Sebenarnya Broto Segoro juga tidak mau memiliki anak kuntilanak. Namun karena sudah tuntutan dari nenek moyangnya yang mengharuskan dia menikah dengan jin, terpaksa dia lakukan juga.
Padahal memiliki anak jin lebih merepotkan dari anak manusia. Mereka kerap berwatak setan yang keras, jahat dan licik.
Belum lagi jika ia meminta sesuatu, maka harus didapatkan apa pun yang terjadi. Intan Permata Segoro, putri dari Broto Segoro kerap kali meminta makan daging manusia.
Tak ayal ibunya pontang-panting mencarikannya. Namun Broto Segoro tidak mau membunuh hanya untuk di makan. Ia melarang istrinya membunuh sembarang. Ia hanya mengizinkan kuntilanak itu mengambil jasad bayi yang sudah digugurkan untuk menjadi santapan anak semata wayangnya.
Seorang anak yang lahir dari jin, tidaklah sesempurna anak manusia. Ia kerap kali sakit yang tidak bisa diobati oleh dokter.
Beberapa waktu yang lalu, Intan Permata Segoro sakit empedu. Bukan sakit empedu biasa, empedunya hampir hancur. Kedua orang tuanya kebingungan.
Di tengah kebingungan itu, Broto Segoro mendengar sayup-sayup suara seseorang sedang membaca Alquran di tengah malam buta.
Ia pun keluar untuk mencarinya. Karena ia bisa merasakan kalau suara itu bukan berasal dari manusia.
Bagaikan mendapat durian runtuh. Saat itu yang mengaji adalah Milarsih, seorang jin muslim yang sedang mengaji di mesjid perumahan dekat tempat tinggal Broto Segoro.
Karena kesaktiannya, dalam sekali tangkap. Dia berhasil membawa Milarsih ke rumahnya dalam keadaan tidak berdaya.
Broto Segoro membutuhkan empedu Milarsih untuk putrinya. Namun ia juga menginginkan hal lain. Ia berpikir bahwa seorang jin muslim pastilah ia adalah bawahan Ratu Wulandari.
Maka segala cara ia lakukan untuk menyiksa Milarsih, agar sang ratu turun tangan menyelamatkannya sendiri. Ia tahu bahwa hati Sang Ratu sangat lembut dan pengasih. Tidak mungkin ia membiarkan rakyatnya menderita. Teraniaya.
Broto Segoro mengincar batu mestika sang Ratu. Jika bisa memilikinya dan diberikan pada putrinya, maka putrinya itu akan terbebas dari segala bentuk penyakit selamanya. Batu mestika ratu akan menguatkan jiwa raga Intan Permata Segoro.
Saat itu, Intan Permata Segoro sedang sekarat di kamar ritual sembari memegang batu pusaka keluarga Segoro. Batu SEGORO JIWO. Sedangkan sang ibu menangis di sampingnya.
Sementara Milarsih menggelepar tak berdaya di bawah pengaruh ilmu hitam ayah Intan, Broto Segoro.
Segera, Broto Segoro menusuk dan menyayat perut Milarsih. Sembari mengucap mantra-mantra tiada henti. Gadis jelmaan ular itu menjerit kesakitan tiada terkira.
Broto Segoro merogoh perut Milarsih dan mengambil empedunya. Segera di suruhnya sang putri kesayangan Intan Permata untuk menelan empedu Milarsih bulat-bulat.
Dengan bantuan kekuatan dari batu pusaka keluarganya itu. Empedu Milarsih berhasil menyatu dengan tubuh Intan, menggantikan empedunya yang hancur. Seketika Intan sehat, segar bugar.
Tiba-tiba Ratu Wulandari datang dengan beberapa pasukannya. Mereka berhasil menghempas Broto Segoro dan Sri Kantil. Para pengawal dapat membawa Milarsih pulang ke kerajaan gaib di gunung Margodipuro.
Namun naas bagi ibu Ratu Wulandari.
Broto Segoro sudah menyiapkan jebakan untuknya. Kesempatan emas berhadapan dengan Ratu Wulandari secara langsung tidak Broto Segoro sia-siakan.
Ia meminta anaknya, Intan, untuk menyerang sang Ratu dengan batu pusaka keluarganya.
Kekuatan batu itu begitu besar, sehingga Ratu Wulandari kalah telak dan terluka, bahkan kehilangan penglihatan. Dengan bantuan beberapa prajurit yang menghalau Intan, ibu Ratu berhasil melewati portal pelarian.
Niat hati ingin meminta bantuan putranya, Rajendra. Berakhir dengan tertabrak mobil dan menyebabkan kecelakaan beruntun. Hingga batu cincinnya terlepas dan masuk ke dalam mata Cantika.
Cerita ini ada di Bab 14
Untungnya, sang suami berhasil menyusul dan membawanya pulang ke kerajaan gaib mereka.
Sesampai di kerajaan, meski terluka dan buta. Ratu Wulandari yang pengasih, tetap mendahulukan untuk menolong Milarsih.
Dibantu suaminya, segera ia pergi ke ruang penyimpanan pusaka dan memilih satu batu mestika ular yang sekiranya cocok dengan tubuh Milarsih, yang merupakan seekor ular weling.
Segera ia memasukkan mestika ular itu ke dalam tubuh Milarsih untuk menggantikan batu empedunya.
Suami Sang Ratu menyalurkan tenaga dalam untuk membantu mestika itu menyatu dengan tubuh Milarsih.
Dan syukurlah Milarsih dapat selamat. Seluruh keluarga Milarsih berkumpul untuk berterima kasih kepada Ratu Wulandari.
Keluarga Milarsih merutuki kebodohan gadis itu yang mengaji di dunia manusia, sehingga mengundang bahaya.
Bagaimana pun, orang-orang dengan Indra keenam akan mengenalinya sebagai jin, bukan manusia.
Batu Segoro Jiwo adalah batu pusaka keluarga Segoro. Batu itu dimiliki secara turun-temurun. Disebut SEGORO JIWO karena menyimpan dan menyerap jiwa-jiwa yang dipersembahkan kepadanya.
Di dalam batu itu tersimpan banyak jiwa manusia maupun jin. Karenanya batu yang berusia ratusan ribu tahun itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. Bahkan jin dan manusia tidak dapat melihat atau pun menyentuh batu tersebut.
Kecuali jin dengan kekuatan Maha dahsyat sekelas ibu Ratu Wulandari. Itu pun hanya dapat melihatnya saja, sama sekali tidak dapat menyentuhnya.
Yang dapat melihat dan menyentuh batu tersebut hanya makhluk perpaduan antara manusia dan jin seperti Intan Permata Segoro, yang merupakan buah cinta seorang dukun Broto Segoro dan Sri Kantil yang merupakan seorang Ratu kuntilanak.
Karenanya, Broto Segoro sangat memerlukan bantuan putrinya untuk dapat tetap memuja batu pusaka keluarganya itu.
Tidak seperti ayah, paman, serta kakeknya yang dapat menikahi lebih dari satu jin serta manusia. Broto Segoro hanya dapat menikahi Sri Kantil saja.
Karena Sri Kantil sangat posesif dan pencemburu. Begitu ada wanita yang ingin mendekati atau didekati oleh suaminya, maka ia akan langsung mendatangi wanita itu untuk membunuhnya.
Begitu juga jika ada jin wanita yang mendekat. Akan langsung dia libas juga. Hal itu membuat Broto Segoro tidak dapat berpoligami. Sebenarnya tidak masalah baginya. Namun....
Setelah kelahiran Intan Permata Segoro, sang istri, Sri Kantil tidak hamil lagi hingga Intan SMA sekarang ini.
Membuat Broto Segoro sangat tergantung pada putrinya. Dia juga takut keturunannya akan habis.
Karena seluruh keluarga besarnya sudah meninggal. Ayah, ibu, Kakek, nenek, buyut dan orang tua yang lain mati karena tua.
Sedangkan sepupu, dan saudaranya yang lain banyak yang mati karena menikah dengan jin, yang pada akhirnya dimangsa oleh jin pasangan mereka sendiri.
Sementara sebagian saudaranya yang lain mati karena ulah mereka sendiri. Pesugihan yang gagal memberikan tumbal, akhirnya mereka sendiri yang jadi tumbal.
Menyantet orang tapi gagal akhirnya santet kembali kepada pengirimnya, terluka dan mati.
Serta banyak lagi praktik ilmu hitam yang gagal dan menyebabkan kematian pada saudara-saudaranya.
Hal itu membuat Broto Segoro menjadi satu-satunya pewaris batu Segoro Jiwo yang masih hidup. Dan putrinyalah satu-satunya harapan tempat dia bergantung.
Sehingga dengan upaya apa pun sang ayah akan lakukan untuk putrinya itu.
Sebenarnya sejak ratusan ribu tahun yang lalu, leluhur Ratu Wulandari sudah berusaha untuk menghancurkan batu SEGORO JIWO. Namun usaha mereka sia-sia dikarenakan tidak dapat menyentuh batu tersebut.
Dalam Islam, diharamkan untuk menikah dengan makhluk berlainan alam. Karenanya dikubu leluhur sang Ratu, tidak terdapat satu pun orang atau jin yang mampu menyentuh batu tersebut.
Lalu apakah hubungan antara batu keramat itu dengan Cantika dan Rajendra????
Mari kita ikuti ceritanya......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments