 - Kangen Dia
59
59 - Bahagianya
60
60 - Gelap Mata
61
61 - Ngenes
62
62 - Ditolak
63
63 - Brankas
64
64 - Mestika
65
65 - Gak Normal
66
66 - Istana Itu
67
67 - Ngunduh Mantu
68
68 - Ohh.... Cantika
69
69 - Cantika Putriku Sayang
70
70 - Pindah Hidup di Hutan
71
71 - Jangan Ganggu Hidupku
72
72 - Scarecrow
73
73 - Gelang Itu
74
74 - Neng Sri
75
75 - Micin
76
76 - Hadiah Pernikahan
77
77 - Rapat Keluarga
78
78 - Setan Merah
79
79 - Sukma
80
80 - Menginap di Mana?
81
81 - Pelet
82
82 - Ricky Berulah
83
83 - Kesatria Utama
84
84 - Nikah Lagi
85
85 - Akhirnya Pulang
86
86 - Eh Ternyata
87
87 - Intan Mengamuk
88
88 - Menjinakkan Anak Kunti
89
89 - Penjara
90
90 - Toxic Relationship
91
91 - Makin Parah
92
92 - Foto Prewedding
93
93 - Surat Nikah
94
94 - Salah Paham
95
95 – Give Me a Hug
96
96 – The Witch
97
97 – Cerita Mbak Kunti
98
98 – Frustrasi
99
99 – Puasa
100
100 - Hutan Hoia Baciu
101
101 - Pets
102
102 – Venus
103
103 – Tudung Merah Beracun
104
104 – Daerah Kekuasaan Vampir
105
105 – Triangle of Transylvania
106
106 – Bau Pesing
107
107 – Pandangan dan Penyakit Ain
108
108 – Merdeka atau Mati
109
109 – Sholat Jumat
110
110 – Penjara Bawah Tanah
111
111 – Makhluk-Makhluk Berbahaya
112
112 – Nekomata
113
113 – Hadiah Untuk Sofia
114
114 – Kekuatan Hipnotis Drakula
115
115 – Kelahiran
116
116 - Tugas yang Sebenarnya
117
117 – Hilang Akal
118
118 – Cara Sukma Makan
119
119 – Sapu Gerang
120
120 – Terapi
121
121 – Terbentuknya Bayi Bajang
122
122 – Menembus Pagar Ghaib
123
123 – Bintang Syi'raa
124
124 – Kematian
125
125 – Di Rumah
126
126 – Kemampuan Aneh
127
127 – Mungkin Karena
128
128 – Belati di Tangan Sofia
129
129 – Sirep
130
130 – Jangan Paksa
131
131 – Keusilan
132
132 – Keganjilan
133
133 – Serangan
134
134 – Pertarungan
135
135 – Rahasia Jin Langit
136
136 – Werehyena
137
137 – Sesal
138
138 – Jangan
139
139 – Hanya Karena
140
140 Nenek Kunti
141
141 – Perang Besar
142
142 – Ada-Ada Saja
143
143 – Sela
144
144 – Portal
145
145 – Keadaan di Dalam
146
146 – Ikhlaskanlah
147
147 – Berduka
148
148 – Mata
149
149 – Alif
150
150 – Dunia Apa?
151
151 – Iblis Apa?
152
152 – Penghuni
153
153 – Siapa yang Hamil?
154
154 – Isi
155
155 – Jangan Ikuti Anakku
156
156 – Yakin?
157
157 – Pecah
158
158 – Bertamu
159
159 – Garter Besar
160
160 – Merayu
161
161 – Tidak Terima
162
162 – Kedatangan Sebastian
163
163 – Ketemu
164
164 – Kecolongan
165
165 – Kembalikan Dia
166
166 – Keluar
167
167 – Walimatul Haml
168
168 – Kurang Tajam
169
169 – Jangan Pulang
170
170 – Menolak Sepi
171
171 – Lagi Sedih
172
172 – Resepsi
173
173 - Naga
174
174 – Diserang
175
175 – Penyihir Naga Hitam
176
176 – Orc
177
177 – Darah
178
178 – Putih
179
179 – Tunggu
180
180 – Belum Selesai
181
181 – Gelombang Suara
182
182 – Cepat
183
183 – Musik
184
184 – Percayalah
185
185 – Panti Asuhan
186
186 – Hancur
187
187 – Mengapa?
188
188 – Hilang
189
189 – Naga Berkepala Dua
190
190 – Belzebuth
191
191 – Bisa
192
192 – Omnivora
193
193 – Creatures
194
194 – Cinta Pada Pandangan Pertama
195
195 – Pengorbanan
196
196 – Ini Aku
197
197 – Bertindak yang Benar
198
198 – Mencari Solusi
199
199 – Berusaha
200
200 – Tidak Berhasil
201
201 – Medusa
202
202 – Di Sudutkan
203
203 – Berhasil
204
204 – Kecurigaan
205
205 – Nekat Pulang
206
206 – Emosi
207
207 – Kasus
208
208 – Saksi Korban
209
209 – Negosiasi
210
210 – Kejam
211
211 – Jumat Kliwon
212
212 – Terjaring Razia
213
213 – Menaklukkan si Embah
214
214 – Klarifikasi
215
215 – Kenapa
216
216 – Jangan Dia Lagi
217
217 – The Power of Love
218
218 – Hari Minggu
219
219 – Kabut Sesat
220
220 – Makanya
221
221 – Menangkap Kijang Emas
222
222 – Batara Karang
223
223 – Atasi Dia
224
224 – Urus Dia
225
225 – Sial
226
226 – Sidang
227
227 – Jangan Dipendam Sendiri
228
228 – Tanpa Dia
229
229 – Jangan Tinggalkan Aku Sendiri
230
230 – Siksa Batin
231
231 – Senyum Itu
232
232 – For You Only
233
233 – Sifat Iblis Alif
234
234 – Tutup Mata, Tutup Mulut, Tutup Telinga
235
235 – Masalah Manusia
236
236 – Tengil
237
237 – Serangan
238
238 – Pembunuhan
239
239 – Jejak Boca
240
240 – Jin Wanita
241
241 – Sepupu
242
242 – Ada Apa?
243
243 – Siapa Ali?
244
244 – Masa Lalu
245
245 – Posesif
246
246 – Dia Sudah Tiada
247
247 – Tidak Baik
248
248 – Penyergapan
249
249 – Penculikan
250
250 – Ada di mana?
251
251 – Kebodohan Zafira
252
252 – Tekad Zafira
253
253 – Villa
254
254 - Sakit
255
255 – Permintaan Bodoh
256
256 – Kesakitan
257
257 – Nenek
258
258 – Tembus
259
259 – Menentang
260
260 – Rusak Tubuh
261
261 – Ingin Pergi
262
262 – Dijemput
263
263 – Menemui Zafira
264
264 – Pembicaraan
265
265 – Kurang Ajar
266
266 – Awal Pertemuan
267
267 – Numpang
268
268 – Hampir Mimisan
269
269 – Kebersamaan
270
270 – Ngapain Sih?
271
271 – Kejar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!